Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 14, No.

1, Mei 2021, 37-44 37

Jurnal Politeknik Caltex Riau


https://jurnal.pcr.ac.id/index.php/jakb/
| e- ISSN : 2476-9460 (Online) | p- ISSN : 2085-0751 (Print)

Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Akuntabilitas Publik


Terhadap Kinerja Manajerial Dimoderasi Pengawasan
Internal
Aurora Febria1, Taufeni Taufik2 dan Devi Safitri3
1Universitas Riau, Program Studi Akuntansi, email: aurorafebria@gmail.com
2 Universitas Riau, Program Studi Akuntansi, email: taufentaufik94962@gmail.com
3 Universitas Riau, Program Studi Akuntansi, email: devisafitri@lecturer.unri.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi annggran dan akuntabilitas publik
terhadap kinerja manajerial dengan pengawasan internal sebagai pemoderasi pada Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Kota Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh OPD
di Kota Pekanbaru. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada 99 responden, dan hanya 93
kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan
adalah Regresi Linear Berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan
menggunakan SPSS versi 17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikan (0,027) < (0,05) dan t hitung
(2.245) > ttabel (1,987). Akuntabilitas publik berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan
nilai signifikan (0,019) < (0,05) dan thitung (2.382) > ttabel (1,987). Pengawasan internal dapat
memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan nilai
signifikan (0,04) < (0,05) dan thitung (2,054) > ttabel (1,987). Pengawasan internal dapat
memoderasi hubungan antara akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial dengan nilai
signifikan (0,007) < (0,05) dan thitung (2,783) > ttabel (1,987).

Kata Kunci: Kinerja Manajerial, Partisipasi Anggaran, Akuntabilitas Publik, Pengawsan


Internal

Abstract

The research is conducted to examine the effect of budgeting participation and public
accountability on managerial performance with internal monitoring as moderating in Pekanbaru
City Organization. The population in this research were all OPD in Pekanbaru City. Samples
was determined by using purposive sampling method. Data collection was carried out by
distributing questionnaires to 99 respondents, and only 93 questionnaires can be used in this
study. Data analysis methods used are Multiple Linear Regression and Moderated Regression
Analysis (MRA) using SPSS version 17.0. The results showed that budgetary participation
affected managerial performance with significant values (0.027) < (0.05) and tcount (2.245) > ttable
(1.987). Public accountability affected managerial performance with significant values (0.019)
<(0.05) and tcount (2.382)> ttable (1.987). Internal monitoring can moderate the relationship
between budgetary participation on managerial performance with a significant value of (0,04) <
(0,05) and tcount (2,054) > ttabel (1,987). Internal monitoring can moderate the relationship between

Dokumen diterima pada Rabu, 8 Juli 2020


Dipublikasikan pada Senin, 31 Mei 2021
38 Aurora Febria, Taufeni Taufik, dan Devi Safitri

public accountability on managerial performance with a significant value of (0.007) < (0.05) and
tcount (2,783)> ttable (1.987).

Keywords: Managerial Performance, Budgeting Participation, Public Accountability, Internal


Monitoring.

1. Pendahuluan
Ada beberapa faktor yang diduga penyebab kinerja pemerintah daerah rendah diantaranya
yaitu sistem pengelolaan keuangan daerah yang masih lemah dimulai dalam proses perencanaan
dan penganggaran APBD, pelaksanaan/penatausahaan APBD, pertanggungjawaban yang berupa
pelaporan hasil pelaksaaan APBD dan pengawasan [1].
Pada Laporan Hasil Pemerikasaan atas Laporan Keuangan Kota Pekanbaru 2018
No.23.A/LHP/XVIII.PEK/05/2019 [2] terdapat temuan, yaitu pada perencanaan terdapat adanya
kesalahan penganggaran belanja modal pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
sebesar Rp3.700.959.604,00. Kondisi tersebut disebabkan oleh:
a. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman tidak optimal dalam
mengusulkan RKA untuk pembahasan APBD TA 2018; dan
b. TAPD kurang optimal dalam mengevaluasi usulan RKA Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman.
Keuangan daerah harus dikelola dengan baik agar semua hak dan kewajiban daerah yang
dapat dinilai dengan uang dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan daerah. Tetapi
realitanya, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pekanbaru tidak mencapai target pada
tahun 2018 dimana hanya dapat merealisasikan PAD dengan persentase 54,60% dengan anggaran
sebesar Rp1.085.555.818.588,00 dan realisasi sebesar Rp592.707.161.811,78 [2].
Selain itu, terdapat juga permasalahan dalam hal pertanggungjawaban dimana nilai
SAKIP Kota Pekanbaru pada tahun 2017 lalu, hanya ada peningkatan sebesar 1,18 persen. Pada
tahun 2017, Kota Pekanbaru hanya mampu meraih prediket C dengan nilai SAKIP 53,50.
Sedangkan pada tahun 2018 ini, Pekanbaru hanya mampu meraih prediket CC dengan nilai 54,68
saja. Nilai dari Kota Pekanbaru ini tidak mencerminkan nilai sebagai ibukota dari Provinsi Riau.
Walikota Pekanbaru, Firdaus MT menyebutkan prediket CC cerminan ketidakdisiplinan para
kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Pekanbaru dan Walikota telah
memberi peringatan kepada seluruh OPD untuk meningkatkan kinerjanya. Mereka harus dapat
menggenjot penilaian SAKIP menjadi predikat BB [3].
Dalam kinerja manajerial, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat tinggi
rendahnya suatu kinerja. Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi anggaran dan akuntabilitas
publik.Tidak konsistennya peneliti-peneliti terdahulu menarik peneliti untuk meneliti lebih lanjut
dengan menambahkan variabel moderasi pengawasan internal.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Kanji [4] yang melakukan
penelitian tentang Pengaruh Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial SKPD di Kota Makassar. Dari pengungkapan alasan-alasan diatas, peneliti
tertarik untuk meneliti kembali dengan menggunakan variabel independen Akuntabilitas Publik
dan Partisipasi Anggaran dari Jannah [5] serta variabel moderasi Pengawasan Internal dari
Ernawilis [6].

2. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis


2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) dikembangkan di tahun 1970-an terutama pada tulisan
Jensen dan Meckling [7] pada tulisan yang berjudul “Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs, and ownership structure”. Teori agensi mengungkapkan adanya hubungan
kepentingan antara principal dengan agent. Teori agensi (Agency Theory) menjelaskan suatu
Pengaruh Partisipasi Anggran dan Akuntabilitas. .. 39

fenomena yang terjadi apabila atasan mendelegasikan wewenangnya kepada bawahannya untuk
melakukan suatu tugas atau otoritas untuk membuat keputusan [8].
2.1.2 Kinerja Manajerial
Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang telah atau hendak dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur [9]. Menurut
Mahoney et. al [10] kinerja manajerial merupakan kinerja individu anggota organisasi dalam
kegiatan-kegiatan manajerial seperti dari proses perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,
supervisi, pengaturan staf (staffing), negosiasi dan representasi.
2.1.3 Partisipasi Anggaran
Menurut Hansen dan Mowen [11], partisipasi anggaran (budgeting participation) adalah
pendekatan penganggaran yang memungkinkan para manajer yang akan bertanggungjawab atas
kinerja anggaran, untuk berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, partisipasi anggaran
mengkomunikasikan rasa tanggung jawab pada para manajer tingkat bawah dan mendorong
kreatifitas.
2.1.4 Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan
pertanggung-jawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapan segala aktivitas dan kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut [12].
2.1.5 Pengawasan Internal
Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam
rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik [13].

2.2 Pengembangan Hipotesis


2.2.1 Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Organisasi
Perangkat Daerah
Anthony dan Govindarajan [8] menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan
anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai mempunyai pengaruh positif
terhadap perilaku dan kinerja manajerial. Terciptanya kinerja yang baik dapat terwujud jika
manajer dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu alat atasan untuk menilai kinerja
adalah tingkat keaktifan partisipasi anggaran dari manajer atau karyawan [14].
Penelitian oleh Heskil [15], Sari [16] dan Kamilah [17] menyatakan bahwa partisipasi
anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
𝐻1 : Pasrtisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial OPD Kota Pekanbaru
2.2.2 Pengaruh Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Organisasi
Perangkat Daerah
Mardiasmo [12] mengatakan pentingnya akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja
manajerial, karena dengan adanya akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat tidak hanya
untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan sehingga pemerintah daerah berusaha
dengan baik dalam melaksanakan seluruh perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi
oleh masyarakat.
Penelitian oleh Setiyawan [18] dan Sari [16] menyatakan bahwa akuntabilitas publik
berpengaruh terhadap kinerja manajerial OPD. Hasil penelitian Agustiningsih [19] menyatakan
bahwa dengan penerapan good governance daerah yang baik maka pemerintah daerah akan dapat
mengelola kinerjanya dengan lebih baik terutama dibidang pengelolaan keuangan daerah. Selain
itu, penelitian Taufik [20] menyimpulkan bahwa ada pengaruh good governance terhadap
pencegahan penipuan, dimana pencegahan penipuan itu merupakan tujuan dari salah satu
indikator dalam kinerja manajerial yaitu pengawasan.
𝐻2 : Akuntabilitas publik berpengaruh terhadap kinerja manajerial OPD Kota Pekanbaru
40 Aurora Febria, Taufeni Taufik, dan Devi Safitri

2.2.3 Pengaruh Pengawasan Internal Memoderasi Hubungan Antara Partisipasi


Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Organisasi Perangkat Daerah
Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada penyusunan dan
pelaporan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), pengawasan diperlukan pada setiap
tahapan bukan hanya pada tahap evaluasi saja [12]. Dengan adanya pengawasan, maka
diharapkan proses pengelolaan keuangan daerah terutama dalam proses penyusunan anggaran dan
adanya partisipasi semua pihak dalam penyusunan anggaran akan memperbesar pengaruhnya
terhadap kinerja manajerial OPD [21].
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ernawilis [6] dan Mukaromah [21]
menyatakan bahwa pengawasan internal dapat memoderasi partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial OPD.
𝐻3 : Pengawasan internal memoderasi hubungan antara pasrtisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial OPD Kota Pekanbaru
2.2.4 Pengaruh Pengawasan Internal Memoderasi Hubungan Antara Akuntabilitas
Publik Terhadap Kinerja Manajerial Organisasi Perangkat Daerah
Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih
menekankan pertanggungjawaban pada pertanggungjawaban horizontal, bukan hanya
pertanggungjawaban vertikal. Sehingga perlu dibuat laporan keuangan eksternal yang dapat
menggambarkan kinerja lembaga sektor publik [22]. Jika kurangnya pengawasan maka
pelaksanaan APBD tidak terealisasi dengan benar dan pertanggungjawaban bisa dituntut oleh
masyarakat. Masyarakat dapat berperan dalam pengawasan atas kinerja pemerintah daerah,
sehingga jalannya pemerintah dapat berlangsung dengan baik.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ernawilis [6] dan Mukaromah [21]
menyatakan bahwa pengawasan internal dapat memoderasi akuntabilitas publik terhadap kinerja
manajerial OPD. Hasil penelitian Taufik [23] menyatakan pengawasan internal memiliki
pengaruh signifikan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dimana pemerintahan yang baik
itu merupakan perwujudan dari kinerja manajerial di daerah tersebut dan menurut penelitian
Yulisa [24] bahwa pengawasan internal pemerintah dapat mempengaruhi akuntabilitas daerah.
Akuntabilitas merupakan tujuan dari salah satu indikator dalam kinerja manajerial yaitu evaluasi,
dimana jika akuntabilitas di daerah tersebut baik, maka hal itu akan meningkatkan kinerja
pemerintah daerah tersebut.
𝐻4 : Pengawasan internal memoderasi hubungan antara akuntabilitas publik terhadap kinerja
manajerial OPD Kota Pekanbaru

3. Metode Penelitian
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah 33 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota
Pekanbaru. Sampel pada penelitian ini adalah pejabat pada dinas pemerintah daerah setingkat
Kepala, Kepala Bidang/Bagian dan Kepala Sub Bagian/Sub Bidang/Seksi yang menjalankan
fungsi-fungsi manajemen sebanyak 3 orang pada masing-masing kantor dinas di Kota Pekanbaru.
Teknik pengumpulan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada masing-masing OPD.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Partisipasi Anggaran 93 11 20 15.29 2.062
Akuntabilitas Publik 93 35 55 45.34 3.804
Kinerja Manajerial 93 39 65 49.71 6.967
Pengawasan Internal 93 11 20 15.25 1.516
Valid N (listwise) 93

Sumber: Data Olahan 2020


4.2 Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Pengaruh Partisipasi Anggran dan Akuntabilitas. .. 41

Koefisien determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang menunjukkan persentase


pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen [25]. Berdasarkan proses
pengolahan data yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2.
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .384a .148 .129 6.503
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas Publik, Partisipasi Anggaran
b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Sumber: Data Olahan (2020)
Dari tabel di atas diperoleh nilai R Square sebesar 0,148. Artinya bahwa sumbangan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 14,8%, sedangkan
sisanya 85,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini.

4.3 Hasil Uji Hipotesis


Berikut ini dapat diuraikan mengenai hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat dalam penelitian ini:
4.3.1 Partisipasi Anggaran (X1)
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Pertama
Variabel Independen t Hitung t Tabel Sig. Keterangan
Partisipasi Anggaran (X1) 2.245 1,987 0,027 Berpengaruh
Sumber: Data Olahan (2020)
Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel yaitu 2,245 > 1,987
dan signifikansi 0,027 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Partisipasi Anggaran
berpengaruh dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru.
4.3.2 Akuntabilitas Publik (X2)
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Kedua
Variabel Independen t Hitung t Tabel Sig. Keterangan
Akuntabilitas Publik (X2) 2.382 1,987 0,019 Berpengaruh
Sumber: Data Olahan (2020)
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel yaitu 2.382 > 1,987 dan
signifikansi 0,019 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas Publik
berpengaruh dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru.

4.4 Hasil Moderated Regression Analysis (MRA)


4.4.1 Hasil Moderated Regression Analysis (MRA) Hipotesis Ketiga
Tabel 5. Hasil Moderated Regression Analysis Hipotesis Ketiga
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 129.596 51.111 2.536 .013
Partisipasi Anggaran -6.075 3.367 -1.798 -1.804 .075
Pengawasan Internal -6.056 3.362 -1.318 -1.802 .075
Partisipasi .449 .219 2.983 2.054 .043
Anggaran*Pengawasan
Internal
a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
42 Aurora Febria, Taufeni Taufik, dan Devi Safitri

Sumber: Data Olahan (2020)


Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel yaitu 2,054 > 1,987 dan
signifikansi 0,043 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pengawasan Internal dapat
memoderasi Partisipasi Anggaran terahadap Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah Kota
Pekanbaru.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mardiasmo [12] dengan adanya pengawasan
yang dilakukan oleh pelaksanaan APBD dan Pertanggung jawaban APBD yang meliputi setiap
tahapan pengelolaan keuangan daerah, maka diharapkan proses pengelolaan keuangan daerah
terutama dalam proses penyusunan anggaran akan memperbesar pengaruhnya terhadap kinerja
manajerial OPD.

4.4.2 Hasil Moderated Regression Analysis (MRA) Hipotesis Keempat


Tabel 6. Hasil Moderated Regression Analysis Hipotesis Keempat
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 198.156 66.728 2.970 .004
Akuntabilitas Publik -3.511 1.446 -1.917 -2.428 .017
Pengawasan Internal -11.460 4.463 -2.493 -2.568 .012
Akuntabilitas .268 .096 3.903 2.783 .007
Publik*Pengawasan
Internal
a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Sumber: Data Olahan (2020)
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel yaitu 2,783 > 1,987 dan
signifikansi 0,07 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pengawasan Internal dapat
memoderasi Akuntabilitas Publik terahadap Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah Kota
Pekanbaru.
Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih
menekankan pertanggungjawaban pada pertanggungjawaban horizontal, bukan hanya
pertanggungjawaban vertikal. Sehingga perlu dibuat laporan keuangan eksternal yang dapat
menggambarkan kinerja lembaga sektor publik [22]. Jika kurangnya pengawasan maka
pelaksanaan APBD tidak terealisasi dengan benar dan pertanggungjawaban bisa dituntut oleh
masyarakat. Masyarakat dapat berperan dalam pengawasan atas kinerja.
Adanya pengawasan internal, kinerja aparatur pemerintah daerah akan lebih disiplin dan
pencapaian target akan tercapai, karena aparatur selalu di monitoring. Sehingga laporan
akuntabilitas publik akan lebih terpenuhinya prinsip pertanggungjawaban dan dapat
menimbulkan implikasi yang luas bagi masyarakat, serta pemerintah daerah yang accountable.
Dengan pengawasan internal, maka pelaksanaan APBD dapat terealisasi dengan benar dan
pertanggungjawaban bisa dituntut oleh masyarakat.

5. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, akuntabilitas
publik berpengaruh terhadap kinerja manajerial, pengawasan internal dapat memoderasi
Pengaruh Partisipasi Anggran dan Akuntabilitas. .. 43

hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, dan pengawasan internal dapat
memoderasi hubungan antara akuntabilitas publik dengan kinerja manajerial

Daftar Pustaka
[1] Primadana, G. H. M, Gede A. Y, I Made P. A. 2014. Pengaruh Partisipasi Dalam
Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Struktur Desentralisasi Terhadap
Kinerja Manajerial SKPD Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi
(Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Badung). e-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ghanesha Jurusan Akuntansi Program S1, Vol. 2 No. 1. 1-11.

[2] BPK Perwakilan Provinsi Riau. 2019. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan
Keuangan Kota Pekanbaru Tahun 2018.

[3] Wibowo, Guruh Budi. 2019. Wako Kesal Nilai SAKIP Kota Pekanbaru Hanya Naik 1,18
Persen. https://pekanbaru.tribunnews.com/2019/02/04/wako-kesal-nilai-sakip-kota-
pekanbaru-hanya-naik-118-persen.

[4] Kanji, Lusiana. 2018. Pengaruh Akuntabilitas Publik Dan Kejelasan Sasaran Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Di Kota Makassar. Bongaya Journal For Research in
Accounting, Vol. 1 No. 1.

[5] Jannah, Miftahul dan Sri Rahayu. 2015. Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap
Kinerja Manajerial SKPD dengan Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Tujuan
Anggaran, Keadilan Distributif dan Pengawasan Internal sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, Vol. 3 No. 2.

[6] Ernawilis. 2015. Pengaruh akuntabilitas publik, partisiasi penyusunan anggaran, kejelasan
sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
SKPD dengan pengawasan internal sebagai variabel pemoderasi Kabupaten Kuantang
Singing. JOM fekon, Vol. 2 No. 2. 1-14.

[7] Jensen, M., C., dan W. Meckling, 1976. “Theory of the firm: Managerial behavior, agency
cost and ownership structure”. Journal of Finance Economic.

[8] Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.
Salemba Empat. Jakarta.

[9] Republik Indonesia, Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.

[10] Mahoney, T. A, Jerdee and S.J Carroll. 1963. Development of Managerial Performance. A
research Approach. Cincinnati. Ohio: South Western Publising. Co

[11] Hansen dan Mowen. 2013. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta

[12] Mardiasmo. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.

[13] Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah

[14] Medhayanti Putu Ni dan Suardana. 2015. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial Dengan Self Efficacy, Desentralisasi, Dan Budaya Organisasi sebagi Variabel
Pemoderasi. Jurnal Akuntansi. Bali: Universitas Udayana.
44 Aurora Febria, Taufeni Taufik, dan Devi Safitri

[15] Heskil, Petriana., Danik Tri Purwanti, dan Anni Fidayati. 2017. Partisipasi Penyusunan
Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik Dan Struktur Desentralisasi
Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Magelang). Jurnal
Analisis Bisnis Ekonomi, Vol. 15 No. 2.

[16] Sari, Desak Putu Intan Permata., Ni Kadek Sinarwati, dan Edy Sujana. 2014. Pengaruh
Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial SKPD (studi empiris SKPD Kabupaten Buleleng). E-journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha, Vol. 2 No 1.

[17] Kamilah, Faizah, Taufeni Taufik, dan Edfan Darlis. 2017. Pengaruh Partisipasi Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Rumah Sakit di Pekanbaru). Jurnal
SOROT, Vol. 8 No. 2. 1-190.

[18] Setiyawan, Hari Eka dan Muhammad Safri. 2016. Analisis Pengaruh Akuntabilitas Publik,
Transparansi Publik dan Pengawasan Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Kabupaten Bungo. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 1.

[19] Agustiningsih, Maulina, Taufeni Taufik, dan Novita Indrawati. 2020. Pengaruh Good
Governance Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Pengelolaan Dana Desa
(Studi Empiris Pada Desa di Kecamatan Tambang, Kecamatan Kampar, dan Kecamatan
Bangkinang Kota). Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 4 No. 1.

[20] Taufik, Taufeni. 2019. The Effect of Internal Control System Implementation in Realizing
Good Governance and Its Impact on Fraud Prevention. International Journal of Scientific
& Technology Research. Vol. 8 Issue 09.

[21] Mukaromah, U., & Wahyu, P. 2018. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Desentralisasi,
Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal
Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Karanganyar).
Doctoral Dissertation, Iain Surakarta.

[22] Mahsun, M., Sulistiyowati, F., & Purwanugraha, H. A. 2015. Akuntansi Sektor Publik.
Edisi KetigaCetakan Kelima. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

[23] Taufik, Taufeni, Yusralaini, dan Y. Anisma. 2017. Analysis of factors influence in
realization of good governance (Study on SKP (Tax Assessments) Pekanbaru City).
International Journal of Applied Business and Economic Research. Vol. 15 No. 15. 279-
290

[24] Yulisa, Febri, Vince Ratnawati, dan Taufeni Taufik. 2020. The Factors Affecting Regional
Financial Accountability: Organizational Commitment as Moderating Variables (Study on
Rokan Hilir District Government OPD). International Journal of Economics, Business, and
Applications. Vol. 4 No. 2. 61-73.

[25] Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi
8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai