3648-Article Text-11099-2-10-20210827
3648-Article Text-11099-2-10-20210827
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi annggran dan akuntabilitas publik
terhadap kinerja manajerial dengan pengawasan internal sebagai pemoderasi pada Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Kota Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh OPD
di Kota Pekanbaru. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada 99 responden, dan hanya 93
kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan
adalah Regresi Linear Berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan
menggunakan SPSS versi 17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikan (0,027) < (0,05) dan t hitung
(2.245) > ttabel (1,987). Akuntabilitas publik berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan
nilai signifikan (0,019) < (0,05) dan thitung (2.382) > ttabel (1,987). Pengawasan internal dapat
memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan nilai
signifikan (0,04) < (0,05) dan thitung (2,054) > ttabel (1,987). Pengawasan internal dapat
memoderasi hubungan antara akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial dengan nilai
signifikan (0,007) < (0,05) dan thitung (2,783) > ttabel (1,987).
Abstract
The research is conducted to examine the effect of budgeting participation and public
accountability on managerial performance with internal monitoring as moderating in Pekanbaru
City Organization. The population in this research were all OPD in Pekanbaru City. Samples
was determined by using purposive sampling method. Data collection was carried out by
distributing questionnaires to 99 respondents, and only 93 questionnaires can be used in this
study. Data analysis methods used are Multiple Linear Regression and Moderated Regression
Analysis (MRA) using SPSS version 17.0. The results showed that budgetary participation
affected managerial performance with significant values (0.027) < (0.05) and tcount (2.245) > ttable
(1.987). Public accountability affected managerial performance with significant values (0.019)
<(0.05) and tcount (2.382)> ttable (1.987). Internal monitoring can moderate the relationship
between budgetary participation on managerial performance with a significant value of (0,04) <
(0,05) and tcount (2,054) > ttabel (1,987). Internal monitoring can moderate the relationship between
public accountability on managerial performance with a significant value of (0.007) < (0.05) and
tcount (2,783)> ttable (1.987).
1. Pendahuluan
Ada beberapa faktor yang diduga penyebab kinerja pemerintah daerah rendah diantaranya
yaitu sistem pengelolaan keuangan daerah yang masih lemah dimulai dalam proses perencanaan
dan penganggaran APBD, pelaksanaan/penatausahaan APBD, pertanggungjawaban yang berupa
pelaporan hasil pelaksaaan APBD dan pengawasan [1].
Pada Laporan Hasil Pemerikasaan atas Laporan Keuangan Kota Pekanbaru 2018
No.23.A/LHP/XVIII.PEK/05/2019 [2] terdapat temuan, yaitu pada perencanaan terdapat adanya
kesalahan penganggaran belanja modal pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
sebesar Rp3.700.959.604,00. Kondisi tersebut disebabkan oleh:
a. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman tidak optimal dalam
mengusulkan RKA untuk pembahasan APBD TA 2018; dan
b. TAPD kurang optimal dalam mengevaluasi usulan RKA Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman.
Keuangan daerah harus dikelola dengan baik agar semua hak dan kewajiban daerah yang
dapat dinilai dengan uang dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan daerah. Tetapi
realitanya, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pekanbaru tidak mencapai target pada
tahun 2018 dimana hanya dapat merealisasikan PAD dengan persentase 54,60% dengan anggaran
sebesar Rp1.085.555.818.588,00 dan realisasi sebesar Rp592.707.161.811,78 [2].
Selain itu, terdapat juga permasalahan dalam hal pertanggungjawaban dimana nilai
SAKIP Kota Pekanbaru pada tahun 2017 lalu, hanya ada peningkatan sebesar 1,18 persen. Pada
tahun 2017, Kota Pekanbaru hanya mampu meraih prediket C dengan nilai SAKIP 53,50.
Sedangkan pada tahun 2018 ini, Pekanbaru hanya mampu meraih prediket CC dengan nilai 54,68
saja. Nilai dari Kota Pekanbaru ini tidak mencerminkan nilai sebagai ibukota dari Provinsi Riau.
Walikota Pekanbaru, Firdaus MT menyebutkan prediket CC cerminan ketidakdisiplinan para
kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Pekanbaru dan Walikota telah
memberi peringatan kepada seluruh OPD untuk meningkatkan kinerjanya. Mereka harus dapat
menggenjot penilaian SAKIP menjadi predikat BB [3].
Dalam kinerja manajerial, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat tinggi
rendahnya suatu kinerja. Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi anggaran dan akuntabilitas
publik.Tidak konsistennya peneliti-peneliti terdahulu menarik peneliti untuk meneliti lebih lanjut
dengan menambahkan variabel moderasi pengawasan internal.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Kanji [4] yang melakukan
penelitian tentang Pengaruh Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial SKPD di Kota Makassar. Dari pengungkapan alasan-alasan diatas, peneliti
tertarik untuk meneliti kembali dengan menggunakan variabel independen Akuntabilitas Publik
dan Partisipasi Anggaran dari Jannah [5] serta variabel moderasi Pengawasan Internal dari
Ernawilis [6].
fenomena yang terjadi apabila atasan mendelegasikan wewenangnya kepada bawahannya untuk
melakukan suatu tugas atau otoritas untuk membuat keputusan [8].
2.1.2 Kinerja Manajerial
Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang telah atau hendak dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur [9]. Menurut
Mahoney et. al [10] kinerja manajerial merupakan kinerja individu anggota organisasi dalam
kegiatan-kegiatan manajerial seperti dari proses perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,
supervisi, pengaturan staf (staffing), negosiasi dan representasi.
2.1.3 Partisipasi Anggaran
Menurut Hansen dan Mowen [11], partisipasi anggaran (budgeting participation) adalah
pendekatan penganggaran yang memungkinkan para manajer yang akan bertanggungjawab atas
kinerja anggaran, untuk berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, partisipasi anggaran
mengkomunikasikan rasa tanggung jawab pada para manajer tingkat bawah dan mendorong
kreatifitas.
2.1.4 Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan
pertanggung-jawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapan segala aktivitas dan kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut [12].
2.1.5 Pengawasan Internal
Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam
rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik [13].
3. Metode Penelitian
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah 33 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota
Pekanbaru. Sampel pada penelitian ini adalah pejabat pada dinas pemerintah daerah setingkat
Kepala, Kepala Bidang/Bagian dan Kepala Sub Bagian/Sub Bidang/Seksi yang menjalankan
fungsi-fungsi manajemen sebanyak 3 orang pada masing-masing kantor dinas di Kota Pekanbaru.
Teknik pengumpulan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada masing-masing OPD.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Descriptive Statistics
5. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, akuntabilitas
publik berpengaruh terhadap kinerja manajerial, pengawasan internal dapat memoderasi
Pengaruh Partisipasi Anggran dan Akuntabilitas. .. 43
hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, dan pengawasan internal dapat
memoderasi hubungan antara akuntabilitas publik dengan kinerja manajerial
Daftar Pustaka
[1] Primadana, G. H. M, Gede A. Y, I Made P. A. 2014. Pengaruh Partisipasi Dalam
Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Struktur Desentralisasi Terhadap
Kinerja Manajerial SKPD Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi
(Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Badung). e-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ghanesha Jurusan Akuntansi Program S1, Vol. 2 No. 1. 1-11.
[2] BPK Perwakilan Provinsi Riau. 2019. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan
Keuangan Kota Pekanbaru Tahun 2018.
[3] Wibowo, Guruh Budi. 2019. Wako Kesal Nilai SAKIP Kota Pekanbaru Hanya Naik 1,18
Persen. https://pekanbaru.tribunnews.com/2019/02/04/wako-kesal-nilai-sakip-kota-
pekanbaru-hanya-naik-118-persen.
[4] Kanji, Lusiana. 2018. Pengaruh Akuntabilitas Publik Dan Kejelasan Sasaran Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Di Kota Makassar. Bongaya Journal For Research in
Accounting, Vol. 1 No. 1.
[5] Jannah, Miftahul dan Sri Rahayu. 2015. Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap
Kinerja Manajerial SKPD dengan Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Tujuan
Anggaran, Keadilan Distributif dan Pengawasan Internal sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, Vol. 3 No. 2.
[6] Ernawilis. 2015. Pengaruh akuntabilitas publik, partisiasi penyusunan anggaran, kejelasan
sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
SKPD dengan pengawasan internal sebagai variabel pemoderasi Kabupaten Kuantang
Singing. JOM fekon, Vol. 2 No. 2. 1-14.
[7] Jensen, M., C., dan W. Meckling, 1976. “Theory of the firm: Managerial behavior, agency
cost and ownership structure”. Journal of Finance Economic.
[8] Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.
Salemba Empat. Jakarta.
[9] Republik Indonesia, Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
[10] Mahoney, T. A, Jerdee and S.J Carroll. 1963. Development of Managerial Performance. A
research Approach. Cincinnati. Ohio: South Western Publising. Co
[11] Hansen dan Mowen. 2013. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta
[13] Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
[14] Medhayanti Putu Ni dan Suardana. 2015. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial Dengan Self Efficacy, Desentralisasi, Dan Budaya Organisasi sebagi Variabel
Pemoderasi. Jurnal Akuntansi. Bali: Universitas Udayana.
44 Aurora Febria, Taufeni Taufik, dan Devi Safitri
[15] Heskil, Petriana., Danik Tri Purwanti, dan Anni Fidayati. 2017. Partisipasi Penyusunan
Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik Dan Struktur Desentralisasi
Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Magelang). Jurnal
Analisis Bisnis Ekonomi, Vol. 15 No. 2.
[16] Sari, Desak Putu Intan Permata., Ni Kadek Sinarwati, dan Edy Sujana. 2014. Pengaruh
Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial SKPD (studi empiris SKPD Kabupaten Buleleng). E-journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha, Vol. 2 No 1.
[17] Kamilah, Faizah, Taufeni Taufik, dan Edfan Darlis. 2017. Pengaruh Partisipasi Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Rumah Sakit di Pekanbaru). Jurnal
SOROT, Vol. 8 No. 2. 1-190.
[18] Setiyawan, Hari Eka dan Muhammad Safri. 2016. Analisis Pengaruh Akuntabilitas Publik,
Transparansi Publik dan Pengawasan Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Kabupaten Bungo. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, Vol. 4 No. 1.
[19] Agustiningsih, Maulina, Taufeni Taufik, dan Novita Indrawati. 2020. Pengaruh Good
Governance Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Pengelolaan Dana Desa
(Studi Empiris Pada Desa di Kecamatan Tambang, Kecamatan Kampar, dan Kecamatan
Bangkinang Kota). Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 4 No. 1.
[20] Taufik, Taufeni. 2019. The Effect of Internal Control System Implementation in Realizing
Good Governance and Its Impact on Fraud Prevention. International Journal of Scientific
& Technology Research. Vol. 8 Issue 09.
[21] Mukaromah, U., & Wahyu, P. 2018. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Desentralisasi,
Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal
Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Karanganyar).
Doctoral Dissertation, Iain Surakarta.
[22] Mahsun, M., Sulistiyowati, F., & Purwanugraha, H. A. 2015. Akuntansi Sektor Publik.
Edisi KetigaCetakan Kelima. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
[23] Taufik, Taufeni, Yusralaini, dan Y. Anisma. 2017. Analysis of factors influence in
realization of good governance (Study on SKP (Tax Assessments) Pekanbaru City).
International Journal of Applied Business and Economic Research. Vol. 15 No. 15. 279-
290
[24] Yulisa, Febri, Vince Ratnawati, dan Taufeni Taufik. 2020. The Factors Affecting Regional
Financial Accountability: Organizational Commitment as Moderating Variables (Study on
Rokan Hilir District Government OPD). International Journal of Economics, Business, and
Applications. Vol. 4 No. 2. 61-73.
[25] Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi
8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.