Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteoartritis (OA) adalah penyakit kronis di mana sendi terasa nyeri

akibat inflamasi atau peradangan ringan yang timbul karena gesekan ujung-

ujung tulang penyusun sendi. Osteoartrirtis biasanya terjadi pada sendi  lutut,

paha dan tulang belakang karena merupakan sendi penyangga berat badan.

Penyakit ini paling umum terjadi dengan prevalensi terbanyak dan merupakan

sumber utama dari nyeri dan disabilitas di seluruh dunia (Wallace et al., 2017).

Pada tahun 2014, OA menduduki peringkat sebelas penyakit di dunia

yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menjadi masalah utama

dalam sistem kesehatan dunia. Dengan penuaan usia penduduk dan

meningkatnya kegemukan di seluruh dunia, menyebabkan resiko OA akan

meningkat dan menjadi masalah besar bagi sistem kesehatan global. 2

Prevalensi OA lutut secara global yang telah terkonfirmasi secara radiografi

menurut Kellgren-Lawrence grade 2–4 baru-baru ini diperkirakan 3,8% (wanita

4,8%; pria 2,8%).1,3 Osteoartritis genu prevalensinya cukup tinggi di Indonesia

yaitu 15,5% pada penduduk pria dan 12,7% pada penduduk wanita dengan

distribusi 5% pada usia < 40 tahun, 30% pada usia 40 – 60 tahun, dan 65%

pada usia > 61 tahun.4

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit yang kompleks dan multi-

faktorial yang melibatkan perubahan pada tulang subkondral artikular dan

struktur tulang rawan.5 Perubahan struktur tulang rawan pada OA, melingkupi

perubahan kondrosit serta perubahan ekstraseluler matriks. Kondrosit pada

1
jaringan tulang rawan pasien OA berubah menjadi hypertrophic-like kondrosit.

Hypertrophic-like kondrosit memiliki bentuk bulat dengan ukuran yang lebih

besar, mengekspresikan kolagen tipe-X dari gen COL10, memiliki penurunan

ekspresi kolagen tipe-II, serta mengekspresikan beberapa marker lain seperti

matriks metalloproteinase13 (MMP13), Runx2, dan osteocalsin. Berbeda

dengan kondrosit normal yang mengekspresikan kolagen tipe-II dari gen

COL2A1. Marker spesifik untuk hypertrophic-like kondrosit adalah kolagen

tipe-X, dimana substansi tersebut tidak diekstraksi oleh kondrosit normal di

tulang rawan artikuler. Hal penting lainnya adalah hypetrophic-like kondrosit

merangsang kerusakan pada sel-sel sekitarnya terutama pada kondisi

osteoarthritis (van der Kraan & van den Berg, 2012).

Tujuan penatalaksanaan osteoarthritis adalah untuk mengendalikan nyeri,

optimalisasi fungsi sendi, mengurangi keterbatasan fisik, meningkatkan

kualitas hidup, menghambat terjadinya komplikasi dan progresifitas penyakit.

Tatalaksana OA dilakukan secara bertahap dan holistik. Ada banyak metode

pengobatan OA yang dikenal secara luas, terdiri dari operatif dan non operatif.

Terapi non-operatif dari OA antara lain menurunkan faktor risiko seperti

perubahan gaya hidup (penurunan berat badan), Dissease Modified

Osteoarthrtis Drugs (DMOADS), antioksidan, biphosphonat dan pengobatan

herbal. Pengobatan non-operatif menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi

gejala dan tanda dari OA. Salah satunya adalah dengan pemberian injeksi

hyaluronate acid (HA) intraartikuler (Jean-Gilles et al., 2012; Shakibaei et al.,

2012).

Mekanisme pasti yang menjelaskan cara kerja injeksi asam hyaluronat

intraartikuler dalam mengurangi gejala osteoarthritis masih belum diketahui.

2
Namun, beberapa studi menyimpulkan bahwa efek kondroprotektif merupakan

mekanisme yang paling banyak dipelajari dan dilaporkan terkait cara kerja

asam hyaluronat (R. D. Altman et al., 2015). Pemberian injeksi asam

hyaluronat intraartikuler terbukti mengurangi apoptosis dan meningkatkan

proliferasi kondrosit. Kondrosit merupakan sel normal yang terkandung di

dalam tulang rawan sendi dan bertanggung jawab untuk sintesis dan integritas

matriks ekstraseluler tulang rawan sendi. Fungsi tulang rawan sendi tergantung

pada struktur integritas dan komposisi biokimia dari matriks ekstraseluler

(Monfort et al., 2008).

Agrekan dan kolagen tipe-2 adalah makromolekul utama dan komponen

penting dalam penyusunan struktur matriks ekstraseluler yang menentukan sifat

mekanis dari jaringan. Pada kartilago yang normal, kolagen tipe-2 berikatan

erat sehingga membuat molekul-molekul agrekan berada dalam jarak dekat

antara satu sama lain. Agrekan merupakan proteoglikan yang berikatan dengan

asam hyaluronat yang terdiri dari glikosaminoglikan bermuatan negatif.

Kerusakan dari kolagen tipe-2 dan hilangnya komponen matriks ekstraseluler

tulang rawan sendi mengakibatkan penurunan sintesis matriks dan regulasi

degradasi jaringan tulang rawan sendi. Oleh karena itu, keseimbangan antara

asam hyaluronat dan kolagen tipe-2 merupakan parameter kritis untuk

menentukan integritas matriks ekstraseluler tulang rawan sendi (Jameson et al.,

2018; Monfort et al., 2008).

Pada osteoarthritis, kondrosit artikuler kehilangan fenotipe deferensiasi,


membuat sel tersebut berciri seperti terminal differentiating kondrosit
(hypertrophic-like) yang pada kondisi normal ditemukan pada lempeng
pertumbuhan. Marker spesifik untuk hypertrophic-like kondrosit adalah

3
kolagen tipe-X, dimana substansi tersebut tidak diekstraksi oleh kondrosit
normal di tulang rawan artikuler. Fungsi kolagen tipe X masih belum jelas
namun ekspresinya dari hypertrophic-like kondrosit menunjukkan peran pada
tahap awal pembentukan tulang endochondral. Kolagen tipe X biasanya tidak
diekspresikan pada tulang rawan artikular sehat manusia namun ekspresinya
terdeteksi pada tingkat protein dan mRNA pada tulang rawan OA manusia.
Khususnya, ekspresi kolagen tipe-X lebih tinggi pada orang yang mengalami
degradasi jaringan yang lebih parah (van der Kraan & van den Berg, 2012).

Berdasarkan fenomena di atas, studi ini ingin melihat dan


membandingkan efek pemberian asam hyaluronat terhadap ekspresi kolagen
tipe-II dan kolagen tipe-X pada kondrosit tulang rawan osteoarthritis grade
awal dan osteoarthritis grade akhir.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah ekspresi kolagen tipe-II dan kolagen tipe-X pada

kondrosit tulang rawan osteoartritis grade akhir setelah pemberian asam

hyaluronat

1.3 Tujuan Penelitian


1.1.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui ekspresi kolagen tipe-II dan kolagen tipe-X pada

kondrosit tulang rawan osteoartritis grade awal dibandingkan osteoartritis grade

akhir pada pemberian asam hyaluronat.

1.1.1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui ekspresi kolagen tipe-II pada kondrosit tulang rawan

osteoartritis grade akhir pada pemberian asam hyaluronat.

4
2. Untuk mengetahui ekspresi kolagen tipe-X pada kondrosit tulang rawan

osteoartritis grade akhir pada pemberian asam hyaluronat.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan informasi ilmiah tentang ekspresi kolagen tipe-II dan

kolagen tipe-X pada kondrosit tulang rawan osteoartritis grade akhir pada

pemberian asam hyaluronat.

1.4.2 Manfaat Praktis

Meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai potensi terapi non operatif

asam hyaluronat terhadap pengobatan pasien-pasien pada osteoarthritis grade

awal dan grade akhir.

Anda mungkin juga menyukai