Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus Japanese encephalitis (JEV) merupakan virus penyebab utama di
Asia. Menurut WHO, di Asia setiap tahun terjadi sekitar 50.000 kasus JE dengan
kematian 10.000 kasus. JE telah menyebar di 24 negara termasuk di Indonesia.
Virus ini ditularkan ole puluhan spesies nyamuk dengan Cullex tritaeniorhyncus
sebagai vektor utama. Penyakit ini termasuk penyakit zoonotik dan ditularkan ke
manusia dari babi dan babi berperan sebagai amplifier (WHO, 2006)

Japanese encephalitis (JE) merupakan penyakit infeksi akut pada


susunan saraf pusat (SSP) yang ditularkan melalui nyamuk yang terinfeksi virus
JE. Virus JE termasuk dalam famili flavivirus. Penyakit ini pertama kali dikenal
pada tahun 1871 di Jepang dan diketahui menginfeksi sekitar 6.000 orang pada
tahun 1924. Virus JE pertama kali diisolasi tahun 1934 dari jaringan otak
penderita ensefalitis yang meninggal. Pertama kali terjadi kejadian luar biasa
(KLB) pada tahun 1935 dan hampir setiap tahun terjadi KLB, dari tahun 1946
hingga tahun 1950 (Novi,

Di Indonesia dilaporkan terdapat beberapa kasus pada tahun 2015, yaitu


didaerah provinsi Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara,
Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jakarta. Kasus terbanyak dilaporkan terdapat
diprovinsi Bali dikarenakan banyaknya persawahan dan peternakan babi (IDAI,
2018).

1.2 Tujuan
.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Update Japanese Encephalitis
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui defenisi dan etiologi Update Japanese Encephalitis
b. Untuk mengetahui epidemiologi Penyakit Update Japanese
Encephalitis
c. Untuk mengetahui cara penularan, diagnosa, diagnosa banding, dan
masa inkubasi Update Japanese Encephalitis

1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
Sebagai penambahan wawasan dan pengetahuan tentang Penyakit
Update Japanese Encephalitis
b. Bagi Pembaca
Sebagai penambahan wawasan sehingga dapat melakukan deteksi dini
dan pencegahan serta penanggulangan terhadap Update Japanese
Encephalitis
DAFTAR PUSTAKA

WHO. 2006. Japanese encephalitis surveillance standart.


http:www.who.int/vaccines-document/DocsPDF06/843.pdf. [Accesed 12
Juni 2019]

Anda mungkin juga menyukai