Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Adat di Minangkabau
1 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Orang Minangkabau terkenal dengan adatnya yang kuat. Adat sangat penting dalam
kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu dalam petatah Minangkabau diungkapkan, hiduik di
kanduang adat. Maka, ada empat tingkatan adat di Minangkabau.
perkawinan, yang selalu dipagari oleh ketentuan agama, di mana syarak mangato adaik
mamakaikan.
4. Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan aturan adat yang dibuat dengan mufakat niniak mamak dalam
suatu nagari. Peraturan ini menampung segala kemauan anak nagari yang sesuai menurut
alua jo patuik, patuik jo mungkin. Aspirasi yang disalurkan ke dalam adat istiadat ialah aspirasi
yang sesuai dengan adat jo limbago, manuruik barih jo balabeh, manuruik ukuran cupak jo
gantang, manuruik alua jo patuik.
Ada dua proses terbentuknya adat istiadat. Pertama, berdasarkan usul dari anak nagari,
anak kemenakan, dan masyarakat setempat. Kedua, berdasarkan fenomena atau gejala yang
tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Ini diungkapkan dalam kato pusako:
Tumbuah bak padi digaro, tumbuah bak bijo disiang.
Elok dipakai, buruak dibuang.
Elok dipakai jo mufakat, buruak dibuang jo rundiangan.7
Adat istiadat umumnya tampak dalam bentuk kesenangan anak nagari seperti kesenian,
langgam dan tari, dan olahraga.
Alam takambang jadi guru dan diberi ruh oleh Islam. Konsep ABS-SBK adalah kristalisasi
ajaran hukum alam yang bersumber dari Islam. Yang diperlukan sekarang adalah pemantapan
dan pengamalan. Maka, prinsip-prinsip ABS-SBK harus masuk ke dalam seluruh kehidupan
secara komprehensif.
Dengan perpaduan yang baik, kebudayaan Minangkabau akan berlaku universal. Langkah
sekarang adalah, menjabarkan ajaran ABS-SBK, secara sistematis dan terprogram ke dalam
berbagai sistem kehidupan. Dimulai dalam pelaksanaan pemerintahan di tingkat Nagari,
seperti, kebersamaan, gotong royong, sahino samalu, kekerabatan, dan penghormatan
sesama, atau barek sapikue ringan sajinijing, yang menjadi kekuatan di dalam incorporated
social responsibility.
Kekusutan dalam masyarakat Minangkabau, khususnya di tingkat Nagari-nagari dapat
diatasi dengan komunikasi dengan generasi muda. Persoalan prilaku harus mendapatkan porsi
yang besar, selain persoalan kelembagaan. Prilaku orang Minang terutama generasi muda
sangat mengkhawatirkan.
Selain lemahnya komunikasi, masalah yang muncul di Nagari adalah rapuhnya
solidaritas. Diperlukan sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau. Selanjutnya, membentuk
kembali struktur masyarakat adat di Nagari-nagari.
Sebagai masyarakat beradat dengan pegangan adat bersendi syariat dan syariat yang
bersendikan Kitabullah, maka kaedah-kaedah adat itu memberikan pula pelajaran-pelajaran
antara lain,
Keseimbangan tampak jelas dalam menjaga kemakmuran di ranah ini, “Rumah gadang
gajah maharam, Lumbuang baririk di halaman, Rangkiang tujuah sajaja, Sabuah si bayau-bayau,
Panenggang anak dagang lalu, Sabuah si Tinjau lauik, Birawati lumbuang nan banyak, Makanan
anak kamanakan. Manjilih ditapi aie, Mardeso di paruik kanyang.
Hal ini seiring dengan bimbingan hadist Rasul SAW, "Berbuatlah untuk hidup akhiratmu
seolah-olah kamu akan mati besok dan berbuatlah untuk hidup duniamu, seolah-olah akan hidup
selama-lamanya" (Hadist).
Dianjurkan, jangan tetap tinggal terkurung dalam lingkungan yang kecil.8 Diajarkan,
bahwa Allah SWT telah menjadikan bumi mudah untuk digunakan. Maka, berjalanlah di atas
permukaan bumi, makanlah dari rezekiNya, kepadaNya lah tempat kamu kembali.
"Maka berpencarlah kamu di atas bumi, dan carilah karunia Allah dan (di samping itu)
banyaklah ingat akan Allah, supaya kamu mencapai kejayaan". (QS.62, Al Jumu'ah : 10).
Karatau madang dihulu babuah babungo balun. Marantau buyuang dahulu dirumah paguno
balun. Ditanamkan pentingnya kehati-hatian “Ingek sa-balun kanai, Kulimek sa-balun abih, Ingek-
ingek nan ka-pai, Agak-agak nan ka-tingga”.
4 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Dorongan berproduksi dan menghasilkan sesuai syarak (Islam) memiliki nilai tambah
dengan adanya fungsi sosial.
Produksi yang Islami lebih mempertimbangkan keperluan (needs) orang banyak,
dibanding dengan mendapatkan keinginan (wants), yang menjadi kesenangan bagi orang
berdaya beli kuat.
Agama Islam membangkitkan kesadaran kepada ruang dan waktu (space and time
consciousness), kepada peredaran bumi, bulan dan matahari, yang menyebabkan pertukaran
malam dan siang, dan pertukaran musim, yang memudahkan perhitungan bulan dan tahun.
Menyia-nyiakan waktu, dengan pasti akan merugi. Maka, kehidupan mesti diisi dengan
amal berguna.11
--
” dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari
penghidupan ” (QS.78, An Naba' : 10-11).
Malam itu disebut sebagai pakaian, karena malam itu gelap menutupi jagat sebagai aian
menutupi tubuh manusia.
5 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
langsung diterima oleh orang Minangkabau. Maka, kalaupun dalam sejarah, timbulnya Perang
Paderi tidak semata karena disebabkan pertentangan kaum adat dan kaum agama (Islam),
akan tetapi karena pemurnian ajaran syarak di dalam pelaksanaan adat semata, sebagai akibat
dari amar makruf nahi munkar. Akan tetapi pemerintahan kolonial Belanda, memakai peristiwa
ini sebagai alat politik adu domba.
Namun pada tahun 1811 penguasa adat di Minangkabau, yakni Sultan Begagarsyah
mempermaklumkan perang bahu membahu antara seluruh masyarakat anak nagari di
Minangkabau, melawan pemerintahan kolonial Belanda. Kaum adat dan kaum agama
menyatukan pendapat dalam pertemuan pangulu tigo luhak beserta para ulamanya.
Pertemuan ini melahirkan Piagam Bukik Marapalam yang menegaskan bahwa antara adat dan
Islam tidak bertentangan.
Adat bapaneh, syarak balinduang.
Syarak mangato, adat mamakai.
Adat bapaneh, syarak balinduang maksudnya adat bagaikan tubuh, agama sebagai jiwa.
Antara tubuh dan jiwa tidak bisa dipisahkan. Syarak mangato, adat mamakai maksudnya
syarak memberikan hukum dan syariat, adat mengamalkan apa yang difatwakan agama.
Kesimpulan piagam ini lazim disebut adat jo syarak sanda-manyanda, kemudian lebih dikenal
lagi dengan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Kelarasan di Minangkabau
Laras (lareh) adalah dasar pemerintahan menurut adat Minangkabau. Kelarasan adalah
sistem pemerintahan menurut adat Minangkabau. Ada dua kelarasan di Minangkabau, yaitu
Kelarasan Bodi Caniago dan Kelarasan Koto Piliang.
Dikembangkan dan dipimpin oleh Datuak Dikembangkan dan dipimpin oleh Datuak
Parpatiah Nan Sabatang Katumangguangan
Penggantian gelar pusaka secara hiduik Penggantian gelar pusaka secara mati
bakarelaan, artinya penghulu bisa diganti batungkek budi, artinya penghulu baru bisa
jika sudah tidak mampu lagi melaksanakan diganti jika sudah meninggal
tugasnya
Pewarisan gelar disebut gadang bagilia, Pewarisan gelar disebut patah tumbuah
artinya gelar penghulu boleh digilirkan pada hilang baganti, artinya gelar penghulu harus
kaum mereka walau bukan saparuik, asalkan tetap di pihak mereka yang saparuik
melalui musyawarah adat (sekeluarga).
Rumah gadang lantainya rata saja dari ujung Rumah gadang mempunyai anjung pada
sampai pangkal lantai kiri dan kanan
c) Melahirkan peraturan Nagari, ada kewajiban bagi para perantau untuk membantu
mengembangkan kampung halamannya melalui sumbangan, bantuan, pemikiran dan
lain, termasuk penguatan perangkat pemerintahan Nagari.
Perlu dipahami, bahwa sesungguhnya nagari di Minangkabau (Sumatera Barat) seakan
sebuah republik kecil, ada wilayah (ulayat/pusako), ada rakyat (suku), ada pemerintahan (sako,
penghulu), ada kedaulatan (adaik salingka nagari), yang memiliki sistim demokrasi murni,
pemerintahan sendiri, asset sendiri, wilayah sendiri, perangkat masyarakat sendiri, sumber
penghasilan sendiri, bahkan hukum dan norma-norma adat sendiri.
9 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
a. Si Amat mandi di luhak, parigi bapaga bilah, samo dipaga kaduonyo, adat basandi
syarak, syarak basandi kitabbullah, sanda manyanda kaduonyo.
“ menjaga adat yang Islami”
b. Pangulu tagak di pintu adat, malin tagak di pintu syarak, manti tagak di pintu
susah, dubalang tagak di pintu mati.
“ pembagian tugas yang baik, sesuai fungsi masing-masing, mesti
bekerja dengan professional.”
c. Indak dapek sarimpang padi, batuang dibalah ka paraku, indak dapek bakandak
hati, kandak Allah nan balaku.
“selalu berusaha, dinamis, tidak berputus asa, (rencana di tangan
manusia keputusan di tangan Allah SWT).”
d. Limbago jalan batampuah, itu nan hutang ninik mamak, sarugo dek iman taguah,
narako dek laku awak.
“kuat beramal karya yang baik, jauhi maksiyat.”
e. Jiko bilal alah maimbau, sado karajo dibarantian, sumbahyang bakaum kito daulu.
“menghidupkan surau, menjaga ibadah masyarakat, jamaah
yang kuat dan memajukan pendidikan agama dengan baik,”
f. Jiko urang Islam indak bazakat, harato kumuah diri sansaro.
“zakat kekuatan membangun umat, menghindar dari harta yang kotor,
menjauhi korupsi.”
g. Kasudahan adat ka balairung, kasudahan dunia ka akhirat, salah ka Tuhan minta
taubat, salah ka manusia minta maaf.
“(menyesali kesahalan, mohon ampunan atas kesahalan, dan berjanji
tidak akan melakukan lagi)”
h. Tadorong jajak manurun, tatukiak jajak mandaki. Adat jo syarak kok tasusun, bumi
sanang padi manjadi.
“ menjaga pelaksanaan adat dan agama selalu berjalan seiring”.
Allah berfirman:
10 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
)20 :يايها الذين امنوا اطيعوا ال ورسوله ولتولوا عنه وانتم تسمعون )النفال
“Wahai ummat yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah
kamu berpaling dari padanya, padahal kamu mendengar”. (al-Anfal: 20)
)6 :ومن يطع ال والرسول فاولئك مع الذين انعم ال عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن اولئك رفيقا )الناس
“Karena siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka mereka itu adalah beserta
ummat yang Allah beri nikmat atasnya, dari Nabi-Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin
dan alangkah baiknya mereka ini sebagai sahabat karib”. (an-Nisa: 69)
Allah berfirman:
)216 :)البقرة وعسى ان تكرهوا شيئا خيرلكم وعسى ان تحبوا شيئا وهو شر لكم وال يعلم وانتم لتعلمون
“ Mungkin kamu benci kepada sesuatu, padahal ia itu satu kebaikan bagi kamu, dan
mungkin kamu suka akan sesuatu tapi ia tidak baik kamu, dan Allah itu Maha
Mengetahui dan kamu tidak mengetahuinya”. (al-Baqarah: 216)
)157 :)البقرة الذين إذا اصابتهم مصيبة قالوا انا ال وانا اليه راجعون
“Yang apabila terjadi terhadap mereka suatu kesusahan, mereka berkata:
Sesungguhnya kami ini milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan
kembali”. (al-Baqarah: 156)
Allah berfirman
)7 :واذا تأذن ربكم لئن شكرتم لزيدنكم ولئن كفرتم ان عذابى لشديد )ابراهيم
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan kamu memberi tahu jika kamu berterima kasih niscaya
Aku akan tambah nikmat bagi kamu, bila kamu tidak bersyukur akan nikmat maka
azab-Ku itu sangat pedih”. (Ibrahim: 6-7)
)59 :)التوبة ولو انهم رضوا ما اتهم ال ورسوله وقالوا حسبنا ال سيؤتينا ال من فضله ورسوله انا إلى ال راغبون
“Dan alangkah baiknya jika mereka ridha dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya berikan
kepada mereka, sambil mereka berkata: cukuplah Allah bagi kami, sesungguhnya Allah
dan rasul-Nya akan beri kepada kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami mencintai
Allah”. (al-Taubah: 59)
)كتب ال مقا د ير الخل ئق قبل ان يخلق السموات والرض بخمسين الف سنه )رواه مسلم
“Allah telah menentukan kepastian/ketetapan terhadap semua makhluk-Nya sebelum
Allah menciptakan langit dan bumi 50.000 tahun”. (HR. Muslim)
f. Penuh harap kepada Allah
Allah berfirman:
)28 :)بني اسرائيل وا ما تعرضن عنهم ابتعاء رحمة من ربك ترجوها فقل لهم قولميسورا
“Dan jika engkau berpaling dari mereka, karena mengharapkan (menunggu) rahmat
dari Tuhanmu, yang engkau harapkan, maka berkatalah kepada mereka dengan ucapan
yang lemah lembut”. (bani Isra’il: 28)
)5 :من كان يرجوا لقاء ال فان اجل ال رات وهو السميع عليم )العنكبوت
“Siapa saja yang mengharapkan pertemuan (dengan) Allah, maka sesungguhnya waktu
(perjanjian) Allah akan datang, dan Dia yang Mendengar, yang Mengetahui”. (al-
Ankabut: 5)
)218 :ان الذين امنوا والذين هاجروا وجاهدوا فى سبيل ال اولئك يرجون رحمت ال وال غفور رحيم )البقرة
11 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
“Sesungguhnya ummat yang beriman dan berhijrah serta bekerja keras (berjihad) di
jalan Allah, mereka itu (ummat yang) berharap rahmat Allah dan Allah itu Pengampun,
Penyayang”. (al-Baqarah: 218)
انما يعمر مساجد ال من أ من بال واليوم ال خر واقام الصلوة واتى الزكوة ولم يخسى ال ال فعسى اولئك ان يكونوا من المهتدين
)18 :)التوبة
“Sesungguhnya ummat yang memakmurkan masjid Allah ummat yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian dan mendirikan shalat dan membayarkan zakat. Maka Allahlah
yang lebih berhak kamu takuti, jika memang kamu ummat yang beriman”. (al-Taubah:
13
)44 :فل تخشوا الناس واخشون ولتشتروا بأ يا تي ثمنا قليل )المائدة
“Janganlah kamu takut kepada manusia tetapi takutlah kepada-Ku (Allah) dan janganlah
kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah (sedikit)”. (al-Maidah: 44)
)28 :امنا يخشى ال من عباده العلماؤا … )فاطر
“Tidak ada yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya kecuali ulama (berilmu)”.
(Fathir: 28)
Allah Berfirman:
)103 :ان في ذلك لية لمن خاف عذاب الخرة ذلك يوم تجموع له الناس وذلك يوم مشهود … )هود
“Sesungguhnya di dalam itu ada tanda bagi orang yang takut kepada azab akhirat:
ialah hari yang dikumpulkan padanya manusia dan ialah hari yang akan disaksikan”.
(Hud: 103)
)16 :كمثل الشيطن اذ قال لل نسان اكفر فلما كفر قال اني بريء منك انى اخاف ال رب العالمين … )الحشر
Mereka adalah) seperti syetan tatkala berkata kepada mereka: kufurlah setelah (“
manusia itu kufur, ia berkata: Aku berlepas diri dari padamu, karena
)sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan bagi alam semesta”. (al-Hasyr: 16
Allah berfirman:
)186 :)البقرة واذا سألك عبادي عنى فانى قريب أ جيب دعوة الداع إذا دعان فليستجبوا لى وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka katakanlah
bahwa Aku dekat (hampir), Aku akan …
)60 :)المؤمن وقال ربكم ادعونى استجب لكم
“Dan telah berkata Tuhan kamu: berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doa
untukmu”. (al-mukmin: 60)
)180 :)العراف ول السماء الحسنى فادعوه بها
“Dan bagi Allah nama-nama yang baik, oleh karena itu berdo’alah kepada-Nya dengan
menyebut nama-nama itu”. (al-A’raf: 180)
)106 :)يونس ول تدع من دون ال مال ينفعك ول يضرك
“Jangan kamu berdo’a kepada selain Allah, yang tidak bisa memberi manfaat kepadamu
dan tidak bisa memudarakan (membahayakan)”. (Yunus: 106)
j. Cinta dengan penuh harap kepada Allah.
Allah berfirman:
)8-7 :)النشراح وإ لى ربك فارغب فإ ذا فرغت فانصب
12 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
“Lantaran itu, apabila kamu telah selesai mengerjakan sesuatu tugas maka kerjakanlah
tugas baru dengan baik. Dan kepada Tuhanmu maka hendaklah kamu berharap dengan
rasa cinta”. (al-Insyirah: 7-8)
)32 :)القلم عسى ربنا أ ن يبدلنا خيرا منها إ نا إلى ربنا راغبون
“Mudah-mudahan Tuhan kita mengganti untuk kita (kebun) yang lebih baik dari pada
itu. Sesungguhnya kepada Tuhan kitalah kita berpegang baik”. (al-Qarim: 32)
Dalam adat diungkapkan “indak dapek salendang pagi, ambiak galah ka paraku, indak
dapek bakandak hati, kandak Allah juo nan balaku”.
Bahwa bimbingan syarak berlaku dalam adat, disebutkan: “kasudahan dunia ka akhirat,
kasudahan adat ka balairung, syarak ka ganti nyawa, adat ka ganti tubuah”.
2. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
a) Duduak samo randah, tagak samo tinggi, duduak sahamparan, tagak sapamatang.
“menjaga kesetaraan dalam bermasyarakat.”
b) Sasakik sasanang, sahino samalu, sabarek sapikua.
”peduli dan solidaritas mesti dipelihara.”
c) Kaba baiak bahimbauan, kaba buruak bahambauan.
“setia kawan, dengan pengertian membagi berita baik kepada
semua orang.”
d) Nan ketek dikasihi, nan samo gadang lawan baiyo, nan tuo dihormati. Nan bungkuak ka
tangkai bajak, nan luruih ka tangkai sapu, satampok ka papan tuai, nan ketek ka pasak
suntiang, panarahan ka kayu api.
“santun dan hormat terhadap orang yang lebih tua,
memungsikan semua elemen masyarakat yang ada.”
e) Kok gadang jan malendo, panjang jan malindih, cadiak jan manjua.
“berbuat sesuai dengan aturan yang berlaku, cerdik tidak
memakan lawan.”
f) Nan buto paambuih lasuang, nan pakak palapeh badia, nan lumpuah pangajuik ayam,
nan binguang pangakok karajo, nan cadiak lawan baiyo, nan pandai tampek batanyo,
nan tahu tampek baguru, nan kayo tampek batenggang, nan bagak ka parik paga
dalam nagari.
“memberikan tugas sesuai dengan kemampuan, menghargai sesama.”
13 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Sabda rasulullah
))رواه الترمذي ليس المسلم بالطعان ول اللعان ول الفاحش ول البذئ
Tidaklah termasuk muslim apabila bersikap penohok, pelaknat, sikap kejam dan
pencaci (HR. Tirmidzi)
c. Mencintai sesama saudara muslim
)ل يؤمن أ حدكم حتى يحب ل خيه ما يحب لنفسه )رواه البخارى ومسلم
Tidaklah dikatakan seorang muslim, sehingga dia menyenangi apa yang disenangi oleh
saudaranya, sebagaimana dia menyenangi apa yang disenanginya (HR. Bukari Muslim)
d. Pandai berterima kasih
Sabda rasulullah
))ابو داود واحمد ل يشكر ال من ل يشكر الناس
Tidak dapat bersukur kepada Allah orang yang tidak pernah berterima kasih atas
kebaikan orang lain (HR. Abu Daud dan Ahmad
e. Memenuhi janji
Allah berfirman
)91 :)النحل وأ فوا بعهد ال إذا عاهدتم ول تنقضوا اليمان بعد توكيدها وقد جعلتم ال عليكم كفيل إ ن ال يعلم ما تفعلون
Dan penuhilah janji-janji tatkala kamu berjanji, dan janganlah kamu mengingkari itu
sebab kamu telah menjadikan Allah sebagai pemelihara. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan (al-Nahl: 91).
f. Tidak boleh mengejek dan meremehkan orang lain
Firman Allah:
)11 :)الحجرات يأ يها الذين أ منوا ل يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم
Janganlah kamu mengejek atau merendahkan diri orang lain, saudara atau teman
dekatmu dengan membicarakan kekurangan atau membuka aib dan cacatnya, atau
menjulukinya sampai menyakitkan hatinya, sesungguhnya perbuatan demikian adalah
sikap yang tercela.
g. Tidak mencari kesalahan
Allah berfirman:
)12 :ول يغتب بعضكم بعضا أيحب أ حدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه )الحجرات
Dan janganlah mengumpat atau menceritakan kesalahan sebagian dari kamu terhadap
sebagian yang lain, sukakah kamu memakan daging saudaramu yang sudah menjadi
bangkai, sedangkan kamu membencinya (al-Hujurat: 12)
h. Bergaul baik dengan menjaga persaudaraan dan persatuan
Allah berfirman
.)10 :)الحجرات إ نما المؤمنون إ خوة فأ صلحوا بين أخويكم واتقوا ال لعلكم ترحمون
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (al-
Hujurat: 10).
i. Tidak boleh sombong
a. Tagak kampuang paga kampuang, tagak suku paga suku, tagak banagari paga
nagari
“ menjaga persatuan dan bersama membangun nagari,
sesuatu itu harus dimunculkan dari bawah. “
b. Satinggi-tinggi tabang bangau, kumbalinyo ka kubangan juo, hujan ameh di rantau
urang, hujan batu di kampuang awak, kampuang halaman tatap dikana juo
“ ada tempat kembali, semua akan kembali ke asal ”
c. Jauh bajalan banyak diliek, lamo hiduik banyak dirasoi
“ cari pengalaman yang baik “
d. Malu tak dapek dibagi, suku tak dapek diasak, raso ayia ka pamatang, raso minyak
ka kuali
“ suku tidak dapat ditukar “
e. Takajuik urang tagampa awak, kaba baiak bahimbauan, kaba buruak
bahambauwan
“ selalu berbuat baik menyatu dengan lingkungan di mana berada “
f. Banabu-nabu bak cubadak, baruang-ruang bak durian, nan tangkainyo hanya
sabuah, nan batangnyo hanyo satu, saikek umpamo lidi, sarumpun umpamo sarai,
satandan umpamo pinang, sakabek umpamo siriah.
“ tidak boleh berpecah belah, jauhi silang sengketa “
g. elok di ambiak jo mupakat, buruak di buang jo etongan
“ utamakan musyawarah “
h. randah tak dapek dilangkahi tinggi tak dapek dipanjek.
“ keputusan musyawarah mengikat “
i. bersilang kayu dalam tungku sinan nasi mangko masak, dengan tepat dan benar.
“ perbedaan pendapat tidak boleh membawa perpecahan “
mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu
karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan
yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas (QS.
Ali Imran: 112).
Nilai-nilai demokrasi dan musyawarah di dalam syarak meliputi beberapa aspek yang
jelas dalam tata cara melaksanakan musyawarah serta perilaku ini, akan menguatkan
pelaksanaan ABS-SBK, di antaranya ;
Firman Allah SWT
فاعف عنهم واستغفرلهم وشاورهم فى المر فإ ذا عزمت، ولو كنت فظا غليظ القلب لنفضوا من حولك،فبما رحمة من ال لنت لهم
.)159 :)ال عمران إ ن ال يحب المتوكلين،فتوكل على ال
Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah ia menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
16 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Nilai-nilai budi pekerti dan akhlak dalam syarak sangat banyak ditemukan:
Firman Allah SWT
وال سميع عليم، فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بال فقد إ ستمسك بالعروة الوثقى ل انفصام لها، قد تبين الرشد من الغي،ل إ كراه في الدين
)256 :)البقرة
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada
17 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah: 256)
18 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Allah berfirman
.)25 :)النفال وتقوا فتنة ل تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة
Takutlah kamu kepada fitnah yang tidak hanya menimpa kepada orang yang zalim saja
(QS. al-Anfal: 25)
Allah SWT berfirman
19 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
f. Menepati janji
g. Bersikap adil
20 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
21 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Hal tersebut terjadi karena perasaan kekeluargaan dan perasaan malu kalau tidak
membina hubungan dengan keluarganya dengan baik. Seseorang akan dihargai oleh sukunya
atau keluarganya apabila ia berhasil menyatu dengan kaumnya dan tidak membuat malu
kaummya.
Hubungan kekerabatan masyarakat Minangkabau yang kompleks senantiasa dijaga
dengan baik oleh ninik mamak dan penghulu di Nagari. Seseorang akan dianggap ada apabila
ia berhasil menjadi sosok yang diperlukan di kaumnya dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kelompoknya. Nilai-nilai ideal dalam kehidupan yang mesti dihidupkan terus
dalam menata kehidupan bernagari, antara lain adalah,
1) rasa memiliki bersama,
2) kesadaran terhadap hak milik,
3) kesadaran terhadap suatu ikatan,
4) kesediaan untuk pengabdian,
5) dampak positif dari satu ikatan perkawinan, seperti mengurangi sifat-sifat buruk
turunan serta mempererat mata rantai antar kaum.
Pembangunan Nagari-nagari harus memakai pola keseimbangan dan pemerataan.
Peningkatan usaha ekonomi masyarakat Nagari dipacu dengan mengkaji potensi Nagari.
Pemberdayaan koperasi syariah di nagari menjadi semakin strategis untuk mendukung
peningkatan produktivitas, penyediaan lapangan kerja yang lebih luas, dan peningkatan
pendapatan bagi masyarakat di nagari, terutama keluarga miskin.
Dalam rangka peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan mendukung
peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah, maka penguatan usaha koperasi
diutamakan untuk mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin, di nagari-
nagari antaranya ;
a) memperluas jangkauan dan kapasitas pelayanan lembaga koperasi dalam
pola syariah (bagi hasil),
22 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
23 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
“ Lah masak padi 'rang singkarak, masaknyo batangkai-tangkai, satangkai jarang nan
mudo, Kabek sabalik buhus sintak, Jaranglah urang nan ma-ungkai, Tibo nan punyo rarak
sajo.”
Artinya diperlukan orang-orang yang ahli dibidangnya untuk menatap setiap perubahan
peradaban yang tengah berlaku. Hal ini perlu dipahami supaya jangan tersua seperti kata
orang “ibarat mengajar kuda memakan dedak”.
Masyarakat nagari sesungguhnya tidak terdiri dari satu keturunan (suku) saja tetapi
terdiri dari beberapa suku yang pada asal muasalnya berdatangan dari berbagai daerah asal di
sekeliling ranah bundo.
Sungguhpun berbeda, namun mereka dapat bersatu dalam satu kaedah hinggok
mancangkam tabang basitumpu atau hinggok mencari suku dan tabang mencari ibu.
Hiyu bali balanak bali, ikan panjang bali dahulu.
Ibu cari dunsanak cari, induak samang cari dahulu.
Yang datang dihargai dan masyarakat yang menanti sangat pula di hormati.
Dima bumi di pijak, di sinan langik di junjuang,
di situ adaik bapakai.
Disini tampak satu bentuk perilaku duduk samo randah tagak samo tinggi, sebagai
prinsip egaliter di Minangkabau.
24 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Nilai kesetaraaan dan keterwakilan dari ninik mamak, alim ulama,cadiak pandai dan
tokoh – tokoh adat di dalam Nagari, mesti diperhitungkan dengan cermat. Urusan Nagari
adalah urusan bersama seluruh warga masyarakat Nagari. Bukan hanya urusan yang muda-
muda atau urusan yang tua-tua. Bukan pula urusan ninik mamak semata.
Kerjasama antara generasi, muda dan tua, cerdik dan pandai, sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi Nagari.
A. BADAN MUSYAWARAH NAGARI, DIPILIH ANAK NAGARI,
Semestinya menjadi perwujudan dari tali tigo sapilin, tungku tigo sajarangan.
Implementasinya, terlihat dalam pemahaman adat. Nagari, akan menjadi pelopor di dalam
melaksanakan adat Minangkabau yang berfalsafah Adaik basandi Syarak, Syarak basandi
Kitabullah.
BAMUS Nagari adalah bentuk perwujudan dari prinsip demokrasi dalam berpemerintahan,
semacam badan legislatif tingkat Nagari, untuk melaksanakan pemerintahan Nagari bersama-
sama Wali Nagari (Kepala Nagari). Maka, yang akan duduk di dalam BAMUS Nagari, semestinya
hanya beragama Islam. Karena, tidak dapat disebut Minangkabau jika tidak beragama dengan
Islam. Keberadaan BAMUS menjadi bagian upaya mengembalikan unsur adat ke hakikatnya.
Mengaktualisasikan fungsi dan peran tungku tigo sajarangan, melalui keteladanan,
terutama dalam pelaksananan agama dan adat. Satu bentuk otonomi penuh pada Nagari untuk
mengatur rumah tangga Nagari dengan berpedoman pada peraturan yang ada.
Wali Nagari bersama tokoh masyarakat dalam BAMUS akan menyusun program-program
pembangunan Nagari
b. KEBERADAAN KERAPATAN ADAT NAGARI MENDUDUKI POSOSI YANG JELAS.
KAN di tingkat Nagari adalah badan otonom yang ditetapkan oleh anak Nagari, terikat
kaum dalam Nagari, dan memegang asal usul serta kewenangan ulayat Nagari. Keanggotaan
KAN seluruhnya terdiri dari penghulu di Nagari, bagian dari tungku tigo sajarangan, dimuliakan
oleh anak Nagari, disebut nan gadang basa batuah.
Pertanyaannya, apakah semua anggota KAN terikat dengan LKAAM (satu organisasi
masyarakat yang berjenjang dari tingkat provinsi)?
Apakah KAN menjadi bagian dari BAMUS Nagari atau berdiri sendiri ?. Jalan terbaik adalah
menjadikan KAN sebagai bagian dari BAMUS Nagari. Sewajarnya, tampak nyata hubungan
antara adat dan pemerintahan di tingkat Nagari. Saling topang menopang dan serasi. Melalui
BAMUS Nagari, diharapkan dapat menggerakkan kembali peran dan fungsi ninik mamak, yang
selama ini tidak optimal berperan membangun Nagari, yang disebabkan :
Kurangnya figure penghulu dan pemangku adat yang sudah banyak merantau.
Kurangnya pengkaderan ninik mamak untuk memimpin Nagari.
Semestinya, BAMUS Nagari menjadi upaya mambangkik batang tarandam di tengah
pesatnya kemajuan bidang teknologi. Masalah asal usul dari keanggotaan BAMUS di Nagari,
adalah hal yang perlu dipertimbangkan. Termasuk menginventarisir asset, dan permasalahan
Nagari dengan data base Nagari.
Kalau bisa dipertajam, inilah prinsip demokrasi yang murni dan otoritas masyarakat yang
sangat independen.
Langkah Penting adalah,
1. Menguasai informasi substansial
2. Mendukung pemerintahan yang menerapkan low-enforcment
3. Memperkuat kesatuan dan Persatuan di nagari-nagari
4. Muaranya adalah ketahanan masyarakat dan ketahanan diri.
Dimulai dengan apa yang ada. Yang ada ialah kekayaan alam dan potensi yang
terpendam dalam unsur manusia. Selangkah demi selangkah. Karena itu masyarakat
25 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Minangkabau yang beradat dan beragama selalu dalam hidupnya diingatkan untuk mengenang
hidup sebelum mati dan hidup sesudah hidup ini (dibalik mati) itu. Sesuai dengan peringatan
Ilahi.
“ bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS.13, Ar Ra’du : 11).
Tugas kembali kenagari, sesungguhnya adalah, menggali kembali potensi dan asset
nagari, dengan memanggil potensi yang ada dalam unsur manusia di nagari.
Kemudian observasinya dipertajam, daya pikirnya ditingkatkan, daya geraknya
didinamiskan , daya ciptanya diperhalus, daya kemauannya dibangkitkan, dengan
menumbuhkan atau mengembalikan kepercayaan kepada diri sendiri.
Handak kayo badikik-dikik, Handak tuah batabua urai, Handak mulia tapek-i janji, Handak
luruih rantangkan tali, Handak buliah kuat mancari, Handak namo tinggakan jaso, Handak
pandai rajin balaja. Dek sakato mangkonyo ado, Dek sakutu mangkonyo maju, Dek ameh
mangkonyo kameh, Dek padi mangkonyo manjadi.
DIPERLUKAN KERJA KERAS,
26 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Satu konsepsi tata cara hidup, sistem sosial dalam "iklim adat basandi syara' syara'
basandi Kitabullah", dalam rangka pembinan negara dan bangsa kita keseluruhannya. Yakni
untuk melaksanakan Firman Ilahi;
"Berbuat baiklah kamu (kepada sesama makhluk) sebagaimana Allah berbuat baik
terhadapmu sendiri (yakni berbuat baik tanpa harapkan balasan). (QS.28, Al Qashash : 77)
Kekuatan moral yang dimiliki, ialah menanamkan "nawaitu" dalam diri anak nagari,
“Latiak-latiak tabang ka Pinang, Hinggok di Pinang duo-duo, Satitiak aie dalam
piriang, Sinan bamain ikan rayo.”
Teranglah sudah, bagi setiap orang yang secara serius ingin berjuang di bidang
pembangunan masyarakat nagari pasti akan menemui disini iklim yang subur, bila pandai
menggunakannya dengan tepat. Mengabaikan adat dan syarak ini, adalah satu kerugian, karena
berarti mengabaikan satu partner "yang amat berguna" dalam pembangunan masyarakat nagari
dan Negara.
27 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
Bila dibandingkan jumlahnya, mushalla lebih banyak daripada masjid. Selain tempat ibadah
sholat, mushalla juga digunakan untuk pelaksanaan pendidikan Islami.
Saat-saat situasi azan beberapa anggota masyarakat usia lanjut pergi ke masjid dan
surau untuk melaksanakan ibadah sholat. Namun, jumlah jamaah yang paling banyak adalah
saat sholat Magrib dan Isya.
Pengamalan keagamaan dalam ABSSBK di Kenagarian Pariangan Tanah Datar, masih
jauh dari harapan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang melaksanakan shalat
berjama’ah di masjid. Pada umumnya yang melaksanakan shalat berjama’ah adalah kaum ibu
yang sudah tua-tua. Sementara para remaja lebih senang nongkrong di kedai-kedai sekitar
masjid saat azan berkumandang, sedang kaum bapak sibuk dengan pekerjaannya. Begitu juga
mushalla-mushalla yang ada di Kanagarian Pariangan kurang dimanfaatkan untuk pembinaan
pendidikan anak, bahkan ada mushalla yang tidak dimanfaatkan sama sekali. Akan tetapi
dalam pembayaran zakat dan zakat fitrah masyarakat melaksanakan dengan sepenuhnya.
Nilai-Nilai Kemanusiaan. Pemahaman masyarakat Nagari Pauh IX terhadap nilai-nilai
kemanusiaan terlihat pada hari baik dan hari buruk. Filosofi adat yang berbunyi “kaba bayiak
bahimbauan, kaba buruak bahambauan” masih terlihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
saat acara kematian, mereka selalu melakukan “tagak payuang” sebagai lambang duka.
Masyarakat sekitarnya ikut mendatangi rumah yang ditimpa musibah (manjanguak). Hari
berikutnya, masyarakat juga masih mendatangi rumah yang berduka untuk menyumbangkan
“kaji” (mangaji di rumah yang kemalangan, yaitu membacakan yasin secara bersama-sama)
sebagai rasa ikut membantu si almarhum melapangkan dari azab kubur. Dalam pesta kebaikan
seperti baralek, di masyarakat Pauh IX Padang ditemukan nilai-nilai kemanusiaan seperti
tetangga terdekat ikut membantu mamasak di rumah si Alek tanpa diperintahkan terlebih
dahulu.
Pengamalan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah masih dijumpai pengamalannya dalam
masyarakat di Kanagarian Pariangan, namun tidak seerat pada masa lalu. Dahulu aspek
kehidupan yang membutuhkan orang banyak selalu dikerjakan secara gotong royong, seperti
dalam mengolah sawah, pembuatan rumah, perhelatan/upacara perkawinan, pembuatan
masjid/mushalla. Sekarang lebih banyak dikerjakan secara sendiri-sendiri. Yang masih
konsisten sampai sekarang dilaksanakan secara bersama adalah perhelatan/upacara
perkawinan, sedangkan yang lainnya sudah dilaksanakan secara sendiri-sendiri. Bahkan
pembuatan masjid/mushalla tidak lagi dilaksanakan secara gotong royong.
Nilai Ukhuwah Islamiyah/Kesatuan dan Persatuan. Nilai-nilai ukhuwah
Islamiyah/Kesatuan dan Persatuan juga dapat dijumpai dalam masyarakat Pauh IX, seperti
dalam alek buruak dan alek bayiak. Dalam alek buruak seperti, kedatangan mereka tanpa
diundang terlebih dahulu. Dalam masyarakat Nagari Pauh IX juga ditemui nilai-nilai ukhuwah
Islamiah/Kesatuan dan Persatuan seperti untuk membangun rumah. Di daerah ini juga ditemui
sebuah kaum yang sangat menjunjung tinggi nilai kesatuan dan persatuan. Di dalam kaum,
pekerjaan baik dan pekerjaan buruk selalu dikerjakan secara bersama.
Pengamalan nilai-nilai kemanusiaan di Kenagarian Pariangan masih diamalkan oleh
masyarakat. Salah satu indikator pengamalan masyarakat adalah “kaba baiak baimbauan,
kaba buruak baambauan”. Setiap terjadi kematian salah seorang anggota masyarakat, maka
diumumkan dari masjid tentang peristiwa tersebut, maka masyarakat berduyun datang ke
rumah duka untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan jenazah. Begitu juga malam-malam
berikutnya, orang berkumpul di rumah duka untuk melaksanakan tadarusan.
Nilai Musyawarah dan Demokrasi. Nilai musyawarah yang dijumpai dalam
masyarakat Pauh IX seperti terlihat dalam pemberian gelar adat untuk marapulai dan atau
datuak, musyawarah dalam mencari hari baik bulan baik untuk pesta perkawinan. Nilai-nilai
musyawarah dan demokrasi tersebut terlihat saat ninik mamak dengan ninik mamak
berunding tentang apa gelar yang akan diturunkan kepada kemenakan (marapulai). Keputusan
28 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
diambil ninik mamak berdasarkan filosofi “bulek ayia ka pambuluah, bulek kato ka mufakat”,
“karajo bayiak elok dipacapek nak jan tumbuah di nan buruak”.
Pengamalan nilai-nilai musyawarah/demokrasi yang membudaya di Kanagarian
Pariangan disebut dengan “baiyo batido”, salah satu bentuk sistem musyawarah di Nagari,
dalam berbagai aspek kehidupan seperti, mendirikan rumah baru, mencari jodoh anak
perempuan, melakukan perhelatan perkawinan dan sebagainya.
Nilai Raso Pareso/Akhlak/Budi Pekerti. Nilai-nilai yang berhubungan dengan raso
pareso/akhlak/budi pekerti yang dijumpai dalam masyarakat Nagari Pauh IX Padang adalah
semakin hilangnya identitas keminangkabauan, terutama rasa malu di dalam diri, seperti
berpakaian ketat, memperlihatkan aurat (anak gadis pergi sekolah atau ke pasar mengenakan
pakaian ketat dan celana pendek), main bola dan main domino dengan anak kemenakan. Hal
ini seperti terlihat di sebuah kedai di Pauh IX, kemenakan dan mamaknya satu meja domino.
Bahkan sama-sama mencari nomor buntut di kedai tersebut.
Nilai-nilai akhlak/budi pekerti dalam masyarakat Kanagarian Pariangan nampaknya
semakin kurang seperti juga masyarakat lain, masyarakat Kanagarian Pariangan mengalami
krisis identitas terutama di kalangan anak muda. Para remaja dalam berpakaian tidak lagi
mengikuti norma-norma agama dan adat, begitu juga dalam pergaulan, para remaja putri
banyak yang berpakaian tidak menutup aurat. Remaja putra dan putri sering keluar malam
berdua-duan tanpa didampingi oleh muhrimnya.
Gotong Royong/Sosial Kemasyarakatan. Nilai-nilai gotong royong masih dijumpai
dalam masyarakat Nagari pauh IX, terutama dalam pembangunan masjid, mushalla dan
perbaikan/pemeliharaan jalan. Mereka melakukannya dengan hati ikhlas, bahkan kaum ibunya
ikut menyumbangkan nasi bungkus untuk pelaksanaan gotong royong tersebut.
Nilai-nilai sosil kemasyarakat yang diamalkan oleh masyarakat Pariangan dapat dilihat
dari aplikasi “syarak mangato adat mamakai”. Ini terbukti bahwa antara Ninik Mamak
Pemangku Adat, selalu bekerja sama dengan ulama dalam membangun dan membina
masyarakat. Tradisi-tradisi yang berlaku disana sulit untuk dibedakan apakah tradisi tersebut
adat atau agama, karena tradisi tersebut disokong oleh Ninik Mamak dan ulama.
29 H Mas’oed Abidin
Kompilasi ABS SBK
DAFTAR BACAAN
Azyumardi Azra. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru.
Jakarta: Logis.
Donal Ary, dkk. 1984. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, terjemahan Arief Farchan.
Sutabaya. Usaaha Nasioanl.
Haroen,dkk. 2001. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Penerbit
I.H.Dt. Rajo Panghulu. 1984. Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau.
Bandung: CV. Remaja Karya.
M. Nasroen. 1971.Dasar Filsafat Adat Minangkabau. Jakarta: Bulan Bitang, 1971
M.R.M. Dt. Radjo Panghoeloe. 1969. Minangkabau: Sejarah Ringkas. Padang: t.p.
Muchtar Naim. 1984. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. Yogyakarta: UGM Press.
Mas’oed Abidin, H. Islam Dalam Pelukan Muhtadin MENTAWAI, DDII Pusat, Percetakan ABADI,
Jakarta - 1997.
----------------------- , Dakwah Awal Abad, Pustaka Mimbar Minang, Padang - 2000.
----------------------- , Problematika Dakwah Hari Ini dan Esok, Pustaka Mimbar Minang, Padang –
2001.
----------------------- , Suluah Bendang di Minangkabau, Pustaka Mimbar Minang, Padang.2002
----------------------- , Pernik Pernik Ramadhan, Pustaka Mimbar Minang, Padang 2003
----------------------- , Surau Kito, PPIM Sumbar, Padang – 2004.
----------------------- , Silabus Surau, PPIM Sumbar, Padang – 2004.
----------------------- , Adat jo Syarak di Minangkabau, PPIM Sumbar, Padang – 2004.
----------------------- , Implementasi ABS-SBK, PPIM Sumbar, Padang – 2004.
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. 2001. Program Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera
Barat Tahun 2001-2005. t.p.
Ramayulis. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Salmadanis, dkk,. 2003. Adat Basandi Syarak: Nilai dan Aplikasinya Menuju Kembali ke Nagari
dan Surau. Jakarta: Kartina Insan Lestari.
30 H Mas’oed Abidin
1
Kesudahan adat, artinya keputusan adat itu berakhir pada musyawarah ninik mamak di
valairung adat, sedangkan keputusan dari syarak atau agama baru akan dirasa akibatnya di
akhirat nanti. Karena itu, adat yang mempedomani syarak niscaya akan terhindar dari
perbuatan nista.
2
adat nan indak lakang dek paneh, indak lapuak dek hujan, diasak indak layua, dibubuik indak
mati, atau adat yang tidak lekang oleh panas, tidak lapuk karena hujan, di pindahkan tidak
layur, dicabut tidak akan mati, artinya adat tersebut hidup terus sesuai dengan keperluan
manusia, dan adat itu dapat dilaksanakan oleh orang Minangkabau walaupun di tanah
perantauannya sendiri.
3
Adat berbuhul mati, adalah adat sebenar adat yang datangnya dari Allah Khaliqul Alam, sesuai
dengan fiotrah manusia.
4
Maknanya, yang ditetapkan oleh syari’at agama Islam, semestinya dipakaikan oleh adat di
ranah Minangkabau
5
Alam terkembang jadi guru telah menjadi filosofi adat di Minangkabau sejak pertama. Dari
melihat alam sesungguhnya kita dapat mengenal kekuasaan Allah Khaliqul Alam ini.
6
Berjenjang naik bertangga turun, ada aturan yang mesti dilalui. Naik dimulai dari jenjang yang
di bawah, terjaga keteraturan, dan turun dari tangga yang di atas, artinya ada kaedah yang
mesti dijaga baik. Secara hokum alam titik dari langit, yakni aturan syarak itu dating dari
wahyu, dan aturan adat tabusek dari bumi, menjadi perilaku masyarakat mulai dari lapisan
paling bawah
7
Tumbuah bak padi digaro, tumbuah bak bijo disiang. Elok dipakai, buruak dibuang. Elok
dipakai jo mufakat, buruak dibuang jo rundiangan Tumbuh bagaikan padi yang di pelihara di
sawah, tumbuh bagaikan bijo (tampang) yang di jaga dan dipupuk disiangi. Maka adat itu akan
berkembang dengan baik. Dalam perkembangan zaman maka adat itu berperinsip kepada
mana yang elok dapat di pakai, mana yang buruk dapat dibuang. Akan tetapi menetapkan elok
itu mesti dengan mufakat, mengahadirkan kebiasaan istiadat dan bimbingan agama Islam juga.
Mana yang tudak baik, dapat dibuang melalui perundingan.
8
QS.4, An Nisak : 97.
9
Ucapan Khalifah Umar bin Khattab, yang ditujukan kepada seorang pemuda yang hanya
berdoa tanpa berusaha.
10
Atsar dari Shahabat.
11
ibid. QS.16 : 17 dan QS.14,Ibrahim : 33.
12
Memang di surau tidak ada yang dapat di cari benda-benda (materi), kecuali hanya bekal ilmu,
hikmah dan kepandaian-kepandaian untuk mengharungi hidup di dunia ini, dan dalam
mempersiapkan hidup di akhirat. Sebagai terungkap di dalam Peribahasa Minangkabau, “bak
batandang ka surau”, karena memang surau tak berdapur (Anas Nafis, 1996:464 -Surau-2).
13
Dt.Rajo Pengulu, Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau, 1994 : 62.
14
Penghulu pada setiap suku, yang sering juga disebut ninik mamak nan gadang basa batuah,
atau nan di amba gadang, nan di junjung tinggi, sebagai suatu legitimasi masyarakat nan di
lewakan.
15
Bisa juga disebut dengan panggilan urang siak, tuanku, bilal, katib nagari atau imam suku, dll
dalam peran dan fungsinya sebagai urang surau pemimpin agama Islam. Gelaran ini lebih
menekankan kepada pemeranan fungsi ditengah denyut nadi kehidupan masyarakat (anak
nagari).
16
Bisa saja terdiri dari anak nagari yang menjabat jabatan pemerintahan, para ilmuan, perguruan
tinggi, hartawan, dermawan.
17
Para remaja, angkatan muda, yang dijuluki dengan nan capek kaki ringan tangan, nan ka
disuruah di sarayo.
18
Kalangan ibu-ibu, yang sesungguhnya ditangan mereka terletak garis keturunan dalam sistim
matrilinineal dan masih berlaku hingga saat ini.
19
Bukti kecintaan kenagari ini banyak terbaca dalam ungkapan-ungkapan pepatah hujan ameh
dirantau urang hujang batu dinagari awak, tatungkuik samo makan tanah tatilantang samo
mahiruik ambun.