Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI 1 – PAI

1. Pengertian iman dan nilai positif serta negatif pada keimanan.


A. Pengertian Iman
a. Berdasarkan QS. Al-Baqarah (2) : 165 tergambar bahwa iman adalah sikap yang
menunjukan kecintaan terhadap Allah.
b. Berdasarkan Ibnu Majah dalam Sunannya, nabi pernah bersabda bahwa iman adalah
keterikatan antara kalbu, ucapan dan perilaku.
c. Jika berdasarkan kesimpulan dari QS. Al-A’raf (7) : 179 iman identik dengan pikiran atau
akal.
Jadi dari tafsiran tersebut bisa disimpulkan bahwa iman dibentuk dalam tiga aspek
yaitu kalbu, lisan, dan perbuatan. Sehingga iman bisa didefiniskan dengan pendirian
yang diwujudkan dalam bentuk bahasa dan perilaku.

B. Apakah nilai positif dan negatif pada keimanan


Nilai positif pada :
QS. Al-Baqarah (2) : 4 yaitu beriman kepada Al-Qur’an
QS. Al-Baqarah (2) : 285 adalah beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikatNya, kitab-
kitabNya juga kepada nabi dan rasul-rasulNya.
Nilai negatif pada :
QS. An-Nissa’ (4) : 51 yaitu mereka (orang kafir) percaya akan jibt (sesembahan selain
Allah) dan taghut (berhala). Di ayat ini kata iman dirangkaikan dengan kata jibti dan taghut,
syaithan dan apa saja yang disembah selain Allah. Sehingga iman pada ayat tersebut
bernilai negatif.
QS. Al-Ankabut (29) : 51 pada ayat ini kata iman dkaitkan dengan kata batil (yang tidak
benar menurut Allah).
2. Ciri-ciri keimanan dilengkapi dengan ayat-ayat Al-Qur’an
a. Tawakkal yaitu menyandarkan berbagai aktivitasnya atas perintah Allah.

Terdapat pada QS. Al-Baqarah (2): 172


َ ‫ت َما َر َز ْق َنا ُك ْم َوا ْش ُكرُوا هَّلِل ِ إِنْ ُك ْن ُت ْم إِيَّاهُ َتعْ ُبد‬
‫ُون‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
ِ ‫ِين آ َم ُنوا ُكلُوا مِنْ َط ِّي َبا‬
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah. (Al-Baqarah: 172)

b. Mawas diri dan bersikap ilmiah dimaksudkan agar seseorang tidak terpengaruh oleh
berbagai kasus dari manapun datangnya, baik dari kalangan jin dan manusia, bahkan
mungkin datang dari diri sendiri.

ِ ‫)إِلَ ِه ال َّن‬٢( ‫اس‬


Terdapat pada QS. An-Naas (114) :1-3 )٣( ‫اس‬ ِ ‫) َملِكِ ال َّن‬١( ‫اس‬ ُ ‫قُ ْل أَع‬
ِ ‫ُوذ ِب َربِّ ال َّن‬
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara) manusia(1), Yang Menguasai
manusia(2), Tuhan bagi manusia(3)

c. Optimis dalam menghadapi masa depan artinya kita tidaklah perlu memikirkan
bagaimana hasilnya nanti, karena hasil adalah akibat dari suatu perbuatan.
Terdapat dalam surat Al-Insyirah (94) : 5-6 )6(‫) إِنَّ َم َع ا ْل ُع ْس ِر ُي ْس ًرا‬5(‫َفإِنَّ َم َع ا ْل ُع ْس ِر ُي ْس ًرا‬
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.”

d. Konsisten dan menepati janji yaitu senantiasa menepati janji kepada Allah, sesama
manusia dan dengan lingkungannya.
Terdapat dalam QS. Al-Ma’idah (5) : 1

َ ‫ ُر ٌم ۗ إِنَّ هَّللا‬-ُ‫ ْي ِد َوأَ ْن ُت ْم ح‬-‫الص‬


َّ ‫ر ُم ِحلِّي‬-ْ ْ َّ‫ال ُعقُو ِد ۚ أ ُ ِحل‬-
َ ‫ ِام إِاَّل َما ُي ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم َغي‬-‫ ُة اأْل َ ْن َع‬-‫ت لَ ُك ْم َب ِهي َم‬ ْ ‫وا ِب‬-ُ‫وا أَ ْوف‬-‫ِين آ َم ُن‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫َيحْ ُك ُم َما ي ُِري ُد‬
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya”.
e. Tidak sombong karena kesombongan adalah perbuatan tercela yang akan membahayakan
diri sendiri juga orang lain. Dalam surat Luqman (31): 18
‫ور‬ ِ ْ‫ش فِي اأْل َر‬
ٍ ‫ض َم َرحًا ۖ إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل ُم ْختَا ٍل فَ ُخ‬ ِ َّ‫ك لِلن‬
ِ ‫اس َواَل تَ ْم‬ َ ُ‫َواَل ت‬
َ ‫صعِّرْ َخ َّد‬
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri”

3. Pemikiran manusia tentang ketuhanan


a. Animisme/Dinamisme, Politeisme dan Henoteisme
 Animisme dan Dinamisme
Pemikiran animisme yaitu dimana masyarakatnya berkeyakinan bahwa suatu benda atau
alam mempunyai ruh (makhluk ghaib) di dalamnya. Contohnya memberikan sesajen
kepada pohon untuk menghindari dari bencana.
 Sedangkan dinamisme adalah kepercayaan pada benda yang mempunyai kekuatan.
Sehingga pada kepercayaan dinamisme benda-bendalah yang menjadi Tuhan mereka.
Contohnya memakai jimat
 Politeisme sebuah kepercayaan terhadap para dewa atau dewi. Misalnya di sebagian
masyarakat Jawa mereka berkeyakinan Dewi Sri sebagai pengatur tanaman padi.
 Henoteisme menurut paham ini jumlah Tuhan/ penguasa setiap bangsa hanya ada satu.
Akan tetapi penguasa di satu tempat berbeda dengan penguasa di tempat lain.
b. Monoteisme hanya ada satu Tuhan di dunia ini. Monoteisme terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Deisme adalah paham yang beranggapan bahwa Tuhan Yang Maha Esa mempunyai sifat
yang serba Maha. Akibatnya Tuhan hanya diakui kehebatan-Nya, disanjung dan dipuja,
diagungkan kebesaran-Nya tetapi ajaran-Nya tidak berperan dalam kehidupan.
2. Panteisme adalah paham yang berpendapat bahwa sebagai pencipta alam, Tuhan ada
bersama alam, bahkan setiap bagian dari alam, itulah juga Tuhan. Sehingga Tuhanlah
sebagai pemerannya.
3. Eklektisme adalah gabungan paham dari deisme dan panteisme. Manusia mempunyai
peranan sebagai perencana, sedangkan Tuhan berperan sebagai penentu. Paham ini
bermanfaat untuk orang yang mengalami kegagalan. Namun dalam kondisi berhasil,
biasanya lupa dengan Tuhan.

Sumber : MKDU4221/3SKS/MODUL 1-9 Pendidikan Agama Islam hal.1.3 – 1.29

Anda mungkin juga menyukai