Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas. Pasien geriatri merupakan pasien lanjut usia dengan multi penyakit
dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan
multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin (Permenkes, 2014). Pasien geriatri atau
lansia merupakan salah satu golongan dari populasi manusia yang dapat dikategorikan
khusus karena memiliki kondisi kesehatan serta penyakit yang spesifik sehingga perlu
pendekatan dan manajemen yang berbeda khususnya dalam perawatan dental. Hal ini
terkait dengan perubahan kondisi rongga mulut seiring adanya penurunan fungsi organ,
penyakit komplikasi, atau pengobatan yang diterima.
Kesehatan gigi dan mulut pada lansia perlu mendapatkan perhatian, hal tersebut
dikaitkan dengan penurunan fungsi dan produktifitas lansia serta penyakit sistemik yang
menyertai. Proses penuaan adalah peristiwa yang normal dan alamiah yang dialami oleh
setiap individu. Perubahan terjadi dari berbagai aspek fisik, mental dan sosial (Abikusno,
2013). Hal ini merupakan bagian dari proses penuaan yang merupakan fenomena biologis
yang tidak terhindarkan. Kelainan atau penyakit sistemik baik diikuti atau tidak diikuti
terapi obat-obatan dapat berpengaruh terhadap kesehatan oral dan meningkatkan risiko
terjadinya kelainan dental atau jaringan lunak rongga mulut lainnya. Berdasarkan data
WHO, permasalahan rongga mulut yang sering dialami oleh pasien lansia adalah karies,
penyakit periodontal, edentulous, xerostomia, dan kanker mulut (Gil-Montoya dkk.,
2015).
Perubahan Rongga Mulut pada Pasien Lansia
1. Perubahan Mukosa Oral
Mukosa oral didukung oleh lapisal epitelium dan jaringan ikat. Seiring proses
penuaan, siklus turn over berjalan tidak maksimal, membuat lapisan epitel semakin
tipis. Kemampuan jaringan menahan air serta berkurangnya jumlah kolagen yang
mendukung jaringan ikat membuat mukosa oral berkurang elastisitasnya (Razak
dkk., 2014). Pertambahan usia menyebabkan sel epitel pada mukosa mulut mulai
mengalami penipisan, berkurangnya keratinasi, berkurangnya kapiler dan suplai
darah serta penebalan serabut kolagen pada lamina propia. Hal ini dapat
menyebabkan perubahan secara klinis pada mukosa dan dapat menyebabkan
penurunan senstivitas mukosa rongga mulut terhadap iritasi (Asih dkk., 2014). Hal
tersebut mengakibatkan beberapa perubahan mukosa pada lansia diantaranya yaitu
lidah tampak rata karena penipisan epitel dan depapilasi, mukosa kehilangan tekstur
stippling, serta mudah terjadi ulkus maupun lesi prekanker (Razak dkk., 2014).
Kelainan mukosa rongga mulut yang terbanyak ditemukan adalah fissured tongue
dan coated tongue (Asih dkk., 2014).
2. Kerusakan Gigi Geligi
Pada beberapa lansia, fungsi kelenjar saliva berkurang, menyebabkan turunnya laju
saliva sehingga kemampuan self-cleansing berkurang sehingga meningkatkan risiko
karies. Penyakit sistemik seperti diabetes meningkatkan risiko infeksi pada gigi dan
jaringan pendukungnya (Huttner dan Machado, 2009). Sehingga karies gigi menjadi
masalah gigi paling umum pada lansia. Selain itu, periodontitis juga sering menjadi
masalah pada lansia. Salah satu penyebab periodontitis ialah usia karena seiring
bertambahnya usia maka akan semakin banyak kelainan/ penyakit yang timbul.
Sehingga hal ini menyebabkan gigi pada lansia rentan terjadi kegoyahan. Perawatan
pada lansia terutama karies gigi dan gigi goyah rata-rata dilakukan pencabutan
sehingga menimbulkan masalah baru yakni banyaknya lansia yang kehilangan gigi
atau edentulous (Rosidah dkk., 2020).
3. Perubahan Jaringan Periodontal
Penurunan respon sel pertahanan membuat proses penyembuhan kelainan jaringan
periodontal menjadi tidak maksimal. Penyakit sistemik seperti diabetes juga dapat
mempengaruhi integritas jaringan periodontal begitu pula dengan beberapa obat-
obatan seperti obat hipertensi golongan ACE inhibitor. Beberapa masalah yang
ditemukan pada lansia berkaitan jaringan periodontal diantaranya gusi tidak stippling
dan papilla interdental tumpul, tulang alveolar turun, gigi goyah karena ligament
periodontal tidak adekuat, serta Drug Induced Gingival Enlargement (Huttner dan
Machado, 2009).
4. Fungsi Kelenjar Saliva
Seiring proses penuaan, epitelisasi pada sel-sel acinar yang melapisi tubulus kelenjar
saliva melambat, menyebabkan turunnya curah saliva dan laju saliva. Polimedikasi
yang biasa diterima pasien lansia, terutama dari golongan antihipertensi, antidepresi,
dan antipsikotik juga mempengaruhi laju saliva. Masalah yang sering dialami oleh
lansia berkaitan dengan kelenjar saliva yaitu Xerostomia dan hyposalivasi (Ristevska
dkk., 2015). Xerostomia disebabkan karena terjadinya atropi pada kelenjar saliva
yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya. Seiring dengan
meningkatnya usia, terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana
parenkim kelenjar akan hilang dan digantikan oleh jaringan ikat dan jaringan lemak.
Keadaan ini mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva (hyposalivas). Hal ini
dikarenakan dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin
menurun (degenerasi organ) baik karena faktor alamiah maupun penyakit (Tawas
dkk., 2018).
5. Protesa
Penggunaan protesa pada lansia memiliki tujuan untuk mengembalikan fungsi
estetik, fungsi mastikasi, fungsi fonetik, dan fungsi melindungi jaringan di
bawahnya. Akan tetapi penggunaan protesa dapat membuat permasalahan di rongga
mulut, terutama bagi lansia yang tidak bisa menjaga kesehatan rongga mulutnya.
Berbagai masalah mengenai penggunaan protesa diantaranya kandidiasis, stomatitis,
papillary inflammatory hyperplasia, serta angular cheilitis dan costen syndrome
sebagai akibat tidak tepatnya dalam pembuatan protesa (Buser dkk., 2019).
6. Perubahan Motorik
Sel-sel yang mendukung fungsi sensomotorik mengalami atrofi. Akibatnya, gerakan
melambat dan sering tidak terkoordinasi serta otot mengendur dan tertekuk
menyebabkan saliva terkumpul di sudut bibir. Hal ini menyebabkan pengunyahan
makanan kurang halus, seringnya tergigit sehingga menyebabkan ulkus, serta sering
terjadinya angular cheilitis (Seidler dkk., 2009).
7. Sensasi Pengecapan
Perubahan sensasi pengecapan dapat dipengaruhi karena turunnya fungsi kelenjar
saliva yang bertugas membawa substrat untuk menghubungkan difusi rasa ke taste
bud pada lidah. Obat-obatan kemoterapi juga dapat mempengaruhi karena
terganggunya kanal ion. Ada 2 jenis masalah sensasi pengecapan yaitu ageusia
(Sensasi pengecapan berkurang sepenuhnya) dan dysgeusia (Sensasi pengecapan
berkurang sebagian (Syed dkk., 2016).
8. Sensasi Nyeri
Adanya ketidaksinkronan antara saraf sensoris dan motorik sebagai hasil dari proses
penuaan memicu terjadinya neuropathy, trigeminal neuralgia, gangguan vascular,
gangguan otot, dan pengaruh hormon menyebabkan terjadi sensasi nyeri yang sering
tidak bisa ditemukan sumbernya. Contohnya adalah nyeri orofasial (rahang, wajah,
burning mouth syndrome) dan occlusal dysesthesia (Clark dkk., 2004).
PEMBAHASAN
Boras, V.V., Rogulj, A., Brailo, V., Simunkovic, S.A., Gabric, D., Vrdoljak, D. V., 2015,
Adverse Drug Reaction in the Oral Cavity, Acta Clin Croat, 54(2): 208-215.
Buser, R., Yue, Q., Zimmermann, P., Suter, V. G. A., Abou-Ayash, S., Schimmel, M.,
2019, Prosthodontic Solutions for Elderly Patients, Int Dent African Edition, 9(3):
32-49.
Carda C, Lloreda NM, Salom L, Ferraris MEG, Peydro A. Structural and functional
salivary disorders in type 2 diabetic patients. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2006;
11: E309 – 314.
Clark, G., Minakuchi, H., Lotaif, A.C., 2004, Orofacial Pain and Sensory Disorders in
the Elderly, Dent Clin N Am, 49(2): 343-362.
El-Outa, A., Cassia, A., 2017, Oral Health Beyond Mouth: Patients Opinions on Extraoral
Examination, Int Dent and Med J of Adv Research, 3(1): 1-6.
Ghom AG. Textbook of oral medicine. New Delhi: Jaypee Brothers; 2005. 333 – 345.
Gil-Montoya, J.A., Ferreria de Mello, A. L., Barrios, R., Gonzales-Moles, M.A., Bravo,
M., 2015, Cliv Inter Aging, 10(1): 461-467.
Huttner, E. A. dan Machado, D. C., 2009, Effects of Human Aging on Periodontal Tissue,
Special Care in Dent, 29(4): 149-155.
Inceoglu, B., Yakar, E. N., Cura, N., Eren, H., Gorgun, S., 2014, Importance of Taking
Anamnesis in Dentistry and Assessment f Knowledge and Attitudes of Dental
Students, J of Cont Dent, 4(2): 87-91.
Jayakarann TG. The effect of drugs in the oral cavity - a review. J Pharm Sci & Res.
2014; 6(2): 89 – 96.
McKenna, G. dan Burke, F.M., 2010, Age-Related Oral Changes, Dent Update, 37(8):
519-523.
Panov JA, Krastea A. Tongue coating in patients with gastrointestinal and liver disease.
J of IMAB. 2012; 18(2): 188 – 195.
Razak, P. A., Richard, K. M. J., Thankachan, R. P., Hafiz, K. A. A., Kumar, K. N.,
Sameer, K. M., 2014, Geriatric Oral Health: a Review Article, J Int Oral Health, 6(6):
10-116.
Syed, Q., Handler, K. T. dan Koncilja, K., 2016, The Impact of Aging and Medical Status
of Dysgeusia, The American J of Med, 129(7): 1-6.
Torpet, L.A., Kragelund, C., Reibel, J., Nauntofte, B., 2004, Oral Adverse Drug
Reactions to Cardiovascular Drugs, Criv Ret Oral Bio Med, 15(1): 28-46.
Turner, M.D., Ship, A.J., 2007, Dry Mouth and Its Effects on the Oral Health of Elderly
People, JADA, 138(1): 15-20.