Kliping Kewarganegaraan
Kliping Kewarganegaraan
Nim : 20.01.061.070
Kelas : Psikologi B 2020
Sudah Tiga Mensos Ditangkap KPK, Mekanisme
Bansos Senantiasa Bermasalah Menteri PDIP Juliari Batubara
meneruskan praktik lancung pengadaan bantuan sosial yang sering dikritik
berpotensi korup sejak era Gus Dur. Ekonom menilai BLT lebih baik daripada
bansos
MENSOS JULIARI BATUBARA YANG BARU SAJA DITAHAN KPK, SAAT MENGHADIRI RAPAT DI
Belum reda rasa syok masyarakat gara-gara Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy
Prabowo ketahuan korupsi benih lobster buat beli barang diskonan di Hawaii,
Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara mendatangi kantor Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyerahkan diri beberapa jam setelah
ditetapkan sebagai buronan. KPK, yang seakan “terlahir kembali”, menyematkan
status tersangka kepada Juliari pada Minggu (6/12).
Juliari mengutip jatah Rp10 ribu per paket bantuan sosial (bansos) yang dibagikan
Kementerian Sosial (Kemensos) kepada kelompok terdampak pandemi. Mirip kasus
Edhy, Juliari dan Kemensos juga ketahuan minta jatah kepada perusahaan rekanan
yang melakukan pengadaan bansos.
“Salah satu dorongan kami adalah dengan membuat PBJ direncanakan serta dikelola
secara transparan, misalnya mempublikasikan perencanaan pengadaan di Sistem
Informasi Rencana Umum Pengadaan [SiRUP] dan realisasi pengadaan. Dengan
begitu, publik dapat mengawasi apakah pengadaan telah dilakukan dengan
mematuhi ketentuan pengadaan,” tulis ICW dalam rilis resminya.
Peneliti ICW Tibiko Zabar menyebut bansos Covid-19 banjir permasalahan, terutama
aspek pengelolaan, “transparansi dan akuntabilitas pengadaan sangat minim.
Berdasarkan hasil pemantauan kami, setidaknya sejak 2 Juni 2020 hingga 31
Agustus 2020 terdapat 239 temuan dan aduan warga yang kami terima. Paling
banyak terkait pungli dan inclusion error [seharusnya tidak dapat, tapi malah dapat
karena kesalahan data],” kata Tibiko kepada VICE.
Penelusuran ICW menemukan bahwa salah satu perusahaan penyedia bansos baru
didirikan pada 4 Agustus 2020. Selain tak berpengalaman, penunjukan ini
bertentangan dengan UU 20/2001 Pasal 12 huruf I. alasannya, pejabat rentan
memanfaatkan posisinya karena doil yang bertugas mengawasi program, yakni
mensos itu sendiri.
Kementerian Sosial sejak lama dikritik karena lebih sering menjadi lahan basah bagi
politikus partai. Mendiang Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid, atau
akrab disapa Gus Dur, membubarkan Kemensos (saat itu masih disebut departemen
sosial) pada 1999, tapi kemudian dihidupkan lagi di era Megawati. Video Gus Dur
menceritakan ulang ambisinya mengakhiri korupsi laten di kementerian itu, saat
diwawancarai Andy Noya viral lagi setelah kasus Juliari ramai dibahas netizen.
“Departemen itu yang mestinya mengayomi rakyat ternyata korupsinya gede-
gedean…. Sampai hari ini,” kata Gus Dur dalam video yang direkam pada 2008 itu.
“Tikusnya sudah menguasai lumbung.” Ekonom Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menyebut bansos baiknya
diubah menjadi bantuan langsung tunai [BLT] yang lebih minim risiko
penyelewengan. Karena bentuknya uang, tidak ada keterlibatan pihak ketiga yang
membuka peluang manipulasi tender atau penggelembungan nilai produk seperti
dalam bansos.
“Jadi yang perlu diperbaiki soal tata kelola bansosnya, baik tunai atau barang. Kalau
barang dari pengadaan dan distribusi bansos. Pemerintah tolong lebih transparan,
pelaporan juga harus disampaikan secara berkala kepada warga,” sebut Tibiko.
Polemik bansos sudah disinyalir bermasalah dari hulu ke hilir. Pada Juli lalu, polisi
mengaku sedang menangani 102 kasus dugaan penyelewengan dana bansos
penanganan Covid-19 di sejumlah wilayah Indonesia.
“Ada pelaku seorang wali kota, kepala dinas sosial bekerja sama dengan penyedia,
kepala seksi kesra, pejabat Bulog, kepala desa atau perangkat desa, dan ada juga
pelaku dari Ketua RT,” sebut Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono,
dilansir CNN Indonesia.
Untuk mencapai suatu tujuan pembangunan yang nasional maka korupsi harus dan wajib
untuk di berantas. Dalam penanganan suatu kasus korupsi, hukuman yang diberikan harus
memiliki efek yang jera agar para koruptor yang melakukan korupsi tidak mengulanginya
lagi. Kita sebagai warga negara Indonesia wajib memiliki sikap dan sifat budaya malu yang
tinggi agar tindakan korupsi yang dapat merugikan negara Indonesia ini dapat di minimalisir.
Negara Indonesia merupakan negara hukum. Jadi, semua warga negara Indonesia juga
memiliki derajat dan perlakuan yang sama di mata hukum. Oleh karena itu, penindakan
hukum bagi pelaku korupsi harus di lakukan kepada siapapun orangnya, tidaklah boleh pilih
kasih, baik itu pejabat maupun masyarakat kecil (Rakyat). Jadi, korupsi yang terjadi di
Indonesia benar - benar harus di berantas agar Indonesia bersih seutuhnya dari tindakan
korupsi, agar kehidupan masyarakat indonesia menjadi sejahtera dan damai.
Kliping offline :