Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MULTIKULTURAL
Struktur Sosial
1. Menurut KBBI, struktur sosial adalah konsep perumusan asas hubungan antar individu dalam
kehidupan masyarakat yang merupakan pedoman bagi tingkah laku individu. Supaya lebih jelas,
ayo kita lihat tiga pengertian struktur sosial menurut para ahli.
2. Menurut Soerjono Soekanto, struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi
sosial serta peranan yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang ada di dalam struktur
tersebut.
3. Menurut George C. Homans, struktur sosial adalah pokok bahasan dalam sosiologi yang
berhubungan erat dengan kepribadian dasar serta perilaku sosial setiap manusia dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari agar sesuai dengan akomodasi peraturan yang ada.
4. Menurut Coleman, struktur sosial adalah suatu pola hubungan antar manusia dan antar
kelompok manusia. Susunan yang ada dapat bersifat vertikal ataupun horizontal.
Bersifat abstrak
Selalu berkembang dan dapat berubah
Merupakan realitas sosial bersifat statis dengan kerangka yang dapat membentuk suatu tatanan
Meliputi semua kebudayaan dalam masyarakat
Menjadi landasan akan proses sosial dalam masyarakat
Merujuk pada interaksi sosial pokok yang dapat memberikan bentuk pada masyarakat
Adanya dimensi vertikal dan horizontal
Tentu saja struktur sosial memiliki fungsi dalam penerapannya, Quipperian. Struktur sosial dapat
berfungsi sebagai:
Pengawas sosial
Karakteristik suatu kelompok masyarakat
Rantai sistem yang menghubungkan setiap aspek kehidupan
Dasar penanaman disiplin bagi setiap individu dalam masyarakat
Instrumen masyarakat dalam menyelenggarakan penataan kehidupan secara keseluruhan
Bentuk Struktur Sosial
1. Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial adalah bentuk struktur sosial yang memisahkan masyarakat secara bertingkat. Dalam
stratifikasi sosial, untuk menentukan tingkatan-tingkatan yang ada, pembedanya ialah tingkat
pendidikan, kekayaan, dan/atau kekuasaan. Menurut Max Weber, stratifikasi sosial muncul karena
kekuasaan, hak istimewa, dan prestis. Stratifikasi sosial dapat bersifat tertutup, terbuka, dan campuran.
Stratifikasi sosial tertutup tidak memungkinkan perpindahan posisi antar anggota masyarakat.
Sebaliknya, stratifikasi sosial terbuka memungkinkan adanya perpindahan posisi, naik ataupun turun.
Stratifikasi sosial campuran timbul karena bertemunya dua stratifikasi.
2. Diferensiasi sosial
Diferensiasi sosial adalah bentuk struktur sosial yang menggolongkan masyarakat dengan perbedaan
tertentu yang sifatnya sejajar, yaitu ras, suku bangsa, agama, profesi, dan jenis kelamin.
Demi terbentuknya struktur sosial, menurut Charles P. Loomis, unsur-unsur berikut ini harus terpenuhi.
Dalam sebuah struktur sosial, harus dapat ditemukan:
1. Ascribed status yang diberikan otomatis melalui keturunan, tanpa melihat individu tersebut
secara spesifik. Contoh: keturunan kerajaan.
2. Achieved status yang diperoleh karena usaha dari individu yang bersangkutan. Contoh: dokter.
3. Assigned status yang diberikan kepada individu atas jasa yang telah dilakukannya. Contoh:
pahlawan.
4. Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas
budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu
sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan
Masyarakat Multikultural
Menurut J.S. Furnivall, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua tau lebih
elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
Selain definisi yang diungkapkan oleh J.S. Furnivall, Nasikun juga mengungkapkan definisi
multikulturalisme. Menurut Nasikun, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua
atau lebih dari tatanan sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik
dipisahkan (diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda satu sama lain.
Dalam konteks Indonesia, corak masyarakat Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” bukan lagi hanya
berkutat pada keanekaragaman suku bangsa, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam
masyarakat Indonesia. Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural
adalah multikulturalisme, yaitu sebuah pandangan yang mengakui dan mengagumkan perbedaan dalam
kesederajatan, baik secara individual maupun secara kebudayaan. Multikulturalisme dapat berkembang
ketika didukung adanya toleransi dan kesediaan untuk saling menghargai. Oleh karena itu, kita harus
saling menghargai satu sama lain.
Menurut Van Den Berghe, ada 6 karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat multikultural yaitu :
Keberagaman yang terdapat dalam masyarakat dapat membuat masyarakat membentuk kelompok
tertentu berdasarkan identitas yang sama sehingga menghasilkan sub kebudayaan berbeda satu dengan
kelompok lain. Misalnya, di pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, dan Madura di mana ketiga suku
tersebut hidup di pulau Jawa dan memiliki kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki pembagian struktur sosial ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer
Masyarakat yang beragam membuat struktur masyarakat pun mengalami perbedaan antara masyarakat
satu dengan masyarakat lain. Perbedaan struktur masyarakat itu dapat dilihat melalui lembaga-lembaga
sosial yang bersifat tidak saling melengkapi. Misalnya, pada lembaga agama di Indonesia yang menaungi
beberapa agama memiliki stuktur yang berbeda. Lembaga-lembaga agama tersebut tidak saling
melengkapi karena karakteristik dari keberagaman masyarakat (agama) pun berbeda.
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik. Konflik
yang terjadi bisa sangat beragam, mulai dari konflik antar individu sampai konflik antar kelompok. Hal ini
bisa disebabkan oleh minimnya toleransi satu sama lain, baik antar individu maupun antar kelompok.
5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik, maka integrasi sosial sangat mungkin
terjadi. Akan tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul bukan karena kesadaran, melainkan paksaan
dari luar diri atau luar kelompok. Contoh : aturan tentang anti-diskriminasi dalam penggunaan fasilitas
publik. Selain itu, masyarakat memiliki ketergantungan dalam bidang ekonomi yang dapat mendorong
terjadinya integrasi karena kebutuhannya. Contohnya adalah individu yang bekerja pada individu atau
perusahaan lain membuat dirinya harus mematuhi segala aturan yang dibuat. Terjadinya kondisi patuh
dan integrasi timbul karena adanya aturan yang mengikat individu dalam melaksanakan pekerjaannya
dan hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat multikultural dapat memiliki kekuatan politik yang
mengatur kelompok lain. Hal ini menjadi bentuk penguasaan (dominasi) dari suatu kelompok kepada
kelompok lain yang tidak memiliki kekuatan politik.
1. Bersikap Kritis
Yaitu sebuah sikap yang tidak mudah begitu saja menerima suatu sebagai bentuk kebenaran, melainkan
berusaha terlebih dahulu untuk menemukan kekeliruan yang mungkin ada dalam pengamatan.
- Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap sebuah nilai – nilai dan norma sosial yang berbeda
dari anggota masyarakat yang kita temui.
- Menyelesaikan sebuah konflik dengan cara akomodatif, melalui mediasi, kompromi, dan adjudikasi.
2. Bersikap Toleransi
Yaitu suatu sikap yang bersedia menghargai, membiarkan, atau membolehkan terhadap suatu pendirian,
pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan pihak lain yang berbeda dari pendirian sendiri.
Yaitu suatu keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasikan dirinya dalam
sebuah keadaan fikiran atau perasaan yang sama dengan orang lain.