Anda di halaman 1dari 2

1.

Syiah
Syiah adalah sekte politik pertama dalam sejarah Islam. Syiah (bahasa Arab: ‫شيعة‬, translit.
syīʿah, dari kata Syīʿatu ʿAlī, "pengikut Ali"). Dalam keyakinan Syiah dikatakan bahwa rasul
dalam agama Islam, Muhammad saw menunjuk Ali bin Abu Thalib sebagai penggantinya dan
pemimpin setelahnya, tetapi gagal menjadi khalifah sebagai akibat dari insiden di Saqifah.
Dengan demikan mereka mengingkari kepemimpinan Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan
Utsman bin Affan.
2. Khawārij
Khowaarij, secara harfiah berarti "Mereka yang Keluar", khowarij ialah istilah umum yang
mencakup sejumlah aliran dalam Islam yang awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi Thalib,
lalu menolaknya. Disebut Khowarij disebabkan karena keluarnya mereka dari dinul Islam dan
pemimpin kaum muslimin. Awal keluarnya mereka dari pemimpin kaum muslimin yaitu pada
zaman khalifah Ali bin Abi Thalib ketika terjadi (musyawarah) dua utusan. Dalam mengajak
umat mengikuti garis pemikiran mereka, kaum Khawarij sering menggunakan kekerasan dan
pertumpahan darah.
3. Murjiah
Aliran Murji'ah adalah golongan yang terdapat dalam Islam yang muncul dari golongan yang
tak sepaham dengan Khawarij. Ini tercermin dari ajarannya yang bertolak belakang dengan
Khawarij. Secara garis besar, ajaran-ajaran pokok Murji'ah adalah:
a. Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Jadi pengikut golongan ini tak dituntut
membuktikan keimanan dalam perbuatan sehari-hari. Ini merupakan sesuatu yang janggal
dan sulit diterima kalangan Murji'ah itu sendiri, karena iman dan amal perbuatan dalam
Islam merupakan satu kesatuan yang harus selaras dan berkesinambungan.
b. Selama meyakini 2 kalimat syahadat, seorang Muslim yang berdosa besar tak dihukum
kafir. Hukuman terhadap perbuatan manusia ditangguhkan, artinya hanya Allah yang berhak
menjatuhkannya di akhirat.
4. qodariyah
Qadariyah adalah sebuah ideologi dan sekte bid'ah di dalam akidah Islam yang muncul pada
pertengahan abad pertama Hijriah di Basrah, Irak. Kelompok ini memiliki keyakinan
mengingkari takdir, yaitu bahwasanya perbuatan makhluk berada di luar kehendak Allah dan
juga bukan ciptaan Allah. Para hamba berkehendak bebas menentukan perbuatannya
sendiri dan makhluk sendirilah yang menciptakan amal dan perbuatannya sendiri tanpa
adanya andil dari Allah.
4. 5. Jabariyah
Jabariyah adalah paham yang menafikan perbuatan dari hamba secara hakikat dan
menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah. Artinya, manusia tidak punya andil sama
sekali dalam melakukan perbuatannya, Tuhanlah yang menentukan segala-galanya.
Keyakinan Jabariyah bertolak belakang dengan keyakinan Qadariyah namun keduanya
dikatakan menyimpang dari akidah Ahlussunnah.
5. 6. 6. Mu’tazilah
Ajaran Mu'taziliyah kurang diterima oleh kebanyakan ulama Sunni karena aliran ini
beranggapan bahwa akal manusia lebih baik dibandingkan tradisi. Oleh karena itu, penganut
aliran ini cenderung menginterpretasikan ayat-ayat Alquran secara lebih bebas dibanding
kebanyakan umat muslim. Muktazilah memiliki lima ajaran utama yang disebut ushul al-
khamsah, yakni:
a. Tauhid. Mereka berpendapat:
a. Sifat Allah adalah zat-Nya itu sendiri.
b. Alquran adalah makhluk.
c. Allah di alam akhirat kelak tak terlihat mata manusia. Yang terjangkau mata manusia
bukanlah Ia.
b. Keadilan-Nya. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT akan memberi imbalan pada
manusia sesuai perbuatannya.
c. Janji dan ancaman. Mereka berpendapat Allah takkan ingkar janji: memberi pahala
pada muslimin yang baik dan memberi siksa pada muslimin yang jahat.
d. Posisi di antara 2 posisi. Ini dicetuskan Wasil bin Atha' yang membuatnya berpisah
dari gurunya, bahwa mukmin yang berdosa besar, statusnya berada di antara mukmin
dengan kafir.
e. Amar ma’ruf (tuntutan berbuat baik) dan nahi munkar (mencegah perbuatan yang
tercela). Ini lebih banyak berkaitan dengan hukum/fikih.

6. 7. Asy'ariyah adalah mazhab teologi yang disandarkan kepada Imam Abul Hasan al-Asy'ari.
Asy'ariyah mengambil dasar keyakinannya dari Kullabiyah, yaitu pemikiran dari Abu
Muhammad bin Kullab dalam meyakini sifat-sifat Allah. Kemudian mengedepankan akal
(rasional) di atas tekstual ayat (nash) dalam memahami Al-Qur'an dan hadis

Anda mungkin juga menyukai