Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Individu Profesi Ners Stase
Keperawatan Gerontik

Di Susun Oleh :

Latifatul Hariroh
82021040124

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TA 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang terakhir


yang dialami setiap individu. Pada setiap individu pasti melewati tahap
tumbuh kembang mulai dari kelahiran, masa bayi, kanak-kanak, remaja,
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Usia Lanjut merupakan kelompok
yang paling rentan mengalami penurunan fungsional serta mengalami
beberapa perubahan dalam kondisi fisik, sosial, kognitif dan psikologi
(Rahayu, Catharina Daulima, dan Eka Putri, 2018). Penurunan tubuh
pada manusia mengakibatkan proses degeneratif (Muhith dan Siyoto,
2016). Proses degeneratif dapat menyebabkan penyakit kronis. Salah satu
penyakit kronis yang terjadi pada usia lanjut yaitu hipertensi (Sunaryo et
al., 2015). Hipertensi merupakan penyakit degeneratif, seiring dengan
bertambahnya usia tekanan darah meningkat (Triyanto, 2014).

Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik


muda maupun tua dengan nilai tekanan darah menunjukan sistolik > 140
mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu
masalah kesehatan yang cukup berbahaya di seluruh dunia karena
hipertensi merupakan faktor risiko utama yang mengarah kepada penyakit
kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit
ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke
menjadi dua penyebab kematian utama di dunia (WHO, 2018)

Lansia memiliki masalah yang berbeda-beda terhadap penyakit


hipertensinya, ada lansia yang tidak patuh minum obat dan tidak
mengkontrol tekanan darahnya secara rutin, dan ada juga lansia yang tidak
mengontrol makanan yang tinggi garam sehingga tekanan darah pada
lansia meningkat, dan juga lansia yang tidak membiasakan hidup sehat
dengan olahraga dan kurangnya pengetahuan terhadap cara mengontrol
hipertensi.

Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik membuat Laporan


Pendahuluan Hipertensi Di Ruang Medik RS Mitra Bangsa Pati.

B. Tujuan
Mengetahui asuhan keperawatan pada geriatri dengan Hipertensi di
ruang Medik RS Mitra Bangsa Pati
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.


Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan
tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah
secara normal.

Defenisi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi adalah suatu


peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara
terus menerus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole
konstriksi. Konstriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat dan arteri yang bila
berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi juga didefenisikan sebagai tekanan darah sistolik > 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg (Udjianti, 2013).

B. Etiologi

Dari seluruh kasus hipertensi 90% adalah hipertensi primer.


Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi
primer seperti berikut ini. (Udjianti, 2013).

a. Genetik individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,


beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
b. Jenis kelamin dan usia
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause tinggi untuk
mengalamihipertensi.
c. Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
denganberkembangnya hipertensi.
d. Berat badan (obesitas).
Berat badan > 25% diatas ideal dikaitkan dengan berkembang nya
hipertensi.
e. Gaya hidu
Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah

C. Manifestasi Klinik

Menurut Nanda Nic-Noc (2016). Tanda dan Gejala Hipertensi adalah :

a. Mengeluh sakit kepala, pusing


b. Lemas, kelelahan
c. Sesak Nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Penurunan kesadaran

D. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor inibermula saraf simpatis, yang berlanjut berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Smelttzer, 2014).

Pada saat bersamaan dimana sistemsimpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan streoid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yanng mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi
angiotensin 2, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air di tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung
mengakibatkan keadaanhipertensi (Price).
E. Pathways

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2015)


1. Pemerikaan Laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagubilita, anemia.
BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkanoleh pengeluaran kadar ketokolamin.
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
2. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana
luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
4. Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaranjantung.
G. Penatalaksanaan

Menurut Triyatno (2014) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu


secara nonfarmakologis dan farmakologi.

a. Terapi non farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan


obat,terapi non farmakologi diantaranya memodifikasi gaya hidup
dimana termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan
langkah awal yang harus dilakukan. Penanganan non farmakologis
yaitu menciptakan keadaan rileks, mengurangi stress dan menurunkan
kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan
mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya.

b. Terapi farmakologi

Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan yang


dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah pada pasien
hipertensi seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker,
calcium chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya
pengobatan dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung tidak
stabil.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pola pernapasan
Pengkajian meliputi pernapasan sebelum dan selama sakit , dengan alat
bantu atau tidak.
b. Kebutuhan nutrisi
Pengkajian meliputi kebutuhan nutrisi sebelum dan selama sakit ,
porsi, frekuensi ,serta dilakukan secara mandiri atau memerlukan
bantuan keluarga/perawat.
c. Kebutuhan eliminasi
Pengkajian meliputi kebutuhan eliminasi sebelum dan selama sakit,
frekuensi , serta dilakukan secara mandiri atau memerlukan bantuan
keluarga/perawat.
d. Kebutuhan istirahat dan tidur
Pengkajian meliputi kebutuhan istirahat dan tidur sebelum dan selama
sakit , mencukupi atau tidak.
e. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pengkajian meliputi kebutuhan rasa aman dan nyaman dalam
melakukan aktivitas sebelum dan selama sakit dilakukan secara
mandiri atau memerlukan bantuan keluarga/perawat .
f. Kebutuhan berpakaian
Pengkajian meliputi kebutuhan berpakaian sebelum dan selama sakit ,
dilakukan secara mandiri atau memerlukan bantuan keluarga/perawat.
g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan sirkulasi
Pengkajian meliputi kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan
sirkulasi sebelum dan selama sakit , adanya perubahan suhu atau stabil.
h. Kebutuhan personal hygiene
Pengkajian meliputi kebutuhan personal hygiene sebelum dan
selama sakit , frekuensi personal hygine , serta dilakukan secara
mandiri atau memerlukan bantuan keluarga/perawat.
i. Kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh
Pengkajian meliputi kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh
sebelum dan selama sakit, kekuatan otot, serta dilakukan secara
mandiri atau memerlukan bantuan keluarga/perawat.
j. Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain
Pengkajian meliputi kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain
sebelum dan selama sakit , terdapat gangguan komunikasi atau
tidak.
Kebutuhan spiritual
Pengkajian meliputi kebutuhan spiritual sebelum dan selama sakit ,
terdapat gangguan dalam menjalankan ibadah atau tidak.
k. Kebutuhan bekerja
Pengkajian meliputi kebutuhan bekerja sebelum dan selama sakit ,
terdapat gangguan kemampuan dalam menjalankan pekerjaan atau
tidak.
Kebutuhan bermain dan rekreasi
Pengkajian meliputi kebutuhan bermain dan rekreasi sebelum dan
selama sakit , terdapat perubahan dalam kebutuhan bermain dan
rekreasi atau tidak.
l. Kebutuhan belajar
Pengkajian meliputi kebutuhan belajar sebelum dan selama sakit ,
terdapat perubahan dalam kebutuhan belajar atau tidak.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko penurunan curah jantung berhubungan peningkatan
after load vasokontriksi dan iskemia miokard.
2) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan iskemia.
3) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.

3. Intervensi Keperwatan

No Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Dx NOC NIC
1 Setelah dilakukan tindakan NIC
keperawatan selama 3x24 Resiko Penurunan curah jantung:
jam pasien diharapkan tidak 1. Evaluasi adanya (intensitas,
terjadi penurunan curah lokasi, durasi)
jantung dengan kriteria 2. Catat adanya distrimia
hasil: Jantung.
1. tanda vital dalam 3. Catat adanya tanda dan
2. Rentang normal gejala penurunan cardiac
(tekanan darah, output
nadi, respirasi) 4. Monitor status
3. Dapat mentoleransi kardiovaskuler
aktivitas,tidak ada 5. Monitor status pernapasan
asites yang menandakan gagal
4. Tidak ada edema paru jantung
perifer,dan tidak ada 6. Monitor abdomen sebagai
kelelahan. indikator penurunan perfusi
7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan
tekanan darah
9. Monitor respon pasien
terhadap efek obat
antiritmia
10. Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
11. Monitor toleransi
aktivitaspasien
12. Monitor adanya dyspnea,
fatique, takipnea, dan
ortopnea
13. Anjurkan untuk menurunkan
stress dengancara sholat dan
beribadah
14. Pemantauan tanda vital:
15. Monitor tekanan darah, nadi,
suhu, dan pernapasan
16. Catat adanya fluktasi
tekanan darah
17. Monitor vs saat pasien berbaring
duduk atau

2 Setelah dilakukan tindakan NIC


keperawatan selama 3x24 Nyeri:
jam pasien diharapkan nyeri 1. Kaji nyeri secara
teratasi dengan kriteria hasil: Komprehensif, termasuk lokasi
1. Klien mampu karakteristik, durasi, frekuensi,
mengontrol nyeri, kualitas dan faktor presipitasi
mampu menggunakan 2. Kontrol lingkungan yang
teknik non dapat mempengaruhi nyeri
farmakologi untuk seperti suhu ruangan,
mengurangi nyeri, pencahayaan dan kebisingan
mencari bantuan) 3. Ajarkan tentang teknik non
2. Melaporkan bahwa Farmakologi seperti kompres
nyeri berkurang dengan hangat dan relaksasi nafas
menggunakan dalam
manajemen nyeri 4. Berikan analgetik untuk
3. Mampu mengenali mengurangi nyeri
nyeri (skala, intensitas 5. Tingkatkan istirahat yang
frekuensidan tanda cukup
nyeri) 6. Monitor vital sign sebelum
4. Mengatakan rasa nyaman dan sesudah pemberian
setelah nyeri berkurang analgetik pertama kali
3 Setelah dilakukan tindakan NIC
keperawatan selama 3x24 Intoleransi Aktivitas:
jam pasien diharapkan 1. Bantu identifikasi aktivitas yang
intoleransi aktivitas teratasi mampu dilakukan pasien
dengan kriteria hasil: 2. Bantu pasien untuk
1. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kekurangan
aktivitas fisik tanpa dalam beraktivitas
disertai peningkatan 3. Bantu pasien untuk mendapatkan
tekanan darah, nadi , dan alat bantu
respiratory rate 4. Bantu pasien untuk
2. Mampu melakukan mengembangkan motivasi diri
ADLS secara mandiri dan penguatan
3. Tanda-tanda vital dalam 5. Monitor respon fisik, emosi social
batas normal dan spiritual
4. Mampu berpindah
dengan atau tanpa
bantuan
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, S.Kp, Jusirman dkk. 2010.Merawat Manusia Lanjut Usia. Jakarta


:Trans Info Media.
Gambaran persepsi penyakit pada lansia hipertensi di upt pelayanan sosial tresna
werdha banyuwangi dan bondowoso diakses dalam http://repository.unej
Kodim, Y. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Majid. Asuhan keperawatan pada pasien dengan sistem
kardiovaskuler.
Masriadi. 2016 . Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : CV. TRANS
INFO MEDIA

Mujahidullah. 2012. Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR

Nurarif, A.H. dan Kusuma H. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan

berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC, NOC.Jogjakarta :

Mediaction Jogja
Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi (11th ed.,
pp.477–xxvi). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Egc.
Nursalam. 2013 . Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Padila. 2013 . Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika
Sya’diyah. 2018 . Keperawatan Lanjut Usia. Sidoarjo : Indomedia

PustakaUdjianti. 2013 . Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta :

Salemba Medika.

Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS

Anda mungkin juga menyukai