Anda di halaman 1dari 13

 Beranda

 SosMed

Mondiale Della Sanità


Thanks

Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Kehamilan terjadi karena direncanakan dan juga karena tidak disengaja. Bisa juga

terjadi kesulitan untuk hamil, dari sample beberapa wanita ada yang hamil setelah 6 bulan,

ada yang 10 bulan sampai 1 tahun menikah baru bisa hamil.

Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan psikologis

untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Pada periode ini terutama perempuan yang sehat akan

mencari petunjuk dan perawatan secara teratur. Kunjungan kehamilan biasanya dimulai

segera setelah tidak mendapat haid, sehingga bisa diidentifikasi diagnosis dan perawatan

terhadap kelainan yang mungkin muncul padda ibu hamil. Ibu dan keluarganya

membutuhkan dukungan karena stress dan proses belajar menjadi orang tua baru.
Wanita segala umur selama beberapa bulan kehamilannya beradaptasi untuk berperan

sebagai ibu, suatu proses belajar yang kompleks secara sosial dan kognitif. Pada kehamilan

tidak ada yang berbeda. Kehamilan adalah suatu krisis yang mematangkan dan dapat

menimbulkan stress tetapi imbalannya adalah wanita tersebut siap memasuki suatu fase baru

untuk bertanggung jawab dan menyiapkan peran barunya. Secara bertahap ia berubah dari

memperhatikan dirinya sendiri, punya kebebasan menjadi suatu komitmen untuk bertanggung

jawab kepada makhluk lain.

Perkembangan ini membutuhkan suatu tugas perkembangan yang pasti dan tuntas

yang mencakup menerima kehamilan, mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun

kembali hubungan dengan ibunya, dengan suaminya, dengan bayi yang dikandungnya serta

menyiapkan kelahiran anaknya. Dukungan suami secara emosional adalah faktor yang

penting untuk keberhasilan tugas perkambangan ini.

Masa paling berat bagi beban psikis pada ibu hamil terjadi di trimester pertama, yaitu

ketika terjadi perubahan aktivitas hormonal sedang besar-besarnya. Beban inilah yang

mempengaruhi stabilitas emosi ibu. Beban fisik dan mental yang dialami ibu hamil biasanya

disebabkan oleh karena perubahan fisik dan hormonnya, seperti bentuk tubuh yang melebar

dan kondisi ibu yang naik turun, beban ini sering diperparah dengan munculnya trauma-

trauma kehamilan sehingga, masalah yang dihadapi ibu pun semakin kompleks.

1.2         Tujuan

Tujuan pembuatan makalah gangguan psikologi pada masa kehamilan yaitu agar kita

dapat mengetahui dan mempelajari dengan seksama mengenai gangguan-gangguan psikologi

pada ibu hamil sehingga kita memahami dan mengenal apa yang dirasakan, dibutuhkan dan

diinginkan oleh wanita hamil.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1         Pengertian

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas

psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari

jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi

pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan

proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan

yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis,

psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dianggap sebagai waktu krisis yang di

akhiri dengan kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan ibu mengalami perubahan

psikologis dan emosional. Perubahan psikologis dan emosional ini tampaknya berhubungan

dengan perubahan biologis yang dialami ibu selama kehamilan. emosi ibu hamil cenderung

labil. reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah berubah-

ubah. Ibu hamil sangatlah sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang muncul akan bahaya

yang mungkin saja terjadi pada diri ibu maupun janinnya.

Ketakutan yang tidak mendasar ini mungkin disebabkan oleh perubahan yang terjadi

pada tubuhnya, tampaknya ia tidak bisa dikendalikan dan proses hidupnya berubah dan tidak

dapat di kembalikan lagi. Inilah saat ibu hamil memerlukan saran, dorongan, pengarahan dan

bantuan dari orang-orang di sekitarnya.

2.2         Psikologi Pada Masa Kehamilan

 Kehamilan melibatkan aspek fisik dan psikis. Secara fisik, kehamilan merupakan proses

yang menakjubkan terjadi selama Sembilan bulan. Sejak meleburnya sel sperma dan sel telur

dalam rahim,proses kehamilan dimulai. Biasanya wanita saat itu belum menyadari bahwa

dirinya telah hamil. Namun organ-organ saat itu yang bertanggung jawab untuk menjaga

kelangsungan kehamilan mulai bekerja.


Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu pagi,

ketegangan payudara,perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut

dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara berfluktuasi, periode ini faktor resiko

terjadinya gangguan psikologis misalnya reaksi terhadapg kehamilannya, pengalaman

kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak

jelas,kurangnya dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada

minggu I dan II pada kehamilandan berakhir pada minggu X dan XII. Pada trimester pertama

juga sering dianggap sebagai periode penyesuaian, penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia

sedang mengandung. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil,

kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan

kesedihan.

Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan berpusat

pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya. Peningkatan rasa

memiliki dan mulai dapat kembali pada minat semula, adanya gerak anak menjadikan ibu

semakin merasakan kehamilan, mulai membayangkan fisik calon bayi dan merancang

rencana masa depan untuknya, ibu merasakan peningkatan. Trimester kedua dapat di bagi

menjadi 2 fase :

1.        Fase prequickening ( Sebelum adanya pergerakan janin yang di rasakan ibu).Proses yang

terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima

kasih sayang (dari ibunya), menjadi pemberi kasih sayang( persiapan menjadi seorang ibu).

Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya

sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.

2.        Fase Postqueckening (Setelah adanya pergerakan janin yang di rasakan oleh ibu). Pergerakan

bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsul bahwa bayinya adalah individu yang
terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis

kelamin bayi tidak begitu di pikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin.

Pada trimester III, Respon psikologis calon ibu sudah menyesuaikan diri, kehidupan

psikologik-emosional di kuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan

datang. Pikiran dan persaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya.

Pendekatan psikologis yang tepat, kepercayaan pada dokter dan bidan akan meringankan

beban penderitaannya,menyelamatkan ibu dan bayi, kerentanan, kerentanan meningkatkan

pada triwulan ketiga terutama hamil 7 bulan, sering merasakan bayi yang amat berharga

dapat saja hilang/mengalami hal yang buruk bila tidak di lindungi sepanjang waktu.

Rasa cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran meningkat, yang menjadi

perhatian, rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatan bayinya, kemampuan menjadi ibu yang

bertanggung jawab, dan bagaiman perubahan hubungan dengan suami, dan ada gangguan

tidur. Reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama terjadi perasaan fisik yang

kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah pada hal finansial, persiapan ruang

bayi,perlengkapan bayi sampai pada pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.

Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti  tersebut  diatas  dapat 

sebagai  pencetus terjadinya  reaksi-reaksi  psikologis  mulai  tingkat gangguan  emosional 

yang  ringan  ketingkat  gangguan jiwa yang serius.

2.3         Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan

Wanita hamil secara ekstrim rentan. Selama kehamilan banyak wanita mengalami

perubahan psikologis dan emosional. Ada wanita yang mengatakan betapa bahagianya dia

karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan nama untuk bayi yang

akan dilahirkannya. Namun ada juga wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah

dalam kehamilannya, khawatir dia kehilangan kecantikannya khawatir bayinya tidak normal,

takut mati. Ini membuat banyak wanita lebih tergantung dan menuntut.
Sebagai seorang bidan, kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan tersebut pada

wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan,

kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan-pertanyaan.

Trimester pertama adalah saat yang spesial karena seorang ibu akan menyadari

kehamilannya. Selama kehamilan sedapat mungkin wanita hamil harus beradapatasi dengan

kondisi psikologisnya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda

untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Segala perubahan yang terjadi pada

tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.

Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan,

khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan

psikologisnya, jika mereka multigravida kecemasan yang terjadi berhubungan dengan

pengalaman yang lalu.

2.4         Macam-macam gangguan psikologis pada masa kehamilan

Dalam kehamilan juga terdapat berbagai macam gangguan psikologis kehamilan yaitu:

1.        Gangguan obsesif atau kompulsif

Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat dan

menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau

impuls yang tidak masuk akal, misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang

berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan

pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.

2.        Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar atau gangguan manic ditandai oleh periode euphoria, atau iritabel yang

jelas, hiperaktifitas, insomnia, banyak bicara, tidak bias memusatkan perhatian dan harga diri

yang berlebihan. Baik gangguan depresi maupun episode manic bias disertai gambaran

psikotik, misalnya ; halusinasi auditorik maupun ide-ide delusi, 15-25% diantara wanita
pernah mengalami depresi selama hidupnya. Insidens gangguan bipolar atau gangguan manic

±0,5-1,5%. Insidens depresi mayor dan gangguan manic cenderung meningkat pada periode

pascapersalinan. Ada dua gejala yaitu :

1.         Gejala gangguan depresi lain

a.         Wajah murung.

b.        Cengeng.

c.         Gelisah dan iritabilitas meningkat.

d.        Sulit konsentrasi.

e.         Ragu-ragu.

f.         Sering lupa.

g.        Timbul ide kematian dan bunuh diri biasa ditemukan pada depresi mayor.

2.         Gejala umum mania

a.         Ketidakstabilan mood dengan adanya peralihan mood yang cepat dari kemarahan dan

depresi.

b.        Cara bicara mania sangat cepat, keras dan sulit dipotong.

3.        Skizofrenia

Merupakan gangguan pikiran, persepsi seperti : halusinasi pendengaran, waham

kesabaran, asosiasi longgar dan bicara kacau. Selama fase akut, kehamilan dan skizofrenia

sering mengalami eksaserbasi gejala psikotik, waham cenderung aneh dan ada hubunganya

dengan perubahan fisik dan pergerakan janin pada kehamilan. Halusinasi pendengaran

mempengaruhi langsung suara mengintruksikan memukul perut supaya janin keluar. Wanita

hamil dengan adanya psikotik menolak kehamilannya sampai melahirkan.

4.        Gangguan Kepribadian


Gangguan kepribadian adalah hasil dari pengggunaan mekanisme pertahanan yang tidak

cukup, stereotipi dan mal adaptasi yang kronis. The Diagnostic and Statistical Manual

membagi 3 jenis kepribadian :

a.         Paranoid, schizoid dan gangguan kepribadian skizotipal khas diketahui dari keganjilan atau

keeksentrikannya.

b.         Histerik, narkistik, antisocial dan gangguan borderline cirri khasnya timbul secara dramatis.

c.         Menghindar, tergantung, kompulsif dan kepribadian pasif-agresif ditandai dengan ketakutan

dan kecemasan. Faktor genetic dan lingkungan penting dalam timbulnya penyakit ini dimana

prevalensinya mungkin setinggi 20% individu yang menderita mengenali maasalahnya dan

berobat.

2.5         Pengaruh Perubahan Psikologis pada Ibu Hamiln Terhadap Janin yang Dikandung

Masalah psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika

masalah ini terjadi saat trimester I maka akan berpengaruh fatal pada proses pembentukan

organnya. Trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu

memicu kelahiran premature dan tidak berkembangnya janin. ( Shinto, 2009 )

Setelah trimester pertama pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah lebih

kuat menghadapi pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar dan bereaksi

terhadap sentuhan dari luar dan sudah bias merasakan kondisi psikologis ibunya. Kondisi ibu

yang selalu menyenangkan bias membuat pertumbuhan janin optimal.

2.6         Kiat untuk Menyeimbangkan Kondisi Psikologis Ibu Hamil

Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya

perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang

mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi  psikologisnya agar tetap baik dan

seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik  pastinya sang ibu akan lebih tenang atau

rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.


Berikut beberapa kiat yang dapat menyeimbangkan kondisi  psikologis saat ibu sedang

mengandung:

1.        Informasi

Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam

diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh

sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus

bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan

yang terjadi. Komunikasi dengan suami,bicarakanlah  perubahan yang terjadi pada diri Anda

selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan

yang terjadi pada diri Anda. Tidak  jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami

akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

2.        Rajin chek up

Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya

mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat

berkonsultasi ke dokter atau bidan.

3.        Makan Sehat

Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan

janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan

yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan  bagi

ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah

hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak  janin.

4.        Jaga Penampilan

Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai

dengan kondisi badan Anda yang sedang  berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan

fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
5.        Kurangi Kegiatan

Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa

persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi

setelah kelahiran sang bayi.

6.        Dengarkan Musik

Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi

negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian,  berzikir,

yoga atau relaksasi lainnya.

7.        Senam Hamil

Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6

bulan. Atau sesuai dengan yang di sarankan oleh Bidan atau Dokter.

BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan

Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis,

psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dianggap sebagai waktu krisis yang di

akhiri dengan kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan ibu mengalami perubahan

psikologis dan emosional. Perubahan psikologis dan emosional ini tampaknya berhubungan

dengan perubahan biologis yang dialami ibu selama kehamilan. emosi ibu hamil cenderung

labil.

3.2         Saran

Sebaiknya seorang wanita yang sedang hamil harus didukung secara psikologi oleh

keluarga yaitu orang tua, suami, saudara dekat yang berada dalam lingkungannya, sehingga

akan mengurangi gangguan-gangguan psikologi yang dialami oleh wanita hamil dan
membantu mencoba untuk mengatasi dan mengurangi gangguan-gangguan psikologi

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Salemba Medika:

Jakarta.

Depresi Pasca Melahirkan . http://en.wikipedia.org/wiki/Pospartum_depression

Jayalangkara. 2005. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan. J Med Nus Vol. 26. No. 4 Oktober-

Desember. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa.

Regina, Pudjibudojo, J. K dan Malinton, P. K. 2001. Hubungan Antara Depresi Pospartum

Seksual Pada Ibu Primipara. Anima Indonesia Psychological Journal. Vol. 16. No. 3. 300-314

Diposting oleh Umi Yulianti di 05.07


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

SosMed
   

Blog Archive
 ►  2016 (4)

 ▼  2015 (26)
o ►  Oktober (1)
o ►  Juni (4)
o ▼  Mei (14)
 Manfaat Akupuntur
 Sediaan Kapsul
 Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan
 Asuhan Kebidanan Kehamilan TM II
 Perencanaan Pembangunan Puskesmas
 Emosi Ibu Hamil dan Bersalin
 Ilmu Sosial Budaya Dasar
 Kompres Hangat
 UU No 36 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
 Anemia Pada Kehamilan
 Kode Etik Kebidanan
 Pengertiang Diit serta Perbedaan Diit dengan Diet
 Standar Kompetensi Bidan
 Golongan Obat Vaksin Serta Kontaindikasi Vaksin
o ►  April (6)
o ►  Maret (1)

Midwifery. Diberdayakan oleh Blogger.

Follow Me

Umi Yulianti

Buat Lencana Anda

Umyulianti

Join us To Money
A.W.Surveys - Get Paid to Review Websites!
 

Mondiale Della Sanità Template by Ipietoon Cute Blog Design

Anda mungkin juga menyukai