Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah Pencegahan dan
penanganan KKP dan cacingan tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin meyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Yuwono yang telah membimbing kami dalam penyusunanmakalah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat serta menambah edukasi bagi para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
KKP dan cacingan adalah penyakit yang sering di derita oleh masyarakat.
Penyebabnya sangat beragam. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya
yaitu kurangnya kesadaran untuk melakukan pola hidup sehat.
Penyakit akibat KKP ini dikenal dengan Kwashiorkor, Marasmus, dan
Marasmic Kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan karena kurang protein. Marasmus
disebabkan karena kurang energi dan Manismic Kwashiorkor disebabkan karena
kurang energi dan protein. KKP umumnya diderita oleh balita dengan gejala
hepatomegali (hati membesar). Tanda-tanda anak yang mengalami Kwashiorkor
adalah badan gemuk berisi cairan, depigmentasi kulit, rambut jagung dan muka bulan
(moon face). Tanda-tanda anak yang mengalami Marasmus adalah badan kurus
kering, rambut rontok dan flek hitam pada kulit (Aritonang,2008).
Cacingan yang dianggap sepele dapat mengakibatkan infeksi ringan yang
sangat mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan. Infeksi
ringan dapat mnegakibatkan anemia dengan berbagai manifestasi klinis, baik yang
terlihat secara nyata maupun yang tidak terlihat. Sedangkan dalam kasus infeksi yang
sedang sampai dengan berat dapat mengganggu proses penyerapan makanan sehingga
zat-zat gizi tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada
masyarakat Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karena factor
kesadaran untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan
kesehatan, dan kurangnya penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil
memberi kontribusi tingginya angka kecacingan di Indonesia.
Upaya-upaya untuk menangani penyakit tersebut merupakan tindakan-
tindakan preventif. Perbaikan harus ditujukan pada faktor-faktor penyebab lapis
terdalam maupun terluar. Seperti perbaikan ekonomi Negara, peningkatan pendidikan
umum dan pendidikan gizi, penerangan serta penyuluhan gizi, peningkatan produksi
bahan makanan. Selain itu juga adanya perbaikan kondisi keluarga dan para anggota
keluarga.
B. RumusanMakalah
1. Apa yang dimaksud denganKKP?
2. Apa saja penyebabKKP?
3. Bagaimana cara pencegahan dan penangananKKP?
4. Apa yang dimaksud dengancacingan?
5. Bagaiman cara pencegahan dan penanganan penyakitcacingan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertianKKP.
2. Untuk mengetahui penyebabKKP.
3. Untuk mengetahui penanggulanganKKP.
4. Untuk mengetahui pengertiancacingan.
5. Untuk mengetahui cara pengobatancacingan.
BAB II
PEMBAHASA
N

1. KKP (KEKURANGAN KALORI PROTEIN)

Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat
masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu
yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).

Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan
adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein
maupun energi (Sediaoetama, 1999).

a. KlasifikasiKKP

Berdasarkan berat dan tidaknya, KKP dibagi menjadi:

1. KKP ringan/sedang disebut juga gizi kurang (undernutrition) ditandai oleh adanya
hambatanpertumbuhan.

2. KKP berat,meliputi:

a) Kwashiorkor (bentuk kekurangan protein yang berat, yang amat sering terjadi pada
anak kecil umur 1 dan 3 tahun) adalah suatu sindroma klinik yang timbul sebagai suatu akibat
adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang
dibutuhkan (Behrman dan Vaughan, 1994). Kwashiorkor adalah penyakit gangguan
metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan perlemahan hati yang disebabkan karena
kekurangan asupan kalori dan protein dalam waktu yang lama (Ngastiyah,1997).

b) Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi (kalori) sedangkan
kebutuhan protein relatif cukup (Ngastiyah, 1997). Marasmus merupakan gambaran KKP
dengan defisiensi energi yang ekstrem (Sediaoetama,1999).

c) Marasmik-kwashiorkor merupakan kelainan gizi yang menunjukkan gejala klinis


campuran antara marasmus dan kwashiorkor (Markum, 1996). Marasmik-kwashiorkor
merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami kehilangan berat badan lebih dari
10%, penurunan cadangan lemak dan protein serta kemunduran fungsi fisiologi (Graham L.
Hill, 2000). Marasmik-kwashiorkor merupakan satu kondisi terjadinya defisiensi, baikkalori,
maupun protein. Ciri-cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak
subkutan dan dehidrasi.

b. Tanda-tandaKKP

1. KKPRingan

a) Pertumbuhan linear terganggu.

b) Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun.

c) Ukuran lingkar lengan atasmenurun.

d) Maturasi tulangterlambat.

e) Ratio berat terhadaptinggi

f) normal atau cenderungmenurun.

g) Anemia ringan ataupucat.

h) Aktifitas berkurang.

i) Kelainan kulit (kering,kusam).

j) Rambutkemerahan.

2. KKPBerat

a) Gangguanpertumbuhan.

b) Mudahsakit.

c) Kurangcerdas.

d) Jika berkelanjutan menimbulkan kematian.

c. PenatalaksanaanKKP

Prinsip pengobatan MEP adalah (Junia, 2009):


1) Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologik tinggi,
tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral.

2) Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah dicerna dandiserap.

3) Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat rendah.
Protein yang diperlukan 3-4 gr/kg/hari, dan kalori 160-175kalori.

4) Antibiotik diberikan jika anak terdapat penyakitpenyerta.

5) Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap
keluarga.

Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman pemberian cairan parenteral adalah
sebagai berikut:

1) Jumlah cairan adalah 200 ml/kgBB/hari untuk kwashiorkor atau marasmus


kwashiorkor, dan 250 ml/kg BB/hari untukmarasmus.

2) Jenis cairan yang dipilah adalah Darrow-glukosa aa dengan kadar glukosa dinaikkan
menjadi 10% bila terdapathipoglikemia.

3) Cara pemberiannya adalah sebanyak 60 ml/kg BB diberikan dalam 4-8 jam pertama,
kemudian sisanya diberikan dalam waktu 16-20 jamberikutnya.

Makanan tinggi energi tinggi protein (TETP) diolah dengan kandungan protein yang
dianjurkan adalah 3,0-5,0 gr/kg BB dan jumlah kalori 150-200 kkal/kg BB sehari.

Asam folat diberikan per oral dengan variasi dosis antara 3×5 mg/hari pada anak kecil
dan 3×15 mg/hari pada anak besar. Kebutuhan kalium dipenuhi dengan pemberian KCL oral
sebanyak 75-150mg/kg BB/hari (ekuivalen dengan 1-2 mEq/kg BB/hari); bila terdapat tanda
hipokalemia diberikan KCl secara intravena dengan dosis intramuskular atau intravena dalam
bentuk larutan MG-sulfat 50% sebanyak 0,4-0,5 mEq/kgBB/hari selama 4-5 hari pertama
perawatan.

a. Prinsip penanganan anak dengan kurang gizi adalah (Junia,2009)


1. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein, tinggi kalori, cukup
cairan, vitamin danmineral.
2. Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah diserap dandicerna
3. Makanan diberikan secarabertahap
4. Penyakit- penyakit lain yang menyertai harusditangani
5. Tindak lanjut bersehatan berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan
gizi terhadapkeluarga.

b. Terapi dietik (Junia,2009)


3 tahap cara pemberian makanan pada KKP adalah

Tahap Penyesuaian (Junia, 2009)


1. Makanan yang diberikan diawal lebih encer, lebihcair
2. Makanan yang diberikan awal bernilai kalori dan protein rendah , lalu bertahap
ditingkatkan kalori 150 – 220 kkal/kgBBsehari
Pada aplikasinya penderita KEP dibagi dua golongan menurut berat badan , yaitu
1. Berat badan < 7 kg
Pada penderita dengan berat badan dibawah 7 kg jenis makanan yang diberikan adalah
makanan bayi. Pada awal perawatan makanan utama adalah susu yng diencerkan ( 1/3, 2/3,
3/3) atau susu formula rendah laktosa. Untuk tambahan kalori dapat diberikan glukosa 2 – 5
% dan tepung 2 %.
2. Berat badan > 7 kg
Pada penderita dengan berat badan diatas 7kg jenis makanan yang diberikan adalah makanan
anak umur satu tahun. Pemberian kalori 50 kkal/kgBB, protein 0,1 g/kgBB, cair200
ml/kgBB, makanan cair kental ( 1/3 , 2/3, 3/3). Sumber makanan utama adalah susu dengan
tambahan kalori glukosa5%.

Tahap Penyembuhan (Junia, 2009)


Pada tahap penyembuhan, toleransi terhadap makanan dan nafsu makan sudah membaik. Ien
Pemberian makanan dapat ditingkatkan secara berangsur setiap 1-2 hari. Konsumsi kalori 150
– 200 kkal/kgBB dan protein 3,0 – 5,0 g/kgBB.
Tahap Lanjutan (Junia, 2009)
Pada tahap lanjutan, pemberian makanan kembali ke kebutuhan nutrien baku.
c. Penatalaksanaan Marasmik danKwarshiorkor
1. Pemberian makanan tinggi energi dan tinggiprotein
2. Energi 150 kkal/kgBB, protein 3 – 5 g/kgBB diberikanbertahap.
3. Tambahan KCL 75 – 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam tiga dosis, MgSO4 50%
sebanyak 0,25 ml/kgBB/hari secaraIM.

d. PenyebabKKP

Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori maupun protein dengan berbagai
tekanan sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan melahirkan
klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus-kwashiorkor).

Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehingga penyakit ini disebut juga sebagai
penyakit dengan causa multifaktorial. Berbagai faktor pengertian KKP dan antarhubungannya
sudah banyak dianjurkan berbagai bentuk sistem holistik, yang menggambarkan interelasi
antar faktor dan menuju ke titik pusat KKP tersebut. Berikut ini merupakan sistem holistik
penyebab multifaktorial menuju ke arah terjadinya KKP:

1. Ekonomi negara yangkurang

2. Pendidikan umumkurang

3. Produksi bahan pangan yang rendah

4. Kondisi hygine yang kurangbaik

5. Jumlah anak yang telalubanyak

6. Pekerjaan yang rendah

7. Penghasilan yang kurang pascapanen

8. Sistem perdagangan dan distribusi yang tidak lancar serta tidakmerata.

9. Daya belirendah

10. Persediaan pangankurang

11. Penyakit infeksi dan Inventasicacing


Pada lapisan terdalam, sebab langsung dari KKP adalah konsumsi kurang dan sebab
tak langsungnya hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi berbagai hal, misalnya
karena penyakit. KKP sebab primer (langsung) disebut KKP primer dan yang disebabkan
faktor tak langsung disebut KKP sekunder. Penyakit infeksi dan infestasi cacing dapat
memberikan hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat gizi yang menjadi dasar timbulnya
KKP.

e. Cara MenanggulangiKKP

KKP merupakan salah satu masalah serius yang sedang dihadapi Indonesia. Kita dapat
berusaha agar KKP dapat dikuragi. Berikut adalah cara-cara pencegahannya :

1. Tingkatkeluarga

a. Ibu membawa balita ke posyandu untukditimbang

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan
dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil
penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis
pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat,
berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya
(Depkes RI,2000).

a) Balita naik berat badannya bila:

1. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna,atau


2. Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warnadiatasnya.
b) Balita tidak naik berat badannya bila:

1. Garis pertumbuhannya turun,atau


2. Garis pertumbuhannya mendatar,atau
3. Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warnadibawahnya.
G

c) Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan
pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/
Rumah Sakit.

Gambar 2.3. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah

d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami
gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ RumahSakit.
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiapbulannya.

f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah
ke pita warnadiatasnya.

b. Memberi ASI Eksklusif pada usia sampai enambulan

c. Memberi makanan pendukung ASI yang mengandung berbagai gizi (kalori, vitamin,
mineral) setelah berusia 6 bulan

d. Memberitahukan petugas kesehatan bila balita mengalamisakit

e. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak-anak untuk menggantikan ASI


sepanjang ibu masih mampu menghasilkanASI

f. Melindungi anak dari kemungkinan menderita diare dan dehidrasi dengan cara memelihara
kebersihan, menggunakan air masak untuk minum, mencuci alat pembuat susu dan makanan
bayi serta penyediaanoralit

g. Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi
dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan
setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak.
Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali
membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan
meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa
gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudianhari.

Tindakan pencegahan terhadap marasmus menurut Rani et al (1998) dapat dilaksanakan


dengan baik bila penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana
kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi. Pemberian air susu ibu
(ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi. Ditambah
dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 tahun ke atas. Pencegahan
penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan,
pemberian imunisasi, dan mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan
terlalu kerap. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat
merupakan usaha pencegahan jangka panjang. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada
anak di daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.

g) Mengatur jarak kehamilan ibu agar ibu cukup waktu untuk merawat dan mengatur
makanan yang bergizi untuk buah hati mereka
2. Tingkatposyandu

a) Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulan diposyandu

b) Kader memberikan penyuluhan tentang makanan pendukung ASI(MP-ASI)

c) Kader memberikan pemulihan bayi balita yang berada di garis merah (PMT) contoh :KMS

d) Pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi seperti TBC, polio dan
ada pula beberapa imunisasi dasar, antara lain:

1) BCG

2) DPT

3) Polio

4) HepatitisB3

5) Campak

Tambahan:

1) HiB(meningitis)

2) PCV / IPD(pnemokokus)

3) MMR

4) Influenza

2.CACINGAN

A.DefinisiCacingan

Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang
di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya
dengancaramenempelkandiri(baikdiluarataudidalamtubuh)danmengambilnutrisidari
tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh
inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.

Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke dalam
tubuh.Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang
berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat
menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru,
ataupun usus/saluran pencernaan. Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering dianggap
sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini
bisa menurunkan tingkat kesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun,
lemas tak bergairah, ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah.cacing pada
manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan cacingpipih.

B. Berikut jenis-jenis cacing:

1. Cacing Gelang: (Ascarislumbricoides)

2. Cacing Cambuk: (TricurisTrichiura)

3. Cacing Tambang:(Ancylostomiasis)

4. Cacing Kremi: (EnterobiusVermicularis)

Anak-anak biasanya lebih mudah terinfeksi cacing bila dibandingkan dengan orang
dewasa karena untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, Mereka belum biasa
membedakan makanan yang bersih dan layak dimakan dengan makanan yang tidak
diolahdengan bersih dan dimasak dengan benar, sehingga tidak layak untuk dimakan.

C. Tanda dan gejala Cacingan

Penyakit cacingan pada manusia sering dimanifestasikan oleh parasit cacing yanghdup
di usus. Cacing-cacing ini bisa bertahan hidup karena mendapat sari makanan yang ada di
dlam tubuh manusia. Berikut tanda dan gejala penyakitcacingan:

1. CacingKremi
a. Nyeriperut
b. Mual
c. Gatal yang intens pada dubur atauvagina
d. Tidak bisa tidur karena gatal

2. CacingGelang
a. Nyeri perutsamar
b. Mual muntah
c. Diare atau tinjaberdarah
d. atuk kering
e. Berat badanturun
f. Terdapat cacing pada muntahan atautinja
g. Jika jumlahnya banyak dapat menghambat (obstruksiusus).

3. CacingTambang
a. Anemia
b. Nyeri diperut bagianatas
c. Demam disertai batuk dengan bunyi napas mengi karena larva cacing diparu-paru
d. Ruam yang menonjol dan terasa gatal bisa muncul di tempat masuknya larva
pada kulit.

D. Dampak PenyakitCacingan

Dampak dari penyakit ini tidak dapat dianggap sepele, seseorang yang mengidap cacingan
maka pertumbuhan fisiknya akan terhambat, juga IQ menjadi berkurang, anemia atau kadar
hemoglobin pada tubuh manusia.

1. Anemia
Fungsi utama Hb adalah mengangkut oksigen dan juga makanan ke seluruh tubuh.
Jika kadar Hb dalam tubuh banyak maka suplai oksigen dan juga nutrisi ke seluruh
tubuh, terutama otak dan ginjal menjadi lancar. Ketika kadar Hb dalam tubuh kurang
maka oksigen dan nutrient ke seluruh tubuh terutama otak dan ginjal berkurang, dan
hal ini yang membuat seseorang terkenaanemia.
2. Mengganggu pertumbuhan pada anak, menurunakan daya tahan tubuh, dan IQ
terganggung.
Pada dasarnya seorang anak yang sedang masa pertumbuhan membutuhkan banyak
sekali nutrisi. Nutrisi sendiri dibagi menjadi 2 bagian, yaitu makro nutrient (air,
lemak, protein, dan karbohidrat) dan mikro nutrient (vitamin dan mineral). Jika nutrisi
ini dicuri maka cacing akan bertambah suur dan tentunya akan mempercepat
perkembangbiakan cacing itu sendiri. Cacing terkadang menggumapal atau membetuk
seperti sebuah bola, karena banyaknya cacing di dalam tubuh atau cacing juga dapat
erractic atau keluar lewat mulut atau bahkanhidung.
Ketika seorang anak menderita anemia maka daya tahan tubuh tentu saja akan
menurun. Anak tersebut tidak akan dpat meningkatkan daya tahan tubuh karena
berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh di curi oleh
cacing. Hal ini juga yang akan menyebabkan anak tersebut kehilangan berat badan,
dan prestari belajar akan mengalami penurunan.

E. CaraPenularan

Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar
telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi
makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat
berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat
makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah
tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air
mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa
menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke
tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke
tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak,
membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk
protein untuk membangunotak.

Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein per hari.
Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing tambang minum 0,2
milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa besar kehilangan zat gizi dan
darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan 200.000
telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka sanggup
memproduksi 600.000telur.
F. Pencegahan

Cara terbaik dalam mencegah agar anak anda tidak sampai mengalami cacingan, adalah:

a. Ajari anak-anak untuk selalu menggunakan alas kaki ketika bermain diluarrumah.
b. Ajari anak-anak untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuhmakanan
c. Minum obat cacing dosis sekali minum setiap 6 bulan sekali, khususnya di masa libur
sekolah dimana anak-anak cenderung lebih sering bermain di luarrumah
d. Jagalah selalu jari kuku untuk selalu bersih &terawat.
e. Hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus (terutama untuk infeksi
cacingkremi).
f.Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing
kremi).
g. Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing sensitif
terhadap sinar matahari (terutama untuk cacingkremi).
h. Jagalah selalu kebersihan makanan yangdikonsumsi
i. Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengansempurna
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Cacingan, dan KKP merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat.
Penyebabnya sangat beragam. Pengaruh cacingan bisa sangat mengganggu terutama pada
anak-anak. Cacingan masih menjadi masalah kesehatan yang mendasar di negeri ini. Selain
itu asupan gizi yang kurang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan.

Menurut WHO untuk pemeriksaan atau pengkajian pada pasien dengan kekurangan
kalori protein (KKP) adalah dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang(baik
pemeriksaan lab maupun radiologik) (Behrman, 2007).
Penderita cacingan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh serta
metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami
kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing
yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan
gejala keterlambatan fisik, mental dan seksual. Infeksi usus akibat cacingan, juga
berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun,
sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis
danMalaria
DAFTAR PUSTAKA

Irianto Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : Yrama widya.

Arisman,MB.2010.Gizi Dalam Daur Kehidupan.Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Atikah P, Erna K. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta:
Muha Medika.

Indra, wulandari yettik. 2013. Prinsip Prinsip Dasar Ahli Gizi. Jakarta Timur: Dunia cerdas

Widyastuti,Agustin,Hardiyanto.(Peneterjemah).2008.GiziKesehatan Masyarakat.Jakarta:

Dewi, Pujiastuti N, Ibnu Fajar. 2013. Ilmu Gizi untuk praktisi kesehatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu Ruko Jambusari No.7 A

Anda mungkin juga menyukai