Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR PROFESI (KDP)


KONSEP NUTRISI
I. Konsep dasar kebutuhan nutrisi
A. Definisi
Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam mengingesti,
mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan mengekskresikan zat
gizi (makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya). Nutrisi klinis
terutama berhubungan dengan sifat-sifat makanan yang membangun tubuh dan
meningkatkan kesehatan (Williams & Wilkins, 2011).

B. Komponen nutrisi
Komponen nutrisi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,vitamin, mineral dan
air.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan
terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan
kehilangan glukosa akan di simpan di hatidan jaringan otot dalam bentuk
glikogen. Jenis karbohidrat yaitu monosakarida, disakaridadan polisakarida.
Fungsi karbohidrat yaitu sebagai sumber energi yang murah, sumber
energi bagi otak dan syaraf, cadangan untuk tenaga tubuh, pengaturan
metabolisme lemak, efisiensi penggunaan protein dan memberikan rasa
kenyang. Sumber karbohifrat berasal dari tumbuh tumbuhan seperti beras,
jagung, kacang, sagu, singkong dan lain lain.
2. Protein
Protein merupakan jenis unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa senyawa penting sepertienzim, hormon, dan antibodi.
Bentuk sederhana protein adalah asam amino, terdapat dua macam asam
amino, asam amino esensial diperoleh dari makanan misalnya lisin, triptofan,
fenilalanin, dan leusin. Sedangkan asam amino non esensial merupakan asam
amino yang didapat oleh tubuh dari senyawa lain misalnya glutamine, alanin,
hidroksisilin dan piruvat.
Fungsi protein yaitu pengaturan metabolisme dalam bentuk ensim dan
hormon, sumber energi disamping karbohodrat dan lemak, dalam bentuk
kromosom protein sebagai tempat menimpan dan meneruskan sifat sifat
keturunan, dan perubahan pemeliharaan jaringan tubuh.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah
kalori lebih besar dari pada karbohidratdan protein. Tedapat dua jenis lemak
yaitu lemak murni yang terdiri atas asam lemak dan gliserol dan lemak yang
berikatan dengan unsur lain seperti fosfolipif serta lipoportein. Fungsi lemak
yaitu sebagai sumber energi, melarut vitamin, untuk aktivitas enzim, dan
penyusun hormon.
4. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organic yang di butuhkantubuh dalam jumlah
kecil dan tidak dapat di produksi dalamtubuh. Vitamin sangat berperan dalam
proses metabolismekarena fungsinya sebagai katalisator.
Jenis vitamin yitu berupa vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B
kompleks, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin). B5 (asam pontotenat), B6
(piridoksin), B12 (kobalamin), asam fosfat, vitamin C. Sedangkan vitamin
tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti vitamin A,D,E,K.
5. Mineral
Mineral adalah ion organik esensial untuk tubuh karena peranannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral danvitamin tidak
menghasilkan energy, tetapi merupakan elemenkimia yang berperan dalam
mempertahankan proses tubuh.
Jenis mineral dibagi menjadi dua yaiitu makromineral terdapat natrium
(Na), kalsium (Ca), fosfor (P), Kalium (K), Klorida (Cr), Magnesium (Mg),
dan mikromineral yaitu zat besi (Fe), Seng (Zn), Kronmium (Cr), Mangan
(mn), Tembaga (Cu), Fluor (F), Yodium (I).

C. Karakteristik Status Nutrisi


Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
1. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakanukuran dari gambaran
berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total
lemak dalam tubuh dansebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat
badan (overweight) dan obesitas.

Indeks Masa Tubuh = BB (Kg)


[TB (m)] 2
Sumber : Kemenkes Indonesia, 2018
Klasifikasi IMT menurut WHO :
a. Berat badan kurang (underweight) : < 18,5
b. Berat badan normal : 18,5 – 22,9
c. Kelebihan BB (overweight) : 23 – 24,9
d. Obesitas I : 25 – 29,9
e. Obesitas II : > 30

D. Faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi


1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambahdengan cepat
hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahunenergy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar
di bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0kkal/kg
BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizikarena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yangtidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizikeluarganya dibandingkan masyarakat
dengan kondisi perekonomian rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efeksamping obat.
7. Faktor psikologis stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi
individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai
nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan
kelemahan dan daging menyimbulkankekuatan).

E. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi


1. Kekurangan nutrisi
Kemungkinan penyebab:
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalammencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atauintoleransi laktosa
d. Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kemungkinan penyebab:
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinyaadalah melebihi
kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium,natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini,
penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya kontipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan.
F. Pathway
Nutrisi

Pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan, mual, muntah

Kekuranga Kelebihan Obesitas Hipertensi Malnutrisi Penyakit Kanker Anoreksia


Nutrisi Nutrisi nervosa

Defisit nutrisi
Resiko berat badan berlebih

G. Penatalaksanaan
1. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga
2. Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisic.
3. Pemberian asupan nutrisi : Orald.
4. Kolaborasi : Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGTe.
5. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi

II. Konsep dasar asuhan keperawatan


A. Pengkajian
1. Identifikasi Masalah
Data dasar pengkajian keperawatan klien mengenal status gizi klien saat
ini, efek penyakit, dan terapi, serta status gizi masa lalu. Task Force Nutrition
in AIDS (1989) dalam Astuti (2011), menyampaikan pengkajian gizi cermat
mencakup riwayat diet, perhitungan asupan nutrien, pengukuran
antropometrik, dan pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kekurangan
kalori protein jangka panjang, dan perlunya pengukuran fungsional kekuatan
otot dan pemeriksaan laboratorium serta prealbumin harus dilakukan untuk
menilai deficit protein visceral jangka pendek.
2. Riwayat Gizi
Kaji tiga hal :
a. Faktor resiko malnutrisi.
Pengkajian resiko malnutrisi, antara lain:
1) Penurunan berat badan ≥ 5% dalam satu bulan, ≥ 10% dalam 6 bulan.
2) Asupan oral tidak optimal selama ≥ tujuh hari.
3) Albumin serum < 3,5 gram/dl. d. Lingkaran otot lengan atas < 90%
dari nilai standar.
4) Lipatan kulit trisep < 90% dari nilai standar.
5) Infeksi berat yang baru setelah pembedahan.
6) Radioterapi atau kemoterapi yang baru dijalani.
7) Adanya gejala yang berlangsung lebih dari 2 mingggu, seperti,
mual/muntah, diare, anoreksia.
8) Penurunan kemandirian.
9) Demensia.
10) Ekonomi rendah.
11) Adiksi terhadap alcohol dan atau obat.
b. Penyakit klien dan gejala yang ada.
c. Masalah psikososial yang mempengaruhi, termasuk pengetahuan gizi klien
dan keluarga.
3. Penilaian Antropometrik
a. Berat badan Penimbangan berat badan dilakukan dengan alat dan pakaian
klien yang sama. Pengukuran berat badan ideal ditentukan berdasarkan
tinggi badan.
b. Lingkar lengan atas (LLA) Lingkar lengan atas adalah ukuran massa otot
rangka terhadap simpanan protein. Alat yang diperlukan untuk melakukan
pengukuran ini yaitu pita pengukur yang tidak elastis dan daftar nilai
standar ukuran lingkar lengan atas.
c. Lipatan kulit trisep Lipatan kulit trisep adalah ukuran simpanan lemak
subkutan.Alat yang dibutuhkan untuk mengukur yaitu pita pengukur yang
tidak elastis, kaliper dan daftar nilai standar ukuran lipatan kulit trisep.
4. Pengkajian Laboratorium
a. Albumin serum Serum albumin berfungsi untuk mengikat berbagai
substansi dan membantu mengangkut asam lemakdan kalsium.
Prealbumin memiliki waktu paruh 2 hari.
b. Transferin Transferin merupakan protein viscelar dalam serum dengan
paruh waktu lebih pendek (8hari).
c. Fungsi kekebalan tubuh.
d. Jumlah limfosit total.
e. Tes antigen kulit
5. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan umum
Tanda penampilan umum yang menunjukan status nutrisi yang baik yaitu
sadar, dan responsif. Namun tanda klinis yang menunjukan nutrisi yang
buruk seperti lesu, apatis, kakeksia.
2) Berat badan Berat badan yang normal proporsional dengan tinggi badan,
sesuai usia, dan bentuk tubuh. Pada kondisi berat badan yang tidak normal
menunjukan obesitas atau kurus.
3) Postur Postur tubuh yang normal dengan kondisi tegak, dimana lengan dan
tungkai lurus. Pada kondisi yang tidak normal postur tubuh bahu kendur,
dada cekung, dan punggung membungkuk.
4) Otot Kondisi otot yang normal otot berkembang dengan baik, kuat, tonus
baik, terdapat bebrapa lemak dibawah kulit. Kondisi otot yang buruk seperti
penampilan lemah, tonus otot buruk, tonus tidak berkembang, nyeri, edema,
tidak mampu berjalan dengan baik.
5) Kondisi system saraf Kondisi normal rentan perhatian baik, kurang
iritabilitas, atau kelelahn, refleks normal, psikologis stabil. Kondisi kontrol
saraf yang buruk dengan tanda klinis kurang perhatian, iritabilitas, bingung,
tangan dan kaki terasa terbakar, dan parastesia, kehilangan posisi dan rasa
vibratorik, kelemahan dan nyeri otot yang dapat menyebabkan
ketidakmampuan berjalan, penurunan atau kehilangan refleks lutut dan
tumit.
6) Fungsi gastrointestinal Tanda klinis yang normal nafsu makan dan
pencernaan baik, eliminasi teratur normal, tidak ada organ atau masa ynag
teraba. Penemuan tanda klinis yang abnormal pada fungsi gastrointestinal
yaitu anoreksia, tidak dapat mencerna, konstipasi, atau diare, pembesaran
hati atau limfa.
7) Fungsi kardiovaskuler Tanda klinis yang menunjukan fungsi kardiovaskuler
yang normal yaitu laju denyut dan irama jantung normal, tidak ada bunyi
murmur, tekanan darah normal sesuai usia. Tanda klinis abnormal pada
fungsi kardiovaskuler yaitu laju denyut jantung cepat diatas 100 x / menit,
terjadi pembesaran jantung, irama jantung tidak normal, tekanan darah
meningkat.
8) Vitalitas umum Kondisi vitalitas umum yang normal memiliki ketahana
tubuh cukup bertenaga, kebiasaan tidur baik, dan penampilan cukup kuat.
Vitalitas umum yang abnormal bila klien mudah lelah, kurang energi,
mudah tidur, penampilan kelelahan, dan apatis.
9) Rambut Kondisi rambut yang normal yaitu bersinar, penampilan rambut
berkilat, helai rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala sehat. Kondisi
rambut yang tidak normal seperti rambut berserabut, kusam, kusut, kering,
tipis, dan kasar, penampilan depigmetasi, helai ramut mudah lepas.
10) Kulit umum Kondisi normal pada kulit yaitu kondisi kulit halus, dan sedikit
lembab, warna baik. Kondisi kulit yang abnormal yaitu kasar, kering, pucat,
berpigmen, iritasi, lebam, petechiae, kehilangan lemak pada subkutan.
11) Wajah dan leher Kondisi klinis wajah dan leher yang normal warna wajah
dan leher merata, halus, merah muda, tidak ada bengkak. Kondisi yang
abnormal pada wajah dan leher yaitu penampilan berminyak, bersisik,
bengkak, kulit gelap di pipi, dan dibawah mata, tidak halus, atau kasar pada
kulit sekitar hidung dan mulut.
12) Bibir Kondisi bibir yang normal yang diidentifikasi perawat seperti halus,
warna baik, penampilan lembab, tidak pecah atau bengkak. Kondisi bibir
yang abnormal yaitu penampilan kering, bersisik, bengkak, kemerahan,
atau lesi angular pada sudut mulut, fisura atau skar.
13) Membran mukosa mulut Kondisi membran mukosa mulut yang normal
berwarana merah muda sampai kemerahan. Kondisi membran mukosa
mulut yang tidak normal yaitu membran mukosa yang lembut dan bengkak.
14) Gusi Kondisi gusi normal berwarna merah muda, tidak bengkak dan tidak
ada perdarahan gusi. Kondisi gusi yang tidak normal gusi bengkak, mudah
berdarah, kemerahan dan gusi tertarik ke arah belakang.
15) Lidah Kondisi lidah normal yaitu berwarna merah muda, atau kemerahan
gelap, tidak bengkak, halus, terdapat papila dan tidak ada lesi.
16) Gigi Gigi normal dengan kondisi tidak berlubang, nyeri, gigi lurus, bersih,
dan tidak ada diskolorasi. Kondisi gigi yang tidak normal yaitu terdapat
karies, gigi tidak ada, posisi gigi tidak lurus atau salah posisi.
17) Mata Kondisi mata yang nomal yaitu mata terang, jernih, penampilan
bersinar, tidak ada luka disudut membrane, bulu mata lembab, pembuluh
darah terlihat, tidak ada benjolan pada jaringan atau scelera, tidak ada
lingkaran kelelahan dibawah atau disekitar mata. Kondisi mata yang tidak
normal yaitu conjuctiva pucat, membran kemerahan, kering, terdapat
tandatanda infeksi, kekeringan membran mata, penampilan buram dari
kornea, kornea lunak, atau keratomalasia.
18) Leher (kelenjar) Kondisi nomal pada leher yaitu tidak terdapat pembesaran
kelenjar. Kondisi abnormal leher terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
19) Kuku Kondisi kuku yang normal yaitu struktur kuku keras, dan berwarna
merah muda. Kondisi kuku yang tidak normal dengan bentuk kuku
koilnishia, dan mudah patah.
20) Kaki, tungkai Kondisi tungkai dan kaki yang normal yaitu tidak nyeri,
lemah, atau bengkak. Kondisi tungkai dan kaki yang tidak normal yaitu
edema, kelelahan.
21) Kerangka Struktur kerangka normal yaitu tidak ada kelainan bentuk.
Kondisi kaki yang tidak normal, yaitu bentuk kaki bengkok, lutut menyatu,
deformitas dada pada diafragma, scapula dan costa yang menonjol.
B. Diagnosa keperawatan
1. Defisit nutrisi
2. Resiko berat badan berlebih
C. Intervensi

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI TINDAKAN RASIONAL TINDAKAN


KEPERAWATAN (Hasil yang diharapkan & kriteria evaluasi) KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI
1 Defisit nutrisi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi:
Definisi : Asupan nutrisi keperawatan 3 x 24 jam status nutrisi Observasi
tidak cukup untuk memenuhi terpenuhi 1. Identifikasi status nutrisi
kebutuhan metabolisme Kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
Penyebab : 1. Porsi makan yang dihabiskan makanan
1. Kurangnya asupan meningkat 3. Identifikasi perlunya penggunaan
makanan 2. Berat badan atau IMT meningkat selang nasogastric
2. Ketidakmampuan 3. Frekuensi makanan meningkat 4. Monitor asupan makanan
menelan makanan 4. Nafsu makan meningkat 5. Monitor berat badan
3. Ketidakmampuan 5. Perasaan cepat kenyang meningkat Terapeutik
mencerna makanan 1. Lakukan oralhygine sebelum makan,
4. Ketidakmampuan jika perlu
mengabsorbsi nutrien 2. Sajikan makanan secara menarik
5. Peningkatan kebutuhan dan suhu sesua
metabolisme 3. Hentikan pemberian makanan
6. Faktor ekonomi melalui selang nasogastric jika
7. Faktor psikologis asupan oral dapat ditoleransi
Gejala mayor: Edukasi
Objektif 1. Anjurkan posisi duduk jika mampu
1. Berat badan menurun 2. Ajarkan diet yang diprogramkan
minimal 10% dibawah Kolaborasi
rentang ideal 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Gejala minor: menentukan jumlah kalori dan jenis
Subjektif nutrien yang dibutuhkan
1. Cepat kenyang setelah Promosi berat badan:
makan Observasi
2. Kram/nyeri abdomen 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
3. Nafsu makan menurun BB kurang
Objektif 2. Monitor adanya mual dan muntah
1. Bising usus hiperaktif 3. Monitor jumlah kalori yang
2. Otot pengunyah lemah dikonsumsi sehari-hari
3. Otot menelan lemah 4. Monitor berat badan
4. Membran mukosa pucat 5. Monitor albumin, limfosit, dan
5. Sariawan elektrolit serum
6. Serum albumin menurun Terapeutik
7. Rambut rontok 1. Sediakan makanan yang tepat
berlebihan sesuai kondidi pasien
8. Diare 2. Berikan pujian pada pasien untuk
peningkatan yang dicapai
2 Resiko Berat badan lebih Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Edukasi diet:
Definisi: akumulasi lemak keperawatan 3 x 24 jam perilaku Observasi:
berlebih atau abnormal yang mempertahankan berat badan membaik 1. Identifikasi kemampuan pasien dan
tidak sesuai dengan usia dan Kriteria hasil : keluarg amenerima informasi
jenis kelamin 1. Menjaga asupan kalori harian sesuai 2. Identifikasi tingkat kepatuhan saat ini
Penyebab : kebutuhan meningkat 3. Identifikasi kebiasaan pada makan
1. Kurang aktivitas fisik 2. Mengeimbangkan latihan dengan saat ini dan masa lalu
harian asupan kalori meningkat 4. Identifikasi persepsi pasien dan
2. Kelebihan konsumsi gula 3. Memilih makanan bernutrisi keluarga tentang duet yang
3. Gangguan kebiasaan 4. Meminum air putih sesuai kebutuhan diprogramkan
makan tubuh meningkat 5. Identifikasi keterbatasakn finanasial
4. Gangguan persepsi 5. Mempertahankan keseimbangan cairan untuk menyediakan makanan
makan 6. Mengekspresikan citra tubuh yang Terapeutik:
5. Kelebihan konsumsi realistis 1. Persiapkan materi, media dan alat
alkohol 7. Mempertahankan kecukupan tidur peraga
6. Penggunaan energi 2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk
kurang dari asupan memberikan pendidikan kesehatan
7. Sering mengemil 3. Berikan kesempatakn pasien dan
8. Sering memakan keluarga bertanya
makanan 4. Sediakan rencana makan tertulis,
berminyak/berlemak jika perlu
9. Faktor keturunan Edukasi:
10.Penggunaan makanan 1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet
formula/makanan terhadap kesehatan
campuran(bayi) 2. Informasikan makanan yang
11.Asupan kalsium rendah diperbolehkan dan dilarang
(anak-anak) 3. Informasikan kemungkinan interaksi
12.BB bertambah cepat obat dan makanan, jika perlu
13.Makanan padat sebagai 4. Anjurkan mempertahankan posisis
sumber makanan utama semi fowler 20-30 menit setelah
pada usia <5 bulan makan
Gejala mayor 5. Anjurkan menggantu bahan
Objektif: makanan sesuai dengan diet yang
1. IMTR >25 kg/m2 (pada diprogramkan
dewasa) atau berat dan 6. Anjurkan melakukan olahraga seusai
panjang badan lebih dari toleransi
persentil 95 (pada anak 7. Anjurkan cara membaca label dan
<2 tahun) atau IMT pada memilih makanan sesuai
persentil ke 85-95 (pada 8. Anjurkan cara merencanakan
anak 2-18 tahun) makanan sesuai program
Gejala minor 9. Rekomendasikan resep makanan
Objektif: yang sesuai dengan diet, jika perlu
1. Tebal lipatan kulit trisep 10. Rujuk ke ahli gizi dan sertakan
>25 mm keluarga, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Bren, (2020). Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Pada keluarga Khususnya
pada anak dengan malnutrisi di wilayah kerja puskesmas rawat inap kemiling Bandar
lampung. Poltekes Tanjungkarang

Rosdahl, C.B, et all. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta: EGC.

Moorhead, Sue, et all. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Indonesia Edition.
Indonesia: Mocomedia. Nair,

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Edisi 3. Jakarta: ECG

Syahlah, (2017), Asuhan Keperawatan pada An.H dengan Prioritas Masalah Gangguan
Kebutuhan Dasar : Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RS. USU. Universitas sumatera
utara

Anda mungkin juga menyukai