NIM : 030690597
KELAS :
UPBJJ UT : BATAM (13)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
Tahun 2020
Susunlah sebuah makalah yang berkaitan dengan salah satu topik di bawah ini.
1. Strategi meningkatkan kesadaran politik warga negara
2. Memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk memperkuat wawasan ideologi
Indonesia
3. Upaya bela negara bagi kalangan mahasiswa
Makalah Upaya bela negara bagi kalangan mahasiswa
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi bela negara ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara ?
3. Bagaimana cara meningkatkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda ?
Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definsi bela negara.
2. Mengetahui bentuk-bentuk usaha pembelaan negara.
3. Mengetahui cara meningkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda.
PEMBAHASAN
Peran serta masyarakat dalam upaya pembelaan negara berlangsung sejak masa
awal kemerdekaan. Keterlibatan warga negara dalam pembelaan negara adalah sebagai
berikut :
Kalau kita coba melihat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu
indikator bahwa sebagian kalangan pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan
kesadaran akan pentingnya bela Negara. Hal tersebut bisa kita lihat dari segelintir
persoalan seperti, kebiasaan pemuda yang lebih bangga dengan budaya atau simbol-
simbol bangsa lain dan tidak bangga dengan budaya bangsa sendiri. Ataupun, pemuda
saat ini lebih cenderung meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa dengan memamerkan
ciri westernisasi. Dan semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku
penyalahgunaan narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran
sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya
pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat. Permasalahan ini jelas mengganggu
sikap kesadaran bela Negara pada pemuda.
Hal lain juga yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda
yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan
sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar
dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan
terbantunya masyarakat maka sedikit banyak himpitan persoalan akan dapat teratasi.
Dengan perilaku ini, pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.
Fenomena-fenomena diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan cenderung
menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda yang
seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan
identitas dan karakter yang berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu
pemuda itu sendiri.
Salah satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak
dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi
saat ini. Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam
melakukan perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa
ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk
mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus
globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah satu menjaga negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan
memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini. Usaha pembelaan negara
berdasar pada kesadaran setiap pemuda akan hak dan kewajibannya. Kesadaran
demikian perlu ditumbuhkembangkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah
air dan untuk ikut sert dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk membela
negara dan bangsa akan berhasil jika setiap pemuda memahami keunggulan negaranya.
Disamping itu setiap pemuda hendaknya juga memahami kemungkinann segala macam
ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara indonesia. Dalam hal ini terdapat
beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap pemuda
untuk ikut dalam usaha bela negara. Kaelan dan Achmad Zubaidi (2007:121)
mengemukakan bahwa untuk mewujudkan motivasi pemuda terhadap semangat bela
negara setidaknya harus diperhatikan beberapa hal, antara lain:
1. Pengalaman sejarah perjuangan republik Indonesia
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidangpersenjataan
6. Kemungkinan timbulnya peperangan
Keenam pokok pikiran diataslah yang harus diperhatikan dan
ditumbuhkembangkan sebagai jalan meningkatkan motivasi generasi muda agar
melakukan upaya-upaya pembelaan negara. Dengan membangun kesadaran itulah,
maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga
keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan Bela Negara harus diajarkan sejak dini, mulai dari pendidikan dasar,
menengah dan tinggi ( dari TK s/d Universitas). Memang saat ini kurikulum Tahun 2013
tidak secara eksplisit mencantumkan hal tsb, namun tidak menghambat untuk
menyampaikan materi pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Sejarah Perjuangan
Bangsa dan mata pelajaran lainnya yang relevan, serta Pramuka yang menjadi
kewajiban Ekstra Kurikuler. Penanaman nilai nila Bela Negara (Cinta tanah air, Sadar
Berbangsa dan Bernegara, Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban,
serta Mempunyai kemampuan awal secara psikis dan fisik untuk Bela Negara) bagi
pelajar sangat penting. Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Bela Negara,
pihak sekolah dapat melibatkan instansi terkait, seperti unsur TNI, Polri, Kemhan,
Lemhannas, Kemenko Polhukam, Kemendikti dan Riatek, Kemdikbud, Kemdagri, Pemda
dll dlm menyampaikan materi berupa Ceramah, Diskusi Interaktif, sampai dengan
simulasi Bela Negara, sehingga terwujud sinergitas penyelenggaraan Bela Negara di
kalangan Siswa dan Mahasiswa.
Materi disampaikan secara Komunikatif, Dialogis dan Interaktif, sehingga Tidak
Monologis, Dokrinal dan Menakutkan peserta.
Pendidikan Bela Negara harus berupaya membuat peserta menjadi betah, senang,
riang gembira, menggunakan bahasa bahasa yang mudah dicerna dan diterima
masyarakat, sehingga tidak terkesan seperti wajib militer sebagaimana dikhawatirkan
oleh sebagain elit2 politik yang dianggap seperti Era Orde Baru (Militer akan kembali
memasuki Bidang Politik). Materi materi Bela Negara harus sesuai kondisi dan
tantangan ke depan, agar mudah diresapi, dihayati, dan dijiwai oleh semua unsur
masyarakat untuk bekal Bela Negara dalam semua aspek Kehidupan
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
Bela negara adalah komponen penting dalam tegaknya negara sebagai negara
yang berdaulat, adil.dan makmur. Tanpa Bela Negara yang kuat dan kokoh, akan sulit
negara kita mewujudkan kemandirian yang merupakan salah satu dasar menjadi
Negara yang hebat dan berpengaruh di Asia dan Dunia. Diklat Bela Negara harus
ditingkatkan di semua level Ormas, LSM dan berbagai Parpol, maupun di lingkungan
Pemerintahan, perusahaan BUMN dan Swasta agar terwujud rasa Nasionalisme,
Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tinggi terhadap NKRI.
Kita memang saat ini tidak dalam menghadapi “Musuh Nyata” perang fisik dengan
Negara lain seperti Korea Selatan menghadapi Korea Utara., Namun sesungguhnya kita
saat ini lagi menghadapi “Musuh Negara Indonesia” seperi Kemiskinan, Narkoba,
Ideologi Radikal dll, termasuk perlambatan perkembangan ekonomi yang lagi kurang
menggembirakan yang berpotensi seperti Krisis Tahun.2008. Untuk itu, semua
komponen bangsa harus sepakat melawan “musuh bangsa” tersebut dengan melakukan
Bela Negara. Nampaknya setelah merayakan 70 Tahun Kemerdekaan RI, perlu
dipertimbangkan kembali dalam jangka pendek untuk melakukan “Sumpah Pemuda
jilid II” atau sebutan lainnya (Sumpah Kebangsaan) sebagaimana yang dilakukan oleh
para pejuang dan pendahulu kita melaksanakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928
agar mempunyai semangat perjuangan bangsa dan tekad yang kuat untuk memajukan
Negara dan Bangsa ini, ditengah persaingan global antar bangsa di dunia.
Generasi muda Indonesia harus memiliki jati diri dan daya tangkal, serta daya
saing dalam mengarungi arus Globalisasi yang telah melanda Indonesia. Semoga
pencerahan ini menjadi renungan dan dpt segera ditindak-lanjuti sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku oleh rekan rekan sekalian, sesuai fungsi dan tugas yg diemban
agar upaya bela negara dapat lebih nyata dirasakan manfaatnya oleh Generasi Muda
khususnya para pemuda sebagai generasi penerus bangsa.
Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang
sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang
eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari ,
bahwa sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang harus dipertahankan
supaya tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. Pemuda harus dapat
memainkan perannya sebagai kelompok penekan (pressure group) agar kebijakan-
kebijakan strategis pemerintah betul-betul bermanfaat bagi kepentingan bangsa.
Hal mendasar yang harus dimiliki oleh generasi muda dalam kontribusinya
mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional adalah
semangat kebangsaan sebagai sinergi antara rasa kebangsaan dan faham
kebangsaan yang menyatukan tekad untuk senantiasa menjaga martabat bangsa
serta pemahaman tentang apa dan bagaimana bangsa ini mewujudkan masa depannya
(Lemhannas RI, 2008).
Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah
demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di
Timur maupun di Barat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat
realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas menengah yang
kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di masyarakat. Bahkan di zaman
kolonial, mahasiswa menjadi kelompok elite paling terdidik yang harus diakui
kemudian telah mencetak sejarah bahkan mengantarkan Indonseia ke gerbang
kemerdekaannya.
Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi
pelopor dalam melakukan fungsi control terhadap jalannya roda pemerintahan
sekarang. Bukan malah sebaliknya.
Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of
modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada
mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya.
Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri
permasalahan sampai ke akar-akarnya.
Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap
korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa
depan harus hinggap dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran
konservatif pro-status quo harus dihindari. Tetapi tidak bisa dipungkiri, mahasiswa
sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga
mahasiswa harus menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang
disandangnya, termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi
mahasiswa. Karena itu, kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula
ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat
mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di
perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di
masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi
esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya
reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap
ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai
penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan.
Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas
kerakyatan.
Organisasi kemahasiswaan
Resimen Mahasiswa (MENWA) merupakan wadah penyaluran potensi Mahasiswa
untuk ikut serta dalam bela Negara. Melalui Pendidkan Dasar Militer yang wajib
ditempuh setiap anggota MENWA, diharapkan memantapkan fisik dan mental serta rasa
kesadaran bela Negara dengan semangat, disiplin, dan jiwa nasionalis yang tinggi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bela
negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan mempertahankan
eksistensi negara. Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari
luar maupun dalam negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara yang
dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.
Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang
penting karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Begitu besarnya
kiprah pemuda dalam melakukan perubahan-perubahan di negara indonesia
sebagai wujud sikap bela negara. Dahulu para pemuda indonesia bersatu padu
untuk memperoleh kemerdekaan, dan saat ini peran dan fungsi pemuda sebagai
generasi penerus bangsa dan pengisi kemerdekaan sebagaimana dilakukan pemuda
tempo dulu masih sangat diidamkan oleh seluruh elemen bangsa.
Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda hendaknya
dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini hendaknya ikut
serta dalam usaha pembelaan negara yang dilakukan dengan cara mengisi
kemerdekaan dengan manampilkan sikap-sikap positif yang sesuai dengan ideologi
bangsa dan konstitusi yang berlaku di indonesia. Semangat bela negara dapat
tercermin dari adanya kesadaran pemuda akan aturan-aturan yang harus dipatuhi
dan dilaksanakan, serta adanya kemelekan politik dari para pemuda yang akhirnya
dapat memposisikan diri dalam kancah politik nasional untuk perubahan Indonesia.
SARAN
Agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, maka kita sebgai warga
negara Indonesia harus dapat membela negara. Dengan adanaya makalah ini
diharapkan para pelajar maupun pembaca, dapat lebih mengerti apa itu arti bela
negara itu. Sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
RUJUKAN
Harist Muzani, Teuku. Revolusi Peran Pemuda Pasca Konflik. tersedia dalam http:
//keacehan. blogspot.com/2011/01/ revolusi-peran-pemuda-pasca-
konflik.html.
http:// www. setneg. go.id /index.php?option =com_content&task
=view&id=747&Itemid=135
Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma:
Yogyakarta.
Utama, Wira. Penanaman Bela Negara Pada Mata Pelajaran PKN Memiliki Posisi
Strategis tersedia dalam
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/MJ_3774_11_H/files/res/downloads/dow
nload_030.pdf
Undang-Undang Dasar 1945. Citra Umbara: Jakarta.