Anda di halaman 1dari 20

BUKU KERJA TUGAS

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (MKDU4111)


TUGAS 1

NAMA : ANDRI SURYAWAN

NIM : 030690597
KELAS :
UPBJJ UT : BATAM (13)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
Tahun 2020
Susunlah sebuah makalah yang berkaitan dengan salah satu topik di bawah ini.
1. Strategi meningkatkan kesadaran politik warga negara
2. Memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk memperkuat wawasan ideologi
Indonesia
3. Upaya bela negara bagi kalangan mahasiswa
Makalah Upaya bela negara bagi kalangan mahasiswa

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Generasi muda merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan yang memiliki


potensi strategis, dinamis, kreatif, inovatif dan produktif sangat diperlukan dalam
kaitannya untuk mewujudkan pengetahuan kebangsaan dan sumber daya manusia guna
mengantisipasi arus globalisasi, dengan menumbuhkan sikap optimisme dalam
menatap masa depan bangsa dan negara, serta sikap proaktif dalam menghadapi
tantangan dan peluang di era global untuk menghantar negara Indonesia dalam arus
utama dunia.
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi merupakan juga tanggung
jawab segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Bela negara merupakan sebuah konsep yang
disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara yang mencerminkan
patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan
mempertahankan eksistensi negara. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha
pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam
keberadaan negara. Sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya
untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui
pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang
menyusun bangsa tersebut.
Dewasa ini suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan
arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi,
mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita,
khususnya generasi muda untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya
mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh
sistem pemerintahan yang otoriter. Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah
memudarnya semangat nasionalisme dan kecintaan pada negara.
Semangat untuk membela negara seolah telah memudar, perbedaan pendapat
antar golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal
yang wajar dalam suatu sistem politik yang demokratis namun berbagai tindakan
anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan
demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai
suatu bangsa, kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan
utama. Ketidaksiapan masyarakat bangsa akan sebuah perubahan sosial yang terjadi
pada era reformasi ini menjadikan pengaruh-pengaruh asing mudah masuk dan mudah
menggoyahkan sendi sendi kehidupan berbangsa, diantaranya adalah semangat dan
nilai nilai untuk membela bangsanya seperti, cinta pada tanah air, kewaspadaan
terhadap ancaman, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara lambat laun akan
menjadi luntur. Kondisi ini menjadi makin rentan karena bela negara yang dilakukan
oleh pemerintah masih dinilai oleh masyarakat belum memiliki tujuan positif bagi
kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu pada makalah ini akan mencoba
menguraikan definisi bela negara, bentuk-bentuk usaha pembelaan negara, peran
generasi muda dalam bela negara, dan penanaman bela negara pada generasi muda.

Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi bela negara ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara ?
3. Bagaimana cara meningkatkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda ?
Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definsi bela negara.
2. Mengetahui bentuk-bentuk usaha pembelaan negara.
3. Mengetahui cara meningkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda.
PEMBAHASAN

1.1Definisi Bela Negara


Bela Negara, adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara (UU No.3/2002). Bela negara
merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan mempertahankan
eksistensi negara. Bela negara dibagi menjadi dua, yaitu :
1. FISIK, Usaha pertahanan mengahadapi serangan fisik atau Agresi dari pihak
yang mengancam keberadaan negara.
2. NON-FISIK, upaya turut serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun
dalam negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh
Tentara Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.
Sejarah Bela Negara
1. Periode Pertama (Perang Kemerdekaan 1945-1949).
Bela negara dipersepsikan dengan perang kemerdekaan, keikutsertaan
warga negara dalam bela negara diwujudkan ikut serta berperan dalam
perjuangan kemerdekaan, baik bersenjata maupun tidak bersenjata.
2. Periode Kedua (1950-1965).
Dalam menghadapi berbagai pemberontakan dan gangguan-gangguan
dalam negeri, bela negara dipersepsikan identik dengan upaya pertahanan dan
keamanan, baik bersenjata maupun tidak bersenjata
3. Periode ketiga (Orde Baru 1966-1998)
Bela negara dipersepsikan identik dengan Ketahanan Nasional. Pada
periode ini keikutsertaan warga negara dalam bela negara diselenggarakan
melalui berbagai segenap aspek kehidupan nasional.
4. Periode Keempat (Reformasi 1999 – Sekarang)
Bela negara dipersepsikan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai krisis
yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pada periode ini keikutsertaan
warga negara dalam upaya bela negara disesuaikan dengan kemapuan dan
profesi masing-masing
Nilai-nilai Bela Negara
1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara Indonesia
3. Yakin akan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara
Dasar Hukum Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara“. dan
“Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang”. Jadi sudah pasti mau
tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman,
gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:
1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

1.2Bentuk Bentuk Usaha Pembelaan Negara


1. Penyelenggaraan Pertahanan Negara
        Pertahanan Negara  diselenggarakan  melalui  usaha  membangun,  membina 
kemampuan  daya  tangkal  Negara  dan  bangsa,  serta  menanggulangi  setiap 
ancaman  yang  dating.  Penyelenggaraan pertahanan  Negara  diselenggarakan
oleh komponen-komponen  berikut :
a. Komponen  Utama  Pertahanan  Negara
b. Komponen  Cadangan dan Pendukung  Pertahanan Negara
Menurut Pasal 30 UUD  1945  usaha  pertahanan  Negara  dilaksanakan 
dengan  Sistem  Pertahanan  dan  Keamanan Rakyat  Semesta
( Sishankamrata ).
2. Sifat Sishankamrata
Sishankamrata  memiliki  sifat-sifat  sebagai berikut :
1) Kerakyatan
2) Kesemestaan
3) Kewilayahan
Berbagai upaya bela negara juga dapat dilakukan melalui organisasi maupun
individu. Upaya bela negara tidak hanya berperang, tetapi mengharumkan nama
bangsa Indonesia di luar negeri pun disebut bela negara. Misalnya, yang dilakukan
oleh para atlet olahraga yang berlaga dalam olimpiade. Kita bisa ikut bangga jika
ada atlet Indonesia menjadi juara dalam kejuaraan antarnegara atau kejuaraan
dunia. Kebanggaan dan keharuan kita bertambah ketika sang saka Merah Putih
berkibar dengan gagah di antara bendera negara-negara lain. Selain itu secara
organisasi, bela negara dapat dilakukan melalui pengiriman Tim SAR Indonesia
untuk mencari dan menolong korban bencana alam.

Selain secara organisasi, individu-individu sebagai warga negara juga dapat


berperan membela negara dalam tindakan, menjunjung nasionalisme, patriotisme,
serta membela Pancasila dan UUD 1945. Berbagai upaya pembelaan terhadap
negara dan mewujudkan keamanan dapat dilakukan warga negara dalam semua
aspek kehidupan.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 5, menegas kan bahwa pertahanan


negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahan kan seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah dan menjadi
tanggung jawab segenap bangsa. Oleh karena itu, ancaman terhadap sebagian
wilayah Indonesia merupakan ancaman bagi seluruh wilayah Indonesia.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka keikutsertaan segenap warga negara dalam
upaya pembelaan negara bukan hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga dalam
lingkungan terdekat tempat kita tinggal. Artinya, menjaga keutuhan wilayah
lingkungan kita tidak dapat dipisahkan dari keutuhan wilayah negara secara
keseluruhan.

Bentuk Ancaman terhadap Bangsa dan Negara

Menurut  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 ancaman  terhadap Negara


mencakup ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan. Ancaman terhadap
kedaulatan Negara yang semula bersifat konvensional (fisik)  berkembang  menjadi 
multidimensional (fisik dan nonfisik)  baik  yang  berasal  dari  luar  negeri  dan  dari  
dalam  negeri. Ancaman  dibedakan  menjadi dua yaitu, Ancaman Militer dan Ancaman
Nonmiliter.

Peran serta masyarakat dalam upaya pembelaan negara berlangsung sejak masa
awal kemerdekaan. Keterlibatan warga negara dalam pembelaan negara adalah sebagai
berikut :

1. Dibentuknya kelaskaran rakyat, kemudian dikembang kan menjadi barisan


cadangan pada periode perang kemerdekaan ke-1.
2. Pasukan Perang Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi Pelajar (Mobpel)
sebagai bentuk per kembangan dari barisan cadangan. Pada periode perang
kemerdekaan ke-2.
3. Pada 1958-1960, muncul Organisasi Keamanan Desa (OKD) dan Organisasi
Perlawanan Rakyat (OPR) yang merupakan bentuk kelanjutan Pager Desa.
4. Pada 1961 dibentuk pertahanan sipil (Hansip), Wanra, dan Kamra sebagai
bentuk penyempurnaan dari OKD/OPR.
5. Perwira cadangan yang dibentuk sejak 1963.
6. Kemudian, berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 1982, ada organisasi yang
disebut rakyat terlatih yaitu Wanra yang membantu pertahanan dan Kamra yang
membantu keamanan dan anggota per lindungan masyarakat.
Contoh yang dilakukan Polri dalam upaya bela negara, antara lain:
1. Mendukung tetap tegaknya negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
2. Melakukan penyuluhan kesadaran hukum bagi warga Negara.
3. Melakukan pengaturan lalu lintas dan memberikan pengayoman keamanan bagi
warga Negara.
4. Memberikan perlindungan keamanan dari berbagai tindak kejahatan terhadap
warga Negara.
5. Melakukan proses penyidikan dan penyelidikan terhadap berbagai tindak
kejahatan.

Alasan Pentingnya Usaha Pembelaan Negara


Bangsa  Indonesia  menyatakan  kemerdekaannya  pada  tanggal  17 Agustus
1945.  Kemerdekaan  tersebut  diraih  melalui  perjalanan  yang  sangat  panjang 
dengan  mengorbankan  segenap  jiwa,  raga,  dan  harta.  Dengan  tekad bulat, seluruh
rakyat Indonesia akhirnyadapat  mencapai  kemerdekaaannya  dan  berdiri  sebagai 
bangsa  yang 
memiliki  kemerdekaan.
            Salah  satu  keutuhan  perjuangan  bangsa  Indonesia  saat  ini  adalah  menjaga
keutuhan wilayah NKRI. Pertahanan  dan  keutuhan  wilayah  RI  menjadi  tugas  dan
tanggung  jawab seluruh rakyat Indonesia melalui  sitem pertahanan dan  keamanan
rakyat semesta. Seluruh  warga  Negara harus  mau  dan  siap  membela  Negara  dari
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang dari dalam negeri maupun
luar negeri.
Beberapa  alasan  diadakannya  wajib  Bela  Negara, anatara  lain :
1) Latar  Belakang  sejarah
2) Kedudukan geografis dan geostrategic NKRI yang terletak pada posisi silang
3) Kondisi Demografis  bangsa   Indonesia yang sangat  heterogen
4) Adanya  Perkembangan Ilmu Pengetahuan  dan teknologi
5) Kedudukan Tanah air yang strategis

1.3Cara Meningkatakan Kesadaran Bela Negara Untuk Generasi Muda


Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang
penting dan tidak bisa dianggap suatu hal yang sepele, karena pemuda merupakan
generasi penerus bangsa yang tidak dapat didisparitaskan dari sejarah bangsa ini.
Kendatipun demikian, kesadaran bela negara ini jangan pula ditafsir hanya
berhubungan dengan angkat senjata melawan musuh dari negara luar belaka,
melainkan harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam pengejawantahannya,
pemuda lebih kreatif mengimplementasikan arti bela negara ini dalam kehidupannya
tanpa menghilangkan hakekat bela negara itu sendiri.

Sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bersama bertanggung jawab


mengemban amanat penting ini, apabila pemuda sudah tidak terpatri dalam dirinya
akan kesadaran mengenai bela negara, maka ini merupakan ancaman besar bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara, bisa jadi suatu saat mengakibatkan bangsa ini
akan berada ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-
bangsa lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.

Kalau kita coba melihat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu
indikator bahwa sebagian kalangan pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan
kesadaran akan pentingnya bela Negara. Hal tersebut bisa kita lihat dari segelintir
persoalan seperti, kebiasaan pemuda yang lebih bangga dengan budaya atau simbol-
simbol bangsa lain dan tidak bangga dengan budaya bangsa sendiri. Ataupun, pemuda
saat ini lebih cenderung meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa dengan memamerkan
ciri  westernisasi. Dan semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku
penyalahgunaan narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran
sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya
pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat. Permasalahan ini jelas mengganggu
sikap kesadaran bela Negara pada pemuda.
Hal lain juga yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda
yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan
sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar
dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan
terbantunya masyarakat maka sedikit banyak himpitan persoalan akan dapat teratasi.
Dengan perilaku ini, pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.
Fenomena-fenomena diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan cenderung
menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda yang
seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan
identitas dan karakter yang berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu
pemuda itu sendiri.
Salah satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak
dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi
saat ini. Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam
melakukan perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa
ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk
mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus
globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah satu menjaga negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan
memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini. Usaha pembelaan negara
berdasar pada kesadaran setiap pemuda akan hak dan kewajibannya. Kesadaran
demikian perlu ditumbuhkembangkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah
air dan untuk ikut sert dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk membela
negara dan bangsa akan berhasil jika setiap pemuda memahami keunggulan negaranya.
Disamping itu setiap pemuda hendaknya juga memahami kemungkinann segala macam
ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara indonesia. Dalam hal ini terdapat
beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap pemuda
untuk ikut dalam usaha bela negara. Kaelan dan Achmad Zubaidi (2007:121)
mengemukakan bahwa untuk mewujudkan motivasi pemuda terhadap semangat bela
negara setidaknya harus diperhatikan beberapa hal, antara lain:
1. Pengalaman sejarah perjuangan republik Indonesia
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidangpersenjataan
6. Kemungkinan timbulnya peperangan
Keenam pokok pikiran diataslah yang harus diperhatikan dan
ditumbuhkembangkan sebagai jalan meningkatkan motivasi generasi muda agar
melakukan upaya-upaya pembelaan negara. Dengan membangun kesadaran itulah,
maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga
keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan Bela Negara harus diajarkan sejak dini, mulai dari pendidikan dasar,
menengah dan tinggi ( dari TK s/d Universitas). Memang saat ini kurikulum Tahun 2013
tidak secara eksplisit mencantumkan hal tsb, namun tidak menghambat untuk
menyampaikan materi pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Sejarah Perjuangan
Bangsa dan mata pelajaran lainnya yang relevan, serta Pramuka yang menjadi
kewajiban Ekstra Kurikuler. Penanaman nilai nila Bela Negara (Cinta tanah air, Sadar
Berbangsa dan Bernegara, Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban,
serta Mempunyai kemampuan awal secara psikis dan fisik untuk Bela Negara) bagi
pelajar sangat penting. Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Bela Negara,
pihak sekolah dapat melibatkan instansi terkait, seperti unsur TNI, Polri, Kemhan,
Lemhannas, Kemenko Polhukam, Kemendikti dan Riatek, Kemdikbud, Kemdagri, Pemda
dll dlm menyampaikan materi berupa Ceramah, Diskusi Interaktif, sampai dengan
simulasi Bela Negara, sehingga terwujud sinergitas penyelenggaraan Bela Negara di
kalangan Siswa dan Mahasiswa.
Materi disampaikan secara Komunikatif, Dialogis dan Interaktif, sehingga Tidak
Monologis, Dokrinal dan Menakutkan peserta.
Pendidikan Bela Negara harus berupaya membuat peserta menjadi betah, senang,
riang gembira, menggunakan bahasa bahasa yang mudah dicerna dan diterima
masyarakat, sehingga tidak terkesan seperti wajib militer sebagaimana dikhawatirkan
oleh sebagain elit2 politik yang dianggap seperti Era Orde Baru (Militer akan kembali
memasuki Bidang Politik). Materi materi Bela Negara harus sesuai kondisi dan
tantangan ke depan, agar mudah diresapi, dihayati, dan dijiwai oleh semua unsur
masyarakat untuk bekal Bela Negara dalam semua aspek Kehidupan
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
Bela negara adalah komponen penting dalam tegaknya negara sebagai negara
yang berdaulat, adil.dan makmur. Tanpa Bela Negara yang kuat dan kokoh, akan sulit
negara kita mewujudkan kemandirian yang merupakan salah satu dasar menjadi
Negara yang hebat dan berpengaruh di Asia dan Dunia. Diklat Bela Negara harus
ditingkatkan di semua level Ormas, LSM dan berbagai Parpol, maupun di lingkungan
Pemerintahan, perusahaan BUMN dan Swasta agar terwujud rasa Nasionalisme,
Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tinggi terhadap NKRI.
Kita memang saat ini tidak dalam menghadapi “Musuh Nyata” perang fisik dengan
Negara lain seperti Korea Selatan menghadapi Korea Utara., Namun sesungguhnya kita
saat ini lagi menghadapi “Musuh Negara Indonesia” seperi Kemiskinan, Narkoba,
Ideologi Radikal dll, termasuk perlambatan perkembangan ekonomi yang lagi kurang
menggembirakan yang berpotensi seperti Krisis Tahun.2008. Untuk itu, semua
komponen bangsa harus sepakat melawan “musuh bangsa” tersebut dengan melakukan
Bela Negara. Nampaknya setelah merayakan 70 Tahun Kemerdekaan RI, perlu
dipertimbangkan kembali dalam jangka pendek untuk melakukan “Sumpah Pemuda
jilid II” atau sebutan lainnya (Sumpah Kebangsaan) sebagaimana yang dilakukan oleh
para pejuang dan pendahulu kita melaksanakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928
agar mempunyai semangat perjuangan bangsa dan tekad yang kuat untuk memajukan
Negara dan Bangsa ini, ditengah persaingan global antar bangsa di dunia.
Generasi muda Indonesia harus memiliki jati diri dan daya tangkal, serta daya
saing dalam mengarungi arus Globalisasi yang telah melanda Indonesia. Semoga
pencerahan ini menjadi renungan dan dpt segera ditindak-lanjuti sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku oleh rekan rekan sekalian, sesuai fungsi dan tugas yg diemban
agar upaya bela negara dapat lebih nyata dirasakan manfaatnya oleh Generasi Muda
khususnya para pemuda sebagai generasi penerus bangsa.

Peran Serta Pemuda


Disaat kondisi bangsa seperti saat ini peranan generasi muda sebagai pilar
penggerak, pengawal jalannya reformasi, dan pembangunan sangat diharapkan. Dengan
organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dapat memainkan peran yang lebih besar
untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi
saat ini, justru banyak generasi muda atau pemuda yang mengalami disorientasi,
dislokasi, dan terlibat pada kepentingan politik praktis. Seharusnya melalui generasi
muda terlahir inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang yang
ada. Generasi muda yang mendominasi populasi penduduk Indonesia saat ini, mesti
mengambil peran sentral dalam berbagai bidang untuk membangun bangsa dan Negara.
Sudah Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin
perubahan. Pemuda harus memperjuangkan cita-cita bangsa melalui perjuangannya.
Generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan akan menjadi asset yang
potensial dan mahal dimasa depan. Saatnya pemuda memimpin perubahan. Pemuda
yang tergabung dalam berbagai Organisasi Kemasyarakatan, pemuda yang memiliki
persyaratan awal untuk memimpin perubahan. Mereka memahami dengan baik kondisi
daerahnya dari berbagai sudut pandang. Kemudian proses kaderisasi formal, informal
dalam organisasi, serta interaksi yang kuat dengan berbagai lapisan sosial.
Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk
suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang
diusung oleh kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak
luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah.
Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan.
Pertama, moral perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi
atau kepentingan kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum. Ketiga,
terlepasnya unsur-unsur primordialisme dalam perjuangan bersama yang sensitive
dalam kebersamaan.
Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan pemuda akan
mengangkat moral perjuangan generasi muda. Nasionalisme adalah kunci integritas
suatu negara atau bangsa. Sementara visi reformasi seperti pemberantasan KKN,
amandeman konstitusi, otonomi daerah, budaya demokrasi yang wajar, dan egaliter
juga dapat memacu semangat pemuda untuk memulai perubahan.

Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang
sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang
eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari ,
bahwa sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang harus dipertahankan
supaya tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. Pemuda harus dapat
memainkan perannya sebagai kelompok penekan (pressure group) agar kebijakan-
kebijakan strategis pemerintah betul-betul bermanfaat bagi kepentingan bangsa.
Hal mendasar yang harus dimiliki oleh generasi muda dalam kontribusinya
mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional adalah
semangat kebangsaan sebagai sinergi antara rasa kebangsaan dan faham
kebangsaan yang menyatukan tekad untuk senantiasa menjaga martabat bangsa
serta pemahaman tentang apa dan bagaimana bangsa ini mewujudkan masa depannya
(Lemhannas RI, 2008).

Dengan kondisi demikian itu dalam rangka menumbuhkan semangat bela


negara bagi generasi muda guna menjamin ketahan nasional Indonesia dalam
pencapaian tujuan nasional, pendidikan nasional sangat dibutuhkan keberhasilannya
guna menumbuhkan sikap, moral dan watak bangsa. Dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional mempertegas rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sebagai berikut :

1. Fungsi Pendidikan Nasional ialah mengembangkan kemampuan dan watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang-undang nomor 2 tahun 1989
tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum dan isi
pendidikan yang memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraan terus ditingkatkan dan dikembangkan di semua jalur,
jenis dan jenjang pendidikan. Sebagai pelajar kita harus ikut berpartisipasi dalam
membela negara di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, anak, serta orang lain yang menjadi
bagian dari keluarga harus melaksanakan kewajiban nya dengan baik dan
sungguhsungguh agar mendapatkan haknya sesuai kewajiban yang telah
dilakukannya. Misalnya, ayah/ibu mencari nafkah dan mengurus rumah tangga,
anak-anak belajar dengan sungguh-sungguh, serta pembantu mengerjakan
pekerjaan di rumah dengan baik.
2. Lingkungan Sekolah
Warga sekolah (civitas akademika) menghormati kepemimpinan kepala sekolah
dengan cara melak sanakan kewajibannya, antara lain sebagai berikut.
a. Siswa belajar dengan baik dan memenuhi unsur wajib belajar secara
akademik.
b. Siswa menaati tata tertib sekolah atau berdisiplin.
c. Guru mendidik siswa dengan baik, di antaranya pendidikan damai dan
penyelesaian konflik tanpa kekerasan, serta mengacu pada tujuan yang
akan dicapai, baik kompetensi siswa maupun kurikulum.
d. Staf tata usaha melaksanakan tugas dengan baik dengan men dokumen
tasikan administrasi dengan tertib.
e. Penjaga sekolah melaksanakan tugasnya dengan baik.
3. Lingkungan Masyarakat dan Negara
Perilaku di masyarakat memperlihatkan bela negara disesuaikan dengan
tuntutan dan kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya, mengikuti segala
kegiatan dengan berpartisipasi mengelola lingkungan yang kondusif dan
mendukung kebijakan pemerintah setempat. Bidang hukum, yaitu dengan cara
berperilaku yang tidak melanggar tata tertib yang berlaku.

Dalam bidang ekonomi dapat berpartisipasi meningkatkan kemakmuran di


lingkungan masyarakat dengan cara menjadi anggota koperasi dan tidak melakukan
kecurangan dalam perekonomian. Di bidang sosial budaya, mampu menunjukkan
nilai budaya terbaik sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bidang pertahanan
dan keamanan dapat berbentuk menjaga keamanan lingkungan, seperti ikut ronda
malam. Kepedulian terhadap alam, di antaranya tidak mela kukan perbuatan yang
dapat merusak keseim bangan alam, seperti penebangan pohon sewenang-wenang
dan mendirikan bangunan seenaknya.

PERAN MAHASISWA DALAM MEMBELA NEGARA

Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah
demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di
Timur maupun di Barat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat
realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas menengah yang
kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di masyarakat. Bahkan di zaman
kolonial, mahasiswa menjadi kelompok elite paling terdidik yang harus diakui
kemudian telah mencetak sejarah bahkan mengantarkan Indonseia ke gerbang
kemerdekaannya.
Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi
pelopor dalam melakukan fungsi control terhadap jalannya roda pemerintahan
sekarang. Bukan malah sebaliknya.
Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of
modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada
mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya.
Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri
permasalahan sampai ke akar-akarnya.
Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap
korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa
depan harus hinggap dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran
konservatif pro-status quo harus dihindari. Tetapi tidak bisa dipungkiri, mahasiswa
sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga
mahasiswa harus menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang
disandangnya, termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi
mahasiswa. Karena itu, kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula
ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat
mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di
perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di
masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi
esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya
reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap
ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai
penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan.
Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas
kerakyatan.

Organisasi kemahasiswaan
Resimen Mahasiswa (MENWA) merupakan wadah penyaluran potensi Mahasiswa
untuk ikut serta dalam bela Negara. Melalui Pendidkan Dasar Militer yang wajib
ditempuh setiap anggota MENWA, diharapkan memantapkan fisik dan mental serta rasa
kesadaran bela Negara dengan semangat, disiplin, dan jiwa nasionalis yang tinggi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bela
negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan mempertahankan
eksistensi negara. Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari
luar maupun dalam negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara yang
dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.
Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang
penting  karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Begitu besarnya
kiprah pemuda dalam melakukan perubahan-perubahan di negara indonesia
sebagai wujud sikap bela negara. Dahulu para pemuda indonesia bersatu padu
untuk memperoleh kemerdekaan, dan saat ini peran dan fungsi pemuda sebagai
generasi penerus bangsa dan pengisi kemerdekaan sebagaimana dilakukan pemuda
tempo dulu masih sangat diidamkan oleh seluruh elemen bangsa.
Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda hendaknya
dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini hendaknya ikut
serta dalam usaha pembelaan negara yang dilakukan dengan cara mengisi
kemerdekaan dengan manampilkan sikap-sikap positif yang sesuai dengan ideologi
bangsa dan konstitusi yang berlaku di indonesia. Semangat bela negara dapat
tercermin dari adanya kesadaran pemuda akan aturan-aturan yang harus dipatuhi
dan dilaksanakan, serta adanya kemelekan politik dari para pemuda yang akhirnya
dapat memposisikan diri dalam kancah politik nasional untuk perubahan Indonesia.

SARAN
Agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, maka kita sebgai warga
negara Indonesia harus dapat membela negara. Dengan adanaya makalah ini
diharapkan para pelajar maupun pembaca, dapat lebih mengerti apa itu arti bela
negara itu. Sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
RUJUKAN
Harist Muzani, Teuku. Revolusi Peran Pemuda Pasca Konflik. tersedia dalam http:
//keacehan. blogspot.com/2011/01/ revolusi-peran-pemuda-pasca-
konflik.html.
http:// www. setneg. go.id /index.php?option =com_content&task
=view&id=747&Itemid=135
Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma:
Yogyakarta.

Utama, Wira. Penanaman Bela Negara Pada Mata Pelajaran PKN Memiliki Posisi
Strategis tersedia dalam
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/MJ_3774_11_H/files/res/downloads/dow
nload_030.pdf
Undang-Undang Dasar 1945. Citra Umbara: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai