EVAPROfinish AYU
EVAPROfinish AYU
Oleh :
dr. Ayu Hanura Florentia Kaparang
Dokter Pembimbing :
dr. Rr Dewi Suci Rukmini
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan berkat dan rahmat Nya, penyusunan Evaluasi Program Kesehatan Jiwa
Puskesmas Menteng bulan Januari – September 2021 telah selesai.
Tujuan penyusunan evaluasi program ini adalah untuk melihat dan menilai
sejauh mana pencapaian program kesehatan jiwa yang telah dijalankan selama bulan
Januari – September 2021.
Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam penyusunan evaluasi ini, terima kasih kepada :
1. drg. I. G. A. Rusmala Dewi, MPH, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan
Menteng
2. dr. Rr. Dewi Suci Rukmini, selaku dokter pembimbing internsip di
Puskesmas Kecamatan Menteng
3. dr. Ani Handayani, selaku penanggungjawab program kesehatan jiwa di
Puskesmas Kecamatan Menteng
4. Ibu Maria Ulfa, Amd.Keb selaku tim program kesehatan jiwa di
Puskesmas Kecamatan Menteng
5. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Menteng
6. Teman teman sejawat dokter internsip periode III angkatan khusus II Juli –
Oktober 2021 di Puskesmas Kecamatan Menteng.
Harapan saya semoga laporan evaluasi program ini dapat membantu dalam
pelaksanaan maupun penyusunan program kedepannya dalam rangka pencapaian
target indikator program.
Saya mohon maaf apabila dalam penyusunan evaluasi program ini ada
ketidaksesuaian kata/kalimat dan kesalahan dalam penulisan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
produktif. (UU No.39 tahun 2009 tentang kesehatan). Sehat adalah keadaan yang
sempurna, baik fisik, mental maupun sosial tidak hanya terbebas dari penyakit atau
kelemahan/cacat (WHO).
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika
seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup
serta dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana
seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu akan menimbulkan gangguan
jiwa (UU No.18 tahun 2014).
Penyelenggaraan program kesehatan jiwa merupakan salah satu amanah Undang-
Undang yang tertuang dalam UU No.18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. Dimana
disebutkan bahwa upaya kesehatan jiwa diselenggarakan melalui pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan bersama sama dengan lintas program dan lintas
sektor terkait.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, berbagai upaya tengah diwujudkan agar dapat merealisasikan makna yang
terkandung dalam Undang-undang tentang Kesehatan Jiwa tersebut. Namun demikian
WHO telah lama mengidentifikasikan kesenjangan pengobatan masalah kesehatan
jiwa di negara-negara dengan penghasilan rendah menengah termasuk Indonesia yang
mencakup angka >85% yang berarti kurang dari 15% penderita gangguan jiwa yang
mendapatkan layanan kesehatan jiwa yang dibutuhkan. Demikian juga dengan tingkat
kekambuhan yang masih cukup tinggi pasca perawatan di Rumah Sakit.
2. Rumusan Masalah
Masih terdapatnya kesenjangan antara target capaian dan hasil capaian program
kesehatan jiwa di puskesmas.
3. Tujuan
4. Manfaat Evaluasi
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan
secara keseluruhan. Meskipun tidak tercatat sebagai penyebab kematian maupun
kesakitan utama di Indonesia, bukan berarti kesehatan jiwa tidak ada atau kecil
masalahnya. Kurang terdatanya masalah kesehatan jiwa disebabkan kesehatan jiwa
belum mendapat perhatian penuh. Laporan dari Asssociation of Southeast Asian
Nations Mental Health Systems (ASEAN Mental Health Systems) mengakui bahwa
Indonesia masih belum memprioritaskan kesehatan jiwa dalam pelayanan kesehatan
kecuali untuk penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya
(NAPZA) suntik yang tentunya berkaitan erat dengan masalah transmisi Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
ODMK dan ODGJ mempunyai hak yang sama seperti pasien penyakit lainnya
dalam hal memperoleh pelayanan kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup
menjadi baik dan mempertahankannya. Indonesia berkewajiban menjamin
kesejahteraan masyarakatnya, maka dari itu dibentuklah peraturan perundang-
undangan mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap orang dan jaminan hak
ODMK dan ODGJ secara optimal yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa (UU No.18 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa) yang menyebutkan upaya kesehatan jiwa diselenggarakan melalui pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan bersama sama dengan lintas program dan lintas
sektor terkait, dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 406/Menkes/SK/VI/2009
tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas yang berbunyi Program
pelayanan kesehatan jiwa bertujuan menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas
hidup yang baik, menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan,
tekanan dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.
WHO mencanangkan visi dari rencana aksi kesehatan mental 2013–2020 yaitu
kesehatan mental dihargai, dipromosikan dan dilindungi, gangguan mental dicegah
dan orang yang terkena gangguan ini dapat melakukan berbagai hak asasi manusia
dan mendapat akses kualitas tinggi, kesehatan sesuai budaya dan pelayanan sosial
pada waktu yang tepat untuk mendorong pemulihan, yang memungkinkan untuk
mencapai kesehatan pada level tertinggi dan berpartisipasi sepenuhnya dalam
masyarakat dan di tempat kerja, bebas dari stigmatisasi dan diskriminasi.
Masalah kesehatan jiwa semakin mendapat perhatian masyarakat dunia. Satu atau
lebih gangguan jiwa dan perilaku dialami oleh 25% dari seluruh penduduk pada suatu
masa dari hidupnya. World Health Organization (WHO) menemukan bahwa 24%
pasien yang berobat ke pelayanan kesehatan primer memiliki diagnosis gangguan
jiwa. Gangguan jiwa yang sering ditemukan di pelayanan kesehatan primer antara
lain adalah depresi dan cemas, baik sebagai diagnosis tersendiri maupun komorbid
dengan diagnosis fisiknya (World Health Report 2001).
Di samping itu masalah kesehatan jiwa tersebut dapat menimbulkan dampak sosial
antara lain meningkatnya angka kekerasan baik di rumah tangga maupun di
masyarakat umum, bunuh diri, penyalahgunaan napza (narkotika psikotropika dan zat
adiktif lainnya), masalah dalam perkawinan dan pekerjaan, masalah di pendidikan,
dan semua dampak tersebut akan mengurangi produktivitas. Hal ini perlu diantisipasi,
mengingat WHO mengestimasikan depresi akan menjadi peringkat ke-2 penyebab
beban akibat penyakit di dunia (global) setelah jantung pada tahun 2020, dan menjadi
peringkat pertama pada tahun 2030.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 dan Riskesdas tahun 2018, ditemukan
bahwa semakin lanjut usia, semakin tinggi gangguan mental emosional yang
dideteksi. Maka upaya-upaya dalam peningkatan kesehatan jiwa masyarakat,
pencegahan terhadap masalah kesehatan jiwa dan intervensi dini gangguan jiwa
seyogyanya menjadi prioritas dalam mengurangi gangguan jiwa berat di masa yang
akan datang. Beban yang ditimbulkan akibat masalah kesehatan jiwa cukup besar.
Salah satu ukuran beban penyakit adalah Disability Adjusted Life Years (DALYs).
DALYs dihitung dari penjumlahan kematian premature (Years of Life lost due to
premature death/YLLs ) dan tahun hidup dengan kondisi disabilitas (Years Lived with
disability/YLDs). Secara global maupun di Asia Tenggara, kontributor terbesar beban
penyakit dan penyebab kematian adalah penyakit kardiovaskular , namun dari segi
YLDs (tahun hidup dengan kesakitan/kecacatan) gangguan mental memiliki
persentase yang paling besar dintara semuanya. Di Indonesia saat ini gangguan jiwa
menduduki nomor 1 penyebab beban disabilitas/ kecacatan (YLDs).
1. Data Umum
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja tertentu dan merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan.
Fungsi dari Puskesmas itu sendiri adalah sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dalam melaksanakan ketiga fungsi
tersebut, Puskesmas mempunyai berbagai macam program kegiatan, yang diperlukan
untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan.
JENIS KELAMIN
JENIS PROFESI TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
DOKTER UMUM 4 25 29
DOKTER GIGI 1 7 8
PERAWAT 8 28 36
BIDAN 0 22 22
KESEHATAN MASYARAKAT 0 2 2
KESEHATAN LINGKUNGAN 0 5 5
GIZI 0 7 7
APOTEKER 3 2 5
PEJABAT STRUKTURAL 1 1 2
Selain SDM, keberhasilan suatu puskesmas juga dilihat dari bagaimana upaya
pelayanan kesehatannya. Di Puskesmas Menteng terdapat 2 bentuk Upaya yang
dilakukan dalam pelayanan kesehatan, yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). UKM dibagi 2 jenis yaitu UKM Esensial
dan UKM pengembangan. UKM esensial berjumlah 11 dan UKM pengembangan
berjumlah 6. Sedangkan untuk UKP berjumlah 24.
UKM Esensial antara lain PROMKES, Kesling, KIA/KB, Gizi, Imunisasi, Diare,
ISPA, PTM, TB, HIV dan Survailens. UKM Pengembangan terdiri atas, Lansia,
Kesehatan Jiwa, UKS, UKGS, Perkesmas, KPLDH. UKP terdiri atas Loket dan
Rekam Medis, Apotek, IGD, TB, KIA, KB, MTBS, RB, Imunisasi, PKPR, BPU,
Tindakan, Laboratorium, VCT, PTM, Lansia, Jiwa, HR, Haji, Puskel, Gizi, IMS,
Kesling.
2. Data Khusus
Program kesehatan jiwa atau KESWA merupakan salah satu program UKM
Pengembangan Puskesmas Kecamatan Menteng. Program ini dijalankan sebagai
bagian dari program Indonesia Sehat yang digalakkan Kemenkes. Dalam program
tersebut terdapat indikator untuk kesehatan jiwa yaitu penderita gangguan jiwa
mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan.
80
60
40
20 Capaian (%)
0
Jan Feb Ma Apr Agu Sep
Mei Juni Juli
uari rua ret il stus tem
Capaian (%) 72 69 67 56 56 74 56 46 63
40
30
20
10
0
Septemb
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
er
Studi ini dilakukan dengan panduan alur pemecahan masalah seperti gambar di
atas, dimulai dari identifikasi masalah. Kemudian penyebab masalah diidentifikasi
melalui metode pendekatan sistem. Konfirmasi penyebab masalah yang paling
mungkin dilakukan dengan observasi dan analisa data puskesmas. Setelah itu masalah
dikaji untuk dicari alternatif pemecahannya. Rencana penerapan pemecahan masalah
dituangkan dalam tabel plan of action. Setelah itu dilakukan intervensi terhadap
masalah tersebut dan hasil kegiatan, monitoring dan evaluasi diserahkan kepada pihak
puskesmas.
40
30
20
10
0
Septemb
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
er
LINGKUNGAN
Pada evaluasi ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program
kesehatan jiwa di Puskesmas Menteng. Masalahnya tampak dalam kesenjangan antara
target capaian dan capaian yang diperoleh dalam tiap bulannya.
Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan kerangka pendekatan sistem
yang terdiri dari input, proses, output dan lingkungan yang mempengaruhi input dan
proses. Input terdiri dari Man (Tenaga Kerja), Money (Pembiayaan), Material
(Perlengkapan), Method (Metode), Machine (Mesin) dan Market (Pasaran).
Sedangkan dari proses terdiri dari P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan &
Pelaksanaan.), P3 (Penilaian, Pengawasan Pengendalian). Setelah mendapatkan
penyebab masalah, maka selanjutnya menentukan alternatif pemecahan masalah dan
menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik melalui rumus M x I x V/C.
Kemudian membuat rencana penerapan pemecahan masalah yang dibuat dalam
bentuk POA (plan of action). Kegiatan tersebut dipantau apakah penerapannya sudah
baik dan apakah masalah tersebut sudah dapat dipecahkan.
P1 Program kunjungan/home -
(Perencanaan) visit pasien DO sudah
direncanakan setiap bulan
P2 - Pelaksanaan program tidak
(Penggerakan & berjalan dengan baik
Pelaksanaan) karena masa pandemi.
P3 Pencatatan dan pelaporan -
(Penilaian, dilakukan rutin ke puskesmas
Pengawasan dan sudin tiap triwulan.
Pengendalian)
Lingkungan - - kurangnya respon
kerjasama yang baik
RT/RW dan kader di
lapangan.
Gambar 7.Fishbone capaian program
P1
P1 P2
P2 P3
P3 Lingkungan
Lingkungan
4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
-Meningkatkan komitmen
dan pengawasan
24
P3 7 - -
25
Dari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut:
26
Setelah penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan
menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan
penyebab masalah program kesehatan jiwa di Puskesmas Kecamatan Menteng adalah
sebagai berikut.
1. Berkoordinasi dengan pemerintah/dinas terkait untuk kerjasama.
2. Membuat anggaran khusus pasien DO
3. Membuat time table dan rencana cadangan
4. Memfokuskan petugas pelaksana puskesmas hanya pada 1 program
5. Meningkatkan komitmen dan pengawasan
6. Menjalin kerjasama yang baik dengan kader dan atau merekrut kader khusus
keswa
7. Melakukan kunjungan home visit dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan.
8. Mengadakan pertemuan terbatas dengan para kader
9. Memberikan edukasi secara virtual melalui media sosial atau bisa dengan
mengirimkan langsung ke whatsapp pasien/keluarga pasien dan kader.
27
Tabel 8.. Plan of Action
No. Upaya Indikator Kegiatan Tujuan Anggaran & Target Penanggung Mitra Waktu Lokasi
kerja sumber sasaran jawab kerja pelaksanaan pelaksanaan
pembiayaan
1 Koordinasi Menjalin diskusi Meningkatk - Pemerinta Puskesmas - November- Kantor
dengan relasi an peran h dan Desember camat/kantor
pemerintah/di dalam serta semua kota/keca penanggungj 2021 dinas terkait
nas terkait menangani pihak dalam matan, awab
pasien DO penanganan dinas program
kesehatan sosial
jiwa ataupun
masyarakat. dinas
terkait
lainnya.
2. Membuat Menyisihk Diskusi Mempermu puskesmas puskesmas Penanggungj - November- puskesmas
anggaran an dan buat dah awab Desember
untuk pasien sebagian laporan menjangkau program dan 2021
DO dana dan tim keswa
khusus menangani
untuk pasien DO
menangani
pasien DO
3. Membuat Menganali Diskusi Mempermu - Pasien Penanggungj - November- puskesmas
time table sa dan dan buat dah DO/ awab Desember
dan rencana menyusun laporan memfokusk keluarga program dan 2021
cadangan langkah an kegiatan pasien dan tim keswa
apa yang program kader
harus keswa
diambil
28
untuk
menanggu
langi
masalah
yang ada
4. Memfokuska Memberik diskusi Memfokusk - puskesmas puskesmas - November – puskesmas
n petugas an an tim Desember
pelaksana tanggungj dalam 2021
puskesmas awab menangani
hanya pada 1 untuk 1 suatu
program program program
saja
5. Meningkatka Meningkat diskusi Menciptaka - Semua tim Puskesmas - November- puskesmas
n komitmen kan n rasa cinta pelaksana dan Desember
dan komitmen terhadap program penanggungj 2021
pengawasan semua tim pekerjaan. keswa awab
dalam program
pelaksanaa
n program
serta
saling
mengawas
i tugas
masing
masing.
6. Membuat Menjalin diskusi Memudahka puskesmas Kader Puskesmas RT/RW November- puskesmas
grup komunikas n dan Desember
whatsapp i dan komunikasi penanggungj 2021
dengan para kerjasama antara tim awab
kader yang baik
29
dan intens dan kader program
7. Melakukan Mengunju Home visit Follow up puskesmas Pasien DO Penanggungj Kader, November- Rumah pasien
kunjungan ngi pasien langsung dan awab RT/RW Desember DO di wilayah
home visit DO secara pasien DO keluarga program dan 2021 kecamatan
dengan tetap langsung pasien tim keswa Menteng
menerapkan
protokol
kesehatan
8. Mengadakan Memperer diskusi Menambah puskesmas Kader atau penanggungj Puskesmas November- puskesmas
pertemuan at personil siapa saja awab Desember
RT/RW
langsung kerjasama petugas di yang program 2021
secara antara lapangan bersedia
terbatas kader dan membantu
dengan para tim pelaksanaa
kader dan program n program
atau
melakukan
perekrutan
kader khusus
keswa
9. Memberikan Meningkat Promosi Agar puskesmas Pasien dan Penanggung Kader November- Media sosial
edukasi kan kesehatan masyarakat keluarga jawab Desember
RT/RW
secara virtual pemahama dan lebih pasien DO program dan 2021
lewat media n semua khusus tim
sosial atau pihak pasien/kelua
mengirmkan tentang rga pasien
langsung ke kesehatan lebih sadar
whatsapp jiwa tentang
pasien/keluar pentingnya
ga pasien dan follow up
30
juga kader kesehatan
jiwa
31