Anda di halaman 1dari 21

A.

Pengertian novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung  rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta  menonjolkan watak dan
sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel dimulai  dari peristiwa atau kejadian
terpenting yang dialami oleh tokoh cerita, yang  kelak mengubah nasib kehidupannya.

B. Pengertian novel menurut para ahli


1. Menurut Esten, “1984:9”
Dalam proses penciptaan karya sastra, seorang pengarang berhadapan dengan
kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat “realitas objektif” dalam bentuk
peristiwa-peristiwa, norma-norma atau tata nilai, pandangan hidup dan aspek lain
dalam masyarakat.
2. Menurut Nurgiyantoro, “2009:10”
Menambahkan bahwa dewasa ini novel dideskripsikan sebagai sebuah karya prosa
fiksi yang cukup panjang tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek.
3. Menurut Aristoteles “Via Hartoko, 1984:17”
Mengemukakan bahwa sastra bukanlah jiplakan dari kenyataan, melainkan sebuah
ungkapan atau perwujudan mengenai universalia atau konsep-konsep umum.

C. Ciri-ciri novel
Ciri-ciri novel adalah sebagai berikut:
1. Ditulis dengan narasi atau penjelasan kemudian didukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan suasana kejadian atau peristiwa.
2. Alur ceritanya kompleks jumlah kata biasanya di atas 10.000 kata.
3. Minimal jumlah halaman sebanyak 100 halaman.
4. Minimal dibaca satu buah novel 2 jam.
5. Skala novel lebih luas dibandingkan cerpen.
6. Sifat dari novel adalah realistis karena pengarang yang lebih tahu dengan situasi yang
digambarkan pada novel.

D. Jenis-jenis novel
1. Jenis-jenis novel berdasarkan kejadian nyata dan tidak nyata
a. Novel fiksi aalah novel yang tidak nyata atau tidak ada kejadian di dunia. Novel
ini hanya fiktif (karangan) dari pengarang. Contohnya Harry Potter (J.K Rowling).
b. Novel non-fiksi adalah novel dari kejadian yang pernah ada atau ilmiah.
Contohnya adalah Laskar Pelangi (Andrea Hirata).
2. Jenis-jenis novel berdasarkan genre cerita
a. Novel romantis. Cerita yang digambarkan dalam novel ini berupa kasih sayang
dan cinta. Contohnya Ayat-Ayat Cinta (Habiburrahman El Shirazy).
b. Novel horor/menyeramkan. Novel ini berisi tentang cerita yang menakutkan.
Contohnya Bangku Kosong (Ruwi Meita).
c. Novel misteri. Novel ini berisi tentang misteri. Contohnya novel Crooked House
(Agatha Christie).
d. Novel komedi. Novel ini berisi tentang cerita komedi yang membuat kita ketawa.
Contohya Kambing Jantan (Raditya Dika).
e. Novel inspiratif. Berisi tentang cerita kisah inspiratif. Contohnya Negeri 5 Menara
(Ahmad Fuadi).
3. Jenis-jenis novel berdasarkan isi dan tokoh
a. Novel teenlit. Novel ini berisi tentang cerita remaja. Contohnya adalah novel
Dealova (Dyan Nuranindya).
b. Novel chicklit. Novel ini berisi tentang cerita perempuan muda dan permasalahan
yang dihadapinya. Contohnya adalah Miss Jutek (Yennie Hardiwidjadja).
c. Novel songlit. Novel ini dibuat berdasarkan cerita dari sebuah lagu. Contohnya
adalah Lelaki Buaya Darat (Nina Ardianti).
d. Novel dewasa. Novel ini berisi tentang cerita orang dewasa. Contohnya adalah
novel Saman Dan Larung (Ayu Utami).
E. Struktur novel:
a. Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya bisa ditemukan pada
bagian awal cerita dalam novel.
b. Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana terjadinya
cerita, terkadang juga berupa pembahasan penokohan/perwatakan.
c. Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab-akibat, di
mana setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya
peristiwa lain.
d. Evaluasi, merupakan bagian di mana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi
terarah menuju suatu titik tertentu.
e. Resolusi, merupakan bagian yang memunculkan solusi atas konflik yang terjadi.
f. Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita. Koda ini bersifat opsional (boleh
ada boleh tidak).

F. Unsur-unsur novel
1. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun sastra dalam atau yang ada dalam sastra
itu sendiri. Unsur intrinsik novel meliputi :
a. Tema: yaitu ide pokok yang menjiwai seluruh cerita. Tema dapat berupa sosial,
keluaga, remaja, percintaan religius.
Tema dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Tema mayor: adalah pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar
umum karya tersebut.
2) Tema minor: adalah makna yang terdapat pada bagian cerita atau bisa disebut
tema sebagian.
b. Tokoh: tokoh juga disebut orang yang ada dalam novel tersebut.
Ada 2 macam tokoh yaitu:
1) Tokoh utama: adalah tokoh yang mempunyai peranan penting dalam suatu
cerita.
2) Tokoh sampingan: adalah tokoh yang memiliki peranan sebagai penunjang
tokoh utama.
c. Perwatakan: perwatakan juga disebut karakter. Setiap tokoh mempunyai karakter
yang berbeda. Ada 3 macam perwatakan yaitu:
1) Protagonis yaitu watak yang baik. Biasanya dimiliki oleh tokoh utama.
2) Antagonis yaitu watak yang tidak baik (penentang kebaikan).
3) Tritatogonis yaitu peran yang menjadi penengah antara peran protagonis dan
antagonis.
Cara penggambaran watak:
1. Melalui pikiran-pikiran tokoh
Pengarang dalam menyampaikan karakter tokoh disampaikan melalui
pikiran tokoh itu sendiri. Hal-hal yang terjadi dalam pikiran tokoh dapat
menunjukkan bagaimana karakter tokoh tersebut.
2. Dialog antartokoh
Dalam berdialog atau bercakap-cakap kita dapat mengetahui watak orang
yang berbicara tersebut. Dari apa yang diucapkan secara langsung ataupun
yang tersirat dalam perkataan-perkataan tokoh, kita dapat mengetahui
bagaimana watak seseorang. Jadi, pengarang dalam menggambarkan
perwatakan tokoh-tokoh dilakukan dengan perantara dialog yang dilakukan
oleh tokoh-tokoh dalam cerita.
3. Melalui tingkah laku atau tindakan tokoh
Teknik ini dilakukan dengan penggambaran perbuatan yang dilakukan
oleh tokoh. Sebagai contoh, jika seorang tokoh digambarkan sedang
mengamuk, merampok, atau memukuli orang, tentu kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa orang tersebut memiliki watak keras kejam, dan jahat.
4. Melalui tanggapan tokoh lain
Teknik ini dilakukan oleh pengarang melalui tanggapan tokoh lain
terhadap seorang tokoh.
5. Lingkungan sekitar tokoh
Tidak dapat disangkal jika lingkungan tempat tinggal atau keberadaan
seseorang dapat menggambarkan perilaku atau karakter seseorang. Dengan
dasar tersebut, pengarang dapat menggunakan media lingkungan sebagai
penyampaian watak dari tokoh.
d. Latar : latar meliputi 3 hal yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
e. Alur : yaitu urutan peristiwa. Ada 2 macam alur yaitu:
1) Alur progresif atau alur maju yaitu cerita yang peristiwanya berawal dari masa
awal hingga akhir secara runtut.
2) Alur regresif atau alur mundur yaitu cerita yang peristiwanya berawal dari
masa lampau ke masa kini dengan susunan waktu yang tidak runtut.
3) Alur campuran yaitu cerita yang memiliki campuran alur maju dan alur
mundur.
Tahap-tahap alur :
a) Alur progresif atau alur maju
1. Pengenalan
2. Kemunculan konflik
3. Konflik memuncak (klimaks)
4. Konflik menurun (antiklimaks)
5. Penyelesaian
b) Alur regresif atau alur mundur
1. Penyelesaian
2. Konflik menurun (antiklimaks)
3. Konflik memuncak (klimaks)
4. Kemunculan konflik
5. Pengenalan
c) Alur campuran
1. Konflik memuncak (klimaks)
2. Kemunculan konflik
3. Pengenalan
4. Konflik menurun (antiklimaks)
5. Penyelesaian
f. Amanat: pesan yang disampaikan pengarang secara tersirat. Amanat diambil dari
efek samping dari sebuah peristiwa. Pesan biasanya bersifat positif.
g. Sudut pandang (point of view): cara memposisikan diri pengarang terhadap hasil
karyanya. Ada 2 macam sudut pandang yaitu:
1) Sudut pandang orang pertama
a) Sudut pandang orang pertama tokoh utama
Sudut pandang orang pertama tokoh utama, penulis seolah-olah
‘masuk’ dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama dalam cerita. Segala
hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, tingkah laku, atau kejadian
yang tokoh “aku" lakukan akan digambarkan pada cerita tersebut. Ia akan
menjadi pusat kesadaran dan pusat dari cerita. Jika ada peristiwa/tokoh di
luar diri “aku", peristiwa/tokoh itu akan diceritakan sebatas keterkaitan
dengan tokoh “aku".
Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama:
Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan.
Ukiran jati bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku.
Ditempat ini, 20 tahun lalu aku dilahirkan…….dst .
b) Sudut pandang orang pertama tokoh sampingan
Pada teknik ini, tokoh “aku" hadir tidak dalam peran utama, melainkan
peran pendukung atau tokoh tambahan. Kehadiran tokoh “aku" dalam
cerita berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada
pembaca. Sementara tokoh utama, dibiarkan untuk menceritakan dirinya
sendiri lengkap dengan dinamika yang terjadi. Dengan kata lain, tokoh
“aku" pada teknik ini hanya sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang
dialami (dan dilakukan) oleh tokoh utama.
Contoh sudut pandang orang pertama tokoh sampingan:
Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping
kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang.
Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia
ramah dengan semua orang. Tidak heran jika banyak orang menyukainya.
2) Sudut pandang orang ketiga serba tahu
a) Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, penulis akan
menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang
watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi
sebuah kejadian. Ia seperti seorang yang mahatahu tentang tokoh yang
sedang ia ceritakan. Kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si
tokoh itu sendiri “ia”, “dia”. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang
orang ketiga pengamat.
Contoh sudut pandang orang ketiga serba tahu:
Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya
tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu
argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras.
Keduanya sempat bersitegang sebelum akhirnya dipisahkan oleh sang ibu
dengan derai air mata.
b) Sudut pandang orang ketiga pengamat
Teknik ini hampir sama dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu,
hanya saja, tidak semahatahu teknik itu.Pada sudut pandang orang ketiga
penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja.
Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan,
baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau
merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh
dari hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia" yang sedang ia
ceritakan.
Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat:
Entah apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari
kantor langsung menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang
sudah ia lakukan seminggu belakangan ini. Apa mungkin karena hubungan
dia dan sang kekasih yang tidak direstui oleh keluarga?
h. Gaya bahasa atau majas
Gaya bahasa adalah penggunaan atau pemilihan kata yang digunakan dalam
penulisan teks cerita fiksi dalam novel. Penggunaan gaya bahasa biasanya
menggunakan bahasa yang bermajas metafora, personifikasi dan perumpamaan.
2. Unsur ekstrinsik
Unsur-unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel tersebut. Adapun
beberapa unsur ekstrinsik novel yaitu:
a. Sejarah atau biografi pengarang, biasanya sejarah atau biografi pengarang
berpengaruh pada jalan cerita di novelnya.
b. Situasi dan kondisi secara langsung maupun tidak langsung, situasi dan kondisi
akan berpengaruh kepada hasil karya.
c. Nilai-nilai dalam cerita dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang
disisipkan oleh pengarang.
Nilai-nilai itu antara lain:
1. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan ahklak atau budi pekerti baik
buruk.
2. Nilai sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma –norma dalam
kehidupan masyarakat (misalnya, saling memberi, menolong, dan tenggang
rasa).
3. Nilai budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai
dalam kehidupan manusia (misalnya adat istiadat ,kesenian, kepercayaan,
upacara adat).
4. Nilai estetika , yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya
sastra (tentang bahasa, alur, tema).
5. Nilai pendidikan atau edukatif adalah nilai dalam novel yang berhubungan
dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa
berhubungan dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang pendidikan.
6. Nilai religius adalah nilai dalam novel yang berhubungan dengan kepercayaan
atau ajaran agama tertentu.
G. Contoh
Sinopsis novel Hujan karya Tere liye
Diawali dengan kedatangan Lail di ruang operasi yang penuh peralatan modern.
Lail meminta Elijah, seorang fasilitator kesehatan untuk membantunya menghapus
sebagian memori otaknya yang berkait dengan hujan. Padahal hujan, pada awalnya,
selalu menghadirkan kenangan-kenangan yang indah bagi Lail.
Namun hujan nyatanya tak selalu indah, Lail merasa hujan justru mengantarnya
pada ingatan-ingatan yang menyakitkan. Lail ingin menghapus ingatan tentang sosok
Esok. Seorang lelaki yang bagi Lail berkait dengan hujan, sekaligus lelaki yang dulu
pernah mengubah takdir Lail.
Kisah cinta dan perjuangan hidup seorang gadis bernama Lail, saat usia baru
menginjak 13 tahun ia harus menjadi yatim piatu. Pada hari pertamanya sekolah, bencana
gunung meletus dan gempa dahsyat telah menghancurkan kota tempat tinggalnya dan
membunuh ibu serta ayahnya. Letusan gunung api purba yang melebihi letusan Gunung
Tambora dan Gunung Krakatau. Beruntung ia diselamatkan oleh seorang anak berusia 15
tahun bernama Esok, ibu Esok tidak meninggal namun kedua kakinya terpaksa
diamputasi.
Selama hampir satu tahun Lail dan Esok tinggal di pengungsian, mereka tidak
terpisahkan, orang-orang mengenal Esok dan Lail. Mereka berdua juga membantu para
petugas pengungsian. Hingga akhirnya pemerintah mengumumkan untuk menutup
tempat pengungsian, hal ini membuat Esok dan Lail berpisah. Lail akan ditinggal di panti
sosial sedangkan Esok ternyata di adopsi oleh salah satu keluarga. Tenyata di panti sosial
Lail mendapat teman sekamar yang ceria, lucu dan penuh semangat bernama Maryam,
Maryam memiliki rambut kribo yang halus. Di panti sosial terdapat beberapa peraturan
yang harus dilaksanakan oleh Lail dan Maryam.
Lail terkadang rindu pada Esok, hingga akhirnya mereka memiliki jadwal
pertemuan rutin, hanya sebulan sekali, namun bagi Lail itu sudah lebih dari cukup.
Mereka bertemu untuk berbagi cerita aktivitas mereka masing-masing. Sayangnya jadwal
rutin itu harus berubah saat Esok harus melanjutkan pendidikannya di Ibu Kota, mereka
hanya bisa bertemu saat liburan semester saja. Lail menyibukkan dirinya dengan
aktivitas yang bermanfaatnya. Lail dan Maryam mendaftar diri dalam Organisasi
Relawan dan mereka merupakan Relawan termuda, mereka juga mengukir prestasi salah
satunya adalah mereka ditempatkan di sektor 2, dimana terdapat dua kota kembar di hulu
dan hilir yang di pisahkan jarak 50km. Saat itu bendungan di hulu sungai retak dan
apabila bendungan itu jebol akan menghancurkan dua kota kembar itu, hanya ada satu
cara mencapai hilir saat itu yaitu berlari secepat mungkin menerjang badai. Mereka
berdua berhasil memperingatkan kota itu dan jasa mereka ternyata membuat mereka
memperoleh penghargaan.
Kesibukannya membuat Lail mampu mengalihkan rindunya. Esok selalu datang
mengunjungi Lail dengan membawa sepeda merah yang dulu saat bencana selalu mereka
pakai lengkap dengan topi yang Lail berikan. Esok datang tanpa terduga. Sayangnya
intensitas pertemuan mereka semakin jarang. Mereka hanya dapat bertemu satu tahun
sekali itupun kalau Esok tidak sibuk. Lail tidak pernah menghubungi Esok, dia terkadang
bertanya kabar Esok pada Ibunya dan Esokpun demikian. Dan ternyata keluarga yang
mengadopsi Esok adalah keluarga Wali Kota. Kehadiran anak perempuan walikota yang
cantik di dalam rumah walikota itu mau tak mau sedikit mengusik perasaan Lail. Lail
sangat jarang bertemu dengan Esok, sedangkan anak walikota itu setiap hari selalu
bersama Esok.
Singkat cerita ternyata Esok tengah mengerjakan sebuah kapal luar angkasa yang
akan membawa penduduk bumi ke luar angkasa untuk menghindari bencana yang lebih
besar dari gunung meletus, bencana itu adalah suhu bumi yang akan semakin lama
semakin panas karena kerusakan stratosfer yang diakibatkan oleh keegoisan manusia.
Sejak bencana gunung meletus, iklim di bumi tidak terkendali, para petinggi negara telah
mengadakan KTT untuk memecahkan hal ini, namun para petinggi negara sub tropis dan
tropis berlomba-lomba mengirimkan pesawat ulang-aling untuk menyemprotkan gas anti
sulfur dioksida di lapisan stratosfer. Dalam jangka waktu yang singkat, hal ini membuat
iklim berangsur pulih namun masalah baru muncul.
Kecerdasan Esok membuatnya terlibat dalam proyek pembuatan kapal ini.
penduduk yang dapat pergi meninggalkan bumi juga tidak semua, mereka dipilih secara
acak. Sayangnya Esok memiliki dua tiket dalam kapal tersebut, suatu ketika Wali Kota
datang pada Lail, memintanya untuk memberikan tiket itu pada Claudia anak Wali Kota
apabila Lail mendapatkan tiket itu dari Esok. Terjadi kesalahpahaman dalam hal ini. Lail
tumbuh dewasa dan ia seperti mengerti perasaannya. Lail membutuhkan kepastian Esok,
satu hari sebelum pengumuman resmi dari pemerintah, Lail sama sekali belum mendapat
kabar dari Esok, perasaannya kalut.
Hingga pada  detik-detik menjelang penerbangan kapal, Lail justru memutuskan
untuk masuk ke ruang modifikasi ingatan, Lail ingin menghilangkan semua bebannya,
menghapusnya dari ingatannya. Esok yang ternyata tengah menjalani proses pemindahan
data hingga tak bisa menghubungi Lail, tak dapat menghentikan proses operasi itu,
sekalipun ia telah membuat banyak teknologi canggih diseluruh dunia, Esok terlambat
untuk mencegah Lail melakukan hal itu. Esok tak ingin Lail melupakannya.
Namun akhirnya pada detik-detik terakhir, sebelum alat modifikasi itu bekerja
Lail memutuskan untuk memeluk erat semua kenangan menyakitkannya. Benang merah
yang menandakan kenangan menyakitkan telah berubah menjadi benang berwarna biru.
Lail tidak melupakan Esok.
Hari itu juga pemerintah mengumukan penerbangan kapal luar angkasa itu, Lail
dan Esok tetap tinggal di bumi bersama-sama, satu bulan kemudian mereka menikah.
Elijah, fasilitator Lail diruang operasi mengerti bahwa bukan melupakan yang jadi
masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa
melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa
melupakan.

Analisis novel hujan


A. Struktur novel hujan
Abstrak Diawali dengan kedatangan Lail di ruang operasi yang penuh
peralatan modern. Lail meminta Elijah, seorang fasilitator kesehatan untuk
membantunya menghapus sebagian memori otaknya yang berkait dengan
hujan. Padahal hujan, pada awalnya, selalu menghadirkan kenangan-
kenangan yang indah bagi Lail.
Namun hujan nyatanya tak selalu indah, Lail merasa hujan justru
mengantarnya pada ingatan-ingatan yang menyakitkan. Lail ingin
menghapus ingatan tentang sosok Esok. Seorang lelaki yang bagi Lail
berkait dengan hujan, sekaligus lelaki yang dulu pernah mengubah takdir
Lail.

Orientasi Kisah cinta dan perjuangan hidup seorang gadis bernama Lail, saat
usia baru menginjak 13 tahun ia harus menjadi yatim piatu. Pada hari
pertamanya sekolah, bencana gunung meletus dan gempa dahsyat telah
menghancurkan kota tempat tinggalnya dan membunuh ibu serta ayahnya.
Letusan gunung api purba yang melebihi letusan Gunung Tambora dan
Gunung Krakatau. Beruntung ia diselamatkan oleh seorang anak berusia
15 tahun bernama Esok, ibu Esok tidak meninggal namun kedua kakinya
terpaksa diamputasi.
Selama hampir satu tahun Lail dan Esok tinggal di pengungsian,
mereka tidak terpisahkan, orang-orang mengenal Esok dan Lail. Mereka
berdua juga membantu para petugas pengungsian. Hingga akhirnya
pemerintah mengumumkan untuk menutup tempat pengungsian, hal ini
membuat Esok dan Lail berpisah. Lail akan ditinggal di panti sosial
sedangkan Esok ternyata di adopsi oleh salah satu keluarga. Tenyata di
panti sosial Lail mendapat teman sekamar yang ceria, lucu dan penuh
semangat bernama Maryam, Maryam memiliki rambut kribo yang halus.
Di panti sosial terdapat beberapa peraturan yang harus dilaksanakan oleh
Lail dan Maryam.
Lail terkadang rindu pada Esok, hingga akhirnya mereka memiliki
jadwal pertemuan rutin, hanya sebulan sekali, namun bagi Lail itu sudah
lebih dari cukup. Mereka bertemu untuk berbagi cerita aktivitas mereka
masing-masing. Sayangnya jadwal rutin itu harus berubah saat Esok harus
melanjutkan pendidikannya di Ibu Kota, mereka hanya bisa bertemu saat
liburan semester saja. Lail menyibukkan dirinya dengan aktivitas yang
bermanfaatnya. Lail dan Maryam mendaftar diri dalam Organisasi
Relawan dan mereka merupakan Relawan termuda, mereka juga mengukir
prestasi salah satunya adalah mereka ditempatkan di sektor 2, dimana
terdapat dua kota kembar di hulu dan hilir yang di pisahkan jarak 50km.
Saat itu bendungan di hulu sungai retak dan apabila bendungan itu jebol
akan menghancurkan dua kota kembar itu, hanya ada satu cara mencapai
hilir saat itu yaitu berlari secepat mungkin menerjang badai. Mereka
berdua berhasil memperingatkan kota itu dan jasa mereka ternyata
membuat mereka memperoleh penghargaan.

Komplikasi Kesibukannya membuat Lail mampu mengalihkan rindunya. Esok


selalu datang mengunjungi Lail dengan membawa sepeda merah yang dulu
saat bencana selalu mereka pakai lengkap dengan topi yang Lail berikan.
Esok datang tanpa terduga. Sayangnya intensitas pertemuan mereka
semakin jarang. Mereka hanya dapat bertemu satu tahun sekali itupun
kalau Esok tidak sibuk. Lail tidak pernah menghubungi Esok, dia
terkadang bertanya kabar Esok pada Ibunya dan Esokpun demikian. Dan
ternyata keluarga yang mengadopsi Esok adalah keluarga Wali Kota.
Kehadiran anak perempuan walikota yang cantik di dalam rumah walikota
itu mau tak mau sedikit mengusik perasaan Lail. Lail sangat jarang
bertemu dengan Esok, sedangkan anak walikota itu setiap hari selalu
bersama Esok.
Singkat cerita ternyata Esok tengah mengerjakan sebuah kapal luar
angkasa yang akan membawa penduduk bumi ke luar angkasa untuk
menghindari bencana yang lebih besar dari gunung meletus, bencana itu
adalah suhu bumi yang akan semakin lama semakin panas karena
kerusakan stratosfer yang diakibatkan oleh keegoisan manusia. Sejak
bencana gunung meletus, iklim di bumi tidak terkendali, para petinggi
negara telah mengadakan KTT untuk memecahkan hal ini, namun para
petinggi negara sub tropis dan tropis berlomba-lomba mengirimkan
pesawat ulang-aling untuk menyemprotkan gas anti sulfur dioksida di
lapisan stratosfer. Dalam jangka waktu yang singkat, hal ini membuat
iklim berangsur pulih namun masalah baru muncul.
Kecerdasan Esok membuatnya terlibat dalam proyek pembuatan
kapal ini. penduduk yang dapat pergi meninggalkan bumi juga tidak
semua, mereka dipilih secara acak. Sayangnya Esok memiliki dua tiket
dalam kapal tersebut, suatu ketika Wali Kota datang pada Lail,
memintanya untuk memberikan tiket itu pada Claudia anak Wali Kota
apabila Lail mendapatkan tiket itu dari Esok. Terjadi kesalahpahaman
dalam hal ini. Lail tumbuh dewasa dan ia seperti mengerti perasaannya.
Lail membutuhkan kepastian Esok, satu hari sebelum pengumuman resmi
dari pemerintah, Lail sama sekali belum mendapat kabar dari Esok,
perasaannya kalut.

Evaluasi Hingga pada  detik-detik menjelang penerbangan kapal, Lail justru


memutuskan untuk masuk ke ruang modifikasi ingatan, Lail ingin
menghilangkan semua bebannya, menghapusnya dari ingatannya. Esok
yang ternyata tengah menjalani proses pemindahan data hingga tak bisa
menghubungi Lail, tak dapat menghentikan proses operasi itu, sekalipun ia
telah membuat banyak teknologi canggih diseluruh dunia, Esok terlambat
untuk mencegah Lail melakukan hal itu. Esok tak ingin Lail
melupakannya.

Resolusi Namun akhirnya pada detik-detik terakhir, sebelum alat modifikasi


itu bekerja Lail memutuskan untuk memeluk erat semua kenangan
menyakitkannya. Benang merah yang menandakan kenangan menyakitkan
telah berubah menjadi benang berwarna biru. Lail tidak melupakan Esok.

Koda Hari itu juga pemerintah mengumukan penerbangan kapal luar


angkasa itu, Lail dan Esok tetap tinggal di bumi bersama-sama, satu bulan
kemudian mereka menikah. Elijah, fasilitator Lail diruang operasi
mengerti bahwa bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima.
Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup
bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa
melupakan.

B. Unsur intrinsik
a. Tema mayor: kehidupan seorang anak perempuan yang ditinggalkan oleh kedua orang
tuanya akibat letusan Gunung Purba.
b. Tema minor: persahabatan, perpisahan, percintaan, hujan.
c. Tokoh :
1. Lail  : Anak perempuan yang ditinggalkan kedua orang tuanya akibat letusan
Gunung Purba
2. Esok  : Anak laki-laki yang menarik tas Lail saat menaiki tangga darurat
3. Maryam : Teman Lain sejak Lail dipindahkan ke panti hingga sekarang
4. Ibu Suri : Ibu panti tempat Lail dan Maryam tinggal setelah satu tahun musibah
tersebut
5. Wali kota & Istri : Orang Tua angkat Esok
6. Claudia : Anak wali kota
7. Elijah  : Paramedis yang akan membuat Lail melupakan semua tentang hujan
8. Ibu Lail
9. Marinir
10. Ayah Lail
11. Ibu Esok
d. Perwatakan
1. Lail:
 Memiliki jiwa penolong
“Kami akan ke sana member peringatan,” Maryam berkata mantap.
“Bagaimana kamu akan tiba disana?.” Komandan bertanya. “Berlari secepat
mungkin” Kali ini Lail yang menjawab. “Aku tahu kalian adalah  pemegang
rekor tercepat tes rintang alam,  tapi berlari lima puluh kilometer di tengah
hujan badai, di lembah terisolasi adalah gila!” Hal : 148
 Sangat menyayangi ibunya
Lail terlihat duduk di perempatan jalan di depan lubang tangga darurat kereta
bawah tanah. Dia tidak mau kemana-mana. Dia ingin menemui ibunya yang
berada di bawah sana. Hal: 54
 Pantang menyerah
Maryam mulai menghibur Lail yang mulai tertinggal setelah dua per tiga
perjalanan.fisik Lail tidak setangguh Maryam. Lail dibelakang menganggung,
memaksa kakinya terus berlari. Hal: 150
 Rajin
Lail menawarkan diri membantu, mulai terbiasa dengan sekitar.salah satu
petugas menerimanya bekerja, menyuuhnya mencuci piring, alat masak, panci,
atau apapun yang bisa dicuci. Hal: 61
2. Esok: 
 Sangat cerdas
“Petugas sudah menyerah, mereka tidak punya mesin pompa besar yang cukup
untuk menarik air sedalam itu. Esok mengusulkan agar mereka menyusun
belasan pompa kecil secara parallel. Tidak ada yang mengerti penjelasan Esok,
hingga dia menyusunnya dengan cermat dan air berhasil disedot. Hal: 66-67
 Pekerja keras
“Kloning syaraf otak, itulaah solusinya. Aku meminjam teknologi mesin
modifikasi ingatan yang ditemukan beberapa tahun lalu. Aku memindahkan
seluruh pengetahuanku ke salah satu mesin pintar, kloning, tiruan otakku. Aku
tak bisa menghubunginya enam hari terakhir karena harus terus memasang
pemindai di kepala. Tidak bisa dihentikan prosesnya. Semua baru selesai enam
jam lalu”. Hal: 310
 Humoris
“Rambutku sudah gatal sejak empat hari lalu.” “Itu karena ada kutunya,” Esok
dibelakangnya menceletuk, ikut mengantre. Hal: 64
3. Maryam: 
 Mudah bosan
“Aku mulai bosan kursus memasak.” Maryam menguap. Mereka sedang
mengikuti aktivitas sore. “Kita harus memilih aktivitas lain, Lail yang lebih
seru” Maryam berbisik. Hal: 107
 Suka menggoda Lail
“Apakah kamu menyukai Esok lebih dari seorang kakak?” itu pertanyaan telak
sekali. Muka Lail merah padam. Maryam tertawa pelan, bangkit berdiri
meninggalkan Lail. Hal: 169
 Pantang menyerah
“Maju Lail! Hanya kita harapan penduduk.” Maryam dengan gagah
meneroobos kubangan lumpur. Sepuluh meter maju kubangan lumpur sudah
setinggi dada. Maryam menggigit bibirnya, dengan tekad kokoh dia terus
maju. Hal: 118
 Memiliki jiwa penolong
“Kami akan ke sana member peringatan,” Maryam berkata mantap.
“Bagaimana kamu akan tiba disana?.” Komandan bertanya. “Berlari secepat
mungkin” Kali ini Lail yang menjawab. “Aku tahu kalian adalah  pemegang
rekor tercepat tes rintang alam,  tapi berlari lima puluh kilometer di tengah
hujan badai, di lembah terisolasi adalah gila!”) Hal: 148
 Humoris
“Aku sekamar dengan Lail di Panti Sosial lebih dari setahun. Dia sering kali
melamun,di bus Kota,di kamar di sekolah. Beruntung dia tidak melamun tadi
di kubangan lumpur tadi”. Relawan yang ada di ruangan komando
tertawa. Hal : 124
4. Ibu Suri:
 Galak
Ibu suri marah besar saat Lail tiba dilantai dua. Hal: 92
 Pengertian
 “Aku harus ke stasiun kereta cepat antar kota.”. “Iya aku tahu Lail. Tapi
kenapa kamu harus ke stasiun kereta hari ini?” ibu suri berkata dingin. “Aku
harus mengantar seseorang.” Lail menunduk, suaranya samar. “ Baik, lantas
siapa orang itu, yang membuatmu arus mengantarnya?”. Lail tak pernah mau
menceritakan soal Esok kepada siapapun, tapi dia tidak punya pilihan.
“Baiklah, Lail demi anak laki-laki yang telah menyelamatkanmu, aku akan
memberimu izin selama dau jam. Hal: 101-102
5. Wali Kota :
 Sangat menyayangi putrinya
“Aku tahu Esok akan menggunakan satu tiket lagi untukmu. Dia sangat
menyayangimu, Lail. tapi ijinkan orang tua ini memohon. Bisakah kamu
meminta Esok agar memberikan tiket itu kepada Claudia?. Hanya Claudia
satu-satunya putrid yang kami miliki. Satu-satunya harta yang paling
berharga.” Hal: 290
 Tidak mudah terpengaruh dengan pemimpin lainnya
“Secara pribadii, saya tidak sependapat dengan intervensi. Saya tidak paham
dengan teknologi, saya hanya politisi.”  Hal: 221
6. Istri Wali Kota:
 Baik
“Kamu mau pulang bersama kami Lail,” ”Tidak usah aku naik bus kota saja.,”
“ Kita satu arah. Kamu hendak pulang kepanti bukan.” Hal: 104
7. Claudia: 
 Ramah dan mudah berbaur
“Ayolah Lail” Putri Walikota ikut membujuk, berkata ramah dan pura-pura
berbisik, “Jika Ibuku sudah bilang, aku saja susah menolaknya.”) Hal: 104
8. Marinir:
 Baik
Menyadari Esok sangat suka dengan sepeda merah itu, mariner memberinya
tugas sebagai kurir antarlokasi pengungsian. Hal: 61
9. Relawan Senior:
 Humoris
“Pertama kali melihat kalian di latihan fisik, aku awalnya mengira kalian akan
mundur setelah tiga hari. Kapok. Minta pulang,” “Dan kamu Maryam, dengan
rambut kribo mengembang itu. Aku pikir, ini anak kecil dari planet mana?
Kenapa datang ke lapangan latihan menggunakan helm besar.” Membuat yang
lain tertawa begitupun dengan Maryam. Hal: 121
10. Ayah Lail :
 Perhatian
“Bagaimana kabarmu hari ini, princess?" Hal: 13
11. Ibu Lail :
 Suka mengeluh
“ Kita sudah terlambat. Aduh, kenapa kota ini tiba-tiba jadi ramai sekali” Hal:
11
12. Ibu Esok :
 Optimis
“Ibu Esok dengan kursi roda bergerak gesit kesana kemari, memastikan
adonan berikutnya yang disiapkan Lail pas,  pindah lagi memeriksa apakah
lapisan berikutnya yang dibuat Maryam tersambung rapi.” Hal: 203
e. Latar
1. Latar tempat
 Kapsul kereta bawah tanah
Di dalam kapsul kereta yang melesat. Ketika penumpang asyik dengan
kesibukan masing-masing, kapsul tiba-tiba mengerem paksa. (Hal: 20)
 Tangga darurat
Tangan kecil Lail gemetar menggenggam anak tangga. Itu benar-benar tangga
darurat, anak tangga yang terbuat dari besi ditanam di dinding. Lail seperti
menaiki sumur gelap. (Hal: 27)
 Tenda pengungsian di stadion Lapangan bola
Malam kedua. Lail dan Esok tidur di tenda pengungsian. Situasinya lebih baik
disbanding tenda rumah sakit. (Hal: 48)
 Apartemen
Maryam sedang turun dari apartmen hendak mencari makanan, Lail
memutuskan untuk melakukan sesuatu. (Hal: 303)
 Rumah sakit
“Ibumu sudah siuman?” Lail bertanya pelan. Esok menggeleng, menoleh ke
tenda di belakang, tempat ibunya dirawat. (Hal: 42)
 Ruangan 4x4
Ruangan putih 4x4 m2 itu lengang, menyisakan desing pelan dari bando
logam yang dikenakan gadis diatas sofa hijau. “Apakah teman sekamarmu
kutuan?” Elijah bertanya sambil tersenyum. (Hal: 79)
 Trotoar
“Kamu jangan sampai tertinggal Lail” seorang wanita berusia 35 tahun
berseru. Dia sedang berjalan cepat melewati trotoar. (Hal: 10)
 Stadion
Stadion ramai oleh lautan manusia saat mereka tiba. (Hal: 45)
2. Latar waktu
 Pagi hari
“Sudah pukul delapan, Lail. kamu harus antre sarapan, sebelum kehabisan”.
Sebagai jawaban, Lail menarik kembali selimutnya, menutupi wajah. (Hal: 50)
 Malam
Malam hari, setelah mengambil makanan di dapur umum esok baru bertemu
Lail di tenda. Bertanya kabarnya, apa yang dia lakukan sepanjang hari. (Hal:
62)
 Hari pertama sekolah
Ini hari pertama Lail masuk sekolah setelah libur panjang. Itu juga yang
menyebabkan jalanan Kota terlihat padat. Lail berangkat bersam ibunya.
Kantor ibunya satu arah. (Hal: 11)
 Sore Hari
Esok dan Lail tiba di stadion saat matahari telah tenggelam. (Hal: 57)
 Siang Hari
Seminggu kemudian, sepulang dari sekolah, Lail dan Maryam dipanggil Ibu
Suri. Mereka bahkan belum sempat mengganti seragam, Dan bukan kah
sekarang waktunya makan siang? (Hal: 114)

3. Latar suasana
 Panik
Kapsul tiba-tiba mengerem paksa. Percikan api menyembur dari roda baja.
Tersentak, tidak mampu menahan keseimbangan di atas rel, dua belas kapsul
saling bertabrakan, terbanting menghantam dindind lorong. Sepersekian detik,
penumpang telah terpelanting ke depan, rebah rempah, berseru-seru panik,
berteriak-teriak ngeri. (Hal: 20)
 Sedih
Gadis berusia 21 tahun yang duduk di atas sofa hijau menyeka ujung matanya.
Mengenang dan menceritakan kejadian delapan tahun lalu itu tidak mudah.
(Hal: 8)
 Cemas
Hanya ada satu bangunan yang masih berdiri di sepanjang jalan itu. Toko kue.
Esok berlari melihatnya. Dadanya berdegup lebih kencang. Wajahnya terlihat
harap-harap cemas. (Hal: 38)
 Meriah
“CONGRATULATION! Selamat ppenduduk bumi! Kita baru saja
mendapatkan bayi yang kesepuluh miliar” Layar tipis diatas tempat duduk,
huruf-hurufnya bergerak bergantian dengan animasi kembang api. (Hal: 10)
 Bahagia
Esok menggenggam jemari Lail, berbisik, “kita akan melewati musim panas
bersama-sama. Aku tidak akan meninggalkan kamu lagi.” Lail mengangguk.
Wajahnya terlihat sanagt bahagia. (Hal: 317)
f. Alur
Alur dalam novel  ini dibuat campuran antara tahun 2042 an hingga 2050 an.
Dimulai tahun 2050 saat tokoh utama mendatangi sebuah tempat yang bisa menghapis
ingatan menyakitkan. Di tempat tersebut tokoh utama menceritakan tahun-tahun yang
dilewatinya dan cerita mundur kebelakang. Sesekali alur kembali maju.
g. Sudut Pandang               
Dalam novel hujan ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba
tau : Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut pandang “dia”, namun
pengarang dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ”dia”
tersebut. Pengarang mengetahui segalanya, ia bersifat maha tau. Ia mengetahui
berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan termasuk motivasi yang melatar
belakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan
tempat cerita.

h. Amanat
1. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan sebelum semuanya jelas
2. Ikhlaslah menerima semua takdir Allah
3. Tolonglah dengan ikhlas orang-orang yang membutuhkan bantuanmu
4. Dengan melakukan berbagai kesibukan kita dapat melupakan beberapa hal.
Namun melupakan bukanlah solusi yang terbaik untuk mengatasi kesedihan.
Solusi terbaik adalah menerima segalanya agar tidak menjadi beban.

i. Gaya bahasa atau majas


 Umat manusia sejatinya sama seperti virus. Mereka berkembang biak cepat
menyedot sumber daya hingga habis, kemudian tidak ada lagi yang tersisa. (hal.
16) majas alegori
 Sedikit sekali dalam catatan sejarah, ada gempa sebesar itu, yang tenaganya
mampu menghancurkan benua. (hal. 29) majas hiperbola
 Kedua anak itu berjalan melewati seluruh kesedihan kota. (hal. 37) majas
hipalase
 Terlalu banyak korban di kota itu, terlalu sedikit tenaga medis.(hal. 41)
oksimoron
 Esok menyisir tenda-tenda di sampingnya, siapa tahu Lail berkeliling melihat-
lihat. personifikasi
 Marinir bergumam, menimbang situasi, memanggil teman-temannya, berdiskusi.
personifikasi

C. Unsur ekstrinsik
1. Nilai moral: sopan kepada orang tua
2. Nilai sosial: membantu orang yang terkena musibah atau menjadi relawan
Mereka berdua benar-benar menemukan definisi seorang relawan. Siap berkorban
demi kepentingan orang lain. Siap mengutamakan keselamatan orang banyak.
(Hal:144)
3. Nilai psikolog: Lail ingin menghapus kenangan tentang hujan sehingga ia mendatangi
ruang terapi otak
4. Latar belakang penulisan
Penulis memilih judul novel ini dengan “Hujan” karena semua peristiwa
penting yang Lail (tokoh utama) alami, entah itu menyenangkan atau menyedihkan
selalu terjadi pada saat hujan turun.
5. Biografi
Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis berbahasa Indonesia. Dari
beberapa informasi yang beredar di internet, nama aslinya adalah Darwis. Darwis
lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera Selatan. Ia merupakan anak
keenam dari tujuh bersaudara yang berasal dari keluarga petani.
Pendidikan sekolah dasarnya ia lalui di SDN 2 Kikim Timur Sumatra Selatan,
setelah lulus ia melanjutkan ke SMPN 2 Kikim Timur Sumatra Selatan lalu
mengenyam pendidikan menegah atas di SMUN 9 Bandar Lampung. Terakhir ia
kuliah di fakultas ekonomi UI. Dari pernikahannya dengan Ny. Riski Amelia ia
dikaruniai seorang putra bernama Abdullah Pasai dan seorang putri bernama Faizah
azkia.
Saat menjadi penulis, Darwis menorehkan namanya dalam setiap karyanya namun
dengan nama pena yang unik yakni Tere Liye. Tere Liye sendiri diambil dari bahasa
India yang berarti untukmu. Karya Tere Liye biasanya mengetengahkan seputar
pegetahuan, moral dan agama islam. Penyampaiannya yang unik serta sederhana
menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya. Karyanya yang sudah diterbitkan yaitu:
1. Hafalan Surat Delisa
2. Moga Bunda Disayang Allah
3. Mimpi-mimpi Si Patah Hati
4. The Gogons Series
5. Cintaku Antara Jakarta dan Kuala Lumpur
6. Burlian
7. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
8. Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah
9. Negeri Para Bedebah
10. Bumi
11. Dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai