Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting dalam proses kehidupan, dimana dengan pendidikan kita akan
mendapatkan tambahan wawasan luas yang akan berguna untuk menjalani kehidupan yang lebih
baik. Seseorang yang tidak mengenyam pendidikan akan mengalami kesulitan dalam mencari
pekerjaan yang layak, karena pendidikan akan dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan. UU
No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam Amin Kuneifi Elfachmi
(2016:14) menyatakan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diri -pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat
terhadap sasaran, dan menggunakan prosedur, serta dijelaskan dengan nalar sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan. Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa
menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah
yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari lingkungan alam. Pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengetahui dan bertindak sehingga
mampu mengeksplorasi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Salah satu permasalahan yang sering terjadi selama proses pembelajaran IPA adalah
kurangnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, mata pelajaran IPA dianggap
sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Hal ini disebabkan lemahnya
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di sekolah. Proses pembelajaran
yang terjadi selama ini belum mampu mengembangkan kemampuan berpikir, tetapi hanya
diarahkan pada kemampuan menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya
dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran masih banyak dilakukan secara
konvensional. Guru belum sepenuhnya menerapkan pembelajaran aktif dan kreatif dalam
melibatkan siswa dan belum menggunakan berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran yang
bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.

Kegiatan pembelajaran mencapai sasaran apabila situasi pembelajaran yang diciptakan


menarik, menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk memahami materi
yang disajikan. Dalam upaya perbaikan guru tidak hanya membuat seperangkat pelajaran, tetapi
yang lebih penting guru dituntut untuk tepat dalam memilih media, bahan pembelajaran dan
metode dalam proses pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat sangat membantu guru dalam
mencapai keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Jika guru mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat, maka secara otomatis siswa akan dapat mengikuti proses pembelajaran
dan tentunya penguasaan materi pelajaran akan lebih baik. Dalam kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, membuat segala sesuatunya membutuhkan eksperimen, begitu juga dengan cara
guru mengajar di kelas dengan menggunakan metode eksperimen. Semua hasil penemuan baru,
banyak diperoleh dengan cara eksperimen.

Metode eksperimen disini merupakan upaya praktis dengan menggunakan demonstrasi yang
ditujukan kepada siswa dengan tujuan agar memudahkan semua siswa untuk memahami dan
mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya. Selain itu, mereka juga dapat belajar mengalami
suatu proses dan dapat menjelaskan proses tersebut. Metode eksperimen disini merupakan upaya
praktis dengan menggunakan demonstrasi yang ditujukan kepada siswa dengan tujuan agar
memudahkan semua siswa untuk memahami dan mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya.
Selain itu, mereka juga dapat belajar mengalami suatu proses dan dapat menjelaskan proses
tersebut.

Penerapan metode eksperimen dapat menjadi metode yang menjanjikan dalam pembelajaran
mata pelajaran IPA. Diharapkan dengan penerapan metode ini siswa dan guru dalam suatu
kegiatan, dan terus menerus menjadikan siswa sebagai penanya, sebagai orang yang selalu ingin
mencari tahu, karena dalam benaknya terdapat pertanyaan dan rasa ingin tahu.

1.Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi langsung kepada guru UPTD SD Negeri 32 Tanjung Harapan
diperoleh bahwa kesulitan yang dihadapi siswa adalah:
a) Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran disebabkan oleh penggunaan
metode ceramah yang terus menerus.
b) Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
c) Selain itu, dari hasil observasi pada lembar jawaban siswa dapat diketahui bahwa
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah masih kurang sehingga hasil belajar
siswa rendah.

1. Analisis Masalah

Dalam pengajaran IPA, siswa harus lebih aktif untuk belajar sendiri dan mencari tahu
bagian-bagian yang ditugaskan kepadanya. Sehingga dapat memberikan motivasi belajar kepada
siswa serta mempermudah penyampaian yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA. Jika
diperlukan media atau alat peraga yang dapat membantu siswa memahami materi IPA, maka
guru harus menyiapkan media atau alat peraga yang diperlukan.

Oleh karena itu, metode eksperimen merupakan strategi yang cocok diterapkan dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa UPTD SD Negeri 32 Tanjung Harapan dalam
proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran berlangsung secara alami dalam bentuk kegiatan
kerja dan pengalaman siswa, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran jauh lebih penting daripada hasil.

2. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Dalam konteks ini, siswa perlu memahami apa arti belajar, apa manfaatnya, dalam status
apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka menyadari bahwa apa yang mereka pelajari
berguna bagi kehidupan mereka. Dengan demikian mereka memposisikan diri sebagai diri
mereka sendiri yang membutuhkan bekal untuk masa depan mereka. Dengan pembelajaran
eksperimen diharapkan dapat mempermudah dalam memahami dan memperdalam IPA untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian tentang metode


eksperimen dalam Meningkatkan Minat Belajar IPA Siswa Kelas IV UPTD SD Negeri 32
Tanjung Harapan Tahun Pelajaran 2021/2022
Bertolak dari perincian masalah di atas, melakukan tindakan dengan menggunakan
partisipasi belajar dan masalah penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut:
“Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Perpindahan
Energi Kalor Menggunakan Metode Eksperimen Kelas IV UPTD SD Negeri 32 Tanjung
Harapan Kabupaten Batu Bara Tahun Pelajaran 2021/2022".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa sebagai berikut:

1. Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV UPTD
SD Negeri 32 Tanjung Harapan pada mata pelajaran IPA materi perpindahan energi panas tahun
ajaran 2021/2022?

2. Apakah penggunaan media atau alat peraga membuat siswa lebih aktif?

3. Apakah pengamatan terhadap lembar jawaban siswa menunjukkan kurangnya kemampuan


siswa dalam menyelesaikan masalah sehingga hasil belajar siswa rendah?

A. Tujuan Penelitian Peningkatan Pembelajaran

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode eksperimen ini dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa kelas IV UPTD SD Negeri 32 Tanjung Harapan pada mata
pelajaran IPA materi perpindahan energi panas tahun ajaran 2021/2022.

2. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media atau
alat peraga siswa akan lebih aktif

3. Tujuan yang ingin dicapai adalah apakah hasil observasi lembar jawaban siswa menunjukkan
kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sehingga hasil belajar siswa rendah

B. Manfaat Penelitian Peningkatan Pembelajaran

Berdasarkan latar belakang tujuan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan manfaat penelitian,
yaitu:
1. Untuk Siswa

Bagi siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan yang dapat diberikan dari hasil tindakan
pembelajaran korektif yang dilakukan berdasarkan aturan PTK adalah:

a) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok perpindahan energi panas.


b) Memotivasi minat belajar siswa.
c) Mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa.

2. Untuk Guru

Secara lebih spesifik, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari hasil
tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan aturan PTK adalah:

a) Meningkatkan profesionalisme dalam belajar.


b) Sebagai pertimbangan, guru memilih metode yang tepat untuk membantu penyampaian
materi pembelajaran.
c) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam pembelajaran.

3. Untuk Sekolah

Hasil dari tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan aturan PTK
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan sekolah, yang tercermin antara
lain dalam:

a) Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat mendukung


pencapaian target kurikulum dan daya serap siswa sesuai dengan yang diharapkan.
b) Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c) Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
d) Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai