MALARIA
Disusun
Oleh :
KELOMPOK 3
1. Maulidia Humairah
2. Miskiatul Ikrami
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga Asuhan Keperawatan tentang Malaria untuk mata
kuliah keperawatan medikal bedah dapat terselesaikan dengan baik. Adapun
tujuan dari pembuatan Asuhan Keperawatan ini ialah untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen kepada kami sebagai mahasiswa program studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Abulyatama.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan
maupun isi dari Asuhan Keperawatan ini, karenanya kami siap menerima baik
kritik maupun saran dari dosen dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan
dalam pembuatan berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
Asuhan Keperawatan ini,kami sampaikan penghargaan dan terima kasih.Semoga
Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada
kita semua.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan .......................................................................................2
1.3. Metode Penulisan ......................................................................................2
BAB IV PENUTUP..............................................................................................20
4.1 Kesimpulan .............................................................................................20
4.2 Saran ........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut mupun kronik disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan
splenomegali (Mansjoer Arif, 2000; 54) Malaria adalah penyakit dan
penyebaranya di dunia sangat luas yakni antara garis bujur 60° di utara dan
40° di selatan yang meliputi dari 100 negara yang beriklim tropis dan
subtropis. Penduduk yang terkena malaria berjumlah sekitar 0,3 milhar atau
41% dan penduduk dunia. Setiap tahun jumlati kasus malaria 3UU-5UU juta
dan mengakibatkan 1,5 s/d 2,7 juta kematian terutama di Afrika sub-sahara.
Sedangkan situasi malaria di Asia Tenggara pada tahun 1996; di Bangladesh
penduduk yang terkena malaria 125 ribu dari 100 juta penduduk yang
beresiko malaria dan diantranya 43,8% adalah plasmodium falciparum, di
negara India yang terkena malaria 2,85 juta dari 850 juta yang terkena malaria
dan diantaranya 38,6% adalah plasmodium falciparum; di negara Myanmar
penduduk yang terkena malaria 59 ribu dari 42 juta yang beresiko terkena
malaria dan diantaranya 85,5% plasmodium falciparum; di negara Nepal 7
ribu terkena malaria dari 14 juta penduduk yang beresiko terkena malaria dan
diantaranya 95% adalah plasmpdium falciparum; di Srilanka penduduk yang
terkena malaria 143 ribu dari 10 juta penduduk yang beresiko malaria dan
diantaranya 21,5% adalah plasmodium falciparum; di negara 2 Thailand
penduduk yang terkena malaria 88 ribu dari 40 juta penduduk yang beresiko
malaria dan diantaranya 58,6% adalah plasmodium falciparum; di Indonesia
penduduk yang terkena malaria 100 ribu dan 100 juta penduduk yang beresiko
terkena malaria dan diantaranya 65,9% adalah plasmodium falciparum.
Sedangkan di Sumatera Utara dari 118358 jumlah penduduk diantaranya
49833 yang terkena kasus malaria.
Dengan melihat data-data di atas khususnya dari segi penyebab dan
faktor keterlambatan penanganan yang menimbulkan komplikasi dan bahkan
1
kematian maka penulis tertarik untuk memilih kasus ini agar dapat melakukan
asuhan keperawatan pasien dengan malaria.
Salah satu upaya yang dilakukan perawat yaitu bagaimana perawatan yang
intensif pada penyembuhan penyakit malaria. Maka untuk mencapai kondisi
tersebut diterangkan suatu pendekatan pelayanan kesehatan dengan
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan malaria.
1.2.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
asuhan keperawatan intenstif-penyakit malaria.
1.3.Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang menggunakan tehnik:
1. Anamnese yaitu wawancara yang meliputi:
a. Allonamnese yaitu anamnese yang diperoleh dari keluarga/orang lain
b. Autoanamnese yaitu anamnese yang diperoleh secara langsung dari
pasien
2. Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap kondisi pasien
dalam menerapkan asuhan keperawatan (inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi)
3. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan malaria
4. Studi dokumentasi yaitu mempelajari dokumen pasien yang berhubungan
dengan karya tulis ilmiah ini seperti status pasien dan catatan perawat
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi
1. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat
intraseluler dari plasmodium. (Harijanto, 2001:1)
2. Malaria adalah suatu penyakit yang bisa menjadi kronik disebabkan oleh
protozoa yang hidup inti sel, genus plasmodium. (Saifoellah, 1996:504)
3. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut atau kronik disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan
splenomegali. (Mansjoer Arif, 2000:54)
4. Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus
plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk species anopeles. (Faisal
Yatim, 2007:47)
3
Sel darah merah atau eritrosit berupa cakram kecil, cekung pada
kedua sisinya sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua bulan sabit
yang saling bertolak belakang dan berdiameter 7,65 mm. Dalam setiap
mililiter kubik darah terdapat 5.000.000
sel darah Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya
terbentuk dari asam animo. Mereka juga memerlukan diit seimbang yang
berupa zat besi.
2. Fisiologi
Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang terutama dari
tulang pendek, pipih dan tidak beraturan dan jaringan kanselus pada ujung
tulang 6 pipa dan dari sum-sum dalam batang iga, iga dan dari sternum.
(Evelyn C.Piere, 2006:133)
Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari septum
menjadi rapuh dan mudah pecan walaupun sel darah merah matang tidak
memiliki nukleat, mitokondria ataupun retikulum endoplasma, enzim
sitoplasmanya mampu mengkonsumsi ATP untuk waktu yang terbatas ini.
Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi akan mengalami
fagositosis oleh mikrofag dalam limfa, hati, sum-sum tulang dan jaringan
tubuh lain.
a. Globin (bagian protein) Hg A terdegredasi menjadi asam amino
kemudian akan diperbaharui untuk sintesis protein selular
b. Hem (bagian yang mengandung zat besi) dirubah menjadi biliverdin
(pigmen hijau) dan kemudian menjadi bilirubin (pigmen kuning) yang
lepas kedalam plasma, bilirubin diserap hati dan disekresi dalam
empedu
c. Sebagian besar zat besi yang dilepas oleh hem akan diambil untuk
diperbaharui dalam proses sintesis Hg A selanjutnya (Etheel Sloan,
2004:222)
2.3 Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus
plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk species anopeles betina. Selain itu
4
gigitan nyamuk malaria dapat ditularkan langsung melalui transfusi darah
atau jarum suntik yang tercemar darah serta dari ibu hamil dan bayinya.
2.4 Patofisiologi
Daur hidup specieses malaria terdiri dari fase seksual (sporogoni) yang
berlangsung pada nyamuk anopeles dan fase aseksual yang berlangsung pada
manusia yang terdiri dari fase eritrosit dan fase yang berlangsung didalam
parenkim sel hepar
1. Fase aseksual
a. Fase yang berlangsung didalam parenkim sel hepar/jaringan Pada fase
jaringan sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan
berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung merozoit.
Proses ini disebut skizogoni praeritrosit. Lama fase ini berbeda untuk
tiap fase. Pada akhir fase ini skizon pecah dan merozoit keluar dan
masuk aliran darah disebut sporulasi. Pada plasmodium vivax dan
plasmodium ovale. Sebagian sporozoit membentuk hipnozoit dalam
hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens
b. Fase eritrosit Fase eritrosit dimulai dan merozoit di dalam darah
menyerang eritrosit membentuk tropozoit. Proses berlanjut menjadi
tropozoitskizon-mirozoit. Setelah 2-3 generasi mirozoit dibentuk,
sebagian mirozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara
permulaan infeksi sarnpai ditemukannya parasit dalam darah tepi
adalah masa prapaten sedangkan masa tunas/inkubasi intrinsik dimulai
dari 8 masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya
gejala klinis demam. (Mansjoer Arif, 1999:409)
2. Fase seksual
Setelah darah masuk ke usus nyamuk maka protein eritrosit akan
dicerna pertama oleh enzim tripsin kemudian oleh enzim amino peptidase
dan selanjutnya karboksipeptidase sedangkan komponen karbohidrat akan
dicerna oleh enzim glikosidase. Gametosit matang didalam darah penderita
yang terhisap oleh nyamuk pada saat minum darah akan segera keluar dari
eritrosit selanjutnya akan mengalami proses pematangan di dalam usus
5
nyamuk untuk menjaai garnet (gematogenesis), Makrogametosit segera
membentuk makrogamet sedangkan pembentukan mikrogamet mencapai
puncaknya 25 menit setelah nyamuk mengisap darah.
6
keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang
bertambah
3. Anemia
Gejala anemia merupakan gejaia yang senna dijumpai paua UUCKSI
malaria. Derajat malaria tergantung pada species penyebab yang paling
berat adalah karena P. Falciparum. Beberapa mekanisme terjadinya anemia
adalah:
a. Pengerusakan eritrosit oleh parasit
b. Hambatan eritropoesis yang sementara
c. Hemolisis karena proses complemen mediatel immune complex
d. Eritrofagositosis
e. Penghambatan pengeluaran retikulosit
4. Ikterus
Ikterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar. Malaria laten
adalah masa pasien di luar masa serangan demam. Periode ini terjadi jika
parasit - parasit tidak dapat ditemukan dalam darahtepi, tetapi stadium
eksoeritrosit masih bertahan dalam hati
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan malaria meliputi pengobatan yang radikal mengikuti
kebijakan nasional pengendalian malaria di . Pengobatan dengan artemisinin-
based combination therapy (ACT) hanya boleh diberikan pada pasien dengan
hasil pemeriksaan darah malaria positif. Pada kasus malaria berat,
penatalaksanaan tidak boleh ditunda.
Berobat Jalan
Pasien malaria nonfalciparum tanpa gejala berat dan dapat mengonsumsi
obat oral dapat berobat jalan. Evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke-
3, -7, -14, -21, dan -28 berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan darah
mikroskopis. Edukasi pasien untuk segera memeriksakan diri jika ada
pemburukan klinis tanpa menunggu jadwal tersebut.
Pasien rawat inap dengan keadaan umum dan kesadaran baik, telah bebas
demam 3 hari tanpa obat penurun demam dan pemeriksaan parasit negatif
7
3 kali berturut-turut dengan jarak waktu 12-24 jam, dapat dipulangkan dan
berobat jalan.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Nama :Ny. T
Umur :46 Tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan :SMA/FARMASI
Agama :Islam
Alamat :Lapodi
No. RM :568642
Ruangan : Ruang Interna
Tanggal masuk :17 maret 2019
Tanggal pengkajian :18 Maret 2019, pukul 10.00 WIB
Diagnosa medis : Malaria
9
panas, sering berkeringat, kepala pusing, seluruh tubuh
dirasakan sakit dan pegal-pegal. Tiga hari yang lalu klien
sudah minum obat yang di beli di warung yaitu paracetamol
guna menurunkan panas tetapi tidak ada perubahan. Tanda
tanda vital : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 86 x/menit, Pernafasan
: 22 x/menit, Suhu : 380C, Berat badan : 49 kg, Tinggi badan :
155 cm.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18/03/2019
pukul 10.00 WITA, keadaan umum klien masih tampak lemah,
mukosa bibir terlihat kering, conjungtiva anemis, klien
mengeluh terasa nyeri pada daerah persendian tulang dan juga
otot, skala nyeri 3 (1-5), tubuh terasa pegal-pegal, merasa
mual, nyeri pada uluh hati, lidah terasa pahit, tidak ada nafsu
makan, sakit kepala, panas pada tubuh sering dirasakan hilang
timbul dan sering berkeringat, keluhan menggigil sudah
berkurang tidak seperti pada saat pertama masuk. Klien
jugamengeluh bahwa hasil labornya haemoglobin rendah yaitu
7,5
gr/dl menurut saran dokter untuk tranfusi darah 3 kantong,
untuk menormalkan Hb. Klien tampak pucat, akral teraba
dingin, ekstremitas atas terpasang infus dan sedang dilakukan
transfusi. Tanda vital : TD :110/70 mmHg, Nadi : 90 X/menit,
Pernafasan : 22 x/menit, Suhu : 370C.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya klien pernah mengalami demam seperti
sekarang ini dengan diagnosa yang sama yaitu Malaria pada
dua tahun yang lalu dan dirawat selama 3 hari di ruang Ruang
Interna RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton. Riwayat operasi
caesaria : 1 (satu) kali karena melahiran kembar pada tahun
2003.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga Ny. T terdapat keluarga yang pernah
10
mengalami penyakit malaria yaitu suaminya, anak pertama dan
anak kedua.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 370C
Pernapasan : 22 x/menit
Pemeriksaan head to toe :
a. Kepala :
1) Rambut :
Inspeksi : Distribusi rambut merata, warna rambut hitam,
kulit kepala terlihat bersih, terlihat banyak
rambut yang gugur pada bantal tempat tidur
klien.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
2) Mata :
Inspeksi : Fungsi penglihatan kurang klien menggunakan
kacamatan, letak simentris, sklera anikterik,
conjungtiva anemis, sekret tidak ada, pupil
isokor, reflek cahaya positif.
3) Telinga :
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pengeluaran cairan
serumen, tidak ada penumpukan serumen, tidak
ada gangguan pendengaran.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
4) Hidung :
Inspeksi : Bentuk simetris, klien mampu membedakan
bau-bauan,mukosa kering, benjolan tidak ada,
polip tidak ada, tidak ada tanda-tanda
peradangan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
11
5) Mulut :
Inspeksi : Mukosa bibir terlihat kering, lidah terlihat kotor,
tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, lidah terasa
pahit, tidak ada karies.
b. Leher :
Inspeksi : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c. Thorak
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada benjolanatau bekas luka
operasi, tidak ada alat bantu pernafasan.
Auskultasi : Irama jantung teratur, bunyi jantung 1 normal, bunyi
jantung II normal, bunyi nafas vesikuler, tidak ada
wheezing, tidak ada ronchi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Redup, resonan pada lapang paru.
d. Abdomen :
Inspeksi : Terlihat distensi, tidak ada benjolan, terdapat bekas
luka operasi.
Auskultasi : Bising usus 12 x/menit.Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (+),
tidak ada pembesaran
hepar atau limpa.
Perkusi : Timpani.
e. Ekstermitas :
Atas : Akral dingin, udema tidak ada, tangan kiri
terpasang infus dan sedang transfusi darah.
Bawah: Akral dingin, tidak ada varises, klien jarang
menggerakan kakinya karena masih merasa lemah.
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah :
4444 4444
4444 4444
12
4. Data Psikologi :
Saat dikaji ekspresi wajah klien terlihat cemas terhadap
penyakit yang dialami, dan klien berharap cepat sembuh.
5. Data Sosial Ekonomi
Klien adalah seorang wanita karier yang bekerja di balai
POM dikarenakan klien sedang sakit perkerjaan klien jadi terganggu
dan klien tidak dapat masuk kerja.Klien mengatakan kebiasaan
sehari-hari klien sebelum tidur klien menggunakan obat seprot
nyamuk, klien tidur tidak menggunakan kelambu, klien mengatakan
pada ventilasi rumah tidak terpasang kawat kasa, klien juga tidak
memiliki kandang ternak, klien tinggal pada wilayah pemukiman
yang padat,tidak terdapat genangan air pada sekitar rumah klien,
namun hanya terdapat selokan didepan rumah namun telah ditutup
13
3 Ds : Klien mengatakan merasa mual, dan Aktual/resiko tinggi
muntah > 3x, tidak ada keinginan untuk gangguan elektrolit
minum
TTV : TD : hipotensi, nadi : takikardi,
suhu >380C.
Tugor kulit tidak elastis
Haluaran urin tidak adekuat
Intake dan output tidak seimbang
Membran mukosa kering
14
elastis
Haluaran urin
adekuat
Intake dan
NO HARI
IMPLEMENTASI
TANGGAL
1 SENIN 1. Memeriksa tanda-tanda vital dan
20/09/2021 menanyakan keluhan klien.
2. Menanyakan adanya keluhan
pusing.
3. Menyarankan kepada klien untuk
mengurangi aktivitas yang
merangsang timbulnya respon
valsava/aktivitas
4. Menganjurkan klien untuk
meningkatkan tirah baring.
5. Observasi perubahan sensoridan tingkat kesadaran
15
pasien
yang menunjukanpenurunan perfusi
otak (gelisah,onfuse/bingung,apatis, somnolen).
6. Memantau tetesantransfusi darah.
(Pemberian
transfusi darah
PRC (packed red
cells).
2 SENIN 1. Menganjurkan
20/09/2021 klien untuk
menggunakan
pakaian yang tipis
dan dapat
menyerap keringat
bila tubuh terasa
panas.
2. Menganjurkan
klien untuk
menggunakan
selimut bila tiba-
tiba tubuh menjadi dingin dan
menggigil.
3. menganjurkan klien untuk
melakukan kompres air hangat
NO Hari/tanggal Evaluasi
1 Senin S : Klien mengatakan
16
20/09/2021 sudah tidak merasakan
sakit kepala lagi.
O:
- TTV :
TD : 100/70
mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan: 20 x/menit
Suhu : 370C
- Akral teraba hangat
- Kulit tampak segar
- Haemoglobin 9 Gr/dl
- Conjungtiva ananemis
A : Masalah perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan penurunan komponen
seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan
nutrient dalam
tubuh dapat teratasi.
2 Senin P : Intervens
17
20/09/2021 S : Klien mengatakan malam tadi setelah
meminum obat clobazam sebelum tidur klien bisa tidur
dengan nyenyak dari jam 23.00- 05.00.
Tubuh klien masih dirasakan sering berkeringat namun
sudah tidak merasa panas lagi.
O : - TTV : TD : 100/70 mmHg
Nadi : 80
x/menit
Pernafasan: 20
x/menit
Suhu : 370C
- Pada palpasi tidak
panas lagi
- Mukosa bibir
terlihat lembab
A : Masalah hipertermi
berhubungan dengan
peningkatan
metabolisme, dehidrasi,
efek langsung sirkulasi
kuman pada
hipotalamus dapat teratasi.
18
BAB IV
PENUTUP
19
4.2.Saran
1. Diharapkan sebelum melakukan pengkajian langsung terhadap pasien
terlebih dahulu menguasai konsep sehingga dapat mempermudah
pengumpulan data. Dalam pengumpulan data ini penulis melakukan
hubungan baik dengan dan keluarga sehingga mempermudah dalam
pengumpulan data. Jadi diharapkan mampu melakukan hubungan yang
baik dengan pasien dan keluarga
2. Diharapkan agar mampu menegakkan diagnosa dengan tepat sesuai
dengan tanda dan gejala yang ada sehingga masalah yang ada dapat segera
tertangani.
3. Diharapkan dalam menyusun intervensi keperawatan, tidak hanya
berpatokan pada konsep tetapi dapat juga melihat dengan keburuhan
pasien.
4. Pada tahap implementasi mampu rne-akukan karena ad any a kerja sama
dengan pasien. Jadi diharapkan rr:2~.ru rekerjasama dengan pasien
sehingga implementasi dapat berjaian dengan baik. 5. Pada tahap evaluasi
diharapkan mampu melakukan penilaian terhadap perkembangan keadaan
pasien sehingga penulis mampu memberikan penyuluhan kepada pasien
dan keluarga
20
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif. 1999. Kapita Selekta Kedoteran Edisi 3 Jilid I. Jakarta ; Media
Aesculapius.
Noer Sjaifoellah. 1996. llmu Per.yakit Dalam. Jakarta ; Balai Penerbit FKUI.
Sloane Elheel. 2004. Anatomi dan Fisioiogi Untuk Pemuia. Jakarta,
EGC.
21