Anda di halaman 1dari 10

REAKTOR KIMIA

Reaktor kimia merupakan tempat terjadinya suatu reaksi kimia. Apakah itu
berbentuk silinder ataupun berbentuk pipa. Bentuk dari reaktor kimia didasari atas
bahan baku maupun produk yang ingin dihasilkan, serta proses yang terjadi. Di
dalam bab ini akan dijelaskan mengenai macam-macam reaktor secara umum dan
jenisnya berdasarkan proses yang berlangsung serta langkah-langkah apa saja yang
harus diambil dalam merancang reaktor kimia.

B. POKOK – POKOK ISI


1.1. DEFINISI REAKTOR KIMIA
Reaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia , dimana terjadi reaksi bahan
mentah menjadi hasil jadi yang lebih berharga. Dalam teknik kimia, Reaktor adalah
suatu jantung dari suatu proses kimia. Reaktor adalah suatu alat proses tempat di
mana terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan
bukan secara fisika. Dengan terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah ke bentuk
bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan alias terjadi dengan
sendirinya atau bisa juga butuh bantuan energi seperti panas (contoh energi yang
paling umum). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia, jadi terjadi
perubahan bahan bukan fasa misalnya dari air menjadi uap yang merupakan reaksi
fisika.
Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat
dipelajari di teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan
efisiensi kinerja reaktor, sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan
(input) yang besar dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modal maupun
operasi. Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya
operasi biasanya termasuk besarnya energi yang akan diberikan atau diambil, harga
bahan baku juga upah operator.
 Tujuan pemilihan reaktor adalah :
1. Mendapat keuntungan yang besar
2. Biaya produksi rendah
3. Modal kecil/volume reaktor minimum
4. Operasinya sederhana dan murah
5. Keselamatan kerja terjamin
6. Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya

 Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh :


1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi
samping
3. Kapasitas produksi
4. Harga alat (reactor) dan biaya instalasinya
5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas

1.2. JENIS – JENIS REAKTOR KIMIA


1.2.1. Berdasarkan Bentuknya
1. Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga
komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat
dipakai untuk proses batch, semi batch, dan proses alir.
2. Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa.
Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir
didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa.
1.2.2. Berdasarkan prosesnya
1. Reaktor Batch
- Biasanya untuk reaksi fase cair
- Digunakan pada kapasitas produksi yang kecil
Keuntungan reactor batch:
- Lebih murah dibanding reactor alir
- Lebih mudah pengoperasiannya
- Lebih mudah dikontrol
Kerugian reactor batch:
- Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas (mudah terjadi kebocoran pada
lubang pengaduk)
- Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif (untuk pengisian,
pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat hasil, pembersihan reactor,
waktu reaksi)

2. Reaktor Alir (Continous Flow)


Ada 2 jenis:
a. RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)
Keuntungan:
- Suhu dan komposisi campuran dalam rerraktor sama
- Volume reactor besar, maka waktu tinggal juga besar, berarti zat
pereaksi lebih lama bereaksi di reactor.

Kerugian:
- Tidak effisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang bertekanan
tinggi.
- Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP
- Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang dibutuhkan
RATB lebih besar dari RAP.

b. RAP
Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan
kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa.
Keuntungan :
Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi
yang sama
Kerugian:
1. Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
3. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi “Hot Spot” (bagian
yang suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan . Dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding reaktor.

3. Reaktor semi batch


Biasanya berbentuk tangki berpengaduk

1.2.3. Jenis reaktor berdasarkan keadaan operasinya


1. Reaktor isotermal.
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor,
aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama.
2. Reaktor adiabatis.
- Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan
sekelilingnya.
- Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat
dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan –rA
besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).
3. Reaktor Non-Adiabatis

1.2.4. Reaktor Gas Cair dengan Katalis Padat


1. Packed/Fixed bed reaktor (PBR).
Terdiri dari satu pipa/lebih berisi tumpukan katalis stasioner dan
dioperasikan vertikal. Biasanya dioperasikan secara adiabatis.
Product stream

Cooling/heating
medium in

Out

Feed

2. Fluidized bed reaktor (FBR)


- Reaktor dimana katalisnya terangkat oleh aliran gas reaktan.
- Operasinya: isotermal.
- Perbedaan dengan Fixed bed: pada Fluidized bed jumlah katalis lebih
sedikit dan katalis bergerak sesuai kecepatan aliran gas yang masuk
serta FBR memberikan luas permukaan yang lebih besar dari PBR

Product stream

Gelembung gas

Partikel katalis

Feed
1.2.5. Fluid-fluid Reaktor
Biasa digunakan untuk reaksi gas-cair dan cair-cair.
1. Bubble Tank.

Gas

Liquid Liquid

Gas

2. Agitate Tank

3. Spray Tower

Liquid in Gas out


Pertimbangan dalam pemilihan fluid-fluid reaktor.
- Untuk gas yang sukar larut (Kl <) sehingga transfer massa kecil maka Kl
harus diperbesar .Jenis spray tower tidak sesuai karena kg besar pada
Spray Tower
- Jika lapisan cairan yang dominan, berarti tahanan dilapisan cairan kecil
maka Kl harus diperbesar
 jenis spray tower tidak sesuai.
- Jika lapisan gas yang mengendalikan (maka Kg <)
 jenis bubble tank dihindari.
- Untuk gas yang mudah larut dalam air
 jenis bubble tank dihindari.

1.3. TAHAPAN DALAM MENDESAIN REAKTOR


Reaktor merupakan jantung dari proses kimia. Tahapan dalam mendesain
reaktor hampir sama dengan perancangan alat industri lainnya. Insinyur kimia
diperlukan untuk memilih konfigurasi reaktor dan modus operasi yang
menghasilkan keuntungan terbesar yang konsisten dengan kekuatan pasar yang
terkait dengan baku bahan dan produk biaya, modal dan biaya operasi,
pertimbangan keamanan, lingkungan/persyaratan pengendalian pencemaran,
dan kendala estetika yang dapat didirikan oleh manajemen, masyarakat, atau
serikat pekerja. Biasanya, ada banyak kombinasi dari kondisi operasi dan
ukuran reaktor dan / atau jenis yang akan memenuhi persyaratan dikenakan
dalam hal ekspresi laju reaksi terlibat dan yang dikenakan oleh manajemen
dalam hal kapasitas produksi yang diperlukan. Insinyur demikian dihadapi
dengan tugas menjaga keseimbangan antara penalaran analitis dinyatakan
secara kuantitatif dan penilaian sound engineering. Dalam upaya untuk
mempertahankan keseimbangan ini, beberapa atau semua pertanyaan-
pertanyaan berikut harus dijawab.
1. Bagaimana komposisi dari bahan baku, dan tersedia di bawah
kondisi apa itu? Apakah ada prosedur pemurnian yang diperlukan?
2. Apa skala proses apa? Apakah wajib menggunakan kapasitas?
3. Apakah katalis yang diperlukan atau diinginkan? Jika katalis
digunakan, apa konsekuensinya sehubungan dengan distribusi
produk, kondisi operasi, yang paling diinginkan, jenis reaktor, proses
ekonomi, dan lainnya?
4. Kondisinya dijalankan dalam operasi yang bagaimana (suhu,
tekanan,
tingkat agitasi, dll) yang diperlukan untuk yang paling ekonomis?
5. Apakah perlu atau diinginkan untuk menambah inerts atau bahan
lainnya
untuk meningkatkan hasil produk dari yang diinginkan, sampai efek
termal, atau untuk memperpanjang masa manfaat katalis apapun
yang mungkin digunakan?
6. Jika proses terus menerus atau intermiten? Akankah batch atau
operasi semibatch menguntungkan?
7. Apa jenis reaktor paling memenuhi persyaratan proses? Apakah ada
keuntungan yang terkait dengan penggunaan dari kombinasi jenis
reaktor atau beberapa reaktor secara paralel atau seri?
8. Apa ukuran dan bentuk reaktor yang harus digunakan?
9. Bagaimana persyaratan perpindahan energi untuk proses terbaik
dicapai? Harus satu mengoperasikan isotermal, adiabatik, atau sesuai
dengan alternatif protokol suhu?
10. Apakah single-pass operasi terbaik, atau mendaur ulang diperlukan
untuk mencapai tingkat yang diinginkan dari konversi mentah bahan
baku?
11. Fasilitas apa saja yang diperlukan untuk pasokan katalis, aktivasi,
dan regenerasi?
12. Apa komposisi reaktor dan kondisi limbah? Apakah langkah-langkah
pemisahan kimia atau fisik operasi diperlukan untuk memperoleh
limbah yang memuaskan untuk penggunaan akhir yang diinginkan?
13. Apakah ada persyaratan bahan khusus yang dikenakan dengan
kondisi proses? Apakah cairan proses korosif? Apakah suhu sangat
tinggi atau tekanan digunakan?
14. Jika produk farmasi, makanan, atau minuman, apa tindakan
pencegahan yang diperlukan?
15. Apakah ada aspek lingkungan atau keselamatan operasi yang perlu
ditangani?

Kita akan sering melihat, kebebasan yang cukup pilihan tersedia dalam hal
jenis reaktor dan kondisi reaksi yang akan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pengembangan skema pengolahan optimal atau bahkan dari konfigurasi reaktor
optimal dan modus operasi membutuhkan sejumlah perhitungan yang rumit
yang sering melibatkan perhitungan angka berulang. Karena itu, Mesin
perhitungan digunakan secara luas dalam industri untuk menyederhanakan
tugas optimasi. Meskipun begitu, kita telah sengaja dipilih untuk
mempresentasikan konsep yang digunakan dalam perhitungan desain reaktor
dalam kerangka yang sejauh mungkin untuk menguraikan konsep dasar dari
perpindahan massa terkait dengan mesin komputasi.
Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi kinerja
reaktor, sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input) yang
besar dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modalmaupun operasi. Tentu
saja faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi biasanya
termasuk besarnya energi yang akan diberikan atau diambil, harga bahan baku,
upah operator.
Prinsip design reaktor :
1. The overall size of the reactor
2. The ecxact composition and physical condition of the product emerging
from the reactor.
3. The temperature.
4. The operating pressure and pressure drop associated with the flow of
the reaction mixture.

Anda mungkin juga menyukai