Anda di halaman 1dari 3

Laporan Pengamatan

Kelompok : 1 (Satu)
Lokasi : Ponkant Takaq
Hari/Tanggal : Selesai,16 November 2021
Pukul : 09:30 – 15:00 (Selesai)

Hal-hal yang diamati :

 Kerajinan Tenun Serat Daun Doyo


 Badong Tencep
 Tari Gantar
 Tusuk Mani
 Sulam Tumpar

Hasil Pengamatan :

Pengamatan kelompok kami, bahwasanya kaltim memiliki banyak kelestarian daerah


yang masih banyak belum kami ketahui. Contohnya Inilah sulam tumpar, kerajinan tangan
kebanggaan masyarakat provinsi yang dimiliki ibukota di Samarinda ini.

Kain sulam tumpar sendiri dibuat dari hasil alam yaitu pohon ulap doyo. Pohon yang banyak
tumbuh di wilayah Kalimantan ini memang digunakan untuk bahan beberapa kerajinan.
Selain sulam tumpar, tenun badong tancep dan tenun ulap doyo juga menggunakan pohon ini
sebagai bahannya. Tidak sulit untuk menemukan Kain sulaman sulam tumpar, di pusat oleh-
oleh yang banyak tersebar di Kalimantan timur. Dengan harga yang relatif terjangkau, sulam
tumpar bisa menjadi alternatif pilihan buah tangan untuk keluarga di rumah. Selain itu ada
juga tenun ulap doyo

Ulap Doyo berarti daun Doyo. Tanaman Doyo mempunya serat daun yang kuat yang
dapat dijadikan benang dan di tenun menjadi kain oleh suku Dayak Benuaq. Kain ini punya
motif yang berbeda yaitu motif Dayak dengan motif Flora dan Fauna.
Tenun Ulap Doyo menjadi kebanggaan masyarakat Suku Dayak Benuaq sejak lalu.. Tenun
doyo merupakan kain tradisional Suku Dayak Benuaq. Bahan utama yang digunakan dalam
pembuatan tenun Ulap Doyo adalah serat daun doyo. Daun doyo dipilih karena seratnya yang
kuat untuk dijadikan sebagai benang.

Alat yang digunakan dalam membuat Tenun Ulap Doyo adalah alat tenun yang terbuat dari
kayu. Pengrajin biasanya menggunakan alat ini dengan ditopangkan atau dipangku dan kedua
kakinya diselonjorkan di lantai.

Proses pembuatan tenun diwali dari mengambil serat daun doyo dengan
merendamnya hingga daging daun hancur. Kemudian dilanjutkan dengan merorot atau
mengerik serat daun doyo menggunakan pisau bambu. Daun yang sudah dikerok kemudian
dijemur dengan posisi menggantung.

Setelah kering serat daun doyo kemudian dipisah dan disambung menjadi gulungan benang.
Untuk menjadikanya lebih menarik maka perlu dilakukan pewarnaan menggunakan pewarna
alami.

Kemudian dilanjut dengan proses menenun bahan kain dengan tetap mengecek putusnya
benang selama proses dilakukan. Proses penenunan dimulai dari memintal serat,
menyambung benang, menggulung benang, menyusun corak,dan mengikat benang.

Dalam pembuatan selembar tenun ikat doyo ini memakan waktu yang lama hingga sebulan.
Karena pembuatan kain ini masih dilakukan secara manual menggunakan tangan tanpa
bantuan mesin.

Untuk kain Tenun Ulap Doyo dijual dengan Harga sekitar Rp 500 ribu – 1 juta per lembar.
Harga tersebut tergantung dengan ukuran dan motif pada kain. Semakin rumit motif yang
dibuat maka semakin mahal harga kain Ulap Doyo.

Badong tancep merupakan kain Panjang yang ditenun secara tradisional dengan motif
sesuai dengan ide si pengrajin

Tari Gantar merupakan jenis tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari
Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Tarian ini melambangkan kegembiraan dan juga keramah-tamahan suku Dayak dalam
menyambut tamu yang datang berkunjung, baik sebagai wisatawan, investor, atau para tamu
yang dihormati. Tamu-tamu bahkan diajak ikut menari bersama para penari.
Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja, menurut versi cerita
yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang dilaksanakan pada saat upacara pesta
tanam padi. Properti tari sebuah tongkat panjang tersebut adalah kayu yang digunakan untuk
melubangi tanah pertanian dan bambu pendek adalah tabung benih padi yang siap ditaburkan
pada lubang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini menggambarkan cara menutup lubang
tanah tersebut. Muda-mudi dengan suka cita menarikan tari tersebut dengan harapan panen
kelak akan berlimpah ruah hasilnya.

Tari ini biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku Dayak Tunjung dan
Benuaq.

Dan selanjutnya adalah tusuk manik. Manik-manik adalah salah satu perhiasan/aksesoris khas
yang digunakan suku Dayak sejak zaman dahulu, turun temurun dari nenek moyang mereka.
Warna – warna khas Kalimantan yang terdapat pada manik-manik memiliki pengertian
tersendiri, Salah satunya manik-manik berwarna kuning

Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah Kalimantan itu unik banyak jejak tradisi yang
hampir punah dan perlu di lestarikan di kenali lagi tradisi kebudayaan daerah kaltim oleh
generasi milenial.

Anda mungkin juga menyukai