Anda di halaman 1dari 10

1. Melakukan a.

Melakukan pengkajian status gizi berdasarkan antropometri sesuai


Asuhan Gizi pasien kondisi pasien
rawat inap b. Melakukan pengkajian status gizi berdasarkan data
biokimia sesuai kondisi pasien
c. Melakukan pengkajian status gizi berdasarkan data
fisik/klinis sesuai kondisi pasien
d. Melakukan pengkajian status gizi berdasarkan data
riwayat gizi dan makanan sesuai kondisi pasien
e. Melakukan pengkajian status gizi berdasarkan data
riwayat pasien sesuai kondisi pasien
f. Menetapkan diagnosis gizi sesuai dengan data dasar
yang dikumpulkan
g. Membuat rencana intervensi gizi sesuai diagnosis gizi
yang ditetapkan
h. Membuat rencana intervensi edukasi/konseling gizi
sesuai diagnosis gizi yang ditetapkan
i. Mengimplementasikan intervensi gizi sesuai yang
direncanakan
j. Mengimplementasikan intervensi edukasi/konseling
gizi sesuai yang direncanakan
k. Membuat rencana monitoring evaluasi gizi sesuai
diagnosis gizi yang ditetapkan
l. Melakukan monitoring evaluasi gizi sesuai yang
direncanakan
m. Mendokumentasikan proses asuhan gizi
2. Menyusun dan a. Mempresentasikan kasus prioritas
mempresentasikan
b . Menyusun laporan kasus prioritas
Kasus prioritas
LAPORAN KASUS PRIORITAS

A. Pendahuluan

1. Gambaran Kasus

Ny. M, usia 42 Tahun, status menikah, memiliki riwayat DM dan dyspepsia. Ny. M
adalah seorang ibu rumah tangga. Ny. M memiliki BB 55.8 kg dan TB 150 cm. Ny. M
memiliki keluhan badan lemas, mual dan muntah, nafsu makan menurun. Ny. M
memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi teh manis, frekuensi makan 3 kali dalam
sehari dengan lauk yang sering di konsumsi telur, ikan dan tempe. Ny. M
mengkonsumsi sayur setiap hari namun jarang mengkonsumsi buah. Ny. M jarang
melakukan olahraga. Hasil pemeriksaan biokimia KGD 267 mg/dL

2. Skrining Gizi

No Parameter Skor
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan
dalam 6 bulan terakhir ?
a. Tidak ada penurunan BB
b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar 1
1 Jika ya, berapa penurunan BB tersebut?
 1-5 kg
 6-10 kg
 11-15 kg
 >15 kg
Apakah asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan ?
2 a. Tidak 1
b. Ya
Skor 2

Pasien dengan diagnosis khusus :


( DM dan Dyspepsia )

*interpretasi
MST = 0-1 Tidak beresiko malnutrisi
MST = ≥ 2 Berisiko malnutrisi
B. Asuhan Gizi (Langkah – langkah NCP)
1. Asesmen Gizi

a. Data identitas pasien ( CH )

Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 42 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Diagnosis Medis : DM + dyspepsia

b. Data antropometri ( AD )
Kategori IMT
BB Kurang < 18,5
BB : 55.8 Normal 18,5 – < 23 kg
TB : BB lebih 23 – < 25 150 cm
BBI : Obesitas Tingkat 1 25 – 30 150-100 = 50 kg
Obesitas Tingkat 2 ≥ 30
IMT : BB/TB(m)2
: 55.8 kg/(1.5)2
: 55.8 kg/2.25
: 24.8 kg/m2 ( Normal )

c. Data biokimia, tes medis dan prosedur ( BD )

Indikator Hasil Pengukuran Standar Keterangan


Pembanding
GDS 267 mg/dL < 140 mg/dL Tinggi

d. Data fisik fokus gizi ( PD )

KU : Lemas, mual, muntah


TD : 100/80 ( Normal )

e. Data riwayat terkait gizi dan makanan ( FH )


Kegiatan sehari-hari Ny. M adalah ibu rumah tangga, pola makan pasien suka
mengkonsumsi minuman yang manis seperti sering mengkonsumsi teh dengan
gula pasir (sukrosa) 2 sendok makan dengan air 500 cc atau segelas sedang.
Pasien juga kurang suka dengan beras merah/nasi merah sehingga masih
mengkonsumsi nasi putih, frekuensi makan 3 kali dalam sehari dengan lauk yang
sering di konsumsi telur, ikan dan tempe.

FH-1.1.1 FH-1.5.2 FH-1.5.1 FH-1.5.3


Asupan Energi Asupan Protein Asupan Lemak Asupan KH
Asupan 1119,5 kkal 48,9 gr 54,4 gr 114 gr
Kebutuhan 1437.5 kkal 53.9 gr 31.9 gr 233.5 gr
% Asupan 77.8 % 90.7 % 170.5 % 48.8 %
Kategori Kurang Baik Lebih Kurang

Kategori % Asupan
Kurang < 80%
Baik 80%-110%
Lebih < 110 %
Sumber : WNPG, 2004

f. Simpulan asesmen gizi

 Diagnosis Medis : DM + dyspepsia


 Status gizi : 24.8 kg/m2 (Normal)
 GDS : 267 mg/dL (Tinggi)
 KU : Lemas, mual, muntah
 Asupan Energi : Kurang
 Asupan Lemak : Lebih
 Asupan KH : Kurang

2. Diagnosis Gizi

NI 1.4
Asupan energi yang tidak adekuat (P) berkaitan dengan hasil recall 24 jam (E)
ditandai dengan asupan energi 1119,5 kkal yang kurang dari kebutuhan (S)
NC 2.2
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan adanya penyakit
diabetes mellitus ditandai dengan nilai GDS 267 mg/dL

NB 1.3
Tidak siap untuk diet/merubah gaya hidup (P) berkaitan dengan perilaku pola
makan (E) ditandai dengan masih sering mengkonsumsi teh manis (S)

3. Rencana Intervensi Gizi

Tujuan diet :
a. Menurunkan dan mempertahankan kadar glukosa darah agar mendekati
normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dan aktifitas fisik
b. Meringankan pekerjaan saluran pencernaan
c. Mengurangi produksi asam lambung
d. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan normal
e. Memenuhi kebutuhan sehari untuk energi, protein, lemak dan
karbohidrat untuk menghindari malnutrisi.

Syarat diet :
a. Kebutuhan energi sesuai untuk mencapai berat badan ideal. Kebutuhan
kalori basal 25 kkal/kg BBI
b. Karbohidrat diberikan sebesar 65% total asupan energi.
c. Lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi total
d. Protein diberikan 15% dari kebutuhan energi total
e. Serat diberikan minimal 25 gr/hari
f. Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan
g. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap hari
h. Bentuk makanan yang mudah dicerna
i. Makanan tidak merangsang
j. Porsi kecil dan diberikan sering

Preskripsi diet :

Diet : Diet DM 1500, Diet Lambung


Jenis makanan : Makanan Lunak
Cara pemberian : Oral
Frekuensi makan : 3 kali makanan pokok, 2 kali makanan selingan
Perhitungan Kebutuhan Gizi :

Menghitung Kebutuhan Pasien dengan menggunakan Konsensus DM


Kebutuhan energi
Kalori Basal (Perempuan) : BBI (kg) x 25 kkal
: 50 kg x 25 kkal
: 1250 kkal
Koreksi umur : ( >40 tahun)
: 5% x 1250 kkal
: 62.5 kkal
Faktor aktifitas : (aktifitas sedang)
: 20% x 1250 kkal
: 250 kkal

Kalori basal – koreksi umur + faktor aktifitas = 1250 kkal - 62.5 kkal + 250 kkal
= 1437.5 kkal
Kebutuhan zat gizi mikro :
Karbohidrat : 65% x 1437.5 kkal = 233.5 gr
4
Protein : 15% x 1437.5 kkal = 53.9 gr
4
Lemak : 20% x 1437.5 kkal = 31.9 gr
9
4. Rencana Monitoring Evaluasi

No Monitoring Evaluasi Waktu


1 Biokimia Penurunan kadar GDS menjadi normal Setiap hari
2 Fisik Lemas, mual, muntah berkurang Setiap hari
3 Asupan makanan Asupan makanan mencukupi kebutuhan Setiap hari
4 Perilaku Mengurangi mengkonsumsi teh manis Setiap hari

5. Rencana Konsultasi Gizi

Topik : Penatalaksanaan Diet DM dan Diet Lambung


Sasaran : Ny. M dan keluarganya
Waktu : 10.00
Tempat : Ruangan gizi
Tujuan : Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang diderita dan terapi diet yang diberikan kepada
pasien dan memberikan motivasi kepada keluarga dan pasien
untuk dapat menjalankan terapi diet yang diberikan
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Alat Peraga : Leaflet
Materi : Menjelaskan terapi diet yang harus dijalankan pasien
: Menjelaskan tujuan pemberian diet kepada pasien
: Menjelaskan prinsip dan syarat diet yang diberikan ke pasien
: Menjelaskan contoh bahan makanan yang boleh dan tidak
boleh di konsumsi oleh pasien
: Menjelaskan pola makan yang seharusnya dijalankan pasien

C. Hasil

1. Implementasi intervensi gizi

Intervensi gizi diberikan selama 3 hari berturut-turut dimulai dari


tanggal 9 september 2021 sampai 11 september 2021 diawali dengan konseling
tentang Diet DM dan Diet Lambung, pemantauan asupan makanan, pemantauan
keadaan fisik, serta pemeriksaan kadar GDS pada hari pertama sampai hari ketiga.
Pada hari terakhir diberikan jus apel hijau dan jus pepaya sebagai intervensi gizi
dengan bahan pangan fungsional.

2. Hasil monitoring evaluasi konsumsi energi dan zat gizi, fisik/klinis,


antropometri, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain

Monitoring Biokimia
Hari ke Tanggal Kadar GDS Keterangan
1 9 September 2021 267 mg/dL Tinggi
2 10 September 2021 182 mg/dL Tinggi
3 11 September 2021 230 mg/dL Tinggi

Monitoring Fisik
Hari ke Tanggal Keadaan Fisik Keterangan
1 9 September 2021 Lemas, mual, muntah Masih ada
2 10 September 2021 Lemas, mual, muntah Tidak ada
3 11 September 2021 Lemas, mual, muntah Tidak ada

Monitoring Asupan Makanan


Hari ke Tanggal Asupan Makanan % Keterangan
1 9 September 2021 1216.7 kkal 84% Baik
2 10 September 2021 1255.3 kkal 87% Baik
3 11 September 2021 1315.5 kkal 91% Baik
D. Pembahasan

1. Diskusi tentang kaitan antara diagnosis gizi dengan rencana intervensi dan
monitoring evaluasi serta hasil yang didapatkan menggunakan literatur yang
mendukung (termasuk best practice)

NI 1.4
Asupan energi yang tidak adekuat (P) berkaitan dengan hasil recall 24 jam (E)
ditandai dengan asupan energi 1119,5 kkal yang kurang dari kebutuhan (S)

NC 2.2
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan adanya penyakit
diabetes mellitus ditandai dengan nilai GDS 267 mg/Dl

NB 1.3
Tidak siap untuk diet/merubah gaya hidup (P) berkaitan dengan perilaku pola
makan (E) ditandai dengan masih sering mengkonsumsi teh manis (S)

Faktor Fisiologi :

Salah satu faktor yang berpengaruh besar pada pengosongan lambung


adalah glukosa (dari makanan dan hasil pemecahan di hati). Glukosa dapat
memperlambat atau mempercepat pengosongan lambung. Peningkatan gula
dalam darah pada penderita DM disebabkan oleh insulin yang tidak bekerja
secara optimal dan pengontrolan kadar glukosa darah yang buruk. Insulin yang
tidak bekerja secara optimal akan berdampak pada seluruh sel dalam tubuh
termasuk sel saraf dan mengakibatkan neuropati saraf otonom. Neuropati saraf
otonom dapat merusak bagian sistem saraf tak sadar yang mengendalikan detak
jantung, tekanan darah, berkeringat dan pencernaan, ketika bagian saraf
tersebut rusak oleh keadaan hiperglikemia maka organ tubuh yang dipersarafi
akan mengalami gangguan. Pada lambung dapat menyebabkan gastroparesis
yang artinya kelumpuhan lambung.kelumpuhan lambung dapat memperlambat
pengosongan lambung yang mengarah ke kondisi dispepsia dengan adanya
keluhan mual, muntah, rasa penuh setelah makan.

Pemanfaatan Bahan Pangan Fungsional sebagai Intervensi Gizi :

a. Apel Hijau

Didalam buah apel hijau terdapat flavonoid yang berperan sebagai


antihiperglikemik. Flavonoid memiliki aktifitas menurunkan kadar gula darah
dengan mampu meregenerasi sel beta pankreas dan meningkatkan sekresi
insulin, juga meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Mekanisme lain dari
flavonoid yang menunjukkan efek hipoglikemik yaitu mengurangi penyerapan
glukosa dan mengatur aktivitas ekspresi enzim yang terlihat dalam metabolisme
karbohidrat. Selain kandungan flavonoid, adapula polifenol yang membantu
flavonoid menurunkan kadar gula darah. Peran polifenol sebagai antioksidan
diduga mampu melindungi sel pankreas dari efek toksik radikal bebas yang
diproduksi dibawah kondisi hiperglikemia kronis

b. Pepaya

Didalam buah pepaya terdapat kandungan enzim papain yang mampu


mempercepat perombakan protein yang akan mempercepat regenerasi
kerusakan sel-sel lambung. Mineral basa lemah didalam buah pepaya berupa
magnesium, kalium dan kalsium mampu menetralkan asam lambung yang
meningkat. Pemberian jus ini dapat membantu mengatasi nyeri pada lambung,
mual dan muntah.

2. Saran atau rekomendasi yang mungkin dilakukan jika ada hasil intervensi yang
tidak sesuai dengan rencana intervensi,

E. Simpulan dan saran

1. Simpulan keberhasilan dari asuhan gizi yang dilakukan

 Intervensi yang diberikan meningkatkan persentase asupan energi dari


77.8% menjadi 91% dalam waktu 3 hari
 Kadar GDS selama 3 hari intervensi mengalami penurunan pada hari
kedua dan mengalami peningkatan di hari ketiga
 Kebiasaan mengkonsumsi teh manis mulai perlahan dikurangi
 Keadaan fisik tidak lagi mengalami mual, muntah, dan lemas

2. Saran untuk asuhan gizi selanjutnya

 Lakukan konseling gizi kembali dengan pasien dan keluarga pasien agar lebih
teredukasi dan termotivasi dalam menjalankan terapi diet
 Lakukan re-assesment agar membantu menurunkan kadar gula darah
 Lakukan intervensi dengan jangka waktu yang lebih panjang

F. Daftar Rujukan

1) Krishnasamy, Sathya; Abell, Thomas L. Diabetic Gastroparesis: principles And


Current Trend In Management. Diabetes Therapy, 2018, 1-42.
2) Krishnan, Babu, Et Al. Gastrointestinal Complications of Diabetes Melitus.
World Journal of Diabetes, 2013, 4.3: 51.
3) Holtmann G, Talley NJ, Liebregts T, Adam B, Parow C. A placebo controlled trial
of itopride in functional dyspepsia. N Engl J Med. 2006;254:832-40.

G. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai