Anda di halaman 1dari 8

1. a.

Pelajari dan susun materi yang akan disampaikan secara ringkas


dan tepat.buat media tambahan seperti PowerPoint atau media
bantau lainnya yang bisa membantu memperjelas materi.
Umumkan materi miniman 1 hari sebelum jadwal kelas dimulai.
siapkan juga tugas untuk mengetahui sejauh mana audiens
memahami materi, bisa untuk perorangan dan kelompok dan buat
aturan bersama yang disetujui selama dikelas. Beri tahu juga kapan
kelas selesai.
b. Adakan interaksi dengan audiens seperti mengabsensi,
berkenalan, atau memanggil nick name yang tertera. gunakan fitur
menarik pada zoom atau yang lainnya untuk meningkatkan
komunikasi sesama audiens.
c. Menyimak dengan seksama, Tidak mematikan web kamera, buat
catatan untuk yang tidak mengerti agar bisa ditanyakan,
mengangkat tangan jika ingin berbicara atau bertanya.
d. solusi yang bisa dilakukan adalah kita harus merogoh kocek
lebih dalam agar bisa mendapatkan kuota yang tak terbatas
dengan jaringan yang stabil. sebagai audiens yang kesulitan dalam
hal tersebut, langkah yang bisa dilakukan adalah meminta materi
yang sudah disampaikan untuk dikaji ulang atau meminta saran
buku dan rujukan artikel yang bisa membantu memahami maksud
materi tersebut.

2. a. Perundingan ini berakhir. Menteri ESDM Ignasius Jonan


memberikan masa perpanjangan selama tiga bulan. Divestasi
menjadi isu yang paling alot. selain itu, rencana pembelian hak
partisipasi Rio Tinto di Freeport Indonesia pun mulai mengemuka.
negosiasi ini masuk kedalam negosiator value creators proses
menguntungkan kedua belah pihak mencoba menciptakan nilai
tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
b. Dengan menyatakan ada sengketa kontrak dengan Pemerintah,
termasuk masalah kewajiban divestasi. Perundingan jangka
panjang dimulai dengan mencakup isu perpanjangan operasi,
pembangunan smelter, stabilitas investasi dan divestasi. persiapan
dimulai langkah awal negosiasi dengan suasana yang mendukung
mempersiapkan diri melihat posisi lawan komunikasi. Dengan
mengatur strategi yang tepat.
Dengan adanya ungkapan dari Presiden Joko Widodo
menginginkan negosiasi antara pemerintah dengan Freeport
Indonesia selesai April 2018. Menanggapi siasat lawan dam
menentukan posisi kita dengan menutup yang berkesan dan
mendapatkan hasil yang kita inginkan dan melaksanakan
keputusan yang dibuat. menandatangani nilai divestasi 51% oleh
PT Inalum, RioTirto, dan Freeport.
c. negosiasi win lose yaitu negosiator mendapatkan keuntungan
yang besar dari kesepakatan yang dicapai sementara itu pihak
lawan mendapatkan keuntungan yang kecil. yaitu sebagai
perusahaan keempat dalam beleid tersebut hanya memegang
IUP/IUPK yang sudah atau yang sudah membangun smelter boleh
mengeksport kosentrat. Beleid tersebut merevisi kewajiban
divestasi Freeport Indonesia yang sebelumnya hanya 30%
menjadi 51% sehingga kewajiban divestasi Freeport Indonesia
tersisa 41,64%saham. Dan Freeport Indonesia mengajukan
permohonaan perpanjangan IUPK mengambil antisipasi apabila
belum tercapai kesepakatan hingga izin habis dan akan
diumumkan kesepakatan terkait perundingan antara pemerintah
dengan Freeport Indonesia kemungkinan diumumkan satu pekan,
dan sudah ada penandatangnan PT Inalum, Rio Tinti dan Freeport
McMoRan nilai 51% saham Freeport.
d. dengan kuadran menang kalah Kuadran kedua ini memastikan
bahwa kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya
kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita untuk
memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar sebagai
pemenangnya. dengan Inalum menyatakan telah mengantongi
komitmen pembiayaan dari beberapa bank untuk proses divestasi
saham untuk Freeport Indonesia.
Jurnal 1
Jurnal Penyuluhan Perikanan :
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan profil
pembudidaya ikan, 2) menganalisis persepsi pembudidaya ikan
terhadap kompetensi penyuluh perikanan, dan 3) menganalisis
hubungan antara profil pembudidaya ikan dengan persepsi
pembudidaya ikan terhadap kompetensi penyuluh perikanan.
Lokasi penelitian di Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat.
Sampel penelitian adalah 100 responden pembudidaya ikan
ditentukan dengan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan
profil pembudidaya ikan sebagian besar kategori usia dewasa (39-
57 tahun). Tingkat pendidikan mayoritas rendah atau tidak tamat
SD atau tamat SD. Keikutsertaan dalam pelatihan dan pengalaman
usaha termasuk kategori rendah. Persepsi pembudidaya ikan
terhadap kompetensi penyuluh perikanan di kawasan minapolitan
Kabupaten Cirebon termasuk dalam kategori sedang, kecuali
terhadap kompetensi kepribadian termasuk kategori tinggi dengan
rincian terhadap kompetensi kepribadian sebesar 64%, kompetensi
andragogik sebesar 61%, kompetensi profesional sebesar 59% dan
kompetensi sosial 60%. Semakin sering intensitas penyuluhan
maka semakin baik persepsinya terhadap kompetensi andragogik
penyuluh perikanan.
Semakin baik materi penyuluhan yangdiberikan penyuluh
perikanan maka semakin baik persepsi pembudidaya ikan terhadap
kompetensi profesional dan sosial penyuluh perikanan. Semakin
baik metode dan teknik penyuluhan maka semakin baik persepsi
pembudidaya ikan terhadap kompetensi kepribadian, profesional
dan sosial penyuluh perikanan(Haryadi, Amanah and Suriatna,
2015)
Jurnal 2
Penyuluhan perikanan dalam mengantisipasi perubahan harus
memiliki sumber daya manusia penyuluh perikanan yang
profesional. Profesionalitas itu dapat dimanifestasikan dalam
bentuk kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pelaku
utama dan pelaku usaha, dan tuntutan perubahan kondisi sumber
daya alam dan lingkungan yang kompleks. Tantangan penyuluhan
perikanan ke depan tak hanya berkisar pada masalah kapasitasi
pelaku utama dan usaha, namun perlu pula dikembangkan strategi
pengembangan SDM penyuluh perikanan yang dibangun secara
sistemik oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dengan bekerja
sama dengan multi pihak, baik pemerintah, swasta, dan
representasi masyarakat terkait(Amanah, 2003)

Jurnal 3
1. Pelaksanaan penyuluhan perikanan yang dilaksanakan oleh
penyuluh perikanan PNS menggunakan sistem LAKU, metode
yang digunakan yaitu kontak tani dan menggunakan metode
pertemuan. Materi yang digunakan oleh penyuluh perikanan PNS
didapat dari internet. Perlengkapan penyuluhan menggunakan
laptop, HP, proyektor dan microphone.Rencana penyuluhan
perikanan yaitu Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) didapat
dari Badan Koordinasi Penyuluhan (BAKORLUH). Evaluasi yang
dilakukan yaitu evaluasi sumatif. Pelaksanaan penyuluhan
perikanan yang dilaksanakan oleh penyuluh perikanan swadaya
menggunakan metode person to person dan dengan metode
pertemuan umum. Materi yang digunakan oleh penyuluh perikanan
swadaya didapat dari pengalaman berbudidaya dan dari pihak
swasta. Perlengkapan penyuluhan yang digunakan oleh penyuluh
perikanan swadaya menggunakan laptop. Rencana kerja
penyuluhan dilakukan secara spontan. Evaluasi yang dilakukan
yaitu evaluasi sumatif.
2. Secara umum, penyuluh swadaya lebih berperan dibandingkan
dengan penyuluh PNS. Hal itu terjadi karena penyuluh swadaya
lebih mendasarkan materi penyuluhan pada hasil trial and error
pada usaha perikanan. Peran penyuluh perikanan PNS dalam
agribisnis perikanan rumah tangga vaname (RtVe) yaitu
penyampaian informasi, jembatan penghubung, pembimbing dan
penganalisa. Peran penyuluh yang sudah optimal yaitu sebagai
pembimbing dan penganalisa, sedangkan yang kurang optimal
yaitu penyampaian informasi dan menghubungkan dengan
tengkulak. Peran penyuluh perikanan swadaya sudah optimal yaitu
peran sebagai pendidik, peran sebagai fasilitator, peran sebagai
motivator, peran sebagai teknisi, peran sebagai penasihat, peran
sebagai pemantau dan peran sebagai organisator.
3. Kendala penyuluhan perikanan oleh penyuluh perikanan PNS yaitu
kendala jarak tempuh, kendala waktu, kendala fasilitas, kendala
jumlah penyuluh dan kendala keilmuan. Kendala penyuluhan
perikananan(Fikri, Subekti and Sofia, 2017)

Jurnal 4
Penyuluh perikanan dalam pengembangan sektor perikanan di
Kabupaten Aceh Utara, memiliki peran yang sangat besar dimulai
dari penyampaian informasi perikanan, penyaluran sarana produksi
perikanan serta peran penyuluh perikanan dalam proses
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Aceh
Utara. Kegiatan penyuluhan perikanan ini tidak hanya bergantung
pada kemampuan penyuluh dalammenyampaikan informasi dan
inovasi yang dibawa oleh penyuluh tersebut, tetapi minat yang
tinggi dari masyarakat dalam mengikuti dan mencoba menerapkan
inovasi yang diberikan penyuluh akan mempengaruhi keberhasilan
Kegiatan penyuluhan yang diikuti, minat besar dari nelayan dan
petani tambak sangat efektif dalam pegembangan sektor perikanan
di Kabupaten Aceh Utara. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya
kemampuan nelayan dan petani tambak yang mengikuti dan
mampu menerapkan inovasi yang diperoleh dari kegiatan
penyuluhan dalam melaksanakan kegiatan perikanan
mereka(‘Peran Penyuluh Perikanan Dalam Pengembangan Sektor
Perikanan Di Kabupaten Aceh Utara’, 2015)

Jurnal 5
Aquaculture plays an important role in the world and in Brazil.
Artificial construction of water bodies, such as ponds and
reservoirs, has allowed for fish culture in cages in those
environments, generating conflicts over the use of these public
waters. The producers are seeking to increase production, and the
ecosystem is susceptible to the impacts caused by production
activity. The aim of this review was to identify questions about these
conflicts (productivity × environment) and to indicate possible
solutions to the main problems related to fish farming in reservoirs.
Methods: A bibliographical survey was carried out on the main
aspects of cage fish farming in Brazilian reservoirs. Studies from
1977 to 2018 (scientific journals, books, and thesis) were revised
using seven databases, the CAPES periodicals portal and Google
Scholar websites. The main keywords used were “aquaculture”,
“reservoir”, “cage”, “eutrophication”, “carrying capacity”, “impacts”,
“oligotrophic”, “escapes”, “hybrids”, and “pollution”. Results: We
accessed approximately 330 and cited 151 documents.
Conclusions: The negative aspects associated with cage fish
farming, as escapes of cultivated fish, and the possible solutions of
this and others negative impacts were addressed, identifying
mechanisms for reducing conflicts between environmental impacts
and aquaculture production. Potential solutions include the use of
native fish species or sterile species, implementation of monitoring
systems of the surrounding area, adoption of measures to reduce
the accidental escape of fish, use of multitrophic culture systems,
use of highly digestible diets with appropriate food management,
and use of computer programs that incorporate current and
historical environmental data to calculate carrying capacity and
choose the most appropriate location for production(Brasiliensia,
2018)

DAFTAR PUSTAKA
Amanah, S. (2003) ‘PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERI KANAN Dr DESA ANTURAN, BULELENG, BALI’, Buletin
Ekonomi Perikanan, V(1), pp. 1–20.
Brasiliensia, A. L. (2018) ‘Thematic Section : Reservoirs Ecology
Opportunities and challenges for fish culture in Brazilian reservoirs :
a review Oportunidades e desafios para a aquicultura em
reservatórios brasileiros : uma revisão’, 30.
Fikri, H., Subekti, S. and Sofia, S. (2017) ‘Peran Penyuluh Dalam
Agribisnis Perikanan Air Payau Di Kabupaten Bangkalan Madura’,
JSEP (Journal of Social and Agricultural Economics), 10(1), p. 31.
doi: 10.19184/jsep.v10i1.5214.
Haryadi, I., Amanah, S. and Suriatna, S. (2015) ‘Persepsi
Pembudidaya Ikan Terhadap Kompetensi Penyuluh Perikanan di
Kawasan Minapolitan (Kasus di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat)’, Jurnal Penyuluhan, 10(2), pp. 123–130. doi:
10.25015/penyuluhan.v10i2.9920.
‘Peran Penyuluh Perikanan Dalam Pengembangan Sektor
Perikanan Di Kabupaten Aceh Utara’ (2015) Jurnal Agrisep
Unsyiah, 16(2), pp. 17–27. doi: 10.24815/agrisep.v16i2.3042.

Anda mungkin juga menyukai