Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN


LINGKUNGAN HIDUP

BAB I
1.1 LATAR BELAKANG

Alam lingkungan manusia terdiri dari komponen - komponen makhluk hidup dantak hidup
(benda - benda mati). Kehidupan makhluk hidup tidak terlepas dari peranan alam atau
lingkungan, sebagai contoh manusia dan hewan membutuhkan oksigen untuk bernafas,
sedangkan oksigen dihasilkan oleh tumbuhan, manusia membutuhkan makanan yang berasal
dari tumbuhan atau hewan ternak, sedangkan tumbuhan membutuhkan bantuan manusia dan
kondisi lingkungan yang baik, untuk dapat tumbuh dan subur. Hal tersebut menggambarkan
bahwa terdapat hubungan (interaksi) antar makhluk hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan merupakan suatu faktor yang senantiasa berinteraksi dengan makhluk hidup
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,termasuk
manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia
berasal dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan memperoleh makanan dari hasil fotosintesis
yang membutuhkan matahari. Sementara itu, hewan piaraan dan tumbuhan tidak dapat hidup
dengan baik tanpa bantuan manusia
Hubungan saling ketergantungan tersebut jika tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sebagai contoh jika tanaman tidak dirawat dengan
baik, maka akan mati dan akhirnya menjadi sampah. Jika volume sampah maupun kotoran
hewan berlebih (banyak sekali), maka dapat mencemari lingkungan. Sampah maupun kotoran
yang mencemari lingkungan dapat mengakibatkan pencemaran udara dan akhirnya akan
mengganggu pernapasan manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

I. Bagaimanakah upaya pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia?


II. Bagaimanakah kebijakan-kebijakan lingkungan yang ada di Indonesia dalam
kaitannya dengan kegiatan pembangunan?
III. Bagaimanakah manfaat dari pengelolaan dan kebijakan lingkungan di Indonesia?

1.3 TUJUAN
1. Pemahaman maksud dari Kebijakan Lingkungan Makluk Hidup
2. Penanganan Untuk mengetahui upaya pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.
3. Mengetahui Kebijakan Lingkungan yang ada di Indonesia
BAB II ISI

2.1 Kebijakan Lingkungan Makluk Hidup

Kehidupan makhluk hidup tidak terlepas dari peranan alam atau lingkungan, sebagai contoh
manusia dan hewan membutuhkan oksigen untuk bernafas, sedangkan oksigen dihasilkan
oleh tumbuhan, manusia membutuhkan makanan yang berasal dari tumbuhan atau hewan
ternak, sedangkan tumbuhan membutuhkan bantuan manusia dan kondisi lingkungan yang
baik, untuk dapat tumbuh dan subur. Hal tersebut menggambarkan bahwa terdapat hubungan
(interaksi) antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan merupakan suatu faktor
yang senantiasa berinteraksi dengan makhluk hidup[1]

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,


yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya,keadaan, dan makhluk hidup, termasuk perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dari definisi tersebut,
secara garis besar terdapat tiga komponen penting, yaitu komponen fisik (abiotik), komponen
hayati (biotik), dan komponen budaya[1]

Gambar 1 Komponen-komponen Lingkungan Hidup

Oleh karena itu kebijakan lingkungan yang berupa peraturan dalam implementasinya
mewujudkan good governance (pemerintahan yang bagus).Harus diusahakan agar tidak
merusak tata lingkungan hidup manusia. Dan kebijakan lingkungan hidup harus pula
mempertimbangkan kebutuhan generasi yang akan datang dengan tidak memberikan toleransi
yang diberikan kepada pelaku yang menjadi alasan untuk tidak mematuhi kebijakan.[2]

Untuk meningkatkan kemakmuran rakyat perlu dilaksanakan pembangunan secara


berencana karena kegiatan-kegiatan pembangunan merupakan aktivitas yang merubah
lingkungan yaitu dapat mempengaruhi struktur dasar ekosistem yang berupa terganggunya
keseimbangan antara komponen-komponen ekosistem dan berupa pencemaran yang
menimbulkan kerusakan bagi berfungsinya proses-proses alam dalam ekosistem. Kerusakan
tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kelangsungan hidup manusia[2]

Resiko yang ditimbulkan oleh pembangunan dapat berupa :


1. Rusaknya berbagai sistem pendukung perikehidupan yang vital bagi manusia,baik
sistem biofisik maupun sosial
2. Munculnya bahaya-bahaya baru akibat ciptaan manusia, seperti bahan berbahaya dan
beracun dan hasil-hasil bioteknologi;
3. Pengalihan beban resiko kepada generasi berikutnya atau kepada daerah lain, dan;
4. Kurang berfungsinya sistem organisasi sosial dalam masyarakat.[2]

Menurut L.L. Bernard dalam N.H.T. Siahaan, mengatakan bahwa lingkungan dapat terbagi
ke dalam 4 (empat) bagian besar, yaitu:
1. Lingkungan fisik atau anorganik, yakni lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan
fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak dan lain
sebagainya;
2. Lingkungan biologi atau organik, yakni segala sesuatu yang bersifat biotis yang
berupa mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuh-tumbuhan, termasuk juga disini
lingkungan prenatal dari proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan dan
lain sebagainya;
3. Lingkungan sosial, yang dalam hal ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu
a) Lingkungan fisiososial, merupakan lingkungan yang meliputi kebudayaan
materiil: peralatan, mesin, senjata, gedung-gedung, dan lain-lain;
b) Lingkungan biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan
interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestik dan
semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik;
c) Lingkungan psikososial, adalah merupakan lingkungan yang berhubungan dengan
tabiat bathin manusia seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini
terlihat melalui adanya kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan lain-lain.
4. Lingkungan komposit,yaitu lingkungan yang diatur secara institusional berupa
lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah, kota maupun di desa.[3]

2.2 Pendidikan dan PKLH

Pendidikan dan PKLH, Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)


merupakan suatu aspek dari pada proses pendidikan. Agar konsep PKLH dapat
dipahami,maka konsep tersebut harus dipadang dalam rangka definisi pendidikan dalam arti
yang luas, yaitu pendidikan seumur hidup.[4] Unsur-unsur penting dalam pengertian
pendidikan yaitu :
1. Pendidikan adalah proses pengembangan kemampuan,pengetahuan,sikap,tingkah
laku,kompetisi sosial,pribadi anak didik secara optimal.
2. Pendidikan selalu mengandung nilai positif bagi masyarakat pendidikan bertujuan
mempengaruhi kehidupan anak didik ke arah kebaikan.
3. Proses pendidikan adalah menciptakan lingkungan yang terseleksi bagi anak didik
4. Dalam proses pendidikan,anak didik dipadang sebagai pribadi,anggota keluarga,
warga negara,maupun warga masyarakat dunia.
5. Proses pendidikan adalah proses pembudayaan ,baik dalam arti reseptif maupun
kreatif. Mendidik berarti membudayakan anak didik terhadap objek sikap tertentu.
[4]

Dan dengan adanya pengelolaan  lingkungan secara benar dan dikeluarkannya kebijakan
lingkungan telah memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan indonesia walaupun
hasilnya belum maksimal dirasakan. Sedikit-demi sedikit kerusakan lingkungan dapat diatasi
sehingga upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan bagi masyarakat dapat
terselenggara dengan baik.

Secara umum manfaat dari adaanya pengelolaan lingkungan yang benar dan kebijakan
lingkungan di indonesia, antara lain:

1. Memberikan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan sehingga tidak mengakibatkan


terjadinya kerusakan lingkungan.
2. Menjadi dasar bagi pembangunan di indonesia.
3. Mengurangi bahkan meniadakan pencemaran lingkungan.
4. Menjadikan lingkungan sebagai tempat menempuh kehidupan yang tentram dan
sejahtera.
5. Menyadarkan makhluk utamanya manusia untuk senantiasa menjaga kelestarian
lingkungan agar tercipta hubungan yang harmonis diantara keduanya.[5]

Selain itu pada pasal 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup merupakan keseluruhan proses yang meliputi
penyusunan berturut-turut:

a) Penyajian acuan bagi penyusunan analisis dampak lingkungan.


b) Kerangka acuan bagi penyusunan analisis dampak lingkungan.
c) Analisa dampak lingkungan.
d) Rencana pengelolaan lingkungan.
e) Rencana pemantauan lingkungan [5]
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Jadi Kebijakan-Kebijakan Dengan Lingkungan Hidup ialah yang bertujuan untuk
memberikan petunjuk bagi penyelenggaraan pengelolaan lingkungan sehingga dalam
pelaksanaannya diharapkan tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan masyarakat Dengan
dilakukannya pengelolaan  lingkungan secara benar dan dikeluarkannya kebijakan
lingkungan telah memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan indonesia walaupun
hasilnya belum maksimal dirasakan. Sedikit-demi sedikit kerusakan lingkungan dapat diatasi
sehingga upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan bagi masyarakat dapat
terselenggara dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

[1] D. Mahfud and P. Hasan, “Modul 9 - Makhluk Hidup dan Lingkungan.”


[2] Y. Yasminingrum, “Kebijakan Lingkungan Hidup Dalam Konteks Good Governance,”
J. Ilm. Dunia Huk., vol. 1, no. 1, p. 105, 2016, doi: 10.35973/jidh.v1i1.610.
[3] M. Fadli, Mukhlish, and M. Lutfi, Hukum Dan Kebijakan Lingkungan. 2016.
[4] M. Widyastuti, “Pendidikan dan lingkungan hidup,” p. 162, 2002.
[5] Ulfiah, Siti. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta; Citra Pustaka Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai