Anda di halaman 1dari 13

Nama : Dimas Arya Putra

NIM : F0120051
Kelas : A

UAS MONETER
1. Teori Kuantitas Uang (TKU) merupakan fondasi kebijakan moneter dari paham ekonomi
klasik, terkait dengan itu jawablah pertanyaan di dibawah ini:
a. Uraikan teori kuantitas uang dan hubungkan dengan fenomena classical
dichotomy? Kaitkan TKU dengan penyusunan teori demand for money oleh
Milton Friedman?
o Teori kuantitas uang
Teori ini menyatakan bahwa tingkat harga umum barang dan jasa bergantung
langsung pada jumlah uang yang beredar atau persediaan uang. Dalam arti
lain, teori ini menjelaskan begitu pentingnya uang dalam seluruh kegiatan
yang menyangkut ekonomi, dimana jumlah ketersediannya dapat
mempengaruhi tingkat harga umum dan mempengaruhi inflasi. Terdapat suatu
fenomena yang menjelaskan pernyataan tersebut bahwa uang hanya dapat
mempengaruhi harga atau inflasi tetapi tidak dapat mempengaruhi tingkat
output. fenomena ini disebut sebagai fenomena classical dichotomy.

o Hubungan antara teori kuantitas uang dengan fenomena classical


dichotomy
Classical dichotomy merupakan turunan dari teori kuantitas keuangan yang
bisa kita buktikan dengan
MV = PY
M adalah uang
V ada perputaran uang
P adalah Harga
Y adalah transaksi atau pendapatan.
Sedangkan teori kuantitas uang dalam penyusunan teori permintaan uang
merupakan pembahasan tentang permintaan dan penawaran uang. Namun,
pada teori kuantitas uang berfokus pada hubungan antara jumlah uang beredar
dan tingkat harga.

o TKU dengan penyusunan teori demand for money oleh Milton


Friedman Terdapat beberapa perubahan pendekatan moneter dalam
kebijakan ekonomi, yaitu dalam kaitannya dengan kontrol terhadap jumlah
uang yang beredar. Menurut Milton Friedman, teori kuantitas yang sekarang
bukanlah teori harga atau teori output, melainkan teori tentang permintaan
akan uang (velocity). Fungsi Md adalah sesuatu yang stabil, yang
menghubungkan antara jumlah uang riil (real balance) yang diminta dengan
variabel independent yang terbatas, suatu hubungan yang di deduksi dari
teori kapital. Friedman menitikberatkan pada hasil empiris dengan model
yang dapat diuji dan lebih mementingkan interpretasinya secara statistik.

b. Bandingkan paham moneter klasik ini dengan paham Keynesian tentang uang dan
moneter!
o Paham moneter klasik
Menganggap nilai uang stabil dan menolak anggapan bahwa fenomena
moneter adalah salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi secara agregat. Tambahan jumlah uang yang beredar tidak
mempengaruhi sektor riil, permintaan dan penawaran uang menentukan
tingkat harga umum, V dan T dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh
faktor – faktor nonmoneter. Namun hal ini belum memasukan motif spekulasi
untuk permintaan uang, melainkan hanyalah memasukkan unsur uang untuk
transaksi dan berjaga-jaga, serta lebih menekankan fungsi uang sebagai
medium of exchange,
o Paham Keynesian
Berbeda dengan paham moneter klasik, Paham keynesian menganggap bahwa
nilai uang tidak stabil dan berbagai macam fenomena moneter adalah variabel
yang dapat mempengaruhi perekonomian secara agregat, tambahan jumlah
uang yang beredar akan mempengaruhi sektor riil, permintaan dan penawaran
uang akan menentukan tingkat bunga, V dan T dapat berubah-ubah sesuai
dengan keadaan perekonomian yang terjadi, telah memasukkan unsur
spekulasi disamping unsur transaksi dan berjaga-jaga, serta fungsi uang selain
sebagai medium of exchange juga sebagai store of value. Paham ini jelas
sangat bertolak belakang dengan paham moneter klasik.

o Teori kuantitas uang atau Teori Klasik

Klasik keynesian
penawaran akan menciptakan permintaan biasanya lebih kecil dari
permintaanya sendiri penawaran
jumlah tabungan akan selalu sama motif menabung tidak sama dengan
seperti jumlah investasi motif pengusaha untuk
menginvestasi.
penambahan uang beredar tidak penambahan uang beredar akan
mempengaruh sektor riil mempengaruhi sektor riil
2. Ada beberapa kebijakan moneter utama yang dilakukan melalui bank sentral, berkaitan
dengan itu jawablah pertanyaan di bawah ini:
a. Bandingkan mekanisme yang disebut dengan open market operation, reserves
requirement, rediscount policy dan lender of the last resort?
o Open market operation
instrumen kebijakan ini dilakukan oleh bank sentral dalam menjalankan
kontrol atas moneter melalui pembelian atau penjualan surat berharga
pemerintah di pasar terbuka. Surat berharga terdiri dari Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Berharga Negara
(SBN). Ketika pemerintah ingin mengurang jumlah uang yang beredar maka
pemerintah akan menjual surat berharga ke masyarakat

o Reserves requirement
Cadangan minimum yang harus dimiliki oleh bank. Ketika pemerintah ingin
menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan mengurangi
cadangan wajib bank, dengan kebijakan ini bank akan memiliki lebih banyak
uang yang diedarkan ke masyarakat .

o Rediscount Policy
kebijakan bank sentral menentukan tingkat diskonto, bank sentral merubah
tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank umum atas pinjamannya terhadap
bak sentral. Tinggi rendahnya tingkat diskonto akan berpengaruh kepada
nasabah bank. Tinggi rendahnya tingkat bunga pada bank umum
mempengaruhi jumlah kredit yang akan diminta masyarakat Jika pemerintah
mengharapkan penurunan jumlah uang yang beredar di masyarakat maka
tingkat suku bunga dinaikkan sedangkan, jika pemerintah mengharapkan
kenaikan jumlah uang yang beredar di masyarakat maka tingkat suku bunga
diturunkan.

o Lender of the last resort


fungsi khas dari sebuah bank sentral dalam memberikan fasilitas pendanaan
kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Fungsi Bank Indonesia di
dalam UU Bank Indonesia meliputi bantuan pendanaan dalam jangka pendek
menjadi beban pemerintah. Bank yang menerima bantuan ini harus
menyediakan aset berkualitas tinggi sebagai jaminan.
b. Uraikan juga apa yang dimaksud dengan agent of development, central bank
independence dan macroprudential ? Bagaimana penerapan dari konsep-konsep
ini di Indonesia?

o Bank sebagai agent of development adalah kemampuan bank untuk


mengajak masyarakat melakukan investasi, konsumsi, distribusi, dan jasa
dengan menggunakan media uang. Development yang dimaksud dalam agent
of development adalah perkembangan perekonomian masyarakat. Bank harus
bisa berkontribusi dalam sektor moneter yang juga memengaruhi sektor riil
untuk perkembangan ekonomi masyarakat. Bank sebagai agent of
development adalah kemampuan bank untuk mengajak masyarakat melakukan
investasi, konsumsi, distribusi, dan jasa dengan menggunakan media uang.
Development yang dimaksud dalam agent of development adalah
perkembangan perekonomian masyarakat. Bank harus bisa berkontribusi
dalam sektor moneter yang juga memengaruhi sektor riil untuk perkembangan
ekonomi masyarakat.
o Central bank independence
Independensi bank sentral adalah kebebasan bank sentral dari campur tangan
pemerintah untuk dapat melaksanakan kebijakan moneternya yang bebas dari
pertimbangan politik. Bank sentral sebagai tinjauan kelembagaan, kebijakan,
dan organisasi yang mencangkup bahwa bank sentral bebas dari pengaruh,
instruksi, control baik dari badan eksekutif maupun legislatif. Alasan yang
sering digunakan untuk mendukung perlunya bank sentral independen adalah
kepentingan kesinambungan program ekonomi untuk menghindarkan dari
campur tangan politik. Independensi dari segi ekonomi, yaitu bank sentral
dapat menggunakan seluruh instrumen keuangan dan tidak dibatasi oleh
pemerintah dalam menentukan kebijakan moneter.
o Makroprudensial
Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk menjaga
ketahanan sektor keuangan secara keseluruhan agar mampu untuk mengatasi
risiko sistemik akibat gagalnya lembaga atau pasar keuangan yang
berdampak menimbulkan krisis yang merugikan perekonomian (Bank
Indonesia, 2012). kebijakan makroprudensial memiliki tujuan antara dan
tujuan akhir. Tujuan antara kebijakan makroprudensial adalah pemantauan
dan penilaian terhadap sistem keuangan secara keseluruhan dan tujuan akhir
kebijakan makroprudensial adalah menekan biaya krisis. Pelaksanaannya di
Indonesia yaitu termasuk dalam salah satu tugas utama Bank Indonesia untuk
menjaga stabilitas makroprudensial. Bank Indonesia melakukan kebijakan
makroprudensial dimulai dengan pemetaan dan pemantauan risiko, yang
berlanjut ke tahap pemilihan instrumen kebijakan yang diperlukan berikut
implementasinya. Tahap terakhir yang dilakukan Bank Indonesia adalah
evaluasi untuk mengetahui efektivitas tindakan yang diambil.

3. Dalam sistem nilai tukar terdapat evolusi dari sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate),
sistem nilai tukar bebas terkendali (managed floating exchange rate) dan sistem nilai tukar
bebas (floating exchange rate), berdasarkan hal itu jawablan pertanyaan di bawah ini:

a. Apakah perbedaan dari tiga sistem nilai tukar itu! Kaitkan dengan sejarah sistem yang
dibangun dalam pertemuan di Bretton Woods, New Jersey (1944)!

Konferensi Bretton Woods yang diadakan di Bretton Woods, New Jersey pada tahun
1944 mempunyai tujuan Melahirkan atau menciptakan secara efisien sistem tukar
valuta asing, Mencegah competitive devaluation dari kurensi, dan Memperkenalkan /
mempromosikan pertumbuhan ekonomi internasional. Salah satu kebijakan yang
diperkenalkan adalah emas menjadi dasar dolar AS, dan nilai tukar mata uang negara
lain ditentukan berdasarkan standar ini. Anda hanya dapat mentransfer hingga 1%.
Inilah yang disebut nilai tukar tetap. Sistem nilai tukar tetap adalah suatu kondisi
dimana nilai tukar mata uang nasional ditentukan oleh pemerintah. Oleh karena itu,
pemerintah telah mengambil berbagai langkah dan kebijakan untuk menyesuaikan
nilai mata uang pada harga tertentu. Semua fluktuasi perubahan harga dapat ditekan
oleh pemerintah atau diintervensi dengan kata lain. Sistem ini juga berarti bahwa nilai
tukar mata uang asing ditetapkan oleh bank sentral yang berpartisipasi aktif dalam
setiap transaksi. Namun, bank sendiri tidak dapat mengubah nilai tukar karena
memiliki hubungan dengan pemerintah. Jika bank menyimpang dan tidak memenuhi
standar, maka akan diberikan sanksi. Dan pada tahun 1971 , cadangan emas di
Amerika tidak bisa lagi meniru atau meng-cover dolar yang sedang beredar di
masyarakat, sehingga apada waktu itu presiden Amerika bernama M. Nixon
mengeluarkan kebijakan devaluasi US dolar terhadap emas. Dan masyarakat
sementara waktu tersebut, tidak bisa menukarkan uang terhadap emas. Pada tahun
1973, kebijakan dolar menjadi emas sudah tidak berlaku lagi, sehingga seluruh negara
dapat bebas menentukan sistem tukar yang akan digunakan, bisa berupa
o Fixed Exchange Rate atau kurs tetap
merupakan sistem nilai tukar dimana Central Bank sebagai pemegang otoritas
moneter tertinggi suatu negara menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap negara
lain. Nilai tukar tersebut ditetapkan pada tingkat tertentu dengan tidak melihat
aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang. Jika dalam penetapan kurs pajak
terjadi masalah, seperti terjadinya fluktuasi penawaran atau permintaan yang cukup
tinggi, maka pemerintah dapat mengendalikannya dengan membeli atau menjual kurs
mata uang dalam devisa negara. Hal ini untuk menjaga agar nilai tukar tetap stabil
dan kembali pada kurs tetap. Dalam kurs tetap, Central Bank melakukan intervensi
aktif pada pasar valas dalam penetapan nilai tukar.

o Managed Floating exchange rate


Dalam penetapan kurs mengambang terkendali tidak seutuhnya terjadi dari aktivitas
pasar valuta. Pada pasar tersebut masih terdapat campur tangan pemerintah melalui
alat ekonomi moneter dan fiskal. Jadi dalam pasar valuta tersebut tidak murni berasal
dari penawaran dan permintaan uang

o Free Floating Rate


Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan bagi suatu
negara dengan sistem perekonomian yang sudah mapan. Sistem nilai tukar yang
dimaksud tersebut akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai
kondisi equilibrium yang sesuai dengan keadaan internal dan eksternal. Sehingga
dapat dikatakan dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan
pemerintah. Sementara untuk kurs yang sering ditemui masyarakat pada umumnya
baik di bank maupun di tempat penukaran uang asing (money changer) adalah
sebagai berikut:

 Kurs beli, merupakan kurs yang digunakan jika bank atau money


changer membeli valuta asing atau jika Anda akan menukarkan valuta asing yang
dimiliki dengan rupiah.

 Kurs jual, merupakan kurs yang digunakan jika bank atau money


changer menjual valuta asing atau jika Anda akan menukarkan Rupiah dengan
valuta asing yang Anda butuhkan.

 Kurs tengah, merupakan kurs antara kurs jual dan kurs beli, yaitu penjumlahan
kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua.

b. Pada pertemuan itu melahirkan tiga lembaga (IMF, World Bank, GATT) untuk
mengatur sector ekonomi dunia, jelaskan! Perubahan apa yang terjadi ketika lembaga
yang dibangun dengan semangat Keynesian itu, berubah pada akhir 1970an menjadi
agen neo liberal?

o Pengertian
o IMF
IMF adalah suatu organisasi internasional yang bergerak dalam masalah
keuangan dan juga pemberian pinjaman pada setiap negara anggotanya.
Tujuan IMF adalah meningkatkan perkembangan ekonomi secara global
dan juga menjaga stabilitas keuangan, meningkatkan perdagangan
internasional, dan juga mengurangi tingkat kemiskinan. IMF dibentuk pada
tahun 1944 di dalam Konferensi Bretton Woods. Selanjutnya, IMF mulai
resmi beroperasi pada tahun 1945 dengan jumlah anggota sebanyak 29
negara. Sejak awal mula didirikan, IMF memiliki tujuan dalam menata
ulang kembali sistem pembayaran secara global. Setiap negara yang sudah
terdaftar diwajibkan untuk menyumbangkan sejumlah dana cadangan
dengan menggunakan sistem kuota tertentu.

o World bank
Bank Dunia atau World Bank adalah suatu organisasi internasional yang di
dalamnya memberikan dukungan dana, penasihat, dan juga penelitian untuk
negara berkembang agar bisa memajukan perekonomiannya. Organisasi
World Bank dibuat dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan pada
berbagai negara dengan pendapatan yang rendah dan menengah. Di tahun
2018 lalu, negara yang menerima dana pinjaman paling banyak dari Bank
Dunia adalah India dan juga  China. Bank Dunia mampu menyediakan
dukungan finansial yang secara teknis pada berbagai negara berkembang di
seluruh dunia. World Bank akan memposisikan dirinya sebagai sahabat dari
negara miskin dan berkembang agar bisa meningkatkan perekonomian
negara tersebut.
o GATT
GATT adalah perjanjian yang dibuat setelah berakhirnya Perang Dunia II.
GATT atau General Agreement on Tariffs and Trade (Persetujuan Umum
tentang Tarif dan Perdagangan) diimplementasikan untuk lebih jauh
mengatur perdagangan dunia sebagai sarana percepatan pemulihan ekonomi
setelah perang. Tujuan utama GATT adalah mengurangi hambatan
perdagangan internasional melalui pengurangan tarif, kuota dan subsidi.
Dibentuk pada tahun 1947 dan ditandatangani menjadi undang-undang
internasional pada tanggal 1 Januari 1948, GATT tetap menjadi salah satu
perjanjian perdagangan internasional penting sampai digantikan oleh WTO
atau World Trade Organization (Organisasi Perdagangan Dunia) pada
tanggal 1 Januari 1995. Pondasi untuk GATT diletakkan oleh usulan dari
ITO atau International Trade Organization (Organisasi Perdagangan
Internasional) pada tahun 1945, meskipun ITO sendiri tidak pernah
terwujud. GATT menyelenggarakan delapan round secara keseluruhan
mulai bulan April 1947 sampai September 1986, masing-masing dengan
hasil yang signifikan.

o Perubahan
Pada di akhir 1970-an terjadi krisis kapitalisme, teori keynesian dianggap menjadi
penyebabnya. Kaum kapitalisme menanggap bahwa pasar bebas mampu
memajukan ekonomi dibandingkan negara dan usaha negara dalam mengatasi
kegagalan ekonomi yang lebih mendatangkan kerugian daripada keuntungan.
Krisis tersebut menyebabkan semakin berkurangnya tingkat keuntungan kaum
kapitalis yang berakibat pada jatuhnya akumulasi kapital mereka sehingga
meneguhkan mereka untuk kembali pada sistem liberalisme. Mereka ingin negara
kembali pada fungsi dasarnya dengan cara melakukan deregulasi, 8 privatisasi atau
mengkontrakkan sejumlah fungsi negara kepada swasta. Modifikasi baru ataupun
perkembangan dari sistem ekonomi liberalisme dan kapitalisme inilah yang
memunculkan Neoliberal. Paham liberalisme lama itu kini dihidupkan kembali
secara global, yang dikembangkan melalui sebuah “konsensus” yaitu Konsensus
1980-an yang dikenal dengan The Washington Consensus. Konsensus yang datang
dari para pembela ekonomi pasar bebas yang berasal dari wakil perusahaan-
perusahaan besar Transnasional Corporations (TNC’s) atau Multi Nasional
Corporations (MNC’s), Bank Dunia, IMF serta wakil negaranegara kaya. Isi dari
The Washington Consensus adalah sebagai berikut Disiplin fiskal, sistem budget
deficit untuk menyeimbangkan krisis neraca pembayaran dan tingkat inflasi yang
tinggi., Prioritas pengeluaran publik, konsensus memilih untuk mengalokasikan
pengeluaran pemerintah pada program-program yang berpihak kepada rakyat
miskin seperti subsidi pendidikan dan Kesehatan, Reformasi pajak, yaitu membuat
suatu model yang mengkombinasikan basis pajak yang luas dengan tingkat pajak
yang rendah, Liberalisasi suku bunga, yaitu tingkat suku bunga ditentukan oleh
pasar dan positif secara riil., Tingkat nilai tukar yang kompetitif., Liberalisasi
perdagangan terutama penghapusan lisensi dan tarif tunggal, Liberalisasi investasi
asing langsung, Privatisasi BUMN, Deregulasi Penghapusan regulasi yang
menghambat persaingan kecuali untuk menjaga keamanan, lingkungan,
perlindungan konsumen, dan pengawasan lembaga keuangan, danPerlindungan hak
milik

4. Krisis Ekonomi Global pada tahun 2008 yang dimulai di Amerika Serikat telah
menghasilkan respons kebijakan moneter yang disebut dengan unconventional monetary
policy dalam wujud kebijakan Quantitative Easing (QE), berdasarkan hal itu jawablan
pertanyaan di bawah ini:
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unconventional monetary policy dan
Quantitative Easing itu!
o Unconventional Monetary Policy
Kebijakan Moneter Non Konvensional merupakan kebijakan yang
ditujukan untuk mengembalikan dan menjaga kestabilan sistem keuangan
serta mengatasi dampak negatif goncangan di pasar keuangan yang terus
meningkat pada sektor riil. Seperti halnya kebijakan moneter konvensional,
Kebijakan moneter non konvensional juga memiliki instrument. Adapun
instrument-instrument yang bisa digunakan :
i. Mengurangi pelongaran likuiditas
Mengurangi pelonggaran likuiditas berarti mengurangi jumlah
likuiditas yang dimiliki oleh suatu bank. Salah satu caranya ialah
mengurangi jumlah cadangan wajib minimum. Dengan mengurangi
cadangan tersebut, sehingga uang yang digelontorkan ke pasar bisa
meningkat. Hal ini akan sangat mempermudah bank dalam
melakukan transaksi dengan nasabahnya.
ii. Mengurangi pelonggaran kuantitatif
Mengurangi pelonggaran kuantitatif mencegah penurunan suplai
uang ketika kebijakan moneter standar mulai tidak efektif.
Kebijakan ini dilakukan dengan cara membeli asset keuangan dalam
jumlah tertentu dari bank komersial dan institusi swasta lainnya
sehingga dapat meningkatkan basis moneternya.

iii. Mengurangi pelonggaran kredit


Mengurangi pelonggaran kredit bisa dilakukan dengan cara
memperketat syarat kredit dan juga meningkatkan suku bunga
kredit. Hal ini ditujukan untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat.
o Quantitative easing
Quantitative easing adalah salah satu kebijakan yang tidak konvensional
namun dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed, guna
mempertahankan bunga acuannya tetap rendah. Quantitative easing adalah
satu kebijakan di mana The Fed akan membeli surat utang jangka panjang
yang dimiliki perusahaan maupun perbankan. Hal itu dilakukan agar dunia
usaha punya dana segar untuk diputarkan sebagai investasi maupun pinjaman.
Sehingga, pada akhirnya, kebijakan quantitative easing ini bisa menggerakkan
kegiatan ekonomi. Ujungnya, pertumbuhan ekonomi negara adidaya tersebut
pun akan berangsur pulih. Selama ini, The Fed memandang kebijakan tersebut
sebagai langkah efektif pemulihan ekonomi karena memberi ruang pada dunia
usaha untuk berkembang tanpa harus menaikkan suku bunga acuannya.
Sebab, kenaikan suku bunga acuan akan membuat bunga kredit menanjak,
yang ujungnya bikin dunia usaha enggan investasi dan masyarakat enggan
menambah konsumsi. Nah, ketika The Fed merasa kebijakan quantitative
easing sudah cukup, maka mereka akan mulai mengurangi belanja surat utang
tersebut dalam kebijakan yang dikenal sebagai tapering. Banyak pihak
beranggapan bahwa kebijakan quantitative easing dan tapering yang
dilakukan The Fed adalah kebijakan yang non-konvensional. Sebab, otoritas
moneter biasanya menggunakan cara konvensional dalam menjaga inflasi dan
pertumbuhan ekonomi dalam ekuilibrium yang baik. Yakni, dengan
menyesuaikan suku bunga acuan jadi tinggi saat inflasi, dan memasangnya di
angka rendah saat ekonomi perlu dipacu.

b. Kebijakan itu dilakukan pada masa Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Ben
S Bernanke, dengan alasan apa kebijakan tersebut diterapkan! Bandingkan dengan
kebijakan Gubernur FE sebelumnya yaitu Allan Grenspan!

Kebijakan Quantitive Easing dilakukan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika


Serikat Ben S Bernanke pada saat terjadi krisis ekonomi global pada tahun 2008
dengan alasan agar masyarakat mudah dalam melakukan perdagangan dan
investasi karena longgarnya biaya. Kemudian, kebijakan ini juga dilakukan
sebagai langkah yang dilakukan untuk pemulihan perekonomian dengan
menurunkan suku bunga serta meningkatkan likuiditas. Perbedaan yang ada pada
saat Allan Grenspan, yaitu belum terjadi krisis ekonomi global sehingga yang ia
lakukan adalah melonggarkan kebijakan moeter dan suku bunga yang rendah.
5. Sejak awal tahun 1990an, beberapa Negara menerapkan Inflation Targeting Framework
(ITF), apakah ITF itu? Bagaimana penerapannya di Negara-negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia?
a. Mekanisme transmisi kebijakan moneter dapat dibagi dalam dua pendekaan
yakni pendekatan harga dan kuantitas, jelaskan apa yang dimaksud keduanya dan
berikan contohnya?

Terdapat 2 paradigma mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Pertama,


paradigma lama dimana menggunakan pendekatan jalur kuantitas (quantity
channel) yang terdiri atas jalur langsung (direct channel) dan jalur kredit (credit
channel). Sedangkan, paradigma yang kedua yakni paradigma baru berasal dari
pendekatan jalur harga (price channel) yang terdiri atas jalur tingkat suku bunga
(interest rate channel), jalur nilai tukar (exchange rate channel) dan efek harga asset
lain (other asset price effects).

 Pendekatan harga sama dengan pendekatan keynesian. Pendekatan


keynesian merupakan pendekatan dimana tingkat suku bunga sebagai sasaran
operasional bank sentral dengan jalur harga yang dijelaskan melalui jalur
nilai tukar, jalur suku bunga dan jalur harga aset. Pendekatan ini juga
mengasumsikan bahwa pasar tidak selalu seimbang dan banyak faktor yang
bermain di dalamnya. Sehingga, permasalah ekonomi tidak dapat
diselesaikan hanya dengan pengendalian uang. Contohnya adalah : Jika
terjadi suatu peningkatan atas suku bunga riil banyak faktor lain yang
terpengaruh seperti investasi menjadi menurun.
 Pendekatan kuantitas sama dengan pendekatan monetarist. Pendekatan
monetarist merupakan pendekatan dimana dijelaskan oleh saluran uang dan
kredit. Pendekatan monetarist juga mengasumsikan kenaikkan jumlah uang
berdedar akan langsung berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat
yang akan meningkatkan pendapatan. Contohnya adalah : Suatu masyarakat
ingin menggunakan uangnya hanya untuk bertransaksi.
b. Sejak awal tahun 1990an, beberapa Negara menerapkan Inflation Targeting
Framework (ITF), apakah ITF itu? Bagaimana penerapannya di Negara-negara
sedang berkembang, termasuk Indonesia?

Inflation Targeting Framework adalah Kerangka kerja kebijakan moneter yang


secara transparan dan konsisten diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi
beberapa tahun ke depan yang secara eksplisit ditetapkan dan diumumkan.
Penerapan ITF di Indonesia mulai sejak tahun 2000. Namun, penerapan ITF
sepenuhnya terjadi pada tahun 2005. Implikasi dari kebijakan ITF di Indonesia
menyebabkan laju inflasi yang rendah di tahun 2006 sebesar 6,6% dibandingkan
tahun 2005 sebesar 17,1%. Pentargetan inflasi di tahun 2005 sebesar 4-5% dan 7-
9% tahun 2006. Begitu pula di tahun 2007, laju inflasi masih di angka 6,6%
dengan target inflasi sebesar 5-7%. Negara Selandia Baru merupakan negara
yang pertama kali menerapkan ITF. Implikasi dari penerapan ITF menyebabkan
laju inflasi di Selandia Baru berada pada satu digit. Selandia Baru konsisten
menjaga tingkat inflasi yang berada pada range 0- 2%. Penerapan ITF di Negara
Kanada menemui titik keberhasilan dengan laju inflasi berkisar antara 1-3% dari
tahun 1991 hingga tahun 1998. Inflasi di Negara Cile mengalami penurunan
drastis dari 20% menjadi 2% dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6% dari
tahun 1991 hingga tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai