Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KURIKULUM TAHUN 1994

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks

Dosen Pengampu : Figianti Indra Dewi, M.Pd

Disusun oleh :

Anisa Damayanti Putry 20190110005


Fathia Nabila Zaharani 20190110048
Kamelia Noviyanti 20190110004
Nur Rohmah 20190110030
Tiara Martianti 20190110018

Kelas :

PBSI 3 A

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang Maha
penyayang, dan Dzat yang Maha memiliki sumber ilmu pengetahuan. Shalowat serta salam
selalu curahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW., Nabi besar seluruh umat
muslim beserta keluarga,sahabat, hingga pada keturunannya hingga akhir zaman.

Syukur Alhamdulillah dengan segala rahmat, pertolongan, karunia, keridhoan


serta kasih sayang- Nya, akhirnya pembuatan makalah dapat diselesaikan, yang berjudul
Kurikulum Tahun 1994. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah
Kurikulum dan Buku Teks.

Kami sadar sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan


masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun masih kami
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kami berharap semoga dengan makalah
yang telah disusun ini, dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang mempunyai semangat untuk
terus mengembangkan serta memperbaiki potensi yang terdapat dalam dirinya.

Kuningan, 27 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Kurikulum..........................................................................................3
2.2 Sejarah Kurikulum Tahun 1994 ..........................................................................4
2.3 Penyempurnaan Kurikulum 1994........................................................................6
2.4 Karakteristik Kurikulum 1994.............................................................................7
2.5 Ciri-ciri Kurikulum 1994.....................................................................................8
2.6 Tujuan Kurikulum Tahun 1994............................................................................10
2.7 Cara Penilaian dalam Kurikulum 1994................................................................11
2.8 Membandingkan Kurikulum 1994, KBK dan KTSP...........................................12
2.9 Kelemahan dan kekurangan kurikulum 1994......................................................14
2.10 Seputar permasalahan kurikulum 1994..............................................................15
2.11 Perubahan Kurikulum Tahun 1994....................................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan.
Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran
yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian
belajar di kurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta
didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar.
Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara gampang.
Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah kurikulum.

Dalam merancang kurikulum biasanya dibentuk suatu tim kerja khusus yang dapat berupa
lembaga resmi, misalnya seperti Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Pusat
Kurikulum sampai saat ini sebagai satu-satunya lembaga resmi bermandat menelurkan
kurikulum bagi sekolah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. Tercatat sudah ada 7
kurikulum; kurikulum pertama tahun 1964, kurikulum 1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994,
Kurikulum edisi revisi 1994 dan yang terbaru kurikulum 2004, yang dilanjut dengan lahirnya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Masing-masing kurikulum memiliki warna
dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha
menghadirkan sosok peserta didik yang paling pas dengan zamannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Bagaimana Sejarah kurikulum tahun 1994?
3. Bagaimana Penyempurnaan kurikulum 1994?
4. Apa saja karakteristik dari kurikulum 1994?
5. Apa saja Ciri-ciri kurikulum 1994?

1
6. Apa Tujuan kurikulum tahun 1994?
7. Bagaimana Cara penilaian dalam kurikulum 1994?
8. Apa perbedaan dan persamaan dari masing-masing karakteristik kurikulum 1994, KBK
dan KTSP?
9. Apa Kelemahan dan kekurangan kurikulum 1994?
10. Apa saja permasalahan kurikulum 1994?
11. Bagaimana Perubahan kurikulum tahun 1994?

1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah kurikulum tahun 1994?
3. Untuk mengetahui bagaimana Penyempurnaan kurikulum 1994?
4. Untuk mengetahui apa saja karakteristik dari kurikulum 1994?
5. Untuk mengetahui apa saja Ciri-ciri kurikulum 1994?
6. Untuk mengetahui apa Tujuan kurikulum tahun 1994?
7. Untuk mengetahui bagaimana Cara penilaian dalam kurikulum 1994?
8. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dari masing-masing karakteristik kurikulum
1994, KBK dan KTSP?
9. Untuk mengetahui Kelemahan dan kekurangan kurikulum 1994?
10. Untuk mengetahui permasalahan kurikulum 1994?
11. Untuk mengetahui Perubahan kurikulum tahun 1994?

2
BAB ll
PEMBAHASAN

.1 Pengertian Kurikulum

Kurikulum semula berasal dari istilah dari dunia atletik yaitu curere yang berarti berlari.
Dari atletik, mengalami pergeseran arti ke dunia pendidikan, misalnya pengertian kurikulum
yang tercantum dalam Webster’s International Dictionary:

Curiculum : Course a specified fixed course of study, as in a school or college, as one


leading ti a degree.

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang
ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Beberapa pendapat
para ahli tentang kurikulum yaitu:

1. Robert Gagne (1967): kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang
disusun sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mempelajarinya berdasarkan
kemampuan awal yang dimiliki/dikuasai sebelumnya.
2. James Popham, dam Eva Baker (1970): kurikulum adalah seluruh hasil belajar yang
direncanakan dan merupakan tanggung jawab sekolah.
3. Glatthorn mengartikan kurikulum sebagai rencana yang dibuat untuk membimbing
anak belajar di sekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang sudah ditentukan,
disusun berdasarkan tingkat-tingkat generalisasi, dapat diaktualisasikan dalam kelas,
dapat diamati oleh pihak yang tidak berkepentingan, dan dapat membawa perubahan
tingkah laku. (M. Ahmad. Pengembangan Kurikulum).

Secara umum kurikulum adalah suatu rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan
gagasan-gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum termasuk di dalamnya kegiatan
yang dilakukan siswa dalam proses belajar. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional

3
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Adanya perubahan yang terjadi di masyarakat dan adanya tuntutan globalisasi tersebut, telah
menimbulkan beberapa implikasi dalam penyempurnaan kurikulum, dari kurikulum tahun 1968,
berkembang menjadi kurikulum PPSP, kemudain mengalami perkembangan lagi menjadi
kurikulum 1975 selanjutnya berkembang lagi menjadi kurikulum tahun 1984 kemudian
mengalami kemajuan lagi menjadi kurikulum 1994, kemudian mengalami penyempurnaan
menjadi kurikulum 2004 (KBK) dan selanjutnya mengalami penyempurnaan lagi menjadi
kurikulum tahun 2006 (KTSP). Dimana masing-masing kurikulum tersebut memiliki ciri-ciri
atau karakteristik tersendiri. Pada bab ini hanya akan dibahas karakteristik dari 3 jenis
perkembangan kurikulum yaitu kurikulum tahun 1994, kurikulum 2004 (KBK), dan kurikulum
2006 (KTSP).

2.2 Sejarah Kurikulum Tahun 1994

Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Prof. Dr. Ing Wardiman
Djojonegoro seorang teknokrat yang menimba ilmu di jerman barat bersama B. J Habibie.
Ketentuan-ketentuan yang ada dalam kurikulum 1994 adalah:

1. Bersifat objective based curriculum,

2. Nama SMP diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan SMA diganti
menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum)

3. Mata pelajaran PSPB dihapus

4. Program pengajaran SD dan SLTA disusun dalam 13 mata pelajaran

5. Program pengajaran SMU disusun dalam 10 mata pelajaran,

6. Penjurusan SMA dilakukan di kelas 2 yang terdiri dari program IPA, IPS, dan Bahasa.

Ketika reformasi bergulir tahun 1998, kurikulum 1994 mengalami penyesuaian-penyesuaian


dalam rangka mengakomodasi tuntutan reformasi. Oleh karena itu muncul suplemen kurikulum
1994 yang lahir tahun 1994. Dalam supplement tersebut ada penyesuaian dalam materi pelajaran,

4
terutama mata pelajaran sosial, seperti PPKN, Sejarah, dan Beberapa mata pelajaran yang
lainnya. Lagi-lagi kurikulum ini mengalami nasib yang sama dengan kurikulum sebelumnya.

Bersamaan dengan lahirnya Undang-Undang nomor 23 tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional yang menggantikan Undang-Undang nomor 2 tahun 1989, pemerintah
melalui departemen pendidikan nasional menggagas kurikulum baru yang diberi nama kurikulum
berbasis kompetensi.

Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah
dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam
satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat
menerima materi pelajaran cukup banyak.

Pada kurikulum tahun 1994 model administratif disebut dengan model garis staff atas ke
bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusat yang
menyusun kurikulum yang akan dijalankan oleh setiap satuan pendidikan. Guru hanya sekedar
menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas,
struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti
komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan
dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan
tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal
cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan
pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-
hari

Pada kurikulum 1994 Kegiatan belajar siswa cenderung di dalam kelas. Proses pembelajaran
bersifat klasikal dengan tujuan agar siswa mengusai materi pelajaran dengan baik. Guru
dianggap sebagai pusat dari pembelajaran, karena guru menyampaikan materi hanya
menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah. Oleh karena itu guru dianggap sebagai

5
pusat pembelajaran. Serta guru mengajar dikelas hanya mengejar target berupa materi yang harus
dikuasai dan berorientasi kognitif.

Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada
pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan
muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar
mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut
mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus
diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode
tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.

Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan
strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban
konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam
pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan
dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara
pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit,
dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-pengulangan materi yang
dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

2.3 Penyempurnaan Kurikulum 1994

Banyak masalah yang terjadi saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini
mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu
upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut

6
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu
penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.

Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan
yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi
materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.

Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi,


pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.

Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan


tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia
di sekolah.

Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap,


yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

2.4 Karakteristik Kurikulum 1994

Pada kurikulum tahun 1994 model administratif disebut dengan model garis staff atas ke
bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusat yang
menyusun kurikulum yang akan dijalankan oleh setiap satuan pendidikan. Guru hanya sekedar
menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas,
struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti
komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan
dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan
tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal
cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan
pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-
hari.

7
.

2.5 Ciri-Ciri Kurikulum 1994

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya


sebagai berikut :

1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.


2. Semua aspek kurikulum ditentukan oleh Departemen (Pusat)
3. Proses pembelajaran berpusat pada guru.
4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif.
5. Pembelajaran di sekolah lebih berorientasi kepada materi pelajaran/isi, sehingga
materi pelajaran cukup padat.
6. Memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.

Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat
mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat
sekitar.

Dalam pelaksanaan kegiatan, guru dapat memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan
siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen
(terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.

Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan


konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat
keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pengajaran dari hal yang
konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana
ke hal yang komplek. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan
untuk pemantapan pemahaman siswa.

Ciri-Ciri Kurikulum 1994 Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum
1994, di antaranya sebagai berikut:

1. Aspek Pendekatan

8
`Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan isi/materi sejumlah pelajaran yang wajib ditransfer
pada diri anak didik. Siswa dianggap sukses bila menguasai seluruh matapelajaran. Hal ini sesuai
dengan teori Tabularasa-nya John Locke.

2. Aspek Otoritas Pengembangan

Dalam kurikulum 1994, pemerintah pusat lebih mendominasi materi pembelajaran


dengan muatan kurikulum nasional sebanyak 80 %, sedangkan pihak daerah yang pada
hakikatnya mengetahui keadaan, kebutuhan dan potensi wilayahnya hanya mendapat kesempatan
20 %.

3. Aspek Isi atau Materi

Pada kurikulum 1994 materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi
pengulangan-pengulangan materi. Bukan saja hal ini menyebabkan pemborosan waktu, tenaga
dan pikiran, namun juga kebosanan/kejenuhan pada diri anak mencapai titik kulminasinya.

4. Aspek Pusat Proses Belajar Mengajar

Keberhasilan PBM dalam kurikulum 1994 lebih banyak ditentukan oleh guru dan apa
yang harus dilakukan, sebab sejak awal posisi guru berada pada satu-satunya sumber belajar.
Keadaan seperti ini menjadikan anak didik pasif, menerima apa adanya kenyataan yang terjadi di
dalam kelas.

5. Aspek Orientasi

Orientasi kurikulum 1994 lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam
raport diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang tertulis angka-angka
tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang berprestasi.

6. Aspek Guru

Dalam kurikulum 1994 guru berperan sangat penting,karena merupakan sumber belajar
satu-satunya yang di miliki oleh siswa.

7. Aspek Relasi

Nuansa pembelajaran dalam Kurikulum 1994 bersifat informatif, sebab sejak semula
guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Metode didaktika yang sering tampak dipergunakan
9
adalah ceramah, maka yang terjadi situasi monologis, guru lebih aktif memberikan materi dan
siswa menjadi pasif lebih banyak mendengar.

8. Aspek Tahun Pembelajaran

Dalam kurikulum 1994 menggunakan tahun pembelajaran terbagi dalam catur wulan,
maka dalam satu tahun ada tiga masa utama belajar aktif. Dengan implikasi masa ujian juga
menjadi tiga kali (Tes Tahap Belajar Catur Wulan I, II dan III). Ini tidak lepas dari orientasi awal
pembelajaran yang bersifat teoritis, mencurahkan materi/bahan sebanyak mungkin pada siswa.

9. Aspek Hari Efeketif

Pada Kurikulum 1994 anak didik wajib masuk kelas selama 6 hari / minggu dan
menghabiskan 42 jam pelajaran. Hanya tersisa satu hari bagi anak didik untuk bersosialisasi
dengan lingkungannya, belum lagi bagi mereka yang menempuh dua jenis pendidikan. Hampir
seharian penuh waktunya dihabiskan di ruang – ruang kelas, pagi sampai siang hari
dimanfaatkan belajar di Seskolah Dasar (SD), sedang siang sampai sore hari digunakan belajar di
Madrasah Ibtidaiyah (MI), amat melelahkan dan cukup membosankan.

2.6 Tujuan Kurikulum 1994


a. Tujuan Nasional

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,


yaitu menusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Pasal 4 Undang – Undang
Nomor 2 Thun 1989).

b. Tujuan Umum

Tujuan umum dari kurikulum 1994 yaitu, mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, jujur, cermat, efektif
dan efisien. Salah satu kegiatan yang memungkinkan agar tujuan tersebut bisa tercapai adalah
siswa diharapkan mau mengikuti ajang kompetisi dalam bidang matematika, baik di dalam kora

10
maupun di luar kota, bahkan memungkinkan siswa diikutsetakan dalam ajang kompetisi di luar
negeri.

Selain itu tujuan dari diterapkannya kurikulum 1994 adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui siswa yang telah mampu menguasai materi yang diberikan. Bahan ajar yang
akan disampaikan oleh guru kepada siswa harus berdasarkan TIU (Tujuan Institusional Umum)
dan TIK (Tujuan Institusional Khusus) atau berdasarkan tujuan pembelajarannya dan
menyiapkan siswa untuk melenjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tujuan dari kurikulum 1994 adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan yang terjadi, karena jika kurikulum sebelumnya dipertahankan maka
siswa tidak akan mengalami perubahan sehingga bisa dikatakan bahwa siswa hanya jalan tempat
dalam masalah prestasi. Namun dengan adanya perubahan ke kurikulum 1994 hal ini akan
membuat perubahan pada siswa dan dalam kurikulum ini sangat besar harapan agar nantinya
dalam dunia pendidikan tercetak siswa-siswa yang memiliki pemikiran logis, memiliki
kecermatan, kejujuran, keefektifan dan keefisienan dalam proses belajar mengajar.

Pencapaian tujuan tersebut tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan,


melainkan pemerintah harus membuat sesuatu hal yang dapat mewujudkan tujuan tersebut.
Pemerintah dalam hal pencapaian tujuan pada kurikulum 1994 ini membuat kompetisi dimana
dengan kompetisi tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa siswi tanah air. Kompetisi
merupakan persaingan secara sehat antara siswa satu dengan yang lainnya agar dapat dilihat
siswa mana yang paling memahami materi dan siswa mana yang masih kurang memahami
materi. Kompetisi yang diberlakukan antara lain, kompetisi sesama daerah, nasional, bahkan
internasional. Sangat besar manfaat dari sebuah kompetisi salah satunya adalah dalam kompetisi
ini seluruh siswa akan mengerahkan kemampuannya untuk mencapai kemenangan dan akhirnya
mengetahui kemampuannya dan kemampuan orang lain.

2.7 Cara Penilaian dalam Kurikulum 1994

Pada kurikulum 1994, cara penilaian di fokuskan kepada aspek kognitif, lebih kepada
pemahaman siswa tentang materi. Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan per-kelas
dan per-semester. Pada kurikulum ini, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan

11
perolehan nilai yang dapat dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Evaluasi pelajaran
dilaksanakan dengan teknik paper dan pencil test.

Penilaian Ulangan Harian, bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa menurut
tujuan khusus pembelajaran dan untuk mengidentifikasikan tujuan – tujuan khusus yang perlu
diperhatikan dalam pengajaran selanjutnya.

Penilaian Ulangan Umum, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu tertentu yang telah dicapai
oleh siswa, dalam penilaian ulangan umum.

Bentuk – bentuk penilaian pada kurikulum 1994, yaitu :


1. Penilaian Tertulis
2. Penilaian Lisan
3. Penilaian Perbuatan dan Penampilan.

2.8 Membandingkan Kurikulum 1994, KBK dan KTSP


 No Kurikulum Kurikulum Kurikulum
. Aspek 1994 2004/KBK KTSP

Struktur
Struktur keilmuan dan Struktur
keilmuan perkembangan keilmuan dan
yang psikologis perkembangan
menghasilkan siswa. psikologis
isi mata Sehingga siswa dan
pelajaran.”da berdasar pada Standar
ya serap kompetensi Kompetensi
1. Filosofis kurikulum” lulusannya Lulusan

2. Tujuan Agar siswa Semua siswa Semua siswa


menguasai memiliki berpusat pada
materi yang kompetensi potensi,
tercantum yang perkembangan
dalam GBPP ditetapkan , kebutuhan,
dan
kepentingan
peserta didik
dan
lingkungannya

12
berdasarkan
kompetensi
yang
ditetapkan.

Cenderung
Desentralisme
Bersifat Cenderung Pendidikan:
populis, yaitu Sentralisme Kerangka
yang Pendidikan: Dasar
memberlakuk Kurikulum Kurikulum
an sistem disusun oleh disusun oleh
kurikulum Tim Pusat Tim Pusat;
untuk semua secara rinci; Daerah dan
siswa Daerah/Sekola Sekolah dapat
diseluruh h hanya mengembangk
3. Sifat Indonesia. melaksanakan an lebih lanjut.

Pemerintah
menetapkan
kompetensi
yang berlaku
secara
nasional dan
semua
sekolah
/satuan
Pemerintan pendidikan
menetapkan wajib
kompetensi membuat
yang berlaku KTSP. Dimana
secara silabus
nasional dan merupakan
daerah/sekola bagian tidak
h berhak terpisahkan
menetapkan dari KTSP dan
standar yang guru harus
Semua lebih tinggi membuat
materi sesuai Rencana
ditentukan kemampuan Pelaksanaan
Subtansi oleh daerah/sekola Pembelajaran
4. materi pemerintah h (RPP)

5. Cara – Ceramah · – Siswa aktif · -Siswa aktif


Pembelajar – Guru – –
an dipandang -Mengembang -Mengembang

13
kan berbagai
metode dan
model
pembelajaran

-Menggunakan
pendekatan
multistrategi
dan
multimedia,
sumber belajar
kan berbagai
dan teknologi
metode
yang
pembelajaran
memadai, dan
  meman-
sebagai
faatkan
sumber -Guru sebagai
belajar fasilitator  

2.9 Kelemahan dan Kekurangan Kurikulum 1994

a. Kelebihan Kurikulum 1994


a) Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
mental, fisik, dan sosial.
b) Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal
yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
c) Kurikulum yang dibuat dengan berdasarkan activate learning (pembelajaran aktif)
yang menekankan pada pendekatan konsep dan keterampilan proses.
d) Struktur horizontal, termasuk ke dalam seperated subject (terpisah). Hal ini
menandakan pada tingkatan SMA materi sudah terpisah, contohnya materi IPA
dipecah menjadi fisika, biologi, dan kimia.
e) Pelaksanaan kurikulum di sekolah yang merupakan sistem catur wulan. Sistem
catur wulang membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu
yang masing – masing disebut catur wulan (1 tahun 3 catur wulan).

14
f) Kurikulum 1994 termasuk kurikulum yang menganut konsep akademis, karena
kurikulum 1994 sesuai dengan aliran filsafat perenialisme. Karena pada
kurikulum 1994 lebih fokus kepada aspek kognitif siswa.

b. Kekurangan Kurikulum 1994


a) Aspek yang dikedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat dan banyak.
b) Konsep pengajaran saru arah dari guru ke murid.
c) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi atau substansi pada setiap mata pelajaran.
d) Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar, karena kurang relevan dengan
tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait
dengan aplikasi kehidupan sehari – hari.
e) Proses pembelajaran yang bersifat klasikal denngan tujuan menguasai materi
pelajaran, dengan hanya menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran di kelas.
f) Metode yang digunakan untuk mengajar oleh guru di kelas cenderung monotone,
yaitu hanya menggunakan metode ceramah saja dan tidak menggunakan metode –
metode lain.
g) Guru mengajar hanya mengejar target berupa materi pelajaran yang harus
dikuasai oleh siswa.
h) Pemerintah pusat lebih mendominasi materi pembelajaran dengan muatan
kurikulum nasional sebanyak 80 , sedangkan pihak daerah yang pada hakikatnya
mengetahui keadaan, kebutuhan dan potensi wilayahnya hanya mendapat
kesempatan 20 .
i) Materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi pengulangan –
pengulangan materi. Hal ini juga menyebabkan pemborosan waktu, tenaga dan
pikiran, namun juga kebosanan atau kejenuhan pada diri siswa

2.10 Seputar Permasalahan Kurikulum 1994


Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama
sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan pengusaaan materi (content
oriented), diantaranya sebagai berikut :

15
1. Beban belajar siswa terlalu berat, karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi atau substansi setiap mata pelajaran.
2. Mata pelajaran dianggap terlalu sukar, karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi dalam kehidupan sehari – hari.
3. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajara,
guru sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada penyampaian materi.
4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif.
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat
diperbandingkan dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper
and pencil test.

2.11 Perubahan Kurikulum


Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang dinamis, oleh karena itu
kurikulum juga harus peka dan sekaligus mampu merespon beragam perubahan dan
beragam tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas
pendidikan. Negara-negara berkembang dan negara maju di hampir seluruh dunia
sekarang ini tengah berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya dengan
mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan adanya kecenderungan
globalisasi dan keinginan untuk menyesuaikan tuntutan kebutuhan serta aspirasi bangsa
Indonesia di masa depan akan membawa implikasi terhadap perubahan-perubahan
kebijakan, khususnya dalam bidang pendidikan.
Jika sebelum ini kebijakan pengembang pendidikan dilakukan secara terpusat
(sentralistik), di mana semua kebijakan mulai dari kurikulum sampai pedoman
pelaksanaan teknis ditangani oleh pusat. Maka, dengan diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 22 tahun 1994 tentang Otonomi Daerah yang kemudian diikuti oleh Peraturan
Pemerintah No. 25 tahun 2002 tentang pembagian kewenangan antara pemerintah dan
kewenangan daerah.

16
Adanya perubahan yang terjadi di masyarakat dan adanya tuntutan globalisasi
tersebut serta dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1994 tentang
Otonomi Daerah yang kemudian diikuti oleh Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2002
tentang pembagian kewenangan antara pemerintah dan kewenangan daerah, telah
menimbulkan beberapa perubahan dalam penyempurnaan kurikulum, dari kurikulum
tahun 1968, berkembang menjadi kurikulum PPSP, kemudian mengalami perkembangan
lagi menjadi kurikulum 1975 selanjutnya berkembang lagi menjadi kurikulum tahun 1984
kemudian mengalami kemajuan lagi menjadi kurikulum 1994 kemudian mengalami
penyempurnaan menjadi kurikulum 2004 (KBK) dan selanjutnya mengalami
penyempurnaan lagi menjadi kurikulum tahun 2006 (KTSP). Dimana masing-masing
kurikulum tersebut memiliki ciri-ciri atau karakteristik tersendiri.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kurikulum merupakan proses belajar mengajar yang diatur sedemikian rupa
sehingga nantinya akan dijalankan oleh siswa-siswi di seluruh Indonesia. Kurikulum
selalu mengalami perubahan-perubahan hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi dan
prestasi siswa. Apabila prestasi siswa dianggap kurang, maka akan dicari kurikulum yang
sesuai agar nantinya dapat meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa.
Kurikulum 1994 merupakan kurikulum yang memperbaiki serta memperbaharui
kurikulum sebelumnya yakni kurikulum 1984. Pada kurikulum 1994 ini, waktu dalam
proses belajar mengajar pada tiap tahapnya adalah memakai sistem caturwulan, sehingga
dalam satu tahun, ada tiga tahapan belajar yaitu caturwulan I, caturwulan II, dan
caturwulan III. Hal ini tentunya membuat proses belajar mengajar menjadi padat. Sangat
diharapkan dalam kurikulum ini siswa memiliki kemampuan, potensi, serta prestasi yang
tinggi.

3.2. Saran
Pemakalah hanya menyarankan agar kita menjalankan kurikulum yang berlaku
saat ini, karena kurikulum yang paling baru merupakan perbaikan dari kurikulum
sebelumnya. Dengan melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan masa tentunya akan

18
dapat meningkatkan prestasi siswa-siswi karena kurikulum dibuat tidak dengan begitu
saja, melainkan dengan proses penelitian terhadap prestasi dan kemampuan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah 1994, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik, Gaya Media


Hamalik Oemar 2005, Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Kunandar 2009, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali press.
Marasamin 2011, Telaah Kurkulum Sekolah Menengah Umum, Citapustaka Media
Perintis, Bandung. Cet ke 1
Nilawati dan Japarudin 2012, Pengembangn Kurikulum, IAIN-SU, Medan
Pratama,Jakarta, Cet 1
S Nasition 1995, Asas-Asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta Cet 2
S Nasition 2011, Asas-Asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta
Sanjaya Wina 2010, Kurikulum Dan Pembelajaran, Kencana, Jakarta cet 3
Suryosubroto 1990, Tatalaksana Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta
https://www.silabus.web.id/kurikulum-1994-menggunakan-pendekatan/

19

Anda mungkin juga menyukai