Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks
Disusun oleh :
Kelas :
PBSI 3 A
Segala puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang Maha
penyayang, dan Dzat yang Maha memiliki sumber ilmu pengetahuan. Shalowat serta salam
selalu curahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW., Nabi besar seluruh umat
muslim beserta keluarga,sahabat, hingga pada keturunannya hingga akhir zaman.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Kurikulum..........................................................................................3
2.2 Sejarah Kurikulum Tahun 1994 ..........................................................................4
2.3 Penyempurnaan Kurikulum 1994........................................................................6
2.4 Karakteristik Kurikulum 1994.............................................................................7
2.5 Ciri-ciri Kurikulum 1994.....................................................................................8
2.6 Tujuan Kurikulum Tahun 1994............................................................................10
2.7 Cara Penilaian dalam Kurikulum 1994................................................................11
2.8 Membandingkan Kurikulum 1994, KBK dan KTSP...........................................12
2.9 Kelemahan dan kekurangan kurikulum 1994......................................................14
2.10 Seputar permasalahan kurikulum 1994..............................................................15
2.11 Perubahan Kurikulum Tahun 1994....................................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan.
Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran
yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian
belajar di kurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta
didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar.
Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara gampang.
Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah kurikulum.
Dalam merancang kurikulum biasanya dibentuk suatu tim kerja khusus yang dapat berupa
lembaga resmi, misalnya seperti Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Pusat
Kurikulum sampai saat ini sebagai satu-satunya lembaga resmi bermandat menelurkan
kurikulum bagi sekolah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. Tercatat sudah ada 7
kurikulum; kurikulum pertama tahun 1964, kurikulum 1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994,
Kurikulum edisi revisi 1994 dan yang terbaru kurikulum 2004, yang dilanjut dengan lahirnya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Masing-masing kurikulum memiliki warna
dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha
menghadirkan sosok peserta didik yang paling pas dengan zamannya.
1
6. Apa Tujuan kurikulum tahun 1994?
7. Bagaimana Cara penilaian dalam kurikulum 1994?
8. Apa perbedaan dan persamaan dari masing-masing karakteristik kurikulum 1994, KBK
dan KTSP?
9. Apa Kelemahan dan kekurangan kurikulum 1994?
10. Apa saja permasalahan kurikulum 1994?
11. Bagaimana Perubahan kurikulum tahun 1994?
1.3 Tujuan
2
BAB ll
PEMBAHASAN
.1 Pengertian Kurikulum
Kurikulum semula berasal dari istilah dari dunia atletik yaitu curere yang berarti berlari.
Dari atletik, mengalami pergeseran arti ke dunia pendidikan, misalnya pengertian kurikulum
yang tercantum dalam Webster’s International Dictionary:
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang
ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Beberapa pendapat
para ahli tentang kurikulum yaitu:
1. Robert Gagne (1967): kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang
disusun sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mempelajarinya berdasarkan
kemampuan awal yang dimiliki/dikuasai sebelumnya.
2. James Popham, dam Eva Baker (1970): kurikulum adalah seluruh hasil belajar yang
direncanakan dan merupakan tanggung jawab sekolah.
3. Glatthorn mengartikan kurikulum sebagai rencana yang dibuat untuk membimbing
anak belajar di sekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang sudah ditentukan,
disusun berdasarkan tingkat-tingkat generalisasi, dapat diaktualisasikan dalam kelas,
dapat diamati oleh pihak yang tidak berkepentingan, dan dapat membawa perubahan
tingkah laku. (M. Ahmad. Pengembangan Kurikulum).
Secara umum kurikulum adalah suatu rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan
gagasan-gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum termasuk di dalamnya kegiatan
yang dilakukan siswa dalam proses belajar. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional
3
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Adanya perubahan yang terjadi di masyarakat dan adanya tuntutan globalisasi tersebut, telah
menimbulkan beberapa implikasi dalam penyempurnaan kurikulum, dari kurikulum tahun 1968,
berkembang menjadi kurikulum PPSP, kemudain mengalami perkembangan lagi menjadi
kurikulum 1975 selanjutnya berkembang lagi menjadi kurikulum tahun 1984 kemudian
mengalami kemajuan lagi menjadi kurikulum 1994, kemudian mengalami penyempurnaan
menjadi kurikulum 2004 (KBK) dan selanjutnya mengalami penyempurnaan lagi menjadi
kurikulum tahun 2006 (KTSP). Dimana masing-masing kurikulum tersebut memiliki ciri-ciri
atau karakteristik tersendiri. Pada bab ini hanya akan dibahas karakteristik dari 3 jenis
perkembangan kurikulum yaitu kurikulum tahun 1994, kurikulum 2004 (KBK), dan kurikulum
2006 (KTSP).
Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Prof. Dr. Ing Wardiman
Djojonegoro seorang teknokrat yang menimba ilmu di jerman barat bersama B. J Habibie.
Ketentuan-ketentuan yang ada dalam kurikulum 1994 adalah:
2. Nama SMP diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan SMA diganti
menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum)
6. Penjurusan SMA dilakukan di kelas 2 yang terdiri dari program IPA, IPS, dan Bahasa.
4
terutama mata pelajaran sosial, seperti PPKN, Sejarah, dan Beberapa mata pelajaran yang
lainnya. Lagi-lagi kurikulum ini mengalami nasib yang sama dengan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah
dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam
satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat
menerima materi pelajaran cukup banyak.
Pada kurikulum tahun 1994 model administratif disebut dengan model garis staff atas ke
bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusat yang
menyusun kurikulum yang akan dijalankan oleh setiap satuan pendidikan. Guru hanya sekedar
menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas,
struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti
komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan
dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan
tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal
cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan
pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-
hari
Pada kurikulum 1994 Kegiatan belajar siswa cenderung di dalam kelas. Proses pembelajaran
bersifat klasikal dengan tujuan agar siswa mengusai materi pelajaran dengan baik. Guru
dianggap sebagai pusat dari pembelajaran, karena guru menyampaikan materi hanya
menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah. Oleh karena itu guru dianggap sebagai
5
pusat pembelajaran. Serta guru mengajar dikelas hanya mengejar target berupa materi yang harus
dikuasai dan berorientasi kognitif.
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada
pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan
muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar
mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut
mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus
diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode
tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan
strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban
konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam
pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan
dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara
pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit,
dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-pengulangan materi yang
dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Banyak masalah yang terjadi saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini
mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu
upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut
6
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu
penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan
yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi
materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Pada kurikulum tahun 1994 model administratif disebut dengan model garis staff atas ke
bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusat yang
menyusun kurikulum yang akan dijalankan oleh setiap satuan pendidikan. Guru hanya sekedar
menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas,
struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti
komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan
dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan
tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal
cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan
pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-
hari.
7
.
Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat
mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat
sekitar.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru dapat memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan
siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen
(terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
Ciri-Ciri Kurikulum 1994 Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum
1994, di antaranya sebagai berikut:
1. Aspek Pendekatan
8
`Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan isi/materi sejumlah pelajaran yang wajib ditransfer
pada diri anak didik. Siswa dianggap sukses bila menguasai seluruh matapelajaran. Hal ini sesuai
dengan teori Tabularasa-nya John Locke.
Pada kurikulum 1994 materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi
pengulangan-pengulangan materi. Bukan saja hal ini menyebabkan pemborosan waktu, tenaga
dan pikiran, namun juga kebosanan/kejenuhan pada diri anak mencapai titik kulminasinya.
Keberhasilan PBM dalam kurikulum 1994 lebih banyak ditentukan oleh guru dan apa
yang harus dilakukan, sebab sejak awal posisi guru berada pada satu-satunya sumber belajar.
Keadaan seperti ini menjadikan anak didik pasif, menerima apa adanya kenyataan yang terjadi di
dalam kelas.
5. Aspek Orientasi
Orientasi kurikulum 1994 lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam
raport diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang tertulis angka-angka
tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang berprestasi.
6. Aspek Guru
Dalam kurikulum 1994 guru berperan sangat penting,karena merupakan sumber belajar
satu-satunya yang di miliki oleh siswa.
7. Aspek Relasi
Nuansa pembelajaran dalam Kurikulum 1994 bersifat informatif, sebab sejak semula
guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Metode didaktika yang sering tampak dipergunakan
9
adalah ceramah, maka yang terjadi situasi monologis, guru lebih aktif memberikan materi dan
siswa menjadi pasif lebih banyak mendengar.
Dalam kurikulum 1994 menggunakan tahun pembelajaran terbagi dalam catur wulan,
maka dalam satu tahun ada tiga masa utama belajar aktif. Dengan implikasi masa ujian juga
menjadi tiga kali (Tes Tahap Belajar Catur Wulan I, II dan III). Ini tidak lepas dari orientasi awal
pembelajaran yang bersifat teoritis, mencurahkan materi/bahan sebanyak mungkin pada siswa.
Pada Kurikulum 1994 anak didik wajib masuk kelas selama 6 hari / minggu dan
menghabiskan 42 jam pelajaran. Hanya tersisa satu hari bagi anak didik untuk bersosialisasi
dengan lingkungannya, belum lagi bagi mereka yang menempuh dua jenis pendidikan. Hampir
seharian penuh waktunya dihabiskan di ruang – ruang kelas, pagi sampai siang hari
dimanfaatkan belajar di Seskolah Dasar (SD), sedang siang sampai sore hari digunakan belajar di
Madrasah Ibtidaiyah (MI), amat melelahkan dan cukup membosankan.
b. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kurikulum 1994 yaitu, mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, jujur, cermat, efektif
dan efisien. Salah satu kegiatan yang memungkinkan agar tujuan tersebut bisa tercapai adalah
siswa diharapkan mau mengikuti ajang kompetisi dalam bidang matematika, baik di dalam kora
10
maupun di luar kota, bahkan memungkinkan siswa diikutsetakan dalam ajang kompetisi di luar
negeri.
Selain itu tujuan dari diterapkannya kurikulum 1994 adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui siswa yang telah mampu menguasai materi yang diberikan. Bahan ajar yang
akan disampaikan oleh guru kepada siswa harus berdasarkan TIU (Tujuan Institusional Umum)
dan TIK (Tujuan Institusional Khusus) atau berdasarkan tujuan pembelajarannya dan
menyiapkan siswa untuk melenjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan dari kurikulum 1994 adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan yang terjadi, karena jika kurikulum sebelumnya dipertahankan maka
siswa tidak akan mengalami perubahan sehingga bisa dikatakan bahwa siswa hanya jalan tempat
dalam masalah prestasi. Namun dengan adanya perubahan ke kurikulum 1994 hal ini akan
membuat perubahan pada siswa dan dalam kurikulum ini sangat besar harapan agar nantinya
dalam dunia pendidikan tercetak siswa-siswa yang memiliki pemikiran logis, memiliki
kecermatan, kejujuran, keefektifan dan keefisienan dalam proses belajar mengajar.
Pada kurikulum 1994, cara penilaian di fokuskan kepada aspek kognitif, lebih kepada
pemahaman siswa tentang materi. Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan per-kelas
dan per-semester. Pada kurikulum ini, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan
11
perolehan nilai yang dapat dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Evaluasi pelajaran
dilaksanakan dengan teknik paper dan pencil test.
Penilaian Ulangan Harian, bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa menurut
tujuan khusus pembelajaran dan untuk mengidentifikasikan tujuan – tujuan khusus yang perlu
diperhatikan dalam pengajaran selanjutnya.
Penilaian Ulangan Umum, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu tertentu yang telah dicapai
oleh siswa, dalam penilaian ulangan umum.
Struktur
Struktur keilmuan dan Struktur
keilmuan perkembangan keilmuan dan
yang psikologis perkembangan
menghasilkan siswa. psikologis
isi mata Sehingga siswa dan
pelajaran.”da berdasar pada Standar
ya serap kompetensi Kompetensi
1. Filosofis kurikulum” lulusannya Lulusan
12
berdasarkan
kompetensi
yang
ditetapkan.
Cenderung
Desentralisme
Bersifat Cenderung Pendidikan:
populis, yaitu Sentralisme Kerangka
yang Pendidikan: Dasar
memberlakuk Kurikulum Kurikulum
an sistem disusun oleh disusun oleh
kurikulum Tim Pusat Tim Pusat;
untuk semua secara rinci; Daerah dan
siswa Daerah/Sekola Sekolah dapat
diseluruh h hanya mengembangk
3. Sifat Indonesia. melaksanakan an lebih lanjut.
Pemerintah
menetapkan
kompetensi
yang berlaku
secara
nasional dan
semua
sekolah
/satuan
Pemerintan pendidikan
menetapkan wajib
kompetensi membuat
yang berlaku KTSP. Dimana
secara silabus
nasional dan merupakan
daerah/sekola bagian tidak
h berhak terpisahkan
menetapkan dari KTSP dan
standar yang guru harus
Semua lebih tinggi membuat
materi sesuai Rencana
ditentukan kemampuan Pelaksanaan
Subtansi oleh daerah/sekola Pembelajaran
4. materi pemerintah h (RPP)
13
kan berbagai
metode dan
model
pembelajaran
–
-Menggunakan
pendekatan
multistrategi
dan
multimedia,
sumber belajar
kan berbagai
dan teknologi
metode
yang
pembelajaran
memadai, dan
meman-
sebagai
faatkan
sumber -Guru sebagai
belajar fasilitator
14
f) Kurikulum 1994 termasuk kurikulum yang menganut konsep akademis, karena
kurikulum 1994 sesuai dengan aliran filsafat perenialisme. Karena pada
kurikulum 1994 lebih fokus kepada aspek kognitif siswa.
15
1. Beban belajar siswa terlalu berat, karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi atau substansi setiap mata pelajaran.
2. Mata pelajaran dianggap terlalu sukar, karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi dalam kehidupan sehari – hari.
3. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajara,
guru sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada penyampaian materi.
4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif.
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat
diperbandingkan dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper
and pencil test.
16
Adanya perubahan yang terjadi di masyarakat dan adanya tuntutan globalisasi
tersebut serta dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1994 tentang
Otonomi Daerah yang kemudian diikuti oleh Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2002
tentang pembagian kewenangan antara pemerintah dan kewenangan daerah, telah
menimbulkan beberapa perubahan dalam penyempurnaan kurikulum, dari kurikulum
tahun 1968, berkembang menjadi kurikulum PPSP, kemudian mengalami perkembangan
lagi menjadi kurikulum 1975 selanjutnya berkembang lagi menjadi kurikulum tahun 1984
kemudian mengalami kemajuan lagi menjadi kurikulum 1994 kemudian mengalami
penyempurnaan menjadi kurikulum 2004 (KBK) dan selanjutnya mengalami
penyempurnaan lagi menjadi kurikulum tahun 2006 (KTSP). Dimana masing-masing
kurikulum tersebut memiliki ciri-ciri atau karakteristik tersendiri.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kurikulum merupakan proses belajar mengajar yang diatur sedemikian rupa
sehingga nantinya akan dijalankan oleh siswa-siswi di seluruh Indonesia. Kurikulum
selalu mengalami perubahan-perubahan hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi dan
prestasi siswa. Apabila prestasi siswa dianggap kurang, maka akan dicari kurikulum yang
sesuai agar nantinya dapat meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa.
Kurikulum 1994 merupakan kurikulum yang memperbaiki serta memperbaharui
kurikulum sebelumnya yakni kurikulum 1984. Pada kurikulum 1994 ini, waktu dalam
proses belajar mengajar pada tiap tahapnya adalah memakai sistem caturwulan, sehingga
dalam satu tahun, ada tiga tahapan belajar yaitu caturwulan I, caturwulan II, dan
caturwulan III. Hal ini tentunya membuat proses belajar mengajar menjadi padat. Sangat
diharapkan dalam kurikulum ini siswa memiliki kemampuan, potensi, serta prestasi yang
tinggi.
3.2. Saran
Pemakalah hanya menyarankan agar kita menjalankan kurikulum yang berlaku
saat ini, karena kurikulum yang paling baru merupakan perbaikan dari kurikulum
sebelumnya. Dengan melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan masa tentunya akan
18
dapat meningkatkan prestasi siswa-siswi karena kurikulum dibuat tidak dengan begitu
saja, melainkan dengan proses penelitian terhadap prestasi dan kemampuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
19