Mata Kuliah:
Analisis Kebijakan Pendidikan Islam Indonesia
Dosen Pengampu:
Dr. Harmaini, S.Psi., M. Si.
Oleh:
Abdur Rahim, S.Pd
NIM. 22090110014
A. Pendahuluan
Kurikulum sangat diperlukan dalam dunia pendidikan karena kurikulum
merupakan landasan paling pokok dalam pendidikan. Selain itu, kurikulum dapat
menunjang dalam ketercapain tujuan pendidikan. Kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta
pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran
ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan
tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk
dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang
tenaga pendidik untuk memberikan materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik,
kurikulum juga mempunyai perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran
kurikulum harus di pahami.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit)
meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa
yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai
dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan
zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Menurut Sudjana, pada umumnya perubahan struktural kurikulum menyangkut
komponen kurikulum yakni:
a. Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup
masyarakat dan falsafah bangsa.
b. Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran-mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran.
2
B. Pembahasan
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23
Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan SI dan SKL. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi
merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang memuat:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
1
Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam PLS, (Bandung: Nusantr Press, 1993), hlm 37
3
b. Beban belajar,
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan
pendidikan, dan
d. Kalender pendidikan.
Tujuan diadakannya KTSP
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang
tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.2
KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut :
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi
dirinya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan.
c. Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri
yang paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.
d. Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
e. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing.
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
g. Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah secara
cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun
2006 adalah sebagai berikut.3
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.
b. Beragam dan terpadu.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
2
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm.22-23.
3
Ibid., hlm. 151-153
4
tetap ada, sehingga cara yang digunakan didalam kurikulum 2013 adalah
integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini disebut pembelajaran
tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum 2013 namun dmikian
berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat sekolah dasar
penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
d. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada
penedekatan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya
menggunkan pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai
bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di
kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber
pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).
e. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang
dilakukan cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada
proses pembelajaran. Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar
turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap
pribadi siswa.
4. Ditinjau dari penilaiannya
a. Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :
1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
2) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
3) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skill, kewirausahaan), belum
terakomodasi didalam kurikulum.
4) Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang
terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun global.
5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
8
4
Mansur Muchlis, KTSP. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Panduan Bagi
Guru. Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 17
13
C. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami banyak terdapat perbedaan antara
KTSP 2006 dan Kurikulum 2013. Perbedaan tersebut meliputi satuan mata pelajaran,
jam pelajaran, implementasi pembelajaran, strategi pembelajaran dan proses penilaian
standar kompentensi kelulusan, dsb. Kurikulum 2013 memiliki tujuan yang jelas dalam
pembentukan karakter bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
14
Sudjana, H.D. 1993. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam PLS. Bandung:
Nusantara Press.