Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TEORI DAN DESAIN ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU: Marsal, SE., MM

OLEH:

Ida Bagus Ketut Sugiarta : (19.023.61.201.021)

Anjani Fitasari : (19.023.61.201.052)

Muh. Arya : (19.023.61.201.090)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmatNyalah
penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Kontingensi” ini.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan untuk menyelesaikan
pembelajaran Mata Kuliah Teori dan Desain Organisasi. Dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
kemampuan yang dimiliki oleh penulis.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis juga menyampaikan ucapan Terimakasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
kehidupan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

1) Latar Belakang..................................................................................................... 1
2) Rumusan Masalah................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 2

1) Pengertian Teori Kontingensi.............................................................................. 2


2) Apa itu strategi..................................................................................................... 4
3) Jenis-jenis strategi................................................................................................ 5

BAB II PENUTUP........................................................................................................... 7

1) Kesimpulan.......................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Suatu organisasi dapat bergerak dengan baik apabila memiliki pedomandengan
perencanaan yang matang. Perencanaan ini dilakukan melalui penilaian,evaluasi, dan
pengambilan keputusan yang menghasilkan pedoman kerja bagiorganisasi untuk kurun waktu 3
sampai 5 tahun ke depan yang dikenal dengannama perencanaan strategis. Dasar dari
perencanaan strategis adalahkemampuan organisasi dalam mengelola dan mengidentifikasi
kelemahan secarainternal untuk melakukan perubahan perencanaan dan manajemen secara
cepatdan tepat. Hal ini merupakan upaya agar organisasi tetap berjalan strategis danrelevan.Di
Indonesia, berbagai organisasi telah menerapkan perencanaan strategisdalam pengelolaan
mereka. Penggunaan perencanaan strategis dinilai mampumenetapkan isu dalam permasalahan
program, menyadarkan dan mengingatkankembali seluruh pelaksana program ataupun pemangku
kepentingan organisasiterhadap visi dan misi organisasi. Serta berkontribusi terhadap
meningkatnyapartisipasi keseluruhan pelaku organisasi dalam proses pengambilan
keputusandiorganisasi tersebut.

Dengan demikian strategi sangat diperlukan gunamenunjang tercapainya tujuan


organisasi baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.Strategi dan tujuan
sebenarnya memiliki perbedaan dan persamaan yangsaling
berkaitan. Tujuan itu mengacu kepada tujuan-tujuan akhir organisasi,sedangkan strategi selain
mengacu kepada tujuan-tujuan akhir organisasi jugabagaimana cara mencapai dan proses apa
saja yang harus dilewatinya, jikatujuan-tujuan organisasi lebih mengacu ke dalam (internal),
yakni apa-apa yangingin dicapai berdasarkan kapabilitas dan sumber daya yang tersedia
dalamorganisasi sedangkan strategi lebih menekankan keluar (eksternal), yaknibagaimana
mencocokkan kapabilitas dan sumber daya internal (kelemahan dankekuatan organisasi) dengan
”peluang dan ancaman” lingkungan sedemikianrupa agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa hubungan antara Teori Kontingensi dengan Lingkungan
2) Apa itu Strategi dan hubungannya dengan organisasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Teori Kontingensi


Teori kontingensi adalah teori organisasi yang mengklaim bahwa tidak ada cara terbaik
untuk mengatur perusahaan, untuk memimpin perusahaan, atau untuk membuat sebuah
keputusan. Sebaliknya, tindakan optimal adalah kontingen (tergantung) pada situasi internal dan
eksternal. Seorang pemimpin kontingen secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan mereka
sendiri pada situasi yang tepat.

Pendekatan kontingensi dipengaruhi oleh dua program penelitian sebelumnya yang


berusaha menunjukkan perilaku kepemimpinan yang efektif. Selama tahun 1950-an, para peneliti
di Ohio State University memberikan kuesioner untuk mengukur berbagai kemungkinan perilaku
pemimpin dalam berbagai konteks organisasi. Hasilnya adalah dua jenis perilaku pemimpin yang
terbukti efektif adalah :

1. perilaku pemimpin pertimbangan ( consideration leader behaviors) dimana pemimpin


membangun hubungan baik dan hubungan interpersonal dan menunjukkan dukungan dan
kepedulian terhadap bawahan dan
2. perilaku pemimpin struktural ( initiating structure leader behaviors) dimana seorang
pemimpin mengembangkan struktur organisasi (misalnya, tugas peran, perencanaan,
penjadwalan) untuk memastikan penyelesaian tugas dan pencapaian tujuan.

Selain itu, peneliti dari University of Michigan’s Survey Research Center menyarankan
bahwa teori-teori sebelumnya seperti birokrasi Weber dan manajemen ilmiah Taylor telah
gagal karena mereka mengabaikan bahwa gaya manajemen dan struktur organisasi sangat
dipengaruhi oleh berbagai aspek lingkungan: faktor kontingensi. Tidak mungkin ada “satu
cara terbaik” untuk model kepemimpinan atau struktur organisasi.

Gareth Morgan dalam bukunya Images of Organization menggambarkan gagasan utama


yang mendasari teori kontingensi, yaitu :

1. Organisasi adalah sistem terbuka yang memerlukan manajemen yang cermat untuk


memuaskan dan menyeimbangkan kebutuhan internal dan untuk beradaptasi dengan
keadaan lingkungan
2. Tidak ada satu cara pengorganisasian yang terbaik. Bentuk yang paling sesuai sangat
tergantung pada jenis tugas atau lingkungan yang sedang dihadapi.
3. Diatas segalanya, manajemen harus peduli untuk mencapai arah dan kesesuain yang
terbaik
4. Berbagai jenis atau spesies organisasi diperlukan dalam berbagai jenis lingkungan

2
Menurut Robbins (2001) Teori Kontingensi merupakan pendekatan kepemimpinan yang
mendorong pemimpin memahami perilakunya sendiri. Teori ini mengatakan bahwa keefektifan
sebuah kepemimpinan adalah fungsi dari berbagai aspek situasi kepemimpinan. Adapun lima
teori yang termasuk ke dalam teori kontingensi adalah :

Model kontingensi Fiedler (Fiedler Contingency Model)

Fiedler (dalam Robbins, 2001) mengemukakakan bahwa kinerja kelompok yang efektif


bergantung pada padanan yang tepat antara gaya si pemimpin dan sampai tingkat mana situasi
memberikan kendali dan pengaruh kepada si pemimpin. Fiedler menciptakan instrument, yang
disebutnya LPC (Least Preffered Co-Worker) yang bermaksud mengukur apakah seseorang itu
berorientasi tugas atau hubungan. Kemudian setelah gaya kepemimpinan dasar individu dinilai
melalui LPC yang bermaksud mengukur apakah seseorang itu berorientasi tugas ataukah
hubungan, Fiedler mendefinisikan faktor-faktor hubungan pemimpin-anggota, struktur tugas
dan kekuasaan jabatan sebagai faktor situasi utama yang menentukan efekftivitas kepemimpinan.

Teori Situasional Hersey dan Blanchad

Merupakan suatu teori kemungkinan yang memusatkan perhatian pada para


pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat,
yang menurut argument Hersey dan Blanchard (dalam Robbins, 2001) bersifat tergantung pada
tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Tekanan pada pengikut dalam keefektifan
kepemimpinan mencerminkan kenyataan bahwa para pengikutlah yang menerima baik atau
menolak pemimpin. Tidak peduli apa yang dilakukan si pemimpin itu, keefektifan bergantung
pada tindakan dari pengikutnya. Inilah dimensi penting yang kurang ditekankan dalam
kebanyakan teori kepemimpinan. Istilah kesiapan, seperti didefinisikan oleh Hersey dan
Blanchard, merujuk ke sejauh mana orang mempunyai kemampuan dan kesiapan untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu.

Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota

Menurut teori ini, George Graen (dalam Robbins, 2001) menciptakan kelompok-dalam


dan kelompok-luar, dan bawahan dengan status kelompok dalam akan mempunyai
penilaian kinerja yang lebih tinggi, tingkat keluarnya karyawan yang lebih rendah, dan kepuasan
yang lebih besar bersama atasan mereka. Hal pokok yang harus dicatat di sini adalah bahwa
walaupun pemimpinlah yang melakukan pemilihan, karakteristik pengikutlah yang mendorong
keputusan kategorisasi dari pemimpin.

Teori Jalur-Tujuan (House’s Path Goal Theory)

Dikembangkan oleh Robert House (dalam Robbins, 2001), teori jalantujuan mengambil


elemen-elemen dari penelitian kepemimpinan Ohio State University tentang struktur awal dan
tenggang rasa dan teori pengharapan motivasi. inti dari teori jalan-tujuan (path-goal theory)

3
adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk memberikan informasi, dukungan, atau sumber
daya lain yang dibutuhkan kepada para pengikut mereka bisa mencapai berbagai tujuan mereka.
Istilah jalan-tujuan berasal dari keyakinan bahwa para pemimpin yang efektif semestinya bisa
menunjukkan jalan guna membantu pengikut-pengikut mereka mendapatkan hal-hal yang
mereka butuhkan demi pencapaian tujuan kerja dan mempermudah perjalanan serta
menghilangkan berbagai rintangannya.

Teori Model Partisipasi-Pemimpin Vroom dan Yetton

Victor Vroom dan Phillip Yetton (dalam Robbins, 2001) mengemukakan bahwa teori ini
merupakan suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk menentukan
ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi yang berlainan.

2.2 Pengertian Strategi


Menurut Robbins, (dalam Kusdi, 2009:87) Pengertian strategi dalam konteks organisasi
adalah penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yangbersifat mendasar bagi sebuah
organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapanrencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya
yang diperlukan gunamencapai berbagai sasaran tersebut”.

Strategi disusun dan diimplementasikan untuk mencapai berbagai tujuanyang telah


ditetapkan, sekaligus mempertahankan dan memperluas aktivitasorganisasi pada bidang-bidang
baru dalam rangka merespons lingkungan(misalnya perubahan permintaan, perubahan sumber
pasokan, fluktuasi kondisiekonomi, perkembangan teknologi baru, dan aktivitas-aktivitas para
pesaing).Terdapat dua pendapat yang menonjol mengenai bagaimana strategi disusundalam
organisasi. Kelompok pertama adalah mereka yang menyakini bahwastrategi merupakan suatu
tindakan (planning mode).Hal ini berkaitan denganmodel rasional yang dikembangkan para
pemikir perspektif modern. Kelompok kedua, yang disebut evolutionary mode, melihat bahwa
strategi tidak mesti berupasuatu perencanaan yang sistematis dan terperinci. Mereka melihat
bahwa dalampraktiknya tidak jarang pengelola organisasi mengambil keputusan strategisecara
bertahap atau selangkah demi selangkah, sejalan dengan perkembanganorganisasi itu sendiri,
sebelum pada akhirnya menjadi suatu strategi yang utuhdan lengkap.Model rasional penyusunan
strategi adalah proses yang terdiri dari tiga tahapanalisis, formulasi, implementasi. Pada tahap
analisis, terdapat proses analisiseksternal dan analisis internal. Analisis eksternal merupakan
tujuan terhadaptinjauan terhadap lingkungan yang menghasilkan data mengenai
berbagaiancaman (threaths)

dan peluang (opportunities). Sedangkan analisis internalmerupakan tinjauan terhadap berbagai


kekuatan(strength) dan kelemahan(weakness) alam organisasi itu sendiri. Kombinasi dari kedua
hal inilah yang merupakan bahan bagi pengambil kebijakan untuk menyusun strategi
organisasi.Lazimnya, proses analisis ini disebut analisis SWOT (Strenghts,
Weakness,Opportunity, Threaths)

4
2.3 Jenis-jenis strategi dalam organisasi
Pada umumnya, strategi organisasi terbagi atas 3 Tingkatan utama yaituStrategi di Tingkat
Korporasi (Corporate Level Strategy ), Strategi di Tingkat UnitBisnis (Business Unit Level
Strategy ) dan Strategi di Tingkat Fungsional(Functional Level Strategy). Strategi Korporasi
berfokus pada menentukan bisnismana yang harus dijalankan oleh perusahaan. Strategi Bisnis
mengembangkankeunggulan kompetitif dalam segmen bisnis sedangkan Strategi
Fungsionalberoperasi pada tingkat pemasaran, produksi dan keuangan untuk memastikanbahwa
memastikan bahwa setiap unit kerja memiliki strategi untuk mendukungbisnis perusahaannya.

1. Strategi Korporasi (Corporate Level Strategy )Tingkat Strategi yang pertama dalam dunia


bisnis adalah Strategi diTingkat Korporasi atau Corporate Level Strategy, Strategi korporasi
menangani seluruh ruang lingkup strategis perusahaan terutama dalammenentukan tujuan dan
sasaran suatu perusahaan. Strategi ini diperlukanuntuk menentukan bisnis apa yang harus atau
ingin dimiliki oleh perusahaanseperti jenis produk yang akan diproduksi dan dimana produk
tersebut harusdipasarkan. Corporate Level Strategy juga menentukan arah yang akan ditujuoleh
perusahaan dan peran setiap unit bisnis dalam perusahaan untukmencapai arah tersebut. Ada dua
hal penting yang harus dilakukan padastrategi di tingkat korporasi, yaitu :a. Menetapkan Visi
dan Misi Perusahaan (Korporasi)Pernyataan visi adalah pernyataan yang menggambarkan tujuan
dankondisi dimasa depan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangkamenengah atau
jangka panjang. Visi atau dalam bahasa Inggris disebutdengan

Vision 

 ini berfungsi sebagai panduan yang jelas untuk memilihtindakan saat ini dan di masa yang akan
datang. Pernyataan Misi adalahpernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan
untukmewujudkan visi tersebut. Misi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan

Mission 

ini memberikan arah dan batasan-batasan proses pencapaiantujuan.b. Menentukan Obyektif


atau Tujuan Perusahaan (Korporasi)Obyektif Perusahaan atau Tujuan Perusahaan yang
ditentukan adalah alatyang mendasari semua perencanaan dan kegiatan strategis dan
berfungsisebagai dasar untuk membuat kebijakan dan mengevaluasi kinerja.Contoh Obyektif
Perusahaan diantara seperti menghasilkan laba,meminimalkan pengeluaran atau memperbesar
pangsa pasar dan lain-lainnya.

2. Strategi Unit Bisnis (Unit Business Level Strategy )Strategi di Tingkat Unit Bisnis


adalah strategi yang digunakan untukmencapai tujuan dari setiap unit bisnis seperti unit bisnis
layanan, produk,divisi ataupun anak perusahaan. Strategi ini dijalankan oleh masing-masingunit
bisnis namun harus bersinergi dan mendukung strategi korporasi yangtelah ditetapkan oleh

5
perusahaan induk. Strategi di Tingkat unit Bisnis inisangat penting untuk dilakukan karena dapat
melihat unit bisnis mana yangunggul dan unit bisnis mana yang perlu ditingkatkan lagi.

Memiliki Strategi di tingkat Unit Bisnis ini memungkinkan


perusahaanmempertimbangkan biaya dan manfaat dari setiap unit bisnis dan memutuskanposisi
yang tepat untuk pengalokasian sumber daya perusahaan bahkan dapatdigunakan untuk
memutuskan kapan waktunya untuk melakukan divestasiatau menjual unit bisnis yang tidak
berkontribusi positif sehingga manajemenpuncak perusahaan dapat fokus pada unit bisnis yang
paling penting untukpencapaian strategi korporasi. Ada beberapa hal yang harus dilakukan
padaStrategi di Tingkat Unit Bisnis ini yaitu :a. Membedakan Perusahaan kita dengan
Kompetitor. Salah satu cara yangterbaik untuk mengetahui apakah unit bisnis kita telah
melakukan yangterbaik adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT
inimemungkinkan kita untuk meninjau lingkungan persaingan danmenentukan strategi yang
tepat untuk unit bisnis kita.b. Menetapkan Obyektif (Tujuan) dan tindakan-tindakan yang
mendukungstrategi di tingkat unit bisnis dan strategi di tingkat korporasi. Sasaran kitasaat
membuat strategi unit bisnis adalah untuk menetapkan obyektif atautujuan dan inisiatif yang
mendukung unit bisnis sekaligus berkontribusiterhadap obyektif (tujuan) perusahaan secara
keseluruhan.

3. Strategi Fungsional (Functional Level Strategy )Strategi di Tingkat Fungsional adalah


strategi yang dirumuskan secaraspesifik pada area fungsional tertentu untuk mendukung strategi
unit bisnis.Area fungsional ini meliputi departemen-departemen yang terdapat di unitbisnis
seperti pemasaran, produksi, keuangan, sumber daya manusia, IT sertapenelitian dan
pengembangan. Strategi Fungsional ini biasanya dihasilkan dandievaluasi oleh kepala
departemen seperti kepala pemasaran, kepalakeuangan, kepala produksi dan operasi. Individu-
individu ini dapat membantumemastikan bahwa departemen menjalankan elemen strategis
yangditetapkan serta memastikan komponen-komponen di fungsional ini membantumendukung
strategi di tingkat unit bisnis maupun strategi ditingkat korporasi.Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan strategi ditingkat fungsional, yaitu:

1. Memahami setiap perincian proyek dan pengukurannya.

2. Pastikan Strategi yang ditetapkan di tingkat fungsional ini harus selarasdengan strategi
di tingkat unit bisnis dan strategi di tingkat korporasi.

3. Hanya perlu mengukur data-data penting yang menentukan pencapaianterhadap


sasaran dan tujuan utama.

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Strategi dalam konteks organisasi adalah penetapan berbagai tujuan dansasaran jangka
panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah organisasi, yangdilanjutkan dengan penetapan
rencana aktivitas dan pengalokasian sumber dayayang diperlukan guna mencapai berbagai
sasaran tersebut.Strategi organisasi terbagi atas 3 Tingkatan utama yaitu Strategi di
TingkatKorporasi (Corporate Level Strategy ), Strategi di Tingkat Unit Bisnis (BusinessUnit
Level Strategy ) dan Strategi di Tingkat Fungsional (Functional LevelStrategy ).

Manfaat analisis SWOT adalah perusahaan menjadi lebih memahamikekuatannya dan


memberikan rekomendasi untuk meningkatkannya, Perusahaandapat melihat suatu peluang dan
dapat mempertahankan peluang, Perusahaanmengetahui kelemahan serta mencari solusi untuk
mengurangi kelemahantersebut, Perusahaan mengetahui potensi ancaman serta mencari solusi
untukmenghindari ancaman tersebut. Faktor utama yang mempengaruhi analisisSWOT, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
suatu perusahaan. Faktor eksternal adalah semuafaktor yang berasal dari luar perusahaan
(ancaman dan peluang) danberpengaruh terhadap performa perusahaan tersebut.

Teori kontingensi memandang organisasi sebagai sistem terbuka yang memiliki


hubungan dengan lingkungan dan lingkungan juga mempengaruhi proses internal organisasi.
Menurut pendekatan ini, sebuah organisasi sangat dipengaruhi atas lingkungan karena kebutuhan
akan sumber daya dan klien untuk mempertahankan keberadaannya. Kebutuhan bisa dipenuhi
dengan beradaptasi terhadap lingkungan. Implikasinya, organisasi harus mengubah tatanan
internal untuk merespon berbagai lingkungan sehingga muncul adagium no one best way to
organize.

Anda mungkin juga menyukai