Anda di halaman 1dari 5

BAB VI.

Uji Pangkat Bertanda Wilcoxon

Uji ini dipergunakan untuk membandingkan dua sampel yang anggota-

anggotanya berpasangan dan berasal dari dua populasi yang tidak diketahui

distribusinya. Untuk menguji perbedaan median dua populasi berdasarkan median

dua sampel berpasangan. Uji ini selain mempertimbangkan arah perbedaan, juga

mempertimbangkan besar relatif perbedaannya. Dengan demikian bisa dikatakan

bahwa Uji Pangkat Bertanda Wilcoxon memiliki kualitas yang lebih baik

dibandingkan dengan Uji Tanda. Data paling tidak berskala ordinal.

Notasi yang digunakan:

n1 = ukuran sampel ke-1 n2 = ukuran sampel ke-2


n1 < n2 ukuran sampel ke-1 selalu lebih kecil dari sampel ke-2
W = jumlah peringkat pada sampel berukuran terkecil.

n1×( n1 + n2 +1 )
Nilai Ekspektasi (W) = E(W) = 2
n 1×n 2×( n1 + n2 +1 )
Standar Error = SE = √ 12
W −E(W )
Statistik uji = z = SE

Teladan 5 : Berikut ini adalah data pendapatan di 2 kelompok pekerja.

Dengan taraf nyata 5% ujilah apakah (peringkat) pendapatan di de-partemen Q lebih

kecil dibandingkan dari departemen Z?


Jawab:

1. H0: μ1 = μ2 H1: μ1 < μ2

2. Statistik Uji : z

3. Arah uji: 1 arah

4. Taraf nyata pengujian = α = 5% = 0,05

5. Daerah Penolakan H0: lihat diagram pada halaman berikutnya!

6. Statistik uji: n1 = 4 n2 = 8 W = 19

n1×( n1 + n2 +1 ) 4× ( 4+ 8+1 ) 4×13


= =
E(W) = 2 2 2 = 26

n 1×n 2×( n1 + n2 +1 )
SE = √ 12
=
√ 4×8×13
12
=
416

12
=√ 34 , 666
= 5,89
W −E(W ) 19−26
=
z= SE 5 ,89 = −1,19

7. Kesimpulan:

z hitung = –1,19 ada di daerah penerimaan H0, sehingga H0 diterima. Jadi,

peringkat pendapatan di kedua departemen sama.

4. Uji Jumlah Pangkat Wilcoxon

Uji ini dipergunakan untuk membandingkan dua sampel yang anggota-

anggotanya tidak berpasangan dan berasal dari dua populasi yang tidak diketahui
distribusinya. Hipotesis nol yang akan diuji menyatakan bahwa mean dari dua

populasi sama.

Ho : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2

Kedua populasi yang diselidiki tidak diketahui distribusinya dan tidak perlu

sama macam distribusinya, dengan demikian uji parametrik tidak tepat untuk

digunakan.

Bila besar sampel pertama dan kedua dinyatakan dengan n1 dan n2, maka

langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :

1. Gabungkan kedua sampel dan beri pangkat (jenjang) pada tiap-tiap

anggotanya mulai dari nilai pengamatan terkecil ke nilai pengamatan terbesar.

Apabila ada dua atau lebih nilai pengamatan yang sama maka pangkat yang

diberikan pada tiap-tiap anggota sampel adalah pangkat rata-rata.

2. Hitung pangkat masing-masing bagi sampel pertama dan kedua, dan

notasikan dengan R1 dan R2.

3. Ambillah jumlah pangkat yang lebih kecil antara R1 dan R2, notasikan

dengan R.

4. Bandingkan nilai R yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan Rα

dari tabel.

5. Jika R ≥ Rα maka Ho diterima dan jika R < Rα maka Ho ditolak.

Teladan 6

Suatu metode penanaman padi model baru (Jajar Legowo=Jarwo) hendak

dicobakan. Untuk mengetahui apakah cara baru (Jarwo) tersebut memberikan hasil

panenan (produksi) yang berbeda dengan cara lama (Tandur Jajar). Kemudian

dilakukan penelitian, cara lama dicobakan pada 10 orang petani dan cara baru

dicobakan pada 10 orang petani lainnya, masing-masing dipilih secara random dari
berbagai tempat yang kira-kira memiliki luas lahan dan kesuburan yang sama. Hasil

penelitian dan pangkatnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel Hasil Panenan (Produksi) dan Pangkat Cara Lama dan Cara Baru

Metode Lama (Tandur Jajar) Metode Baru (Jarwo)


No
Produksi Pangkat Produksi Pangkat
1 16 7,5 16 7,5
2 12 2 15 5,5
3 18 10 19 13,5
4 19 13,5 23 18
5 14 4 25 19
6 13 3 21 17
7 18 10 26 20
8 19 13,5 20 16
9 15 5,5 18 10
10 10 1 19 13,5
Jumlah R1 = 70 Jumlah R2 = 140

Jumlah pangkat yang lebih kecil adalah R1 = 70 ===> R. Untuk n1 = 10 dan

n2 = 10, dari tabel R diperoleh R 5% = 78 dan R 1% = 71, nilai R hitung < R tabel

maka Ho ditolak, artinya produksi padi cara baru berbeda nyata dengan produksi

padi cara lama.

Untuk dua sampel yang berukuran tidak sama (n1 ≠ n2), pemberian pangkat

dilakukan dua kali, yaitu pangkat dari nilai pengamatan terkecil ke nilai pengamatan

terbesar (pangkat I) dan dari nilai pengamatan terbesar ke nilai pengamatan terkecil

(pangkat II).

Apabila n1 atau n2 atau kedua-duanya lebih besar dari 20, pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunkan distribusi Z, dengan rumus sebagai

berikut :

n* (n1 + n2 + 1) – 2 R*
Z-hit = --------------------------------------
(n1 n2 (n1 + n2 + 1) / 3)1/2

R* = jumlah pangkat yang lebih kecil

n* = jumlah sampel dari R*


Jika Z-hit ≤ Z tabel maka Ho diterima (H1 ditolak)

Jika Z-hit > Z tabel maka Ho ditolak (H1 diterima)

Soal Latihan :

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah kenaikan upah akan meningkatkan

output per jam dari pekerja. Output per jam dalam unit sebelum kenaikan upah (X)

dan output per jam dalam unit setelah kenaikan upah (Y). Sampel dengan 10

pekerja memberikan hasil sebagai berikut :

Pekerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

X 91 83 70 64 85 86 91 66 72 61

Y 88 87 67 69 83 81 94 67 76 65

Ujilah apakah kenaikan upah dapat meningkatkan output per jam dari pekerja,

gunakan uji Pangkat Bertanda Wilcoxon = 5 %.

Anda mungkin juga menyukai