Zahit Idris (D1a118274)
Zahit Idris (D1a118274)
OLEH :
ZAHIT
IDRIS
D1A118274
E1
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS HUKUM
2021
DAFTAR ISI
Halaman Judul
DaftarIsi...................................................................................................................................ii
BABI PENDAHULUAN
1.2 Rumusan
masalah…................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................7
DaftarPustaka..........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
Legal Opinion merupakan jawaban seorang sarjana hukum, mengenai pertanyaan seorang
klien yang sedang menghadapi persoalan hukum. Apabila pendapat hukum seorang sarjana
hukum ini dijadikan oleh hakim sebagai tempat menemukan hukum maka pendapat hukum
tersebut sudah bisa dikatakan sebagai doktrin. Doktrin merupakan salah satu sumber hukum.
Artinya ada hubungan antara legal opinion dan doktrin yang merupakan sumber hukum.
Legal opinion disadur dari bahasa latin Ius yang mempunyai arti hukum dan Opinio yang
artinya pendapat atau pandangan. Jika ditilik istilah ini dikenal tidak hanya dalam sistem
common law. Pada sistem kontinental di Eropa istilah ini disebut legalcritics.
Istilah hukum ini sebenarnya tidak ada pengertian yang baku. Hanya saja dalam literatur
legal opinion merupakan kumpulan dokumen tertulis yang berisi pendapat dari advokat.
Pendapat ini berasal dari pengacara swasta atau yang disediakan pemerintah. Ditujukan untuk
membelakliennya.
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip-Prinsip dalam Pembuatan Legal Opinion, Prinsip yang harus dipegang dalam
menyusun LegalOpinion.
a. Legal Opinion dibuat dengan mendasarkan pada hukumIndonesia.
Advokat yang berpraktek dalam wilayah Republik Indonesia dimana hukum yang
dikuasai adalah hukum Indonesia, tidak berkompeten untuk menyampaikan pendapat
hukum yang didasarkan pada hukum selain hukum Indonesia.
b. Legal Opinion disampaikan secara lugas, jelas dan tegas dengantata
bahasa yang benar dan sistematis.Legal Opinion disampaikan secara lugas, jelas dan
tegas, artinya legal opinion tersebut harus mudah dipahami oleh klien atau bagi pihak
yang membacanya. Karena disampaikan dengan bahasa yang baik dan sistematis serta
tegas maka Legal Opinion tersebut tidak menimbulkan tafsiran berganda (bias) dan
diharapkan melalui Legal Opinion tersebut tercipta lah suatu kepastian hukum.
Dalam Legal opinion, advokat tidak boleh memberikan jaminan atau kepastian akan
kondisi suatu penyelesaian persoalan dalam praktek. Hal ini sesuai pula dengan ketentuan
yang terdapat dalam Pasal 4 butir c Kode Etik Advokat yang berbunyi: “Advokat tidak
dibenarkan menjamin kepada klien nya bahwa perkara yang ditanganinya akan menang”.
Dilihat dari isi Kode Etik Advokat tersebut dapat disimpulkan bahwa advokat di dalam
Legal Opinion nya tidak dapat memberikan jaminan kepada klien bahwa perkara yang
ditanganinya akan menang.
Advokat bertanggung jawab atas isi dan juga bertanggung jawab atas kebenaran dari
Legal Opinion yang dibuatnya., tetapi advokat tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban atas kerugian yang timbul akibat klien mengambil tindakan
berdasarkan Legal Opinion tersebut. Legal Opinion yang dibuat oleh advokat yang
ditunjuk tersebut tidak mengikat klien atau pihak-pihak yang meminta Legal Opinion
untuk melaksanakan sebagian atau seluruh isi dari Legal Opinion. Keputusan untuk
mengambil atau tidak mengambil tindakan berdasarkan Legal Opinion, sepenuhnya
tergantung dari klien yang bersangkutan dan menjadi tanggung jawab dari pengambil
keputusan.
Ada Aturan yang Sudah Dimuat UU Cipta Kerja, Pengesahan Raperda RZWP3K yang
Ditolak Masyarakat Pesisir Banten Menunggu Rekomendasi Kemendagri - bantenhits
Legal opinion tersebut harus mudah dipahami oleh klien atau bagi pihak yang
membacanya. Karena disampaikan dengan bahasa yang baik dan benar maka legal
opiniom tersebut tidak menimbulkan tafsiran berganda (bias) dan diharapkan melaluinya
tersebut terciptalah suatukepastian.
Dalam Legal opinion, pengacara tidak boleh memberikan jaminan atau kepastian akan
kondisi suatu penyelesaian persoalan dalam praktek. Hal ini sesuai pula dengan ketentuan
yang terdapat dalam Pasal 4 butir c Kode Etik Advokat yang berbunyi: “Pembela tidak
dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akanmenang”.
Dilihat dari isi Kode Etik tersebut dapat disimpulkan bahwa pengacara di dalam Legal
Opinionnya tidak dapat memberikan jaminan kepada klien bahwa perkara yang
ditanganinya akan menang.
4. Jujur danLengkap
Jujur, artinya harus disampaikan kepada klien sebagaimana adanya, tidak dibuat-buat dan
tidak semata-mata memberikan pendapat hanya untuk mengakomodir keinginanklien.
5. TidakMemikat
Pembela bertanggung jawab atas isi dan juga atas kebenaran dari Legal Opinion yang
dibuatnya., tetapi advokat tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas kerugian
yang timbul akibat klien mengambil tindakan berdasarkan Legal Opiniontersebut.
Pendapat hukum khususnya untuk perusahaan setidaknya memiliki dua bentuk manfaat,
adapun secara rinci adalah sebagai berikut:
Sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersifat material oleh pihak Manajemen
terkait transaksi yang akan dilakukan atau terkait dengan perusahaan secarakeseluruhan.
Dalam hal konsultan hukum enggan memberikan pendapat yang bersifat tanpa syarat dan
menguntungkan, maka hal tersebut menjadi peringatan bagi perusahaan bahwa ada hal
yang salah secara hukum terkait dengan transaksi atau aspek hukum perusahaan
bersangkutan.
Memahami manfaat dari legal opinion harus memahami unsur-unsur yang ada di dalam legal
opinion opinion :
DudukPerkara
Bagian ini menjelaskan secara singkat masalah yang dihadapi penggugat, umumnya
konsultan hukum akan meringkas cerita klien dan hanya menulis pokok permasalahan
saja yang benar-benar berkaitan dengan hukum.
DasarHukum
Ini adalah penjelasan mengenai peraturan apa saja yang berkaitan dengan duduk perkara
di atas, ini bisa berupa undang-undang, yurisprudensi, perjanjian internasional, doktrin
hingga kebiasaan. Dalam mencantumkan ini diperlukan kemampuan identifikasi masalah
yang cermat, agar dasar yang diambil benar-benar sesuai dengan isu yang ajukan
penggugat.
2.4 Tujuan Legal Opinion
Tujuan dibuatnya suatu Legal opinion adalah untuk memberikan pendapat atas suatu
persoalan hukum yang sedang dihadapi oleh klien agar didapat suatu keputusan atau tindakan
yang tepat atas persoalan hukum yang ada tersebut.
Mempelajari legal opinion menjadi hal yang penting agar Anda tidak mudah terkoceh
dengan sistem hukum yang Anda, hal ini sama pentingnya ketika Anda mengelola keuangan
bisnis Anda, karena jangan sampai ada kecurangan dan juga kesalahan dalam mengelolanya.
Menjadi panduan taktis advokasi dalam suatu perkara hukum. Diharapkan dengan adanya
legal opinion, langkah maupun pengembangan advokasi suatu perkara tidak akan terpancing
permainan, pihak lawan, atau agar tidak terlalu mengembang keluar dari koridor hukum yang
ada.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Legal Opinion adalah salah satu peran pekerja hukum dengan memberikan konsultasi yaitu
memberikan pendapatnya, baik digunakan untuk menghindari timbulnya sengketa maupun untuk
penyelesaian sengketa, baik secara lisan maupun tertulis untuk orang yang membutuhkan (klien).
DAFTAR PUSTAKA
Priyono, Ery Agus. 2020. "Kedudukan Legal Opinion sebagai Sumber Hukum" ;Jurnal Hukum,
Vol. 2, No. 1, Maret 2020( hlm 64-66).