PENGANTAR FILSAFAT
1.SUMIATI JAMALUDDIN
2.SUNITA PARTIKA
3.WAHYU FEBRIASYAH
4.RADIT FEBIAN
5.PUTRI ANDRIANI
6.ROSTIANA
7.INDAH SARI
Kata pengantar………………………………………………………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………………………………………………………..ii
Bab I PENDAHULUAN
A.Latar belakang………………………………………………………………………………………………1
B.Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………..….2
C.Tujuan Masalah………………………………………………………………………………………..……2
Bab II PEMBAHASAN
1.Pengertian epistemilogi………………………………………………………………………….….3
1.pengertian Rasinalisme……………………………………………………………………………...8
2.Sejarah Rasionalisme………………………………………………………………………………..…9
1.Rene Descartesa……………………………………………………………………………………..…11
2.Baruch De Spinoza…………………………………………………………………………………….12
3.Leibnis……………………………………………………………………………………………………….13
Bab III PENUTUP
A.Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………16
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang lahirnya filsafat adalah dorongan keingintahuan manusia akan
pengetahuan yang hakikat, sebab-musabab keberadaan dan bagaimana menciptakan
barang-barang yang senilai yang dilatarbelakangi oleh tujuan-tujuan tertentu bagi
perkembangan hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu, keingintahuan manusia itu
bersifat dinamis secara terus-menerus dan konsisten bergerak sampai keakar-akarnya.
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7
SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan
keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak
yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang
beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya
sederhana: Di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta
sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang bisa diberi
gelar filosof ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof
Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah
guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat
bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal
ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Setelah filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaanya dengan hasil yang
sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban
manusia di dunia. Maka giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ke
tangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan kebesaran dan
kekuasaanya hingga daratan Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula pemikiran filsafat
Yunani juga ikut terbawa.
Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira selama 5
abad) belum memunculkan ahli fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 masehi,
barulah muncul para ahli fikir yang mengadakan penyeledikan filsafat. Jadi, ilsafat Eropa
yang mengawali lahirnya Filsafat Barat Aban Pertengahan.
Kekuasaan pengaruh antara filsafat Yunani dengan agama Kristen dikatakan
seimbang, karena apabila tidak seimbang pengaruhnya, maka tidak mungkin
berintegrasi membentuk suatu formula baru. Walaupun agama Kristen relatif masih
baru keberadaanya, tetapi pada saat itu muncul anggapan yang sama terhadap filsafat
Yunani ataupun agama Kristen. Anggapan manusia bahwa Tuhan turun ke bumi (dunia)
dengan membawa kabar baik bagi umat manusia. Kabar baik tersebut berupa firman
Tuhan yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang sempurna dan sejati.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berdasarkan dari materi dalam makalah ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.Epistemologi dalam Filsafat, Epistemologi berasal dari kata Yunani, yaitu epistememe
pengetahuan dan logos perkataan, pikiran, ilmu. Epistemologi bermaksud secara
kritis mengkaji pengandaian-pengandaian dan syarat-syarat logis yang mendasari
dimungkinkannya pengetahuan serta mencoba memberi pertanggungjawaban
rasional terhadap klaim kebenaran dan objektivitasnya.
2. Rasionalisme adalah faham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting untuk memperoleh pengetahuan dan menetes pengetahuan. Jika
empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami
objek empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh
dengan dengan cara berpikir. Alat dalam berpikir itu adalah kaidah-kaidah logis atau
aturan-aturan logika.
3. Beberapa Pemikiran para Tokoh Rasionalisme yaitu:
a) Rene Descartes (1596-1650), yaitu, sumber pengetahuan yang dapat dipercayai
adalah akal;
b) Baruch Spinoza (1632-1677), De yaitu sebuah idea berhubungan dengan ideatum
atau obyek dan kesesuaian antara idea dan ideatuminilah yang disebut dengan
kebenaran;
c) Leibniz (1.646-1716 M), Pemikiran Leibniz yang terkenal adalah monadologi nya,
dia berpendapat bahwa banyak sekali subtansi yang terdapat di dunia ini, yang
disebutnya “monad” (monos:satu, monad: satu unit)
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Mohammad, Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika Ilmu
Pengetahuan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2011
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001
Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum; Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003,