SKRIPSI
Oleh:
DINDA DAMAYANTY
1304105010073
JUDUL
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dinda Damayanty
NIM. 1304105010073
ii
ABSTRAK
Kata kuci: MAC Address, Sensor PIR, Solenoid Door Lock, Pemancar Inframerah
iii
DAFTAR ISI
JUDUL i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR SINGKATAN viii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 2
1.3 RUANG LINGKUP 2
1.4 TUJUAN 2
1.5 URGENSI DAN MANFAAT PENELITIAN 2
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 HOME AUTOMATION 4
2.2 WEMOS D1 4
2.2.1 Modul ESP8266 5
2.3 ARDUINO NANO 5
2.4 MAC ADDRESS 6
2.5 PEMANCAR DAN PENERIMA INFRA RED 7
2.6 SENSOR 7
2.6.1 Sensor PIR 8
2.7 AKTUATOR 10
2.7.1 Solenoid Door Lock 10
2.7.2 Relay 11
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 12
3.1 TAHAPAN PENELITIAN 12
iv
3.1.1 Studi Literatur 13
3.1.2 Pendesainan Prototipe 13
3.1.3 Analisa Kebutuhan 13
3.1.4 Perancangan Sistem 13
3.1.5 Pengujian Algoritma Program 13
3.1.6 Rancang Bangun Prototipe 13
3.1.7 Pengujian Prototipe 14
3.1.8 Pengumpulan Dan Analisis Data 14
3.1.9 Penulisan Laporan 14
3.2 IDENTIFIKASI MASALAH 14
3.3 DESAIN SISTEM 14
3.3.1 Desain Perangkat keras 14
3.3.2 Desain Perangkat Lunak 18
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 21
4.1 KONFIGURASI SISTEM 21
4.2 PROTOTIPE SISTEM OTOMASI RUMAH 23
4.2.1 Pengujian Solenoid Door Lock 25
4.2.2 Pengujian Lampu 26
4.2.3 Pengujian Sensor PIR 28
4.2.4 Pengujian Pemancar Infra Merah 30
4.2.5 Pengujian MAC Address 31
4.3 KINERJA SISTEM KESELURUHAN 33
4.3.1 Kinerja Sistem 33
4.3.2 Penggunaan Mac Address Berbagai OS 34
4.3.3 Perbandingan Penghematan Waktu 34
BAB 5. PENUTUP 37
5.1 KESIMPULAN 37
5.2 SARAN 37
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN A. Program Prototipe sistem A-1
LAMPIRAN B. Gambar Pengujian B-9
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Wemos D1 4
Gambar 2.2 Arduino Nano 5
Gambar 2.3 Struktur MAC Address yang Terdiri dari 6 Byte 6
Gambar 2.4 (a) Pemancar Inframerah (b) Penerima Inframerah 7
Gambar 2.5 Sensor PIR 8
Gambar 2.6 Diagram Internal Sensor PIR 9
Gambar 2.7 Arah jangkauan Sensor PIR 9
Gambar 2.8 Solenoid Door Lock 10
Gambar 2.9 Komponen di dalam Solenoid Door Lock 11
Gambar 3.2 Diagram Prinsip Kerja Rancangan Prototipe 15
Gambar 3.3 Desain Prototipe Sistem pada Sebuah Ruangan 16
Gambar 3.4 Flowchart Perangkat Lunak Prototipe (a) flowchart user masuk (b)
flowchart user keluar 19
Gambar 4.1 Rangkaian Keseluruhan Prototipe Sistem 21
Gambar 4.2 Tampak desain prototipe 24
Gambar 4.3 Foto Sistem Otomasi Rumah 24
Gambar 4.4 Rangkaian Pengujian Solenoid Door Lock 25
Gambar 4.5 (a) solenoid saat tidak aktif (b) solenoid saat aktif 26
Gambar 4.6 Rangkaian Pengujian Lampu 27
Gambar 4.7 Pengujian Sensor PIR (a) Rangkaian Pengujian (b) Kode Program
Pengujian 29
Gambar 4.8 Rangkaian Pengujian Infra Merah (a) Rangkaian Receiver Infra
Merah (b) Rangkaian Pemancar Infra Merah 30
Gambar 4.9 Pengujian MAC Address 32
Gambar 4.10 (a) Grafik Perbandingan Saat User Masuk (b) Grafik Perbandingan
Saat User Keluar 36
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
komunikasi jaringan dan kebanyakan pada teknologi jaringan IEEE 802. MAC
Address mengkodekan nomor identifikasi produsen terdaftar. Ini mungkin dikenal
sebagai Ethernet Hardware Address (EHA), alamat hardware, alamat adaptor,
atau alamat fisik[ CITATION Fai17 \l 1033 ].
MAC Address pada Smarthphone akan dideteksi oleh mikrokontroler yang
berbasis modul ESP8266 (modul untuk memencarkan wifi) yaitu Wemos. Dalam
meningkatkan keamanan,, sensor PIR ( Passive Infra Red) juga digunakan dalam
mendeteksi orang ketika berada di depan pintu. Input untuk mengontrol perangkat
elektronik merupakan output dari pembacaan MAC Address dan sensor PIR.
1.4 TUJUAN
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan rancangan sistem pengendali rumah dengan
menggunakan MAC Address sebagai sebuah kode unik pada
smarthphone.
2. Menghasilkan prototipe rumah dengan sistem otomatisasi
berbasis mikrokontroler dan ESP modul menggunakan Wemos.
3. Menentukan performa prototipe.
2
teknologi smarthphone yang mana memiliki MAC Address untuk diterapkan pada
kehidupan sehari-hari.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menerangkan tentang latar belakang, perumusan
masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan, manfaat dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menerangkan teori-teori yang terkait dengan
permasalahan yang akan dibahas serta kajian-kajian yang relevan
dengan topik penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menerangkan tentang alat dan bahan serta tahapan
dan jadwal penelitian untuk mencapai tujuan dari penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan hasil
pengujian perangkat yang telah dilakukan.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang
diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang daftar referensi yang digunakan selama proses
penulisan laporan penelitian.
LAMPIRAN
Berisi data-data yang perlu dilampirkan dan berhubungan dengan
pembahasan laporan penelitian.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 WEMOS D1
Gambar 2. 1 Wemos D1
4
sudah memiliki banyak library untuk digunakan sehingga pemograman
mikrokontroler berbasis modul esp8266 menjadi relatif mudah meskipun untuk
pemula. Pemograman pada board wemos D1R2 ini dapat menggunakan aplikasi
Arduino IDE, wemos D1R2 memiliki 11 digital input/output pin, 1 analoog input
pin, micro usb untuk koneksi, dan power jack 9-24V daya input. Gambar wemos
D1R2 terlihat pada Gambar 2.1[ CITATION Hud17 \l 1057 ].
5
Gambar 2.2 Arduino Nano
6
MAC Address memang harus unik, dan untuk itulah Institute of Electrical
and Electronics Enginers (IEEE) mengalokasikan blok-blok dalam MAC Address.
24 bit pertama dari MAC address mempresentasikan siapa pembuat kartu tersebut
dan 24 bit sisanya mempresentasikan nomor kartu tersebut [ CITATION Ala19 \l
1033 ].
Gambar 2.3 Struktur MAC Address yang Terdiri dari 6 Byte [CITATION Nae13 \l
1057 ].
7
(a) (b)
Terdapat tiga kaki pada receiver sensor inframerah. Kaki pertama sebagai
ground, kedua sebagai penerima input dan yang ketiga adalah output. Receiver
inframerah dapat dilihat pada Gambar 2.4 (b). Inframerah memiliki spektrum
elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,7 µm hingga 350µm[CITATION
Muh16 \l 1057 ].
2.6 SENSOR
Sensor adalah perangkat yang bila terkena suatu fenomena fisik (suhu,
perpindahan, kekuatan, dll) akan menghasilkan sinyal output proporsional (listrik,
mekanik, magnetik, dll). Istilah transduser sering digunakan secara sinonim
dengan sensor. Namun sensor adalah perangkat yang merespon perubahan dalam
fenomena fisik. Di sisi lain, transduser adalah sebuah alat yang mengubah satu
bentuk energi ke bentuk energi lain. Sensor adalah suatu transduser ketika mereka
merasakan salah satu bentuk masukan energi dan output dalam bentuk energi yang
berbeda. Misalnya, termokopel merespon perubahan suhu (energi panas) dan
output perubahan proposional dalam gerak listrik (energi listrik) [ CITATION
MAn02 \l 1057 ].
8
apapun seperti IR LED. Sensor PIR yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 merespon
perubahan-perubahan pancaran sinyal infra merah yang dipancarkan oleh benda-
benda yang dapat dideteksi olehnya. Jika terdapat radiasi dalam jangkauan sensor,
sebuah gerakan dideteksi dan sensor akan memberikan output [CITATION Akh15
\l 1057 ].
9
Gambar 2.6 Diagram Internal Sensor PIR
2.7 AKTUATOR
10
Aktuator dapat diibaratkan sebagai sebuah otot pada sebuah sistem
mechatronics yang menerima sebuah perintah pengontrolan (umumnya dalam
bentuk sinyal listrik) dan menghasilkan sebuah perubahan pada sistem fisik
dengan menghasilkan gaya, gerak, panas, dan lainnya. Terdapat 2 jenis aktuator
yaitu biner dan kontinyu. Hal ini dilihat berdasarkan jumlah keadaan output yang
stabil. Relay dengan dua keadaan yang stabil adalah contoh dari aktuator biner.
Demikian pula, solenoid door lock merupakan sebuah contoh aktuator kontinyu
[ CITATION MAn02 \l 1057 ].
11
Gambar 2.9 Komponen di dalam Solenoid Door Lock [CITATION Yan \l 1057 ]
2.7.2 Relay
Sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus adalah relay. Relay terdiri dari
dua bagian kumparan dan kontak. Terdapat belitan kawat tembaga halus pada
kumparan sedangkan kontak terbuat dari bahan penghantar, biasanya tembaga.
Terdapat dua kondisi pada kontak, normally opened jika kumparan tidak dialiri
arus listrik dan normally closed jika kumparan tidak dialiri alur listrik[CITATION
Rat \l 1057 ].
12
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Mul
ai
Studi Literatur
Pendesainan Prototipe
Analisa Kebutuhan
Perancangan Sistem
Pengujian Prototipe
Penulisan Laporan
Seles
ai
13
3.1.1 Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan literatur-literatur serta kajian yaang
berkaitan dengan penelitian yang di buat. Kajian-kajian tersebut di ambil dari
buku, jurnal, internet dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian
ini.
14
3.1.7 Pengujian Prototipe
Pengujian prototipe dilakukan untuk membuktikan bahwa prototipe
bekerja dengan baik dan bekerja sesuai tujuan penelitian ini dilaksanakan.
Prototipe diharapkan mampu bekerja dengan baik dan siap di aplikasikan untuk
konsep smarthome.
15
PIR, device yang terdapat MAC address contohnya smartphone, wemos D1,
seolenoid door lock, lampu, dan pemancar infra merah untuk dapat mencapai
tujuan dari penelitian ini. Berikut Gambar 3.2 diagram blok dari desain perangkat
pada penelitian ini.
WEMOS D1 Lampu
MAC Address
(Smartpone)
Pemancar infra
merah (pendingin
ruangan)
Pada Gambar 3.2 merupakan blok diagram dari perangkat keras sistem
home automation pada kunci pintu dan perangkat listrik. Wemos yang digunakan
merupakan mikrokontroller yang terdapat modul esp8266 yaitu modul untuk wifi.
Wemos akan dirancang sebagai access point agar bisa memancarkan sinyal wifi.
Wemos dirancang sebagi access point agar sebuah device dapat terhubung dengan
sinyal wifi sistem dan dapat saling mengirim data antar perangkat. Data pada
penelitian ini yang digunakan adalah MAC address. MAC address sebuah
identifikasi unik pada kartu jaringan (NIC) pada sebuah device yang digunakan
untuk menghubungkan device yang bersangkutan ke jaringan.
Terdapat dua input pada desain prototipe yang akan di rancang. Pertama
adalah MAC address dari device yang sudah terdaftar dan Sensor PIR. Sensor PIR
digunakan sebagai pendeteksi user. Sensor PIR akan di letakkan di atas pintu
ruangan sebagai tambahan keamanan apabila user sudah berada di depan ruangan
dan sistem akan aktif. Output dari desain prototipe yang dirancang adalah
solenoid door lock yang terpasang pada pintu , lampu sebagai penerang ruangan
dan pemancar infra merah untuk pendingin ruangan.
Prototipe sistem pada sebuah ruangan akan dirancang dalam skala kecil
dengan ukuran 35x32x22 Cm seperti terdapat pada Gambar 3.3. Dapat di jelaskan
bahwa Sensor PIR dipasang di atas pintu yang mengarah keluar untuk mendeteksi
16
user. Solenoid door lock dipasang pada pintu sebagai pengunci pintu dan
dihubungkan dengan sumber DC 12 V. Agar bisa dikendalikan oleh
mikrokoontroler, solenoid door lock dihubungkan dengan modul relay. Lampu
dipasang pada tengah ruangan dan dihubungkan juga dengan modul relay agar
bisa dikendalikan oleh mikrokontroler karena lampu memakai sumber AC.
Pemancar infra merah dipasang mengarah ke pendingin ruangan. Kemudian
modul relay, sensor PIR, dan pemancar infra merah dihubungkan pada
mikrokontroler wemos. Mikrokontroler wemos akan memancarkan sinyal wifi
dan device dapat dikoneksikan dengan sistem. Device yang terhubung dengan
sinyal wifi sistem akan didapat data MAC Address dari device tersebut.
17
Wemos D1 memiliki 11 digital input/output pin, 1 analog input (3,2 V
max input), sambungan micro USB, dan tegangan masukkan 9-24 V.
Sensor PIR (passive infrared) HC-SR501
Sensor ini ditempatkan di depan pintu untuk mendeteksi manusia.
Bekerja pada range tegangan 4,5-20 V DC, memiliki arus 50 µA, dan
tegangan output HIGH 3,3 V / LOW 0 V. sensor ini dapat ditrigger.
Delay time sensor ini bisa diatur dari 0,5-200 detik.
MAC Address (Smartphone)
Menggunaan smartphone dengan berbagai operating system (OS).
Solenoid Door Lock
Solenoid door lock bekerja apabila diberi kan tegangan. Katup solenoid
akan tertarik saat diberikan tegangan yg berarti pintu terbuka. Jika tidak
diberi tegangan, katup akan berada adalam keadaan normal yg berarti
pintu terkunci. Solenoid ini memerlukan tegangan 12V.
Lampu
Lampu yang digunakan lampu untuk penerangan ruang biasa.
Pemancar infra red
Sensor inframerah transmitter dan receiver digunakan untuk
mengirimkan dan menerima data antara mikrokontroller dan
pendingin ruangan.
Adaptor
Adaptor digunakan untuk sumber tegangan solenoid door lock sebesar 12
V DC.
18
3.3.1.3 Prosedur Desain/Perakitan Perangkat Keras
Perakitan perangkat keras dilakukan dengan menguji setiap komponen
apakah bekerja dengan baik atau tidak. Kemudian merangkai perangkat keras
seperti sketsa rangkaian yang sudah direncakan. Apabila sketsa rangkaian tidak
bekerja seperti yang diharapkan, maka akan dilakukan perbaikan pada rangkaian.
19
START
tidak
Mencari perangkat
untuk di hubungkan.
iya Menghubungkan device
Start wifi connection
Ada perangkat yang dengan sistem
terhubung?
tidak
Kata sandi cocok?
iya
iya
Sensor PIR mendeteksi tidak
Lampu menyala Pintu terbuka
manusia?
AC menyala SELESAI
(a)
20
START
iya
Pintu terkunci
Lampu mati
AC mati SELESAI
(b)
Gambar 3.4 Flowchart Perangkat Lunak Prototipe (a) flowchart user masuk (b)
flowchart user keluar
Berdasarkan diagram alir pada Gambar 3.4 (a) dapat dijelaskan bahwa
sinyal wifi sistem yang selalu terpancar akan menerima sebuah permintaan dari
sebuah device. Kemudian jika sebuah device meminta agar bisa terhubung dengan
wifi sistem, maka akan diminta kata sandi agar device dapat terhubung dengan
wifi sistem. Saat device sudah terhubung dengan wifi sistem, akan didapat data
berupa MAC address dari device tersebut. Jika MAC device yang terhubung
adalah MAC yang terdaftar pada sistem, langkah selanjutnya adalah sensor PIR
yang akan mendeteksi user. Apabila didapat kondisi MAC device yang sama
dengan MAC terdaftar dan sensor PIR yang mendeteksi user, sistem akan
mengaktifkan solenoid door lock untuk membuka pintu, memberikan perintah
untuk menyalakan lampu dan pendingin ruangan.
Diagram alir pada Gambar 3.4 (b) menunjukkan pada saat user
meninggalkan ruangan. Sistem akan mendeteksi adanya device yang memutuskan
koneksi dengan sinyal wifi sistem. Kemudian sistem akan menonaktifkan solenoid
door lock diikuti dengan pemadaman lampu dan pemadamam pendingin ruangan.
21
3.3.2.1 Aplikasi/Program Sistem
Perancangan program sistem perangkat lunak dilakukan dengan
menggunakan software Arduino (IDE). Penulisan kode program menggunakan
Bahasa C/C++. Penulisan kode program di rancang dan di compile sehingga dapat
dilakukan uploading ke dalam mikrokontroller wemos. Proses uploading
dilakukan dengan menggunakan koneksi menggunakan USB micro dari PC ke
mikrokontroller wemos.
22
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
Setelah terhubung device dengan sistem, mikrokontroller akan mendapat data
berupa MAC address dari device dan mencocokkan dengan MAC address yang
terdaftar. Saat user memasuki range sensor PIR, output sensor PIR akan bernilai
high dan sistem akan aktif. Sensor PIR mampu mendeteksi user dengan jarak
maksimum 330 cm. output berupa solenoid door lock, lampu, dan pemancar
infrared mampu bekerja sesuai yang di harapkan. solenoid door lock akan aktif
dan pintu akan terbuka, lampu sebagai penerang ruangan akan menyala dan
pemancar inframerah akan meengirim kode untuk mengaktifkan pendingin
ruangan. Jika user meninggalkan ruangan, koneksi akan terputus dan sistem home
automation pada kunci pintu rumah dan perangkat listrik akan mati.
24
didapatkan dari wemos dengan menghubungkan pin Vin dan GND pada Arduino
nano ke pin 5V dan GND pada wemos.
25
Gambar 4.2 Tampak desain prototipe
26
Rangkaian prototipe diletakkan didalam prototipe yang dirancang. Dapat
dilihat pada Gambar 4.3 terdapat mikrokontroller wemos, sensor PIR,
mikrokontroller Arduino nano, sumber DC dan kabel2 penghubung. Untuk Relay
dipasang di bawah mikrokontroller wemos agar terlihat lebih rapi.
Pada saat pengujian, relay baru akan menyala apabila diberikan logika
low. Sebaliknya, relay akan mati saat diberikan logika high. Terdapat perbedaan
dari default program arduino pada relay. Kemudian dilakukan pengukuran
tegangan dan arus pada solenoid door lock. Pengukuran tegangan dilakukan
menggunakan multimeter digital pada kutub negatif solenoid dan kutub positif
solenoid yang dihubungkan pada terminal normally open relay secara paralel.
Untuk pengukuran arus dilakukan dengan menghubungkan multimeter secara seri
dengan solenoid door lock. Saat aktif solenoid dooor lock ditandai dengan
plunger pada solenoid door lock akan tertarik ke dalam, sebaliknya saat tidak aktif
27
plunger tetap pada keadaan normal seperti ang di tunjukka pada Gambar4.5. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan 4.3 berikut.
(a) (b)
Gambar 4.5 (a) solenoid saat tidak aktif (b) solenoid saat aktif
Dari hasil pengukuran sebanyak tiga kali pada solenoid door lock didapat
hasil seperti pada tabel diatas. Hasil pengukuran tegangan pada solenoid door lock
didapat nilai rata-rata dengan nilai 9,99 V pada keadaan solenoid aktif dan O V
pada keadaan solenoid door lock tidak aktif. Sedangkan untuk arus pada solenoid
door lock, didapat nilai rata-rata sebesar 1,03 mA.
28
Gambar 4.6 Rangkaian Pengujian Lampu
Pada saat pengujian, relay baru akan menyala apabila diberikan logika
low. Sebaliknya, relay akan mati saat diberikan logika high. Terdapat perbedaan
dari default program arduino pada relay. Kemudian dilakukan pengukuran
tegangan dan arus pada lampu. Pengukuran dilakukan menggunakan multimeter
digital. Pengukuran tegangan dilakukan secara paralel dengan lampu dan
pengukuran arus di lakukan secara seri. Berikut Tabel 4.4 dan 4.5 hasil dari
pengukuran yang dilakukan.
29
relay 1 2 3 (A) solenoid door lock
(terminal NO)
HIGH 0 0 0 0 Tidak aktif
LOW 0,01 0,01 0,01 0,01 Aktif
Dari hasil pengukuran sebanyak tiga kali pada lampu didapat hasil
pengukuran tegangan dan arus seperti yang terlihat pada tabel diatas. Lampu
memiliki tegangan rata-rata 213,07 VAC pada saat lampu menyala dan memiliki
tegangan 0,014 VAC pada saat lampu mati. Sedangkan untuk arus pada lampu
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,01 A pada saat lampu menyala dan 0 A pada saat
lampu mati.
(a)
30
(b)
Gambar 4.7 Pengujian Sensor PIR (a) Rangkaian Pengujian (b) Kode Program
Pengujian
31
Dari hasil pengujian didapat data pada Tabel 4.6. sensor PIR hanya
mampu mendeteksi manusia sampai jarak 330 cm. Dapat dilihat apabila terjadi
gerakan, sensor PIR menggapkan logika high, dan sebaliknya jika tidak terdeteksi
adanya gerakan maka sensor PIR akan menganggap logika low. Pada saat kondisi
HIGH, output tegangan diukur dari pin output sebesar 3,28 V, sedangkan pada
kondisi LOW diukur tegangan output adalah 0 V.
(a) (b)
Gambar 4.8 Rangkaian Pengujian Infra Merah (a) Rangkaian Receiver Infra
Merah (b) Rangkaian Pemancar Infra Merah
32
Tabel 4.7 pengujian jarak pemancar infra merah
Jarak (Cm) Voutput (V) Keterangan
210,15 1,57 IR mengirim sinyal
216,48 1,57 IR mengirim sinyal
226,64 1,57 IR mengirim sinyal
240,13 1,57 IR mengirim sinyal
256,44 1,57 IR mengirim sinyal
275,07 1,57 IR mengirim sinyal
295,57 1,57 IR mengirim sinyal
317,59 1,57 IR mengirim sinyal
340,83 1,57 IR mengirim sinyal
365,05 1,57 IR mengirim sinyal
390,08 1,57 IR mengirim sinyal
415,77 1,57 IR mengirim sinyal
442,00 1,57 IR mengirim sinyal
468,68 1,57 IR mengirim sinyal
495,75 1,57 IR mengirim sinyal
523,13 1,57 IR tidak mengirim sinyal
Tabel 4.7 di atas merupakan tabel pengujian jarak pemancar infra merah
ke AC. Jarak pengukuran di ukur dari AC ke Pemancar. Dari hasil pengujian
didapat bahwa pemancar hanya dapat memancarkan dengan jarak 495,75 cm.
Pada jarak 523,13 cm pemancar infra merah tidak dapat memancarkan kode AC
lagi.
33
Gambar 4.9 Pengujian MAC Address
34
4.3.1 Kinerja Sistem
Setelah dilakukan pengujian pada subsistem, kemudian dilakukan
pengujian pada sistem keseluruhan. Pengujian keseluruhan sistem dilakukan
dengan meletakkan prototipe pada ruangan ber-AC yang akan digunakan untuk
pengujian sistem. Kemudian device/smartphone dikoneksikan dengan sinyal wifi
sistem. Terdapat keamaan pada wifi yang dipasang pada sistem yaitu permintaan
kata sandi agar device dapat terhubung dengan sinyal wifi. Setelah terhubung,
device dapat mengirim data berupada MAC address device tersebut.
Sensor PIR bekerja secara looping sehingga akan terus mendeteksi adanya
user. Kemudian saat user memasuki range pembacaan sensor, sistem akan
menyala. Sistem akan menyala jika didapati dua kondisi yaitu kode MAC address
yang sesuai dengan yang terdaftar dan sensor PIR yang mendeteksi adanya user.
Apabila hanya salah satu kondisi yang dipenuhi maka sistem tidak akan menyala.
Berikut Tabel 4.9 kondisi sistem:
Dari tabel kondisi pada input dapat dilihat sistem bekerja seperti logika and. Saat
sistem sudah aktif, solenooid door lock akan aktif sehingga pintu terbuka.
Penerang ruangan akan menyala begitu juga pendingin ruangan yang di aktifkan
oleh pemancar inframerah. Sistem prototipe berjalan seperti yang di harapkan.
solenoid door lock, penerang ruangan, dan AC akan aktif pada saat bersamaan.
Kemudian saat user meninggalkan ruangan, user akan meninggalkan ruangan
akan memutuskan koneksi device dengan sinyal wifi sistem. Pada saat koneksi
diputuskan sistem akan mati dengan solenoid yang akan nonaktif, penerang
ruangan dan AC yang mati.
35
4.3.2 Penggunaan Mac Address Berbagai OS
Prototipe diuji juga dengan menggunakan beberapa jenis operating system
(OS) yang ada pada beberapa device yang banyak dipakai saat ini. Yaitu android,
iOS, dan windows. Berikut tabel pengujian dengan menggunakan beberapa jenis
operatng system.
Dari hasil pengujian pada Tabel 4.10 didapat bahwa sistem bekerja dengan
baik apabila device yang di gunakan memiliki berbagai jenis operating system.
Device yang memiliki OS (operating system) android yaitu smarthphone dengan
merek OPPO F7. Untuk device yang memiliki OS iOS (iphone Operating System)
digunakan smartphone iphone 5s. Device untuk OS windows digunakan personal
computer dengan merek dell tipe N4110.
36
5 Tutup Pintu 8,35 Menyalakan Lampu 0
6 Menghidupkan 10,46 Menyalakan Ac 0
Lampu
7 Mengambil Remote 9,26
Ac
8 Menyalakan Ac 5,13
Waktu Seluruhnya: 85,57 Waktu Seluruhnya: 6,51
Selisih waktu: 79,06
B. Proses Keluar Rumah
1 Mengambil Remote 9,01 Ambil Smarthphone 2,78
Ac
2 Mematikan Ac 4,97 Menonaktifkan Wifi 0,25
3 Mematikan Lampu 11,01 Tutup Pintu 4,87
4 Tutup Pintu 8,05
5 Mengambil Kunci 2,45
6 Masukkan Kunci 8,76
7 Putar Kunci 6,53
8 Cabut Kunci 5,37
Waktu Seluruhnya: 56,15 Waktu Seluruhnya: 7,9
Selisih waktu: 48,25
37
Grafik Perbandingan Sistem Saat User Masuk
30
20
10
waktu (detik)
0
ci nc
i ci tu nt
u pu ac ac
un ku un pi
n
pi m e an
i k r k
p la ot ak
ca
r an ta ka tu n m l
ukk pu bu tu ka l re ya
a s up bi en
m id m m
gh ga
en en
m m
Aktifitas
(a)
0
ac ac i i i ci
pu nt
u
nc nc nc
e an am pi u u u un
ot l lk k rk k
m a ti k n tu
p bi an ta bu
t
re ka tu m kk pu ca
bi
l em ati ga a s u
am
m
em en m
g m m
en
m
Aktifitas
(b)
Gambar 4.10 (a) Grafik Perbandingan Saat User Masuk (b) Grafik Perbandingan
Saat User Keluar
38
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian, wemos mikrokontroller berbasis wifi dapat
bekerja dengan baik sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan sebagai wifi
access point. Kode MAC dari berbagai device bisa di dapatkan dengan baik oleh
wemos dengan algoritma program yang ditulis.Wifi dari sistem dapat di deteksi
dengan jangkauan jarak 52,76. Sensor PIR mampu mendeteksi user sampai jarak
330 Cm. Seluruh sensor dan aktuator yang telah di uji juga bekerja dengan baik
dengan hasil bacaan yang akurat dan presisi. Penggabungan dari input sensor PIR
dan kode MAC dapat dibuat menjadi parameter untuk mengontrol kunci pintu dan
peralatan elektronik berupa lampu dan menghidup/mematikan AC menggunakan
pemancar inframerah. Pemancar inframerah dapat menggirimkan kode AC sejauh
495,75 Cm. Dengan adanya otomasi, waktu yang diperlukan saat memasuki
ruangan sebesar 6,51 detik, sedangkan tanpa otomasi memerlukan waktu 85,57
detik. Ketika meninggalkan ruangan, waktu yang diperlukan sebesar 56,15 tanpa
otomasi dan 7,9 dengan otomasi.
5.2 SARAN
Prototipe ini hanya dapat di gunakan untuk satu orang user. Pada
penelitian selanjutnya di harapkan sistem dapat dikembangkan untuk dapat di
gunakan untuk lebih dari satu user dan dapat mendeteksi jarak pengguna ke
prototipe agar perangkat elektronik dapat menyala sesuai kebutuhan. Salah
satunya pendingin ruangan dihidupkan teerlebih dahulu kemudian lampu dan
solenoid door lock.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Enhancement," in Australasian Transport Research Forum 2013
Proceedings, Brisbane, 2013.
[10] M. Ikhsan and Y. Away, "Teknik Otomasi Untuk Reduksi Konsumsi Energi
Berbasis Mikrokontroler ATMEGA328P dan Komunikasi Infrared," in
Seminar Nasional Teknologi Rekayasa I (SNTR) POLTAS, Aceh Selatan,
2014.
[11] M. Anjanappa, K. Datta and T. Song, The Mechatronics Handbook,
University of Maryland Baltimore, 20002.
[12] A. G. Amrulloh, B. Dirgantoro and A. N. Jati, "IMPLEMENTASI
PENDETEKSI GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PASSIVE
INFRA-RED (PIR) SEBAGAI KONTROL ARAH KAMERA DAN
SISTEM PENGENDALI KUNCI PINTU DAN JENDELA
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER," in e-Proceeding of
Engineering, 2015.
[13] GLOLAB, "Focusing devices for pyroelectric infrared sensors," [Online].
Available: http://www.glolab.com/focusdevices/focus.html. [Accessed 20
December 2018].
[14] Y. D. S. V.D, A. Rakhmatsyah and N. A. Suwastika, "Implementasi Sistem
Kunci Pintu Otomatis Untuk Smart Home Menggunakan SMS Gateway," in
e-Proceeding of Engineering, 2015.
[15] R. Puspadini and T. A. Bahriun, "PERANCANGAN SISTEM KONTROL
] ]] PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS
TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER," Jurnal Singuda
Ensikom, vol. 4, p. 2, 2013.
41
LAMPIRAN A. PROGRAM PROTOTIPE SISTEM
KODE WEMOS
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <stdio.h>
String UjiMac;
String GoneMac;
int inputPin = 2;
int pirState = LOW;
int val = 0;
int pressed = 0;
int relayLampu = 12;
int relaySolenoid = 13;
int Status = 4;
WiFiEventHandler stationConnectedHandler;
WiFiEventHandler stationDisconnectedHandler;
//bool blinkFlag;
void setup() {
Serial.begin(115200);
1
pinMode(inputPin, INPUT); // declare sensor as input
pinMode(Status,OUTPUT); // declare push buttton as input
pinMode(relayLampu, OUTPUT); // declare Lampu as output
pinMode(relaySolenoid, OUTPUT); // declare Solenoid as output
void onStationConnected(const
WiFiEventSoftAPModeStationConnected& evt) {
2
Serial.print("Station connected: ");
Serial.println(macToString(evt.mac));
UjiMac = macToString(evt.mac);
void loop() {
3
Serial.println("Motion detected!");
// We only want to print on the output change, not state
pirState = HIGH;
}
} else {
if (pirState == HIGH){
// we have just turned of
Serial.println("Motion ended!");
// We only want to print on the output change, not state
pirState = LOW;
}
}
delay(10);
Serial.println("sistem hidup");
4
Version 0.1 July, 2009
Copyright 2009 Ken Shirriff
http://arcfn.com
IRsend irsend;
int khz = 38; // 38kHz carrier frequency for the NEC protocol
//RAWPanasonicON
unsigned int irSignalOn[] = {3420, 1792, 392, 480, 392, 1356, 384, 488,
388, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 484, 388, 484,
388, 484, 388, 484, 388, 1356, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 392, 480,
392, 484, 388, 480, 392, 1352, 392, 1356, 388, 1356, 388, 484, 388, 484, 388,
1356, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
484, 388, 484, 392, 480, 392, 480, 388, 480, 392, 484, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 1352, 392,
1356, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 392, 480, 392, 10460, 3440, 1792,
388, 480, 392, 1356, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484,
392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 480, 392, 480, 392, 1356, 388, 484, 388, 480,
392, 484, 388, 480, 392, 484, 388, 484, 392, 480, 388, 1360, 384, 1360, 388,
1356, 388, 484, 388, 484, 388, 1356, 388, 508, 364, 484, 388, 484, 388, 484, 388,
484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 1356, 388, 484, 388, 484, 388, 1356, 388, 1356, 388, 1380, 364, 484,
5
388, 488, 384, 484, 392, 484, 388, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 1356, 388, 484,
388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 484,
388, 1356, 388, 1360, 388, 1380, 364, 484, 388, 480, 392, 1356, 388, 1356, 388,
1380, 364, 508, 364, 488, 384, 488, 384, 488, 384, 484, 388, 488, 388, 480, 392,
480, 392, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388,
484, 388, 484, 388, 484, 388, 1360, 384, 1380, 368, 1376, 368, 504, 368, 484,
388, 484, 388, 484, 388, 508, 364, 488, 384, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 1380,
364, 1360, 384, 1360, 388, 504, 368, 504, 368, 504, 368, 504, 368, 484, 388, 484,
388, 484, 388, 508, 364, 484, 388, 484, 388, 508, 364, 508, 364, 484, 388, 508,
364, 508, 364, 488, 388, 1376, 368, 484, 388, 504, 368, 484, 388, 504, 368, 484,
388, 508, 364, 1380, 364, 488, 384, 508, 364, 484, 388, 488, 384, 508, 364, 484,
392, 484, 384, 488, 388, 480, 392, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484,
388, 484, 388, 484, 388, 1380, 364, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484,
392, 1376, 364, 1360, 388};
//RAWPanasonicOFF
unsigned int irSignalOff[] = {3424, 1788, 392, 480, 392, 1352, 392, 480,
444, 428, 396, 476, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 444, 428, 392, 1352, 392, 480, 392, 480, 444, 428, 396, 476, 396, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392, 1352, 392, 1352, 444, 428, 392, 480, 392,
1352, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 484, 388, 480, 392, 480, 396, 476, 396, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 396, 476, 396, 476, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392,
1352, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 396, 476, 396, 480, 392, 10452, 3448, 1788,
392, 480, 396, 1348, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 396, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392, 1352, 392,
1356, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 396, 476, 392, 480, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 444, 1300, 396, 1352, 392, 476,
396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392, 480,
6
396, 476, 392, 484, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 1352, 392, 1352, 396, 1348, 396, 476, 396, 480, 392, 1352, 392, 1352, 392,
1352, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 396, 476, 396, 1352, 392, 1352, 392, 1352, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 484, 392, 476, 396, 476, 396, 1352,
444, 1300, 392, 1352, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 396, 476, 396, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 1356, 444, 428, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 444, 1300, 392, 480, 392, 484, 388, 484, 392, 480, 392, 476, 396, 476,
396, 476, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 1352, 392, 1352, 392};
void setup() {
pinMode(Status, INPUT);
pinMode(LED, OUTPUT);
}
void loop() {
State = digitalRead(Status);
if (State == LOW) {
if (ACON == 1) {
turnACoff();
}
}
if (State == HIGH) {
if (ACON == 0) {
turnACon();
}
}
}
7
void turnACon() {
for (int x = 0; x < 1; x++) {
irsend.sendRaw(irSignalOn, sizeof(irSignalOn) / sizeof(irSignalOn[0]),
khz);
delay(22);
}
ACON = 1;
delay(5000);
}
void turnACoff() {
8
LAMPIRAN B. Gambar Pengujian
Pengujian Lampu
9
Pengujian sensor PIR
10