Anda di halaman 1dari 59

PROTOTIPE HOME AUTOMATION PADA SISTEM

KUNCI PINTU DAN PERANGKAT LISTRIK BERBASIS


MAC ADDRESS WEMOS

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi sebagian persyaratan akademik guna


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh:
DINDA DAMAYANTY
1304105010073
JUDUL

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
JANUARI 2019

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya tugas akhir dengan judul “Prototipe


Home Automation Pada Sistem Kunci Pintu Dan Perangkat Listrik Berbasis
MAC Address Wemos” bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari tugas akhir
atau karya ilmiah yang telah dipublikasi pihak lain, kecuali bagian yang sumber
informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya. Bila ditemukan hal-hal yang
tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, saya menerima dan menghormati segala
konsekuensi akademis yang diberikan Program Teknik Elektro Fakultas Tenik
Universitas Syiah Kuala.

Banda Aceh, 9 Desember 2018

Dinda Damayanty
NIM. 1304105010073

ii
ABSTRAK

Home automation merupakan suatu cara untuk mempermudah pekerjaan


rumah manusia yang menggunakan teknologi, sehingga dapat memberikan rasa
nyaman, hidup yang lebih mudah dan lebih mempunyai waktu luang serta
meningkatkan kualitas hidup. Perkembangan teknologi berdampak juga pada alat
komunikasi. Alat komunikasi berkembang sesuai kebutuhan pengguna, sehingga
alat komunikasi saat ini dilengkapi dengan mikroprosesor, memori, layar, dan
modem sehingga di sebut smartphone. Sebagai salah satu bentuk dari home
automation, smartphone yang memiliki kode unik yaitu MAC Address pada setiap
perangkatnya diterapkan untuk mengotomatisasi sistem kunci pintu rumah dan
mengontrol perangkat elektronik. Sebagai pengganti kunci pintu, kode MAC
digunakan karena keamanan rumah kurang aman jika menggunakan sistem
keamanan manual dengan kunci pintu berwujud fisik, sangat mudah di duplikat,
dan lubang kunci yang terdapat pada kunci manual bisa dibobol dengan kunci
universal. MAC Address pada Smartphone akan di deteksi oleh mikrokontroler
yang berbasis modul ESP8266 (modul untuk memancarkan wifi) yaitu Wemos.
Input untuk mengontrol perangkat elektronik merupakan output dari pembacaan
MAC Address dan sensor PIR. Prototipe dapat bekerja dengan baik. Wifi dari
sistem dapat terdeteksi dari jarak 52,76 meter dan sensor PIR mampu mendeteksi
user hingga jarak 3,3 meter. Pemancar inframerah dapat mengirim kode untuk
mengontrol AC dengan baik dengan jarak jangkauan pemancar hingga 495,75
Cm. Dengan adanya otomasi, waktu yang diperlukan saat memasuki ruangan
sebesar 6,51 detik, sedangkan tanpa otomasi memerlukan waktu 85,57 detik.
Ketika meninggalkan ruangan, waktu yang diperlukan sebesar 56,15 tanpa
otomasi dan 7,9 dengan otomasi.

Kata kuci: MAC Address, Sensor PIR, Solenoid Door Lock, Pemancar Inframerah

iii
DAFTAR ISI

JUDUL i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR SINGKATAN viii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 2
1.3 RUANG LINGKUP 2
1.4 TUJUAN 2
1.5 URGENSI DAN MANFAAT PENELITIAN 2
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 HOME AUTOMATION 4
2.2 WEMOS D1 4
2.2.1 Modul ESP8266 5
2.3 ARDUINO NANO 5
2.4 MAC ADDRESS 6
2.5 PEMANCAR DAN PENERIMA INFRA RED 7
2.6 SENSOR 7
2.6.1 Sensor PIR 8
2.7 AKTUATOR 10
2.7.1 Solenoid Door Lock 10
2.7.2 Relay 11
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 12
3.1 TAHAPAN PENELITIAN 12

iv
3.1.1 Studi Literatur 13
3.1.2 Pendesainan Prototipe 13
3.1.3 Analisa Kebutuhan 13
3.1.4 Perancangan Sistem 13
3.1.5 Pengujian Algoritma Program 13
3.1.6 Rancang Bangun Prototipe 13
3.1.7 Pengujian Prototipe 14
3.1.8 Pengumpulan Dan Analisis Data 14
3.1.9 Penulisan Laporan 14
3.2 IDENTIFIKASI MASALAH 14
3.3 DESAIN SISTEM 14
3.3.1 Desain Perangkat keras 14
3.3.2 Desain Perangkat Lunak 18
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 21
4.1 KONFIGURASI SISTEM 21
4.2 PROTOTIPE SISTEM OTOMASI RUMAH 23
4.2.1 Pengujian Solenoid Door Lock 25
4.2.2 Pengujian Lampu 26
4.2.3 Pengujian Sensor PIR 28
4.2.4 Pengujian Pemancar Infra Merah 30
4.2.5 Pengujian MAC Address 31
4.3 KINERJA SISTEM KESELURUHAN 33
4.3.1 Kinerja Sistem 33
4.3.2 Penggunaan Mac Address Berbagai OS 34
4.3.3 Perbandingan Penghematan Waktu 34
BAB 5. PENUTUP 37
5.1 KESIMPULAN 37
5.2 SARAN 37
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN A. Program Prototipe sistem A-1
LAMPIRAN B. Gambar Pengujian B-9

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Wemos D1 4
Gambar 2.2 Arduino Nano 5
Gambar 2.3 Struktur MAC Address yang Terdiri dari 6 Byte 6
Gambar 2.4 (a) Pemancar Inframerah (b) Penerima Inframerah 7
Gambar 2.5 Sensor PIR 8
Gambar 2.6 Diagram Internal Sensor PIR 9
Gambar 2.7 Arah jangkauan Sensor PIR 9
Gambar 2.8 Solenoid Door Lock 10
Gambar 2.9 Komponen di dalam Solenoid Door Lock 11
Gambar 3.2 Diagram Prinsip Kerja Rancangan Prototipe 15
Gambar 3.3 Desain Prototipe Sistem pada Sebuah Ruangan 16
Gambar 3.4 Flowchart Perangkat Lunak Prototipe (a) flowchart user masuk (b)
flowchart user keluar 19
Gambar 4.1 Rangkaian Keseluruhan Prototipe Sistem 21
Gambar 4.2 Tampak desain prototipe 24
Gambar 4.3 Foto Sistem Otomasi Rumah 24
Gambar 4.4 Rangkaian Pengujian Solenoid Door Lock 25
Gambar 4.5 (a) solenoid saat tidak aktif (b) solenoid saat aktif 26
Gambar 4.6 Rangkaian Pengujian Lampu 27
Gambar 4.7 Pengujian Sensor PIR (a) Rangkaian Pengujian (b) Kode Program
Pengujian 29
Gambar 4.8 Rangkaian Pengujian Infra Merah (a) Rangkaian Receiver Infra
Merah (b) Rangkaian Pemancar Infra Merah 30
Gambar 4.9 Pengujian MAC Address 32
Gambar 4.10 (a) Grafik Perbandingan Saat User Masuk (b) Grafik Perbandingan
Saat User Keluar 36

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Konfigurasi Pin Prototipe 22


Tabel 4.2 Hasil pengukuran tegangan pada solenoid door lock 26
Tabel 4.3 Hasil pengukuran arus pada solenoid door lock 26
Tabel 4.4 Hasil pengukuran tegangan pada lampu 27
Tabel 4.5 Hasil pengukuran arus pada lampu 28
Tabel 4.6 Tabel Hasil Pengujian Sensor PIR 29
Tabel 4.7 pengujian jarak pemancar infra merah 31
Tabel 4.8 Pengujian jarak wifi sistem 32
Tabel 4.9 Tabel Kondisi Agar Sistem Menyala 33
Tabel 4.10 Tabel pengujian berbagai jenis operating system 34
Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Waktu Tanpa Otomasi Dengan Otomasi 35

vii
DAFTAR SINGKATAN

MAC : Media Access Control


PIR : Passive Infra Red
IR : Infra Red
AC : Air Conditioner

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teknologi yang awalnya hanya dibidang industri mulai memasuki
berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk dari ide kreatif dan
innovatif untuk membuat manusia bekerja lebih cepat dan mudah. Sekarang ini
banyak perangkat-perangkat listrik yang bekerja secara terintegrasi dengan sistem
komputer sehingga bekerja secara otomatis dan disebut home automation. Home
automation merupakan suatu cara untuk mempermudah pekerjaan rumah manusia
yang menggunakan teknologi, sehingga dapat memberikan rasa nyaman, hidup
yang lebih mudah dan lebih mempunyai waktu luang serta meningkatkan kualitas
hidup[CITATION Ter \l 1033 ].
Perkembangan teknologi berdampak juga pada alat komunikasi. Alat
komunikasi berkembang sesuai kebutuhan pengguna, sehingga alat komunikasi
saat ini dilengkapi dengan mikroprosesor, memori, layar, dan modem sehingga di
sebut smarthphone. Pengguna smartphone di Indonesia terus meningkat.
Indonesia berada diperingkat kelima daftar pengguna smarthphone terbesar di
dunia. Data tersebut dilansir oleh Horace H. Dediu melalui blognya, asymco.com.
pada laman detik.com tertulis jika populasi Android telah mencapai lebih dari 1
miliar, sedangkan iOS mencapai 700 juta [ CITATION Sha15 \l 1033 ].
Dalam memudahkan pekerjaan manusia dalam kegiatan sehari-hari dengan
memanfaatkan teknologi, dirancang suatu prototype dengan menggunakan
smarthphone yang memiliki MAC Address pada setiap perangkatnya untuk
mengotomatisasi sistem kunci pintu rumah dan mengontrol perangkat elektronik.
Keamanan rumah kurang aman jika menggunakan sistem keamanan manual
dengan kunci pintu berwujud fisik karena sangat mudah di duplikat dan lubang
kunci yang terdapat pada kunci manual bisa di bobol dengan kunci universal
[ CITATION Bro16 \l 1033 ].
Setiap smarthphone memiliki identifikasi unik yaitu MAC Address. MAC
Address merupakan alamat yang digunakan pada bermacam-macam jenis

1
komunikasi jaringan dan kebanyakan pada teknologi jaringan IEEE 802. MAC
Address mengkodekan nomor identifikasi produsen terdaftar. Ini mungkin dikenal
sebagai Ethernet Hardware Address (EHA), alamat hardware, alamat adaptor,
atau alamat fisik[ CITATION Fai17 \l 1033 ].
MAC Address pada Smarthphone akan dideteksi oleh mikrokontroler yang
berbasis modul ESP8266 (modul untuk memencarkan wifi) yaitu Wemos. Dalam
meningkatkan keamanan,, sensor PIR ( Passive Infra Red) juga digunakan dalam
mendeteksi orang ketika berada di depan pintu. Input untuk mengontrol perangkat
elektronik merupakan output dari pembacaan MAC Address dan sensor PIR.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belangkang, maka permasalahan pada penelitian
ini adalah perlunya pengembangan rumah pintar yang mampu mengidentifikasi
MAC Address pada smarthphone dan mendeteksi user menggunakan sensor PIR
pada pintu masuk rumah serta mengendalikan perangkat elektronik yaitu lampu
dan pendingin ruangan secara otomatis ketika pengguna masuk ke rumah.

1.3 RUANG LINGKUP


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah penggunaan MAC
Address juga sensor PIR sebagai sistem keamanan rumah dan otomatisasi sistem
perangkat elektronik untuk mengembangkan home automation.

1.4 TUJUAN
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan rancangan sistem pengendali rumah dengan
menggunakan MAC Address sebagai sebuah kode unik pada
smarthphone.
2. Menghasilkan prototipe rumah dengan sistem otomatisasi
berbasis mikrokontroler dan ESP modul menggunakan Wemos.
3. Menentukan performa prototipe.

1.5 URGENSI DAN MANFAAT PENELITIAN


Manfaat dari penelitian ini adalah meningkatkan keamanan serta
mengefisienkan waktu dan tenaga pada ruangan/rumah dengan memanfaatkan

2
teknologi smarthphone yang mana memiliki MAC Address untuk diterapkan pada
kehidupan sehari-hari.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Berikut sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini:

BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menerangkan tentang latar belakang, perumusan
masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan, manfaat dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menerangkan teori-teori yang terkait dengan
permasalahan yang akan dibahas serta kajian-kajian yang relevan
dengan topik penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menerangkan tentang alat dan bahan serta tahapan
dan jadwal penelitian untuk mencapai tujuan dari penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan hasil
pengujian perangkat yang telah dilakukan.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang
diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang daftar referensi yang digunakan selama proses
penulisan laporan penelitian.
LAMPIRAN
Berisi data-data yang perlu dilampirkan dan berhubungan dengan
pembahasan laporan penelitian.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HOME AUTOMATION


Home Automation merupakan rumah pintar yang memiliki sebuah sistem yang
dapat membantu mengontrol peralatan elektronik dalam rumah tangga sehingga
dapat mempermudah pekerjaan rumah tangga. Home Automation merupakan
sebuah kegiatan dalam membantu otomatisasi pada sebuah bangunan residensial
atau rumah tinggal sehingga mendapatkan berbagai kemudahan, kenyamanan dan
efisiensi yang tinggi dalam aktifitas rumah tangga. Untuk menciptakan
otomatisasi tersebut diperlukan sebuah perangkat yang dapat bekerja secara ter-
organisir dimana setiap perangkat melakukan fungsi personalnya dan sekaligus
berkomunikasi dengan perangkat lainnya dalam sistem[ CITATION Kok13 \l
1033 ].

2.2 WEMOS D1

Gambar 2. 1 Wemos D1

Wemos D1R2 adalah sebuah mikrokontroler yang mirip dengan arduino


uno, hanya saja wemos D1R2 berbasis modul ESP8266. Untuk memprogram
wemos D1R2 ini menggunakan bahasa pemograman C namun modul esp8266

4
sudah memiliki banyak library untuk digunakan sehingga pemograman
mikrokontroler berbasis modul esp8266 menjadi relatif mudah meskipun untuk
pemula. Pemograman pada board wemos D1R2 ini dapat menggunakan aplikasi
Arduino IDE, wemos D1R2 memiliki 11 digital input/output pin, 1 analoog input
pin, micro usb untuk koneksi, dan power jack 9-24V daya input. Gambar wemos
D1R2 terlihat pada Gambar 2.1[ CITATION Hud17 \l 1057 ].

2.2.1 Modul ESP8266


ESP8266 merupakan senuah embedded chip yang didesain untuk
komunikasi berbasis wifi. Chip ini mempunyai kemampuan networking yang
lengkap dan menyatu baik sebagai client maupun sebagai access point. ESP 8266
disempurnakan oleh Tensilica’s seri L106 Diamond dengan processor 32-bit. ESP
8266 dapat bertindak sebagai client ke suatu wifi router, seingga saat konfigurasi
dibutuhkan setting access point dan password, selain itu ESP8266 dapat
digunakan sebagai Access Point dimana ESP8266 dapat menerima akses
wifi[ CITATION muh16 \l 1057 ].

2.3 ARDUINO NANO


Arduino nano adalah sebuah board yang mempunyai ukuran kecil yang
dirancang dengan Atmega328 atau Atmega168. Dengan ukuran yang kecil, board
ini sangat praktis digunakan sehingga membuatnya menjadi mikrokontroller
paling popular. Board ini memiliki kekurangan yaitu tidak memiliki port untuk
DC power dan bekerja hanya dengan kabel mini-B USB. Board Arduino nano
didesain dan diproduksi oleh gravitech. Berikut Gambar 2.2 gambar dari Arduino
nano[ CITATION Ang17 \l 1033 ].

5
Gambar 2.2 Arduino Nano

2.4 MAC ADDRESS


MAC Address ( Media Access Control ) adalah sebuah identifikasi unik
yang banyak di gunakan pada bermacam-macam jenis komunikasi jaringan dan
kebanyakan pada teknologi jaringan IEEE 802. MAC Address tediri dari 6 byte
yang dapat di lihat pada Gambar 2.3. Jaringan berbasis wifi dan bluetooth
diidentifikasi oleh MAC Address [CITATION Nae13 \l 1057 ]. Sebuah alamat
MAC biasanya mengkodekan nomor identifikasi produsen terdaftar. MAC
Address juga sering disebut sebagai Ethernet address, physical address, atau
hardware address [CITATION Fai17 \l 1057 ].
MAC address mengizinkan perangkat-perangkat dalam jaringan agar dapat
berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Dalam sebuah computer, MAC
address ditetapkan ke sebuah kartu jaringan (network interface card/ NIC) yang
digunakan untuk menghubungkan komputer yang bersangkutan ke jaringan. MAC
address umumnya tidak dapat diubah karena telah dimasukkan ke dalam ROM.
Beberapa kartu jariingan menyediakan utilitas yang mengizinkan pengguna untuk
mengubah MAC address, meski hal ini kurang disarankan. Jiika dalam sebuah
jaringan terdapat dua kartu jaringan yang memiliki MAC address yang sama,
maka akan terjadi konflik alamat dan computer pun tidak dapat saling
berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya.

6
MAC Address memang harus unik, dan untuk itulah Institute of Electrical
and Electronics Enginers (IEEE) mengalokasikan blok-blok dalam MAC Address.
24 bit pertama dari MAC address mempresentasikan siapa pembuat kartu tersebut
dan 24 bit sisanya mempresentasikan nomor kartu tersebut [ CITATION Ala19 \l
1033 ].

Gambar 2.3 Struktur MAC Address yang Terdiri dari 6 Byte [CITATION Nae13 \l
1057 ].

2.5 PEMANCAR DAN PENERIMA INFRA RED


Sensor inframerah menggunakan inframerah sebagai media untuk
komunikasi data antara receiver dan transmitter. Penerapan sensor inframerah ini
antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan, dan otomatisasi pada
sistem. Pemancar yang terlihat pada Gambar 2.4 (a) terdiri atas sebuah LED
inframerah dilengkapi rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk
dikirimkan melalui sinar inframerah, pada receiver umumnya terdapat foto
transistor, foto dioda atau inframerah module yang berfungsi menerima pancaran
infra merah yang dikirimkan pemancar.

7
(a) (b)

Gambar 2.4 (a) Pemancar Inframerah (b) Penerima Inframerah [CITATION


Muh16 \l 1057 ]

Terdapat tiga kaki pada receiver sensor inframerah. Kaki pertama sebagai
ground, kedua sebagai penerima input dan yang ketiga adalah output. Receiver
inframerah dapat dilihat pada Gambar 2.4 (b). Inframerah memiliki spektrum
elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,7 µm hingga 350µm[CITATION
Muh16 \l 1057 ].

2.6 SENSOR
Sensor adalah perangkat yang bila terkena suatu fenomena fisik (suhu,
perpindahan, kekuatan, dll) akan menghasilkan sinyal output proporsional (listrik,
mekanik, magnetik, dll). Istilah transduser sering digunakan secara sinonim
dengan sensor. Namun sensor adalah perangkat yang merespon perubahan dalam
fenomena fisik. Di sisi lain, transduser adalah sebuah alat yang mengubah satu
bentuk energi ke bentuk energi lain. Sensor adalah suatu transduser ketika mereka
merasakan salah satu bentuk masukan energi dan output dalam bentuk energi yang
berbeda. Misalnya, termokopel merespon perubahan suhu (energi panas) dan
output perubahan proposional dalam gerak listrik (energi listrik) [ CITATION
MAn02 \l 1057 ].

2.6.1 Sensor PIR


Passive infrared (PIR) adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran
sinyal infra merah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia
memiliki pancaran infra merah dengan panjang gelombang 9-10 µm. Sensor
inframerah dapat menangkap pancaran infra merah dengan panjang gelombang 5-
15 µm. Tidak seperti kebanyakan sensor inframerah, PIR tidak memancarkan

8
apapun seperti IR LED. Sensor PIR yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 merespon
perubahan-perubahan pancaran sinyal infra merah yang dipancarkan oleh benda-
benda yang dapat dideteksi olehnya. Jika terdapat radiasi dalam jangkauan sensor,
sebuah gerakan dideteksi dan sensor akan memberikan output [CITATION Akh15
\l 1057 ].

Gambar 2.5 Sensor PIR

Sensor PIR mempunyai dua elemen sensing yang terhubung dengan


masukan yang memiliki susunan seperti Gambar 2.6. Elemen sensing yang
digunakan pada sensor PIR yaitu sensor pyroelektrik yang memiliki filter infra
merah dengan panjang gelombang 5-15 µm. Salah satu dari elemen sensing
dihubungkan ke ground dan elemen sensing yang lain dihubungkan ke gerbang
FET internal. Catu daya dihubungkan ke pin 1 dan sinyal keluaran dihubungkan
ke pin 2 yang terhubung ke resistor dan amplifier. Jika ada sumber panas yang
lewat di depan sensor tersebut, maka sensor akan mengaktifkan sel pertama dan
sel kedua sehingga akan memghasilkan bentuk gelombang seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sinyal yang dihasilkan sensor PIR
mempunyai frekuensi yang rendah yaitu 0,2 – 5 Hz.

9
Gambar 2.6 Diagram Internal Sensor PIR

Gambar 2.7 Arah jangkauan Sensor PIR

Benda yang dapat memancarkan panas berarti memancarkan radiasi infra


merah. Benda-benda ini termasuk makhluk hidup seperti binatang dan tubuh
manusia. Tubuh manusia dan binatang dapat memancarkan radiasi infra merah
terkuat yaitu pada panjang gelombang 9,4 µm. Radiasi infra merah yang
dipancarkan inilah yang menjadi sumber pendeteksian bagi detektor panas yang
memanfaatkan radiasi infra merah. Sensor PIR memiliki jangkauan jarak yang
bervarias tergantung dari karakteristik sensor, pada umumnya sensor PIR
memiliki jangkauan pembacaan ektif hingga 5 meter [CITATION glo18 \l 1033 ].

2.7 AKTUATOR

10
Aktuator dapat diibaratkan sebagai sebuah otot pada sebuah sistem
mechatronics yang menerima sebuah perintah pengontrolan (umumnya dalam
bentuk sinyal listrik) dan menghasilkan sebuah perubahan pada sistem fisik
dengan menghasilkan gaya, gerak, panas, dan lainnya. Terdapat 2 jenis aktuator
yaitu biner dan kontinyu. Hal ini dilihat berdasarkan jumlah keadaan output yang
stabil. Relay dengan dua keadaan yang stabil adalah contoh dari aktuator biner.
Demikian pula, solenoid door lock merupakan sebuah contoh aktuator kontinyu
[ CITATION MAn02 \l 1057 ].

2.7.1 Solenoid Door Lock


Sebuah pengunci pintu yang mengaplikasikan sistem solenoid di sebut
solenoid door lock. Bentuk solenoid door lock dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Solenoid adalah sebuah kumparan elektromagnet yang dirancang khusus dengan
cara kerjanya pada saat arus mengalir melalui kawat pada sistem solenoid,
disekitar kawat tersebut akan menghasilkan medan magnet.

Gambar 2.8 Solenoid Door Lock [CITATION Yan \l 1057 ]

Kumparan kawat yang diperbanyak mengasilkan medan magnet disekitar


kumparan akan akan lebih besar dan mengalir di sekitar kumparan. Pada
kumparan tersebut sebuah pegas dipasang yang akan tertarik oleh magnet seperti
yang terlihat pada Gambar 2.9. Saat pegas tertarik maka kunci akan terbuka dan
apabila arus listrik diputus pegas akan meregang dan solenoid door lock menjadi
terkunci [CITATION Yan \l 1057 ].

11
Gambar 2.9 Komponen di dalam Solenoid Door Lock [CITATION Yan \l 1057 ]

2.7.2 Relay
Sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus adalah relay. Relay terdiri dari
dua bagian kumparan dan kontak. Terdapat belitan kawat tembaga halus pada
kumparan sedangkan kontak terbuat dari bahan penghantar, biasanya tembaga.
Terdapat dua kondisi pada kontak, normally opened jika kumparan tidak dialiri
arus listrik dan normally closed jika kumparan tidak dialiri alur listrik[CITATION
Rat \l 1057 ].

12
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 TAHAPAN PENELITIAN


Metode penelitian membahas metode-metode yang di gunakan dalam
penelitian. Berikut tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini:

Mul
ai

Studi Literatur

Pendesainan Prototipe

Analisa Kebutuhan

Perancangan Sistem

Pengujian Algoritma Program

Rancang Bangun Prototipe

Pengujian Prototipe

Pengumpulan dan Analisa Data

Penulisan Laporan

Seles
ai

Gambar 3.1 Diagram Pelaksanaan Metode Penelitian

13
3.1.1 Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan literatur-literatur serta kajian yaang
berkaitan dengan penelitian yang di buat. Kajian-kajian tersebut di ambil dari
buku, jurnal, internet dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian
ini.

3.1.2 Pendesainan Prototipe


Pada tahap ini peneliti mendesain prototipe yang akan diteliti berdasarkan
ide dan literatur. Pendesainan dilakukan agar menghasilkan prototype yang
bekerja dengan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian.

3.1.3 Analisa Kebutuhan


Pada tahap ini peneliti melakukan analisa kebutuhan berdasarkan desain
prototipe. Menyesuaikan jenis perangkat keras dan perangkat lunak yang akan
digunakan dalam pembuatan prototipe.

3.1.4 Perancangan Sistem


Pada tahap ini peneliti akan melakukan perancangan sistem berdasarkan
data analisa kebutuhan yang sudah didapat. Perancangan dilakukan dengan
menggunakan sensor-sensor dan aktuator yang akan di sesuaikan dengan
permasalahan dan parameter. Dimana pada tahap ini prototipe dibuat menjadi
bagian-bagian yang kemudian akan digabungkan menjadi satu. Data dari
pembacaan sensor PIR dan pendeteksian MAC Address akan dikirimkan ke
microcontroller dan menggerakkan solenoid door lock, relay, dan mengaktifkan
sensor infra red.

3.1.5 Pengujian Algoritma Program


Pada tahap ini peneliti menguji algoritma pemograman yang sudah dibuat
berdasarkan analisa kebutuhan dan perancangan sistem.

3.1.6 Rancang Bangun Prototipe


Pada tahap ini peneliti melakukan rancang bangun prototipe berdasarkan
pendesainan prototipe, hasil analisa kebutuhan dan pengujian algoritma program.
Rancang bangun prototipe ini mencakup penggabungan hardware dan
softwarenya agar bekerja sesuai dengan tujuan.

14
3.1.7 Pengujian Prototipe
Pengujian prototipe dilakukan untuk membuktikan bahwa prototipe
bekerja dengan baik dan bekerja sesuai tujuan penelitian ini dilaksanakan.
Prototipe diharapkan mampu bekerja dengan baik dan siap di aplikasikan untuk
konsep smarthome.

3.1.8 Pengumpulan Dan Analisis Data


Semua data hasil pengukuran yang didapat dari pengujian prototipe akan
dikumpulkan dan dianalisa untuk dijadikan acuan kesalahan kedepan. Data yang
telah dianalisa kemudian akan dituliskan pada penulisan hasil. Data yang telah
terkumpul diharapkan akurasi dan presisi. Indikator keberhasilannya adalah
seluruh data telah terkumpul dan dianalisa.

3.1.9 Penulisan Laporan


Seluruh data dan rancangan yang didapatkan dan dibuat serta telah di
analisa akan ditulis untuk dijadikan sumber referensi pada rancangan sistem
kedepannya. Setiap data dan rancangan tersebut akan dituliskan dalam format
laporan. luaran yang diharapkan adalah laporan akhir penelitian dan indikator
keberhasilannya adalah data dan rancangan yang telah ditulis dalam format
laporan akhir.

3.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Pada penelitian ini masalah yang diteliti adalah pembuatan prototype
home automation sistem kunci pintu menggunakan MAC Address dan
pengontrolan perangkat listrik menggunakan wemos sebagai mikrokontroller
untuk mempermudah manusia dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.

3.3 DESAIN SISTEM


Pada desain sistem akan dijelaskan desain dari prototipe yang akan
dirancang. Desain yang di jelaskan adalah desain perangkat keras dan desain
perangkat lunak yang digunakan pada prototipe sistem.

3.3.1 Desain Perangkat keras


Desain perangkat keras merupakan desain alat yang digunakan dalam
penelitian ini, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2 yang terdiri dari Sensor

15
PIR, device yang terdapat MAC address contohnya smartphone, wemos D1,
seolenoid door lock, lampu, dan pemancar infra merah untuk dapat mencapai
tujuan dari penelitian ini. Berikut Gambar 3.2 diagram blok dari desain perangkat
pada penelitian ini.

Sensor PIR Solenoid door lock

WEMOS D1 Lampu
MAC Address
(Smartpone)
Pemancar infra
merah (pendingin
ruangan)

Gambar 3.2 Diagram Prinsip Kerja Rancangan Prototipe

Pada Gambar 3.2 merupakan blok diagram dari perangkat keras sistem
home automation pada kunci pintu dan perangkat listrik. Wemos yang digunakan
merupakan mikrokontroller yang terdapat modul esp8266 yaitu modul untuk wifi.
Wemos akan dirancang sebagai access point agar bisa memancarkan sinyal wifi.
Wemos dirancang sebagi access point agar sebuah device dapat terhubung dengan
sinyal wifi sistem dan dapat saling mengirim data antar perangkat. Data pada
penelitian ini yang digunakan adalah MAC address. MAC address sebuah
identifikasi unik pada kartu jaringan (NIC) pada sebuah device yang digunakan
untuk menghubungkan device yang bersangkutan ke jaringan.
Terdapat dua input pada desain prototipe yang akan di rancang. Pertama
adalah MAC address dari device yang sudah terdaftar dan Sensor PIR. Sensor PIR
digunakan sebagai pendeteksi user. Sensor PIR akan di letakkan di atas pintu
ruangan sebagai tambahan keamanan apabila user sudah berada di depan ruangan
dan sistem akan aktif. Output dari desain prototipe yang dirancang adalah
solenoid door lock yang terpasang pada pintu , lampu sebagai penerang ruangan
dan pemancar infra merah untuk pendingin ruangan.
Prototipe sistem pada sebuah ruangan akan dirancang dalam skala kecil
dengan ukuran 35x32x22 Cm seperti terdapat pada Gambar 3.3. Dapat di jelaskan
bahwa Sensor PIR dipasang di atas pintu yang mengarah keluar untuk mendeteksi

16
user. Solenoid door lock dipasang pada pintu sebagai pengunci pintu dan
dihubungkan dengan sumber DC 12 V. Agar bisa dikendalikan oleh
mikrokoontroler, solenoid door lock dihubungkan dengan modul relay. Lampu
dipasang pada tengah ruangan dan dihubungkan juga dengan modul relay agar
bisa dikendalikan oleh mikrokontroler karena lampu memakai sumber AC.
Pemancar infra merah dipasang mengarah ke pendingin ruangan. Kemudian
modul relay, sensor PIR, dan pemancar infra merah dihubungkan pada
mikrokontroler wemos. Mikrokontroler wemos akan memancarkan sinyal wifi
dan device dapat dikoneksikan dengan sistem. Device yang terhubung dengan
sinyal wifi sistem akan didapat data MAC Address dari device tersebut.

Gambar 3.3 Desain Prototipe Sistem pada Sebuah Ruangan

3.3.1.1 Komponen Utama


 Wemos D1
Wemos yang digunakan adalah wemos D1. Board mikrokontroller ini
menyerupai board Arduino uno namun memiliki modul ESP8266.

17
Wemos D1 memiliki 11 digital input/output pin, 1 analog input (3,2 V
max input), sambungan micro USB, dan tegangan masukkan 9-24 V.
 Sensor PIR (passive infrared) HC-SR501
Sensor ini ditempatkan di depan pintu untuk mendeteksi manusia.
Bekerja pada range tegangan 4,5-20 V DC, memiliki arus 50 µA, dan
tegangan output HIGH 3,3 V / LOW 0 V. sensor ini dapat ditrigger.
Delay time sensor ini bisa diatur dari 0,5-200 detik.
 MAC Address (Smartphone)
Menggunaan smartphone dengan berbagai operating system (OS).
 Solenoid Door Lock
Solenoid door lock bekerja apabila diberi kan tegangan. Katup solenoid
akan tertarik saat diberikan tegangan yg berarti pintu terbuka. Jika tidak
diberi tegangan, katup akan berada adalam keadaan normal yg berarti
pintu terkunci. Solenoid ini memerlukan tegangan 12V.
 Lampu
Lampu yang digunakan lampu untuk penerangan ruang biasa.
 Pemancar infra red
Sensor inframerah transmitter dan receiver digunakan untuk
mengirimkan dan menerima data antara mikrokontroller dan
pendingin ruangan.

3.3.1.2 Komponen Sekunder


 Relay 2 channel
Relay diperlukan untuk menghubungkan mikrokontroller dengan
solenoid door lock dan lampu. Tegangan output dari mikrokontroller
hanya sebesar 3,3 V, sedangkat solenoid memerlukan tegangan 12 V dan
lampu memerlukan tegangan 220 AC.

 Adaptor
Adaptor digunakan untuk sumber tegangan solenoid door lock sebesar 12
V DC.

18
3.3.1.3 Prosedur Desain/Perakitan Perangkat Keras
Perakitan perangkat keras dilakukan dengan menguji setiap komponen
apakah bekerja dengan baik atau tidak. Kemudian merangkai perangkat keras
seperti sketsa rangkaian yang sudah direncakan. Apabila sketsa rangkaian tidak
bekerja seperti yang diharapkan, maka akan dilakukan perbaikan pada rangkaian.

3.3.2 Desain Perangkat Lunak


Desain perangkat lunak untuk prototipe merupakan langkah dalam
membuat alur pemrograman untuk mencapai tujuan dari penelitian. Pasa saat
sebelum melakukan pemrograman sistem, pengujian untuk masing-masing
komponen dan modul yang digunakan terlebih dahulu diuji agar mendapat hasil
yang maksimal pada saat dikombinasikan dengan komponen lainnya, kemudian
pengujiian sistem secara kesuluruhan dapat dilakukan. Pada Gambar 3.4
merupakan flowchart pemrograman sistem dari prototipe ini:

19
START
tidak

Mencari perangkat
untuk di hubungkan.
iya Menghubungkan device
Start wifi connection
Ada perangkat yang dengan sistem
terhubung?

tidak
Kata sandi cocok?

iya

Device terhubung MAC Device yang


dengan sistem terhubung = MAC terdaftar?

iya
Sensor PIR mendeteksi tidak
Lampu menyala Pintu terbuka
manusia?

AC menyala SELESAI

(a)

20
START

Device disconnect tidak


Wifi connection
the connection?

iya

Pintu terkunci

Lampu mati

AC mati SELESAI

(b)
Gambar 3.4 Flowchart Perangkat Lunak Prototipe (a) flowchart user masuk (b)
flowchart user keluar

Berdasarkan diagram alir pada Gambar 3.4 (a) dapat dijelaskan bahwa
sinyal wifi sistem yang selalu terpancar akan menerima sebuah permintaan dari
sebuah device. Kemudian jika sebuah device meminta agar bisa terhubung dengan
wifi sistem, maka akan diminta kata sandi agar device dapat terhubung dengan
wifi sistem. Saat device sudah terhubung dengan wifi sistem, akan didapat data
berupa MAC address dari device tersebut. Jika MAC device yang terhubung
adalah MAC yang terdaftar pada sistem, langkah selanjutnya adalah sensor PIR
yang akan mendeteksi user. Apabila didapat kondisi MAC device yang sama
dengan MAC terdaftar dan sensor PIR yang mendeteksi user, sistem akan
mengaktifkan solenoid door lock untuk membuka pintu, memberikan perintah
untuk menyalakan lampu dan pendingin ruangan.
Diagram alir pada Gambar 3.4 (b) menunjukkan pada saat user
meninggalkan ruangan. Sistem akan mendeteksi adanya device yang memutuskan
koneksi dengan sinyal wifi sistem. Kemudian sistem akan menonaktifkan solenoid
door lock diikuti dengan pemadaman lampu dan pemadamam pendingin ruangan.

21
3.3.2.1 Aplikasi/Program Sistem
Perancangan program sistem perangkat lunak dilakukan dengan
menggunakan software Arduino (IDE). Penulisan kode program menggunakan
Bahasa C/C++. Penulisan kode program di rancang dan di compile sehingga dapat
dilakukan uploading ke dalam mikrokontroller wemos. Proses uploading
dilakukan dengan menggunakan koneksi menggunakan USB micro dari PC ke
mikrokontroller wemos.

3.3.2.2 Luaran Aplikasi/Program


Luaran yang di harapkan pada penelitian ini wemos yang bekerja sebagai
access point dapat mendeteksi kode MAC dari smartphone. Wifi yang di
pancarkan wemos akan di koneksi kan ke smartphone sehingg didapat kode MAC
Address. Kode MAC dan sensor PIR akan bekerja seperti logika AND. Apabila
sensor pir mendeteksi manusia dan kode MAC sama dengan kode MAC terdaftar,
solenoid dan perangkat listrik akan berlogika HIGH.

3.3.2.3 Prosedur dan Tahapan Pengujian Aplikasi/Program


Pengujian prototipe dilakukan dengan membuat bentuk mini dari sebuah
ruangan. Di atas pintu di letakkan sensor PIR untuk mendeteksi manusia.
Selanjutnya menghubungkan smartphone dengan wifi “homesmarthome” yaitu
wifi yang di pancarkan oleh wemos D1. Ketika smartphone terhubung ke jaringan
wifi, kode MAC akan di dapat oleh wemos dan di samakan dengan kode MAC
yang terdaftar. Kode MAC terdaftar mengindikasikan daftar kode MAC dari
orang-orang yang dapat mengakses ruangan tersebut. Kemudian, solenoid door
lock akan mendapat input HIGH yang berarti pintu terbuka dari pembacaan sensor
PIR dan kode MAC. Dengan terbukanya pintu, maka lampu dan pendingin
ruangan akan menyala.

22
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KONFIGURASI SISTEM


Prototipe home automation pada kunci pintu dan perangkat listrik berbasis
wemos dan mac address memiliki rangkaian seperti pada Gambar 4.1. Setiap
modul dan komponen elektronik dapat di konfigurasi dengan baik. Sistem
prototipe yang dirangkai menggunakan sebuah sensor PIR, sebuah
mikrokontroller wemos, sebuah modul relay channel, sebuah solenoid door lock,
sebuah lampu, sebuah sumber DC, sebuah sumber AC, sebuah mikrokontroller
Arduino nano, dan sebuah pemancar inframerah.

Gambar 4.1 Rangkaian Keseluruhan Prototipe Sistem

Berdasarkan pengujian rangkaian di atas, MAC address pada device


mampu dibaca oleh sistem sehingga dapat di gunakan sebagai akses pengganti
kunci manual. Ketika user menghubungkan device dengan sinyal wifi sistem,
terdapat keamanan berupa permintaan password agar device bisa terhubung.

23
Setelah terhubung device dengan sistem, mikrokontroller akan mendapat data
berupa MAC address dari device dan mencocokkan dengan MAC address yang
terdaftar. Saat user memasuki range sensor PIR, output sensor PIR akan bernilai
high dan sistem akan aktif. Sensor PIR mampu mendeteksi user dengan jarak
maksimum 330 cm. output berupa solenoid door lock, lampu, dan pemancar
infrared mampu bekerja sesuai yang di harapkan. solenoid door lock akan aktif
dan pintu akan terbuka, lampu sebagai penerang ruangan akan menyala dan
pemancar inframerah akan meengirim kode untuk mengaktifkan pendingin
ruangan. Jika user meninggalkan ruangan, koneksi akan terputus dan sistem home
automation pada kunci pintu rumah dan perangkat listrik akan mati.

Tabel 4.1 Tabel Konfigurasi Pin Prototipe


Sensor Solenoid
Lampu Arduino Pemancar
Wemos PIR Door Lock
(Relay) Nano Inframerah
(Relay)
D14 Pin 5
D9 Output Pin 3 VCC
D7 IN1
D6 IN2
VCC VCC VCC VCC VIN
GND GND GND GND GND GND

Prototipe sistem memiliki rangkaian yang setiap komponen terhubung


dengan wemos. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 konfigurasi pin pada
prototipe. Output sensor PIR dihubungkan dengan pin digital D9 pada wemos.
Solenoid door lock dan lampu yang di hubungkan dengan relay dapat
dikendalikan oleh mikrokontroller melalui pin IN1 dan IN2. Pin IN1 dan IN2
masing masing dihubungkan pada pin D6 dan D7 pada wemos. VCC pada sensor
PIR dan relay dihubungkan pada pin 5V pada wemos sebagai sumber tegangan.
Kaki ground pada sensor PIR dan relay dihubungkan pada pin GND pada wemos.
Untuk pemancar inframerah, diperlukan mikrokontroller Arduino nano agar sinyal
inframerah dapat di pancarkan. Pin D14 pada wemos di hubungkan pada pin 5
Arduino nano agar bisa di berikan perintah high dan low selanjutnya LED
inframerah yang dihubungkan pada pin 3 arduino nano dapat memancarkan sinyal
inframerah untuk menghidupkan dan mematikan AC. Sumber daya Arduino nano

24
didapatkan dari wemos dengan menghubungkan pin Vin dan GND pada Arduino
nano ke pin 5V dan GND pada wemos.

A. Sensor PIR Pada Pintu


Sensor PIR digunakan untuk mendeteksi user yang akan memasuki ruangan.
B. Aktuator Relay Untuk Mengendalikan Solenoid Door Lock dan Lampu
Relay pada sistem ini digunakan untuk mengendalikan solenoid door lock dan
lampu.
C. Pemancar Infra Merah
Pemancar infra merah pada sistem digunakan untuk menghidupkan atau
mematikan AC.

4.2 PROTOTIPE SISTEM OTOMASI RUMAH


Prototipe rumah dalam skala kecil dibuat dengan ukuran 35x32x22 Cm
yang dibuat dengan bahan karton tebal dan triplek dan terdapat sebuah pintu.
Desain ini dibuat berdasarkan kondisi sebuah ruangan pada umumnya. Pada
ruangan tersebut ditempatkan solenoid door lock pada pintu dan sensor PIR di
letakkan di atas pintu yang di arahkan ke luar ruangan untuk mendeteksi user.
Kemudian lampu sebagai penerang ruangan dipasang di tengah ruangan tersebut
serta sebuah pemancar inframerah yang di arahkan pada AC (Air Conditioner).
Prototipe ruangan dapat dilihat pada gambar 4.2.

25
Gambar 4.2 Tampak desain prototipe

Gambar 4.3 Foto Sistem Otomasi Rumah

26
Rangkaian prototipe diletakkan didalam prototipe yang dirancang. Dapat
dilihat pada Gambar 4.3 terdapat mikrokontroller wemos, sensor PIR,
mikrokontroller Arduino nano, sumber DC dan kabel2 penghubung. Untuk Relay
dipasang di bawah mikrokontroller wemos agar terlihat lebih rapi.

4.2.1 Pengujian Solenoid Door Lock


Pengujian solenoid door lock dilakukan dengan memberikan logika HIGH
dan LOW pada relay. Solenoid door lock memerlukan tegangan masukan 12 V,
sehingga dibutuhkan adaptor sebagai sumber tegangan. Untuk mengontrol
solenoid door lock dibutuhkan aktuator relay. Solenoid door lock dihubungkan
pada relay melalui terminal satu pada relay. Terminal relay yang digunakan
adalah terminal normally open. Gambar rangkaian pengujian terdapat pada
Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Rangkaian Pengujian Solenoid Door Lock

Pada saat pengujian, relay baru akan menyala apabila diberikan logika
low. Sebaliknya, relay akan mati saat diberikan logika high. Terdapat perbedaan
dari default program arduino pada relay. Kemudian dilakukan pengukuran
tegangan dan arus pada solenoid door lock. Pengukuran tegangan dilakukan
menggunakan multimeter digital pada kutub negatif solenoid dan kutub positif
solenoid yang dihubungkan pada terminal normally open relay secara paralel.
Untuk pengukuran arus dilakukan dengan menghubungkan multimeter secara seri
dengan solenoid door lock. Saat aktif solenoid dooor lock ditandai dengan
plunger pada solenoid door lock akan tertarik ke dalam, sebaliknya saat tidak aktif

27
plunger tetap pada keadaan normal seperti ang di tunjukka pada Gambar4.5. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan 4.3 berikut.

(a) (b)
Gambar 4.5 (a) solenoid saat tidak aktif (b) solenoid saat aktif

Tabel 4.2 Hasil pengukuran tegangan pada solenoid door lock


Logika pada Data (volt DC) Rata-rata Keterangan
relay 1 2 3 (volt DC) solenoid door lock
(terminal NO)
HIGH 0 0 0 0 Tidak aktif
LOW 9,98 9,97 10,01 9,99 Aktif

Tabel 4.3 Hasil pengukuran arus pada solenoid door lock


Logika pada Data (mA) Rata-rata Keterangan
relay 1 2 3 (mA) solenoid door lock
(terminal NO)
HIGH 0 0 0 0 Tidak aktif
LOW 1,03 1,03 1,03 1,03 Aktif

Dari hasil pengukuran sebanyak tiga kali pada solenoid door lock didapat
hasil seperti pada tabel diatas. Hasil pengukuran tegangan pada solenoid door lock
didapat nilai rata-rata dengan nilai 9,99 V pada keadaan solenoid aktif dan O V
pada keadaan solenoid door lock tidak aktif. Sedangkan untuk arus pada solenoid
door lock, didapat nilai rata-rata sebesar 1,03 mA.

4.2.2 Pengujian Lampu


Pengujiian lampu dilakukan seperti pengujian solenoid door lock. Lampu
memerlukan tegangan AC dan dihubungkan dengan relay. Relay diberikan logika
high dan low. Lampu dihubungkan dengan relay pada terminal dua dan
dihubungkan pada terminal normally open. Berikut gambar 4.6 rangkaian dari
pengujian pengukuran lampu.

28
Gambar 4.6 Rangkaian Pengujian Lampu

Pada saat pengujian, relay baru akan menyala apabila diberikan logika
low. Sebaliknya, relay akan mati saat diberikan logika high. Terdapat perbedaan
dari default program arduino pada relay. Kemudian dilakukan pengukuran
tegangan dan arus pada lampu. Pengukuran dilakukan menggunakan multimeter
digital. Pengukuran tegangan dilakukan secara paralel dengan lampu dan
pengukuran arus di lakukan secara seri. Berikut Tabel 4.4 dan 4.5 hasil dari
pengukuran yang dilakukan.

Tabel 4.4 Hasil pengukuran tegangan pada lampu


Logika pada Data (volt AC) Rata-rata Keterangan
relay 1 2 3 (volt AC) solenoid door lock
(terminal NO)
HIGH 0,014 0,014 0,014 0,014 Tidak aktif
LOW 213 213,1 213,1 213,07 Aktif

Tabel 4.5 Hasil pengukuran arus pada lampu


Logika pada Data (A) Rata-rata Keterangan

29
relay 1 2 3 (A) solenoid door lock
(terminal NO)
HIGH 0 0 0 0 Tidak aktif
LOW 0,01 0,01 0,01 0,01 Aktif

Dari hasil pengukuran sebanyak tiga kali pada lampu didapat hasil
pengukuran tegangan dan arus seperti yang terlihat pada tabel diatas. Lampu
memiliki tegangan rata-rata 213,07 VAC pada saat lampu menyala dan memiliki
tegangan 0,014 VAC pada saat lampu mati. Sedangkan untuk arus pada lampu
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,01 A pada saat lampu menyala dan 0 A pada saat
lampu mati.

4.2.3 Pengujian Sensor PIR


Pengujian sensor PIR dilakukan dengan mendeteksi manusia. Pengujian
sensor PIR dilakukan dengan menghubungkan sensor PIR dengan wemos dan
dilakukan upload kode program untuk melihat apakah sensor PIR mampu
mendeteksi manusia. Ketika sensor PIR mendeteksi manusia, akan terlihat pada
serial monitor pada PC dengan keterangan motion detect. Berikut gambar 4.7
rangkaian dan tampilan serial monitor saat dilakukan pengujian.

(a)

30
(b)
Gambar 4.7 Pengujian Sensor PIR (a) Rangkaian Pengujian (b) Kode Program
Pengujian

Pengujian dilakukan dengan memvariasikan jarak objek tepat pada posisi


lurus terhadap sensor PIR. Objek akan melewati sensor dengan variasi jarak dari
50 cm hingga 400 cm. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Tabel Hasil Pengujian Sensor PIR


Pembacaan
objek Jarak (Cm) Voutput (V) Logika
serial monitor
30 3,28 Motion detect HIGH
60 3,28 Motion detect HIGH
90 3,28 Motion detect HIGH
120 3,28 Motion detect HIGH
150 3,28 Motion detect HIGH
180 3,28 Motion detect HIGH
Manusia
210 3,28 Motion detect HIGH
240 3,28 Motion detect HIGH
270 3,28 Motion detect HIGH
300 3,28 Motion detect HIGH
330 3,28 Motion detect HIGH
360 0 - LOW

31
Dari hasil pengujian didapat data pada Tabel 4.6. sensor PIR hanya
mampu mendeteksi manusia sampai jarak 330 cm. Dapat dilihat apabila terjadi
gerakan, sensor PIR menggapkan logika high, dan sebaliknya jika tidak terdeteksi
adanya gerakan maka sensor PIR akan menganggap logika low. Pada saat kondisi
HIGH, output tegangan diukur dari pin output sebesar 3,28 V, sedangkan pada
kondisi LOW diukur tegangan output adalah 0 V.

4.2.4 Pengujian Pemancar Infra Merah


Pemancar infra merah digunakan untuk menyalakan atau mematikan AC.
Untuk mendapatkan kode remote untuk mengaktifkan AC, di gunakan infra red
receiver. Infra red receiver dihubungkan dengan Arduino nano. Setelah
mengupload program untuk mendapatkan kode dari remote, kemudian remote
diarahkan ke infra red receiver dan menekan tombol on/off pada remote dan kode
remote akan muncul pada serial monitor dari IDE. Setelah ddapat kode remote
tersebut, kode remote dimasukkan ke dalam kode program untuk pemancar
inframerah kemudian diupload kode program tersebut ke Arduino nano. Berikut
gambar 4.8 rangkaian receiver dan pemancar infra merah.

(a) (b)
Gambar 4.8 Rangkaian Pengujian Infra Merah (a) Rangkaian Receiver Infra
Merah (b) Rangkaian Pemancar Infra Merah

Pengujian dilakukan dengan AC split dengan merek Panasonic. Kode


program pemancar inframerah mampu membuat AC hidup dan mati. Kemudian
diukur jarak untuk pemancar infra merah tersebut.

32
Tabel 4.7 pengujian jarak pemancar infra merah
Jarak (Cm) Voutput (V) Keterangan
210,15 1,57 IR mengirim sinyal
216,48 1,57 IR mengirim sinyal
226,64 1,57 IR mengirim sinyal
240,13 1,57 IR mengirim sinyal
256,44 1,57 IR mengirim sinyal
275,07 1,57 IR mengirim sinyal
295,57 1,57 IR mengirim sinyal
317,59 1,57 IR mengirim sinyal
340,83 1,57 IR mengirim sinyal
365,05 1,57 IR mengirim sinyal
390,08 1,57 IR mengirim sinyal
415,77 1,57 IR mengirim sinyal
442,00 1,57 IR mengirim sinyal
468,68 1,57 IR mengirim sinyal
495,75 1,57 IR mengirim sinyal
523,13 1,57 IR tidak mengirim sinyal

Tabel 4.7 di atas merupakan tabel pengujian jarak pemancar infra merah
ke AC. Jarak pengukuran di ukur dari AC ke Pemancar. Dari hasil pengujian
didapat bahwa pemancar hanya dapat memancarkan dengan jarak 495,75 cm.
Pada jarak 523,13 cm pemancar infra merah tidak dapat memancarkan kode AC
lagi.

4.2.5 Pengujian MAC Address


Pada kode program, digunakan library ESP8266WiFi.h agar modul
ESP8266 pada wemos dapat digunakan. ESP8266 pada wemos yang terdapat di
sistem ini dibuat sebagai access point atau hotspot. Kemudian kode program di
upload ke wemos dan dilakukan pengujian untuk mendapatkan kode MAC
Address dari smarthphone/device. Berikut Gambar 4.9 kode MAC Address yang
didapat.

33
Gambar 4.9 Pengujian MAC Address

Kode program di buat dengan mendapatkan kode Mac dari smartphone


pada saat connect atau di disconnect dari wifi sistem. Dari pengujian didapatkan
wifi sistem yang di buat mampu mendapatkan kode Mac dari smarthphone atau
device lain. Selanjutnya dilakukan pengujian jarak wifi sistem yang dapat di
deteksi oleh device.

Tabel 4.8 Pengujian jarak wifi sistem


Tempat
Jarak Wemos Dan Device Keterangan
Pengujian
<52,76 m Wifi dapat di deteksi
Outdoor
>52,76 m Wifi tidak dapat di deteksi
<27,97 m Wifi dapat di deteksi
Indoor
>29,47 m Wifi tidak dapat di deteksi

Pengujian jarak dilakukan dengan mengukur sejauh mana wifi dapat di


deteksi oleh smarthphone/device. Pengukuran jarak ini dilakukan di ruangan
terbuka (outdoor). Kemudian didapat data seperti yang di tunjukkan pada Tabel
4.8. Wifi dapat dibaca oleh smartphone pada range 52,76 m, sedangkan pada
range lebih dari 52,76 wifi tidak dapat dideteksi. Pada ruangan tertutup (indoor)
wifi hanya dapat di deteksi pada range 27,97m, sedangkan pada range lebih dari
27,97 wifi tidak dapat dideteksi lagi.

4.3 KINERJA SISTEM KESELURUHAN

34
4.3.1 Kinerja Sistem
Setelah dilakukan pengujian pada subsistem, kemudian dilakukan
pengujian pada sistem keseluruhan. Pengujian keseluruhan sistem dilakukan
dengan meletakkan prototipe pada ruangan ber-AC yang akan digunakan untuk
pengujian sistem. Kemudian device/smartphone dikoneksikan dengan sinyal wifi
sistem. Terdapat keamaan pada wifi yang dipasang pada sistem yaitu permintaan
kata sandi agar device dapat terhubung dengan sinyal wifi. Setelah terhubung,
device dapat mengirim data berupada MAC address device tersebut.
Sensor PIR bekerja secara looping sehingga akan terus mendeteksi adanya
user. Kemudian saat user memasuki range pembacaan sensor, sistem akan
menyala. Sistem akan menyala jika didapati dua kondisi yaitu kode MAC address
yang sesuai dengan yang terdaftar dan sensor PIR yang mendeteksi adanya user.
Apabila hanya salah satu kondisi yang dipenuhi maka sistem tidak akan menyala.
Berikut Tabel 4.9 kondisi sistem:

Tabel 4.9 Tabel Kondisi Agar Sistem Menyala


MAC Address yang
Pembacaan sensor PIR Kondisi Sistem
terdeteksi sistem
Terdaftar pada sistem Terdeteksi manusia Hidup
Terdaftar pada sistem Tidak terdeteksi manusia Mati
Tidak terdaftar pada Terdeteksi manusia Mati
sistem
Tidak terdaftar pada Tidak terdeteksi manusia Mati
sistem

Dari tabel kondisi pada input dapat dilihat sistem bekerja seperti logika and. Saat
sistem sudah aktif, solenooid door lock akan aktif sehingga pintu terbuka.
Penerang ruangan akan menyala begitu juga pendingin ruangan yang di aktifkan
oleh pemancar inframerah. Sistem prototipe berjalan seperti yang di harapkan.
solenoid door lock, penerang ruangan, dan AC akan aktif pada saat bersamaan.
Kemudian saat user meninggalkan ruangan, user akan meninggalkan ruangan
akan memutuskan koneksi device dengan sinyal wifi sistem. Pada saat koneksi
diputuskan sistem akan mati dengan solenoid yang akan nonaktif, penerang
ruangan dan AC yang mati.

35
4.3.2 Penggunaan Mac Address Berbagai OS
Prototipe diuji juga dengan menggunakan beberapa jenis operating system
(OS) yang ada pada beberapa device yang banyak dipakai saat ini. Yaitu android,
iOS, dan windows. Berikut tabel pengujian dengan menggunakan beberapa jenis
operatng system.

Tabel 4.10 Tabel pengujian berbagai jenis operating system


Operating System device Kondisi sistem
Android Sistem bekerja dengan baik
iOS Sistem bekerja dengan baik
Windows Sistem bekerja dengan baik

Dari hasil pengujian pada Tabel 4.10 didapat bahwa sistem bekerja dengan
baik apabila device yang di gunakan memiliki berbagai jenis operating system.
Device yang memiliki OS (operating system) android yaitu smarthphone dengan
merek OPPO F7. Untuk device yang memiliki OS iOS (iphone Operating System)
digunakan smartphone iphone 5s. Device untuk OS windows digunakan personal
computer dengan merek dell tipe N4110.

4.3.3 Perbandingan Penghematan Waktu


Setelah sistem berjalan dengan baik, dilakukan perbandingan waktu pada
saat user memasuki ruangan dengan kondisi ruangan telah diotomasi dan ruangan
tanpa otomasi. Perbandingan dilakukan dengan melakukan rentetan aktifitas pada
umumnya saat seseorang memasuki sebuah ruangan. Berikut Tabel 4.11 hasil
perbandingan waktu yang telah dilakukan.

Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Waktu Tanpa Otomasi Dengan Otomasi


Tanpa Otomasi Dengan Otomasi
Waktu Waktu
N
Yang Yang
o Aktifitas Aktifitas
Dibutuhka Dibutuhka
n (detik) n (detik)
A. Proses Masuk Rumah
1 Mengambil Kunci 30,65 Ambil Smarthphone 2,16
2 Masukkan Kunci 8,62 Mengaktifkan Wifi 0,38
3 Putar Kunci 6,82 Membuka Kunci 0
Pintu
4 Buka Pintu 6,28 Buka Pintu 3,97

36
5 Tutup Pintu 8,35 Menyalakan Lampu 0
6 Menghidupkan 10,46 Menyalakan Ac 0
Lampu
7 Mengambil Remote 9,26    
Ac
8 Menyalakan Ac 5,13    
Waktu Seluruhnya: 85,57 Waktu Seluruhnya: 6,51
Selisih waktu: 79,06
B. Proses Keluar Rumah
1 Mengambil Remote 9,01 Ambil Smarthphone 2,78
Ac
2 Mematikan Ac 4,97 Menonaktifkan Wifi 0,25
3 Mematikan Lampu 11,01 Tutup Pintu 4,87
4 Tutup Pintu 8,05  
5 Mengambil Kunci 2,45  
6 Masukkan Kunci 8,76  
7 Putar Kunci 6,53  
8 Cabut Kunci 5,37  
Waktu Seluruhnya: 56,15 Waktu Seluruhnya: 7,9
Selisih waktu: 48,25

Tanpa otomasi, diperlukan banyak aktifitas pada saat memasuki ruangan.


banyaknya aktifitas ini juga mempengaruhi lamanya waktu yang di perlukan.
Seperti saat mengambil kunci, user perlu mengambil kunci lebih lama daripada
mengambil smartphone. Dengan otomasi, waktu yang diperlukan user saat
memasuki ruangan hanya 6,51 detik. Selisih waktu tanpa otomasi dengan adanya
otomasi sebesar 79,06.
Saat proses user keluar ruangan, aktifitas yang diperlukan tanpa otomasi
lebih banyak daripada dengan otomasi. Sehingga waktu yang diperlukan lebih
banyak juga. Dengan adanya otomasi, waktu yang di perlukan hanya 7,9 detik.
Selisih waktu tanpa otomasi dengan otomasi mencapai 48,25 detik.

37
Grafik Perbandingan Sistem Saat User Masuk
30
20
10

waktu (detik)
0
ci nc
i ci tu nt
u pu ac ac
un ku un pi
n
pi m e an
i k r k
p la ot ak
ca
r an ta ka tu n m l
ukk pu bu tu ka l re ya
a s up bi en
m id m m
gh ga
en en
m m
Aktifitas

(a)

Grafik Perbandingan Sistem Saat User keluar


12
8
4
waktu (detik

0
ac ac i i i ci
pu nt
u
nc nc nc
e an am pi u u u un
ot l lk k rk k
m a ti k n tu
p bi an ta bu
t
re ka tu m kk pu ca
bi
l em ati ga a s u
am
m
em en m
g m m
en
m
Aktifitas

(b)
Gambar 4.10 (a) Grafik Perbandingan Saat User Masuk (b) Grafik Perbandingan
Saat User Keluar

Pada Gambar 4.10 menunjukkan grafik perbandingan penghematan waktu


yang telah dibandingkan. Otomasi pada sistem kunci pintu dan perangkat listrk
lebih efektif daripada tanpa otomasi dilihat dari perbandingan waktu yang telah
dilakukan.

38
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian, wemos mikrokontroller berbasis wifi dapat
bekerja dengan baik sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan sebagai wifi
access point. Kode MAC dari berbagai device bisa di dapatkan dengan baik oleh
wemos dengan algoritma program yang ditulis.Wifi dari sistem dapat di deteksi
dengan jangkauan jarak 52,76. Sensor PIR mampu mendeteksi user sampai jarak
330 Cm. Seluruh sensor dan aktuator yang telah di uji juga bekerja dengan baik
dengan hasil bacaan yang akurat dan presisi. Penggabungan dari input sensor PIR
dan kode MAC dapat dibuat menjadi parameter untuk mengontrol kunci pintu dan
peralatan elektronik berupa lampu dan menghidup/mematikan AC menggunakan
pemancar inframerah. Pemancar inframerah dapat menggirimkan kode AC sejauh
495,75 Cm. Dengan adanya otomasi, waktu yang diperlukan saat memasuki
ruangan sebesar 6,51 detik, sedangkan tanpa otomasi memerlukan waktu 85,57
detik. Ketika meninggalkan ruangan, waktu yang diperlukan sebesar 56,15 tanpa
otomasi dan 7,9 dengan otomasi.

5.2 SARAN
Prototipe ini hanya dapat di gunakan untuk satu orang user. Pada
penelitian selanjutnya di harapkan sistem dapat dikembangkan untuk dapat di
gunakan untuk lebih dari satu user dan dapat mendeteksi jarak pengguna ke
prototipe agar perangkat elektronik dapat menyala sesuai kebutuhan. Salah
satunya pendingin ruangan dihidupkan teerlebih dahulu kemudian lampu dan
solenoid door lock.

39
DAFTAR PUSTAKA

[1] T. P. Tambak and T. A. Bahriun, "PERANCANGAN SISTEM HOME


AUTOMATION BERBASIS," SINGUDA ENSIKOM, vol. 10, p. 121, 2015.
[2] S. Gifary and I. K. N., "INTENSITAS PENGGUNAAN SMARTPHONE
TERHADAP PERILAKU KOMUNIKASI," Jurnal Sosioteknologi, vol. 14,
p. 170, 2015.
[3] B. Kuncoro, M. Prof.Dr.Ir. Eko Sediyono and S. M. Winarso Martyas Edi,
"Universitas Kristen Satya Wacana Institutional Repository," Juli 2016.
[Online]. Available:
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11384/2/T1_672011096_Fu
ll%20text.pdf. [Accessed 13 Februari 2018].
[4] F. Zuli and A. Priambodo, "ANALISIS KEAMANAN JARINGAN
NIRKABEL PUBLIK DENGAN RADIUS (STUDI KASUS
UNIVERISTAS SATYA NEGARA INDONESIA – FAKULTAS
TEKNIK," Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S , vol. 13, p. 3, 2017.
[5] K. W. Chan, R. Teymourzadeh, S. A. Ahmed and M. V. Hoong, "Smart
GSM Based Home Automation System," in IEEE Conference on Systems,
Process & Control (ICSPC2013), Kuala Lumpur, Malaysia, 2013.
[6] R. P. H. N. Hudan Abdur Rochman, "Sistem Kendali Berbasis
Mikrokontroler Menggunakan Protokol MQTT pada Smarthome," Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 1, pp. 445-
455, 2017.
[7] m. i. mahali, "Smart door locks based on internet of things concept with
mobile backend as a service," Jurnal Electronics, Informatics, and
Vocational Education (ELINVO), vol. 1, p. 3, 2016.
[8] A. D. B. Sadewo, E. R. Widasari and A. Muttaqin, "Perancangan Pengendali
Rumah menggunakan Smartphone Android dengan Konektivitas Bluetooth,"
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 1, pp.
415-425, 2017.
[9] N. Abedi, A. Bhaskar and E. Chung, "Bluetooth and Wi-Fi MAC Address
Based Crowd Data Collection and Monitoring: Benefits, Challenges and

40
Enhancement," in Australasian Transport Research Forum 2013
Proceedings, Brisbane, 2013.
[10] M. Ikhsan and Y. Away, "Teknik Otomasi Untuk Reduksi Konsumsi Energi
Berbasis Mikrokontroler ATMEGA328P dan Komunikasi Infrared," in
Seminar Nasional Teknologi Rekayasa I (SNTR) POLTAS, Aceh Selatan,
2014.
[11] M. Anjanappa, K. Datta and T. Song, The Mechatronics Handbook,
University of Maryland Baltimore, 20002.
[12] A. G. Amrulloh, B. Dirgantoro and A. N. Jati, "IMPLEMENTASI
PENDETEKSI GERAK MANUSIA DENGAN SENSOR PASSIVE
INFRA-RED (PIR) SEBAGAI KONTROL ARAH KAMERA DAN
SISTEM PENGENDALI KUNCI PINTU DAN JENDELA
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER," in e-Proceeding of
Engineering, 2015.
[13] GLOLAB, "Focusing devices for pyroelectric infrared sensors," [Online].
Available: http://www.glolab.com/focusdevices/focus.html. [Accessed 20
December 2018].
[14] Y. D. S. V.D, A. Rakhmatsyah and N. A. Suwastika, "Implementasi Sistem
Kunci Pintu Otomatis Untuk Smart Home Menggunakan SMS Gateway," in
e-Proceeding of Engineering, 2015.
[15] R. Puspadini and T. A. Bahriun, "PERANCANGAN SISTEM KONTROL
] ]] PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS
TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER," Jurnal Singuda
Ensikom, vol. 4, p. 2, 2013.

41
LAMPIRAN A. PROGRAM PROTOTIPE SISTEM

KODE WEMOS
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <stdio.h>

const char* ssid = "HOMESWEETHOME";


const char* password = "11223344";

String DaftarMac = "1c:c3:eb:44:b0:cb" ;


String DaftarMac2 = "cc:af:78:91:fe:83";
String DaftarMac3 = "d8:cf:9c:ab:05:75";

String UjiMac;
String GoneMac;

int inputPin = 2;
int pirState = LOW;
int val = 0;
int pressed = 0;
int relayLampu = 12;
int relaySolenoid = 13;
int Status = 4;

WiFiEventHandler stationConnectedHandler;
WiFiEventHandler stationDisconnectedHandler;

//bool blinkFlag;

void setup() {
Serial.begin(115200);

1
pinMode(inputPin, INPUT); // declare sensor as input
pinMode(Status,OUTPUT); // declare push buttton as input
pinMode(relayLampu, OUTPUT); // declare Lampu as output
pinMode(relaySolenoid, OUTPUT); // declare Solenoid as output

// Don't save WiFi configuration in flash - optional


WiFi.persistent(false);

// Set up an access point


WiFi.mode(WIFI_AP);
WiFi.softAP(ssid, password);

// Register event handlers.


// Callback functions will be called as long as these handler objects exist.
// Call "onStationConnected" each time a station connects
stationConnectedHandler =
WiFi.onSoftAPModeStationConnected(&onStationConnected);
// Call "onStationDisconnected" each time a station disconnects
stationDisconnectedHandler =
WiFi.onSoftAPModeStationDisconnected(&onStationDisconnected);
// Call "onProbeRequestPrint" and "onProbeRequestBlink" each time
// a probe request is received.
// Former will print MAC Address of the station and RSSI to Serial,
// latter will blink an LED.
//probeRequestPrintHandler =
WiFi.onSoftAPModeProbeRequestReceived(&onProbeRequestPrint);
//probeRequestBlinkHandler =
WiFi.onSoftAPModeProbeRequestReceived(&onProbeRequestBlink);
}

void onStationConnected(const
WiFiEventSoftAPModeStationConnected& evt) {

2
Serial.print("Station connected: ");
Serial.println(macToString(evt.mac));
UjiMac = macToString(evt.mac);

void onStationDisconnected(const WiFiEventSoftAPModeStationDisconnected&


evt) {
Serial.print("Station disconnected: ");
Serial.println(macToString(evt.mac));
UjiMac= "00:00:00:00:00:00" ;
Serial.println("sistem mati total");
digitalWrite (relaySolenoid, HIGH);
digitalWrite (relayLampu, HIGH);
digitalWrite (Status, LOW);//mati

String macToString(const unsigned char* mac) {


char buf[20];
snprintf(buf, sizeof(buf), "%02x:%02x:%02x:%02x:%02x:%02x",
mac[0], mac[1], mac[2], mac[3], mac[4], mac[5]);
return String(buf);
}

void loop() {

val = digitalRead(inputPin); // read input value


if (val == HIGH) { // check if the input is HIGH
if (pirState == LOW) {
// we have just turned on

3
Serial.println("Motion detected!");
// We only want to print on the output change, not state
pirState = HIGH;
}
} else {
if (pirState == HIGH){
// we have just turned of
Serial.println("Motion ended!");
// We only want to print on the output change, not state
pirState = LOW;
}
}

delay(10);

if (val == HIGH && (UjiMac == DaftarMac || UjiMac == DaftarMac2||


UjiMac == DaftarMac3 ) ) {

Serial.println("sistem hidup");

digitalWrite (relaySolenoid, LOW);


digitalWrite (relayLampu, LOW);
digitalWrite (Status, HIGH);//hidup
}
}

KODE ARDUINO NANO


#include <IRremote.h>
/*
IRremote: IRsendRawDemo - demonstrates sending IR codes with
sendRaw
An IR LED must be connected to Arduino PWM pin 3.

4
Version 0.1 July, 2009
Copyright 2009 Ken Shirriff
http://arcfn.com

IRsendRawDemo - added by AnalysIR (via www.AnalysIR.com), 24


August 2015
*/
int Status = 5;
int LED = 6;
int State;
int ACON = 0; // AC state. Assumes AC is off on first boot

IRsend irsend;

int khz = 38; // 38kHz carrier frequency for the NEC protocol

//RAWPanasonicON
unsigned int irSignalOn[] = {3420, 1792, 392, 480, 392, 1356, 384, 488,
388, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 484, 388, 484,
388, 484, 388, 484, 388, 1356, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 392, 480,
392, 484, 388, 480, 392, 1352, 392, 1356, 388, 1356, 388, 484, 388, 484, 388,
1356, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
484, 388, 484, 392, 480, 392, 480, 388, 480, 392, 484, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 1352, 392,
1356, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 392, 480, 392, 10460, 3440, 1792,
388, 480, 392, 1356, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484,
392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 480, 392, 480, 392, 1356, 388, 484, 388, 480,
392, 484, 388, 480, 392, 484, 388, 484, 392, 480, 388, 1360, 384, 1360, 388,
1356, 388, 484, 388, 484, 388, 1356, 388, 508, 364, 484, 388, 484, 388, 484, 388,
484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 1356, 388, 484, 388, 484, 388, 1356, 388, 1356, 388, 1380, 364, 484,

5
388, 488, 384, 484, 392, 484, 388, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 1356, 388, 484,
388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 484,
388, 1356, 388, 1360, 388, 1380, 364, 484, 388, 480, 392, 1356, 388, 1356, 388,
1380, 364, 508, 364, 488, 384, 488, 384, 488, 384, 484, 388, 488, 388, 480, 392,
480, 392, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388,
484, 388, 484, 388, 484, 388, 1360, 384, 1380, 368, 1376, 368, 504, 368, 484,
388, 484, 388, 484, 388, 508, 364, 488, 384, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 1380,
364, 1360, 384, 1360, 388, 504, 368, 504, 368, 504, 368, 504, 368, 484, 388, 484,
388, 484, 388, 508, 364, 484, 388, 484, 388, 508, 364, 508, 364, 484, 388, 508,
364, 508, 364, 488, 388, 1376, 368, 484, 388, 504, 368, 484, 388, 504, 368, 484,
388, 508, 364, 1380, 364, 488, 384, 508, 364, 484, 388, 488, 384, 508, 364, 484,
392, 484, 384, 488, 388, 480, 392, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484,
388, 484, 388, 484, 388, 1380, 364, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484, 388, 484,
392, 1376, 364, 1360, 388};

//RAWPanasonicOFF
unsigned int irSignalOff[] = {3424, 1788, 392, 480, 392, 1352, 392, 480,
444, 428, 396, 476, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 444, 428, 392, 1352, 392, 480, 392, 480, 444, 428, 396, 476, 396, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392, 1352, 392, 1352, 444, 428, 392, 480, 392,
1352, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 484, 388, 480, 392, 480, 396, 476, 396, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 396, 476, 396, 476, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392,
1352, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 396, 476, 396, 480, 392, 10452, 3448, 1788,
392, 480, 396, 1348, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 396, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392, 1352, 392,
1356, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 396, 476, 392, 480, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 444, 1300, 396, 1352, 392, 476,
396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 1352, 392, 480,

6
396, 476, 392, 484, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 1352, 392, 1352, 396, 1348, 396, 476, 396, 480, 392, 1352, 392, 1352, 392,
1352, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392,
480, 392, 480, 396, 476, 396, 1352, 392, 1352, 392, 1352, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 484, 388, 484, 392, 476, 396, 476, 396, 1352,
444, 1300, 392, 1352, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 396, 476, 396, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 1356, 444, 428, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 444, 1300, 392, 480, 392, 484, 388, 484, 392, 480, 392, 476, 396, 476,
396, 476, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480, 396, 480, 392, 480, 392, 480, 392, 480,
392, 1352, 392, 1352, 392};

void setup() {
pinMode(Status, INPUT);
pinMode(LED, OUTPUT);
}

void loop() {
State = digitalRead(Status);
if (State == LOW) {
if (ACON == 1) {
turnACoff();
}
}
if (State == HIGH) {
if (ACON == 0) {
turnACon();
}
}
}

7
void turnACon() {
for (int x = 0; x < 1; x++) {
irsend.sendRaw(irSignalOn, sizeof(irSignalOn) / sizeof(irSignalOn[0]),
khz);
delay(22);
}
ACON = 1;
delay(5000);
}

void turnACoff() {

for (int x = 0; x < 1; x++) {


irsend.sendRaw(irSignalOff, sizeof(irSignalOff) /
sizeof(irSignalOff[0]), khz);
delay(22);
}
ACON = 0;
delay(5000);
}

8
LAMPIRAN B. Gambar Pengujian

 Pengujian solenoid door lock

 Pengujian Lampu

9
 Pengujian sensor PIR

 Pengujian penerima dan pemancar inframerah

10

Anda mungkin juga menyukai