Anda di halaman 1dari 17

Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA IRREGULAR


DI LUAR NEGERI

HN
(Protec on of Irregular Indonesian Workers in Overseas)

AdharinalƟ, S.H., M.H.


Kepala Sub Bidang Peneli an Hukum Tidak Tertulis

BP
Pusat Peneli an dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional BPHN

Abstrak
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar yang mengirimkan warga negaranya bekerja ke luar
negeri, namun banyak diantaranya dak memiliki dokumen yang sah (dalam kondisi irregular). Dengan

ing
statusnya tersebut, hak-hak mereka beserta keluarganya banyak yang dak tertunaikan dan diperlakukan
dak semes nya. Bagaimana perlindungan terhadap mereka merupakan permasalahan yang harus
diberikan solusinya. Dalam peneli an yang menggunakan pendekatan norma f ini memperlihatkan
bahwa tenaga kerja Indonesia yang dak berdokumen (irregular situa on) beserta keluarganya secara
hukum mendapatkan perlindungan. Perlindungan tersebut terlihat dalam Interna onal Conven on
ind
1990 on the Protec on of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families, meskipun
hingga saat ini pemerintah belum mera fikasi konvensi tersebut. Untuk mendapatkan perlindungan
terhadap worker irregular perlu diupayakan ra fikasi atas konvensi tenaga kerja Indonesia yang dak
berdokumen (irregular situa on) beserta keluarganya.
V
kata kunci: tenaga kerja irregular, perlindungan hukum, bantuan hukum, hak asasi manusia
hts

Abstract
Indonesia is one of the largest countries that send their ci zens to work in a foreign country, but many
of them do not have valid documents (in the irregular condi on). With such status, their rights and their
families many of which are not guaranteed and should not be treated. How to protect against them is
ec

a problem that should be the solu on. In a study using a norma ve approach shows that Indonesian
workers are undocumented (irregular situa on) and their families are legally protected. Protec on is
seen in the 1990 Interna onal Conven on on the Protec on of the Rights of All Migrant Workers and
Members of Their Families, although un l now the government has not ra fied the conven on. To
lR

obtain the protec on of irregular workers have sought ra fica on of the Conven on of Indonesian
workers are undocumented (irregular situa on) and his family.

key words: Indonesian workers, law protec on, legal aid, human rights
na
Jur

157
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

A. Pendahuluan TKI ke luar negeri antara lain negara-negara


Timur Tengah, Malaysia, Singapura, Brunei,

HN
Pekerjaan mempunyai makna yang
Hongkong dan negara lainnya.
sangat pen ng dalam kehidupan manusia
Bahwa hak TKI untuk memilih,
sehingga se ap orang membutuhkan
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan
pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai
memperoleh penghasilan yang layak di

BP
sebagai sumber penghasilan seseorang
dalam atau di luar negeri, telah dijamin
untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi
melalui Pasal 31 Undang-Undang No. 13
dirinya dan keluarganya. Dapat juga dimaknai
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
sebagai sarana untuk mengaktualisasikan
Ketenagakerjaan). Penempatan tenaga kerja

ing
diri sehingga seseorang merasa hidupnya
ke luar negeri diarahkan untuk menempatkan
menjadi lebih berharga baik bagi dirinya,
tenaga kerja pada jabatan yang tepat
keluarganya maupun lingkungannya. Oleh
sesuai dengan keahlian, keterampilan,
karena itu hak atas pekerjaan merupakan
bakat, minat, dan kemampuan dengan
hak asasi yang melekat pada diri seseorang
ind memperha kan harkat, martabat, hak asasi,
yang wajib dijunjung nggi dan dihorma .
dan perlindungan hukum (Pasal 32 ayat (2)
Makna dan ar pen ngnya pekerjaan
UU Ketenagakerjaan).
bagi se ap orang tercermin dalam Undang-
Selanjutnya, Pasal 34 UU Ketenagakerjaan
V
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
mengamanatkan bahwa ketentuan
Tahun 1945 (UUD 1945). Pasal 27 ayat (2)
mengenai penempatan tenaga kerja di luar
hts

menyatakan bahwa se ap Warga Negara


negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Indonesia berhak atas pekerjaan dan
33 huruf b diatur dengan undang-undang.
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Untuk menjalankan amanat tersebut, maka
Namun pada kenyataannya, keterbatasan
pada tanggal 18 Oktober 2004 diberlakukan
ec

akan lowongan kerja di dalam negeri


Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang
menyebabkan banyaknya warga negara
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia / Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Indonesia di Luar Negeri (UU PPTKI LN).
lR

mencari pekerjaan ke luar negeri. Dari tahun


Sebelum diberlakukannya UU PPTKI LN,
ke tahun jumlah mereka yang bekerja di luar
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
negeri semakin meningkat.
(Kemenakertrans) membuat keputusan
na

Indonesia merupakan salah satu negara


untuk memberikan landasan hukum dalam
terbesar yang mengirim warga negaranya
penempatan TKI ke luar negeri yaitu KEP-
untuk bekerja di luar negeri baik atas dasar
104 A/MEN/2002 tentang Penempatan
Jur

permintaan negara yang bersangkutan


Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri,
maupun atas inisia f ak f Pelaksana
namun keputusan tersebut dak mencakup
Penempatan TKI yang mencari lapangan kerja
pengaturan perlindungan TKI di luar negeri.
di luar negeri. Negara tujuan pengiriman

158
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

Permasalahan klasik yang sering mbul dimaksud adalah masuknya TKI ke negera
antara lain menyangkut legalitas pengiriman tujuan penempatan tanpa dokumen yang

HN
TKI ke luar negeri. Banyak TKI yang dipulangkan sah, atau mereka datang ke negara tujuan
dari negara tempat mereka bekerja misalnya penempatan dengan berdokumen sah namun
di Malaysia, menyusul diberlakukannya selama di sana dokumen sah tersebut menjadi
Peraturan Perburuhan Malaysia yang dak sah lagi. Contoh kasus adalah over stay

BP
berkaitan dengan tenaga kerja luar negeri. dan peyalahgunaan paspor (menggunakan
Tidak adanya dokumen yang sah menjadi visa umroh dan/atau haji untuk bekerja di
salah satu penyebab pengusiran TKI. Pemu- luar negeri). Selain itu, kondisi irregular
langan secara paksa ini dak hanya terhadap juga terjadi ke ka TKI mengalami perlakuan

ing
tenaga kerja Indonesia (buruh imigran) saja, dak manusiawi dari majikan, dan kemudian
melainkan juga terhadap keluarganya. melarikan diri sedangkan dokumen mereka
Negara memiliki wewenang untuk masih berada di tangan majikan, padahal
mengirim orang-orang asing dan mengem- ind dokumen sah untuk dapat masuk ke negara
balikan mereka ke negara asalnya. Akan lain adalah paspor.1
tetapi kekuasaan mengusir dan cara-cara Penyebab utama munculnya tenaga
pengusiran adalah dua hal yang berbeda. kerja yang berangkat secara gelap/lewat
Pengusiran harus dilakukan terhadap orang belakang ( dak berdokumen) antara lain
V
asing dengan cara-cara yang pantas. biaya yang lebih murah dan prosesnya yang
Se ap orang yang akan masuk ke negara real f cepat. Tenaga kerja dak berdokumen
hts

lain harus disertai dengan dokumen yang sah. menjadi masalah serius karena rawannya
TKI yang masuk ke negara tujuan penempatan perlindungan hukum bagi yang bersangkutan
dengan membawa dokumen yang sah, dan melemahkan posisi tawar (bargaining
dinamakan TKI dengan kondisi regular. posi on) dengan pengguna jasa tenaga kerja.
ec

Sedangkan TKI yang dak memiliki dokumen Dengan mudahnya mereka menekan TKI
yang sah ke ka dan/atau selama berada di dengan kondisi irregular ini.
negara tujuan penempatan, dinamakan TKI TKI dengan kondisi irregular sering
lR

dengan kondisi irregular. Penggunaan is lah mendapatkan perlakuan dak manusiawi.


legal-ilegal bagi TKI sudah dak relevan Selain dak diberikan tempat nggal yang
lagi mengingat TKI yang dak berdokumen layak, mereka juga sering dak memperoleh
na

sah dak saja disebabkan pelanggaran jatah makan yang selayaknya. Kadang dalam
keimigrasian semata melainkan juga karena sehari mereka hanya mendapatkan jatah
kondisi lain. Pelanggaran keimigrasian yang makan sekali, padahal mereka bekerja
Jur

1
Hugo Graeme and W. R. Bohning, Providing Information to Outgoing Indonesian Migrant Workers, First Published,
(Manila: International Labour Of ice, 2000), hal. 14-15.

159
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

dari subuh hingga tengah malam. Mereka saja melainkan juga bagi anggota keluarga
juga dak mendapatkan hari libur, sebagai mereka. Perlindungan bagi anggota keluarga

HN
pembantu rumah tangga, mereka bekerja pekerja harus sama dengan perlindungan bagi
tujuh hari dalam seminggu. Mereka juga pekerja migran itu sendiri. Perlindungan ini
dak memiliki asuransi kesehatan dan merupakan hak bagi para pekerja migran dan
asuransi jiwa, sehingga apabila mereka sakit, menjadi tanggung jawab negara (pengirim

BP
ataupun meninggal dunia, dak ada jaminan dan penerima) karena dak dapat dipungkiri
biaya untuk pengobatan dan pengembalian bahwasanya para pekerja migran ini (baik
jenazah ke Indonesia. Mereka bekerja di yang berkondisi reguler maupun irregular)
bawah ancaman sang majikan. Jika mereka telah memberikan sumbangan yang cukup

ing
ber ndak atas ke daknyaman tersebut maka besar bagi pertumbungan ekonomi di negara
si majikan akan melaporkan status mereka ke pengirim dan penerima. Indonesia belum
pihak kepolisian sebagai pekerja yang dak mera fikasi satupun konvensi internasional
berdokumen sah. mengenai perlindungan pekerja imigran.
Dengan dokumen-dokumen resmi,
ind Di Asia, hanya Philipina yang telah
TKI dapat lebih aman dan mendapatkan menandatangani dan mera fikasi semua
perlindungan hukum saat bekerja di luar Konvensi mengenai perlindungan tenaga
negeri. Dalam UU PPTKI LN, perlindungan kerjanya di luar negeri2.
V
TKI diatur dalam Bab VI Pasal 77 – Pasal 84.
Lalu bagaimana dengan TKI dengan kondisi B. Permasalahan
hts

irregular, apakah mereka juga berhak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
mendapatkan perlindungan yang sama bagaimana perlindungan yang diberikan
halnya dengan TKI berkondisi reguler? kepada TKI di luar negeri yang berkondisi
Terkait dengan perlindungan tenaga irregular. Untuk mengetahui hal ini maka
ec

kerja migran, Perserikatan Bangsa-Bangsa perlu dijawab permasalahan sebagai


(PBB) telah mengeluarkan konvensi yaitu berikut:
Interna onal Conven on on The Protec on
lR

1. Bagaimana kondisi perlindungan TKI di


on The Rigth of All Migrant Workers and luar negeri secara umum?
Member of Their Families 1990 (Konvensi 2. Apakah telah dilaksanakan perlindungan
Internasional tentang Perlindungan Semua hukum TKI irregular di luar negeri?
na

Pekerja Imigran dan Anggota Keluarganya).


Dalam konvensi tersebut terlihat bahwa
salah satu instrumen hukum internasional
Jur

dak hanya melindungi pekerja migran

2
“RI Belum Ratiϔikasi Konvensi Perlindungan Pekerja Migran” (Kompas, 9 September 1995).

160
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

C. Metode PeneliƟan ke tahun jumlah TKI yang bekerja di luar negeri


semakin meningkat, tetapi permasalahannya

HN
Metode peneli an yang digunakan
pun semakin meningkat pula.
adalah peneli an norma f. Dalam peneli an
Bekerja di luar negeri merupakan hak
norma f digunakan data sekunder berupa
se ap warga negara, sehingga Pemerintah
ketentuan-ketentuan hukum nasional dan
berkewajiban menyelenggarakan mekanisme

BP
internasional serta bahan-bahan bacaan yang
pelaksanaan hak warga negara tersebut.
terkait dengan tema yang diperoleh melalui
TKI bukan komoditas sehingga pengaturan
studi dokumen (studi kepustakaan). Dalam
mekanisme penempatannya harus tetap
mengolah dan menganalisis data digunakan
menjunjung nggi nilai-nilai kemanusiaan.
metode analisis kualita f.

ing
Ke depan kita harus mampu mempengaruhi
penempatan TKI dak saja menguntungkan
D. Pembahasan
secara ekonomis tetapi juga mampu
1. Perlindungan TKI di Luar Negeri ind meningkatkan aspirasi kemanusiaan.3
Se daknya ada dua pasal dalam Berdasarkan Pasal 34 UU Ketenaga-
kons tusi kita yang mengatur tentang hak kerjaan, penempatan tenaga kerja di luar
atas pekerjaan. Pasal tersebut adalah Pasal negeri diatur dengan undang-undang.
27 ayat (2) dan Pasal 28 D ayat (2) UUD Untuk menjalankan amanat tersebut maka
V
1945. Pasal 27 ayat (2) berbunyi: “Tiap- ap dibuatlah undang-undang tersendiri yang
warga negara berhak atas pekerjaan dan mengatur mengenai penempatan TKI di luar
hts

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, negeri.


sedangkan Pasal 28 D ayat (2) berbunyi: Sebagaimana diketahui bahwa
“Se ap orang berhak untuk bekerja serta penempatan TKI di luar negeri itu rentan
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dengan perlakuan dak manusiawi atau
ec

dan layak dalam hubungan kerja”. perlakuan eksploita f lainnya di negara


Berdasarkan ketentuan tersebut maka penerima. Oleh karenanya maka aspek
se ap orang diberikan kebebasan untuk penempatan TKI di luar negeri dak dapat
lR

memilih di mana mereka akan bekerja, apakah dilepaskan dari aspek perlindungannya.
akan bekerja di dalam negeri atau bekerja di Dengan demikian, judul undang-undang
luar negeri. Keterbatasan lowongan kerja di sebagaimana amanat Pasal 34 UU
na

dalam negeri menyebabkan banyaknya TKI Ketenagakerjaan adalah Undang-Undang


mencari pekerjaan ke luar negeri. Dari tahun tentang Penempatan dan Perlindungan
Jur

3
“Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia (Sektor Pembantu Rumah Tangga) di Luar Negeri (Bagian
II).” (http://hukum.kompasiana.com/2010/12/15/perlindungan-hukum-terhadap-tenaga-kerja-indonesia-sektor-
pembantu-rumah-tangga-di-luar-negeri-bagian-ii/) Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.

161
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Sesuai Dalam rangka pemberian perlindungan
dengan namanya, undang-undang ini secara kepada TKI di luar negeri diperlukan

HN
umum mengatur tentang penempatan dan koordinasi lintas sektoral yang melibatkan
perlindungan tenaga kerja di luar negeri. peran serta para pemangku kepen ngan
Untuk aspek perlindungannya diatur dalam baik di dalam maupun di luar negeri. Tanpa
Pasal 77-84 UU PPTKILN. adanya kerjasama dengan instansi dan pihak-

BP
Se ap Calon TKI / TKI mempunyai pihak terkait, maka pelaksanaan tugas-tugas
hak untuk memperoleh perlindungan pokok tersebut akan sulit dilaksanakan secara
sesuai dengan peraturan perundang- op mal. Di dalam negeri, instansi terkait
undangan, mulai dari pra penempatan, diantaranya Kemenakertrans, Kementerian

ing
masa penempatan, sampai dengan purna Luar Negeri, Pemerintah Daerah, instansi
penempatan (Pasal 77 UU PPTKILN). keimigrasian, Badan Nasional Penempatan
Pelaksana Penempatan TKI Swasta dan Perlindungan Tenaga Kerja di Indonesia
bertanggungjawab untuk memberikan (BNP2TKI), aparat penegak hukum dan instansi
perlindungan kepada Calon TKI / TKI sesuai
ind teknis terkait lainnya. Sedangkan lembaga
dengan perjanjian penempatan (Pasal 82 swasta adalah Pelaksana Penempatan TKI
PPTKILN). Se ap Calon TKI / TKI yang bekerja Swasta (PPTKIS) beserta jaringan rekruternya
ke luar negeri baik secara perseorangan serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga
V
maupun yang ditempatkan oleh pelaksana swadaya masyarakat.
penempatan TKI swasta wajib mengiku Di luar negeri, instansi atau lembaga
hts

program pembinaan dan perlindungan TKI yang berperan dalam perlindungan TKI antara
(Pasal 83 PPTKILN). Program pembinaan lain Perwakilan RI, Perwakilan Pelaksana
dan perlindungan TKI diatur lebih lanjut Penempatan TKI Swasta, Mitra Usaha
dengan Peraturan Pemerintah. Akan tetapi Pelaksana Penempatan TKI, pengguna jasa
ec

peraturan pemerintahnya sampai saat ini TKI, dan instansi resmi yang berwenang di
belum diterbitkan. bidang ketenagakerjaan di negera penerima,
Dalam UU Ketenagakerjaan, perlin- juga lembaga/organisasi resmi seper
lR

dungan terhadap hak-hak tenaga kerja dapat Badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang
dikelompokkan sebagai berikut: berkompeten di bidang ketenagakerjaan atau
a. Perlindungan norma kerja; hak asasi manusia serta Non Government
na

b. Perlindungan keselamatan dan Organiza on (NGO) yang bergerak di bidang


kesehatan kerja; ketenagakerjaan / Hak Asasi Manusia
c. Perlindungan Sosial Tenaga Kerja, berupa (HAM).
Jur

perlindungan upah, Jamsostek, jaminan Pemberian perlindungan terhadap WNI


kema an, jaminan pemeliharaan di luar negeri, termasuk TKI merupakan salah
kesehatan, dan tabungan hari tua. satu tugas pokok Perwakilan RI di luar negeri

162
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Pembentukan BNP2TKI ini didasarkan pada
UUD 1945 dan Undang-Undang No. 37 Tahun Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006

HN
1999 tentang Hubungan Luar Negeri (UU tentang Badan Nasional Penempatan dan
Hubungan LN). Perlindungan kepada warga Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
negara Indonesia di luar negeri ini, termasuk c. penyederhanaan birokrasi pelayanan
pemberian bantuan dan penyuluhan hukum, penempatan TKI seper penyederhanaan

BP
serta pelayanan konsuler (Bab V Pasal 18 – prosedur penempatan yang semula 24
24 UU Hubungan LN). simpul menjadi 14 simpul;
Selain peran instansi, lembaga, d. meringankan beban biaya yang
maupun organisasi tersebut, keberhasilan ditanggung oleh Calon TKI dengan

ing
perlindungan TKI bergantung pada diri TKI membebaskan biaya fiskal, dak
itu sendiri. Dalam hal ini adalah kemampuan menaikkan biaya paspor, membebaskan
dan kemauan TKI untuk memberdayakan dan biaya pengurusan Kartu Tenaga Kerja Luar
melindungi dirinya. ind Negeri (KTKLN), membebaskan biaya
Melalui Instruksi Presiden Nomor 06 Pembekalan Akhir Pemberangkatan
tahun 2006 tentang Reformasi Kebijakan (PAP);
Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI e. meningkatkan kualitas TKI melalui
di Luar Negeri, para pemangku kepen ngan pela han keterampilan, kemampuan,
V
telah melakukan berbagai langkah untuk bahasa dan persiapan mental. Hanya
meningkatkan pelayanan penempatan dan akan menempatkan TKI yang dinilai
hts

perlindungan kepada TKI ke luar negeri. sudah memenuhi syarat kompetensi


Langkah-langkah tersebut adalah:4 yang dibuk kan dengan ser fikat dari
a. peningkatan dasar hukum atau landasan Lembaga Ser fikasi Profesi (LSP) yang
hukum yang menjadi dasar pengaturan ditunjuk oleh Kemenakertrans;
ec

penempatan dan perlindungan TKI di luar f. memberikan perlindungan terhadap


negeri dari bentuk Keputusan Menteri hak dan harta TKI melalui program
Tenaga Kerja No. 104 A/Kepmen/1999 asuransi TKI yang dilaksanakan oleh
lR

tentang Penempatan TKI ke Luar Negeri lima Konsorsium Asuransi. Dalam hal
menjadi UU PPTKILN; ini, Konsorsium Asuransi tersebut juga
b. pembentukan Badan Nasional diwajibkan untuk bekerjasama dengan
na

Penempatan dan Perlindungan Tenaga lembaga bantuan hukum/lawyer di


Kerja Indonesia (BNP2TKI). negara penempatan TKI;
Jur

4
“Peran Atase Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan Perlindngan TKI di Luar Negeri”, (http://kampungtki.com/
baca/22868) Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.

163
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

g. meningkatkan hubungan bilateral Undang-Undang No. 21 Tahun 2007


dengan delapan negara penempatan tentang Pemberantasan Tindak Pidana

HN
yaitu Malaysia, Korea Selatan, Jordania, Perdagangan Orang melalui pencegahan
Kuwait, Taiwan, Australia dan Uni Emirat ( ndak pidana) dan penanganan (korban),
Arab dalam bentuk penandatanganan dengan cara: peningkatan kewaspadaan
Memorandum of Understanding (MoU). masyarakat mengenai ciri dan modus

BP
Saat ini dipersiapkan penandatanganan operandi ndak pidana perdagangan
MoU dengan enam negara, yaitu: Qatar, orang, pela han an perdagangan orang,
Yunani, Kuwait dan Yordan (revisi), peneli an, perluasan kesempatan kerja,
Jepang, Brunei Darussalam serta perlindungan korban, dan pembentukan

ing
Maroko; gugus tugas;
h. membentuk empat sentra layanan n. membina dan pemberdayaan TKI
penempatan dan perlindungan TKI purna agar dapat memanfaatkan
(SP3TKI) di Serang, Denpasar, Riau, dan penghasilannya menjadi usaha
Kuala Tungkal;
ind ekonomi produk f dengan memberikan
i. membentuk Atase Ketenagakerjaan di bimbingan wirausaha, pengembangan
lima negara, di luar negara-negara yang usaha, pendampingan, membangun
telah memiliki Atase Ketenagakerjaan, akses untuk memperoleh kredit modal
V
yaitu Singapura, Brunai Darussalam, Perbankan. Mendorong terbentuknya
Korea Selatan, Qatar dan Yordania; Asosiasi TKI purna yang dimaksudkan
hts

j. melakukan penandatanganan sebagai wadah integrasi dan konsultasi


kesepakatan bersama dengan pihak TKI Purna dalam meningkatkan dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia mengembangkan potensi dan usaha
dalam rangka penegakan hukum; yang mereka miliki.
ec

k. berpar sipasi ak f dalam forum


interna onal yang diharapkan dapat 2. Perlindungan Hukum TKI Irregular
meningkatkan perlindungan bagi TKI, di Luar Negeri
lR

seper ILC, sidang IOM, pertemuan Ibarat dua sisi mata uang, pengiriman
UNIFEM, dan pertemuan CEDAW; TKI ke luar negeri selain memberikan dampak
l. melakukan registrasi dan penerbitan posi f berupa peningkatan kesejahteraan
na

SIPPTKIS, dimana sampai saat ini telah keluarga mereka dan penerimaan devisa
terda ar 496 PPTKIS; negara, juga memunculkan berbagai
m. turut melaksanakan pemberantasan permasalahan. Kasus kekerasan fisik/psikis
Jur

ndak pidana perdagangan orang, yang menimpa TKI baik sebelum, selama
khususnya yang menyangkut TKI bekerja, maupun pada saat pulang ke daerah
sebagaimana diamanatkan di dalam asal, penempatan yang dak sesuai, standar

164
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

gaji yang rendah karena dak sesuai kontrak workers dapat diberlakukan kepada para
kerja yang disepaka , pelecehan seksual, dan pekerja tersebut. Salah satu prosedur yang

HN
kasus tenaga kerja yang dak berdokumen harus dilakukan oleh para calon tenaga kerja
sah, sering muncul seiring dengan proses migran adalah dengan melengkapi dokumen-
pengiriman TKI kita ke luar negeri. dokumen pen ng.
Sempitnya lahan pekerjaan di dalam Tidak jarang pula, pelanggaran

BP
negeri, murah dan mudahnya proses pengiriman tenaga kerja ke luar negeri
pengiriman, ngkat pendidikan dan juga dilakukan oleh PPTKIS yang dapat
keterampilan yang masih rendah, rendahnya menyebabkan adanya perlindungan bagi
gaji di negeri sendiri serta ke adaan informasi tenaga kerja migran, misalnya: PPTKIS lebih

ing
ke desa-desa tentang tata cara bekerja di memfokuskan diri pada upaya mendapatkan
luar negeri, disebut-sebut sebagai penyebab calon sebanyak-banyaknya daripada
bermigrasinya warga negara kita ke luar menunggu permintaan (job order) negara
negeri sebagai TKI yang dak berdokumen ind asal, dak adanya pela han dan pembinaan
yang sah. bagi calon sesuai dengan ketentuan yang
Majikan di luar negeri lebih senang berlaku, dak memberikan informasi yang
memperkerjakan tenaga kerja yang dak jelas dan lengkap kepada calon tenaga kerja
berdokumen sah untuk masuk ke negaranya migran yang akan berangkat ke luar negeri,
V
karena upahnya yang jauh lebih murah juga serta sistem perjanjian kerja yang lebih
dak perlu membayar “levy”. Buruh migran menguntungkan PPTKIS ke mbang para
hts

pun dapat dengan mudah di eksploitasi calon-calon yang bersangkutan. Singkatnya,


oleh majikannya karena sang majikan tahu PPTKIS lebih mengedepankan aspek
bahwa perlindungan kepada buruh migran perolehan profit yang sebanyak-banyaknya
sangat minim, apalagi buruh migran itu ke mbang mengindahkan peraturan
ec

dak memahami dengan baik bahasa di perundang-undangan yang berlaku dan dak
negara, di mana mereka bekerja. Majikan sesuai dengan job order negara asal. Hal ini
bisa memperlakukan buruh migran sesuka menyebabkan adanya ke dak-seimbangan
lR

ha karena mereka tahu buruh migran perbandingan antara jumlah calon tenaga
ini dak memiliki kekuatan dan sulit kerja migran dengan jumlah yang diminta
mengorganisasikan diri supaya memiliki berdasarkan job order negara asal.
na

posisi tawar secara kolek f. Mereka ini menjadi masalah serius


Untuk dapat bekerja di luar negeri, para karena rawannya perlindungan bagi yang
calon tenaga kerja harus mengiku prosedur bersangkutan dan melemahkan posisi
Jur

yang telah ditentukan baik oleh negara tawar (bargaining posi on) dengan negara
penerima maupun oleh negara pengirim pengguna jasa tenaga kerja. Jangankan
agar segala akibat hukum sebagai legal tenaga kerja migran yang berkondisi irregular,

165
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

tenaga kerja migran yang berkondisi regular telah mera fikasinya. Indonesia belum
pun dak sedikit yang dak mendapatkan mera fikasi konvensi ini.

HN
perlindungan baik untuk dirinya sendiri b. Peraturan-peraturan yang diatur dalam
maupun untuk keluarganya. Konvensi ILO No. 143/1975 tentang
Keberadaan tenaga kerja yang irregular Conven on Corcerning Migra on In
ini telah meyita perha an dunia sehingga Abusive Condi on and Promo on

BP
keberadaannya perlu diatur dalam suatu of Equality and Opportunity and
instrumen hukum internasional. Instrumen- Treatment of Imigrant Worker (Migrasi
instrumen tersebut antara lain adalah: Dalam Keadaan Disalahgunakan dan
a. Peraturan-peraturan tenaga kerja migran Peningkatan Kesempatan Terhadap

ing
yang diatur dalam Konvensi ILO No. Tenaga Kerja Migran). Konvensi ini
97/1949 tentang Concerning Migra on ditandatangani di Jenewa pada tanggal
for Employment (Migrasi Untuk Pekerja 24 Juni 1975. Menurut data ILO
Migran), antara lain: tahun 2011, baru 23 negara saja yang
1) hak atas pelayanan dan informasi
ind mera fikasinya dan Indonesia dak
yang akurat dan cuma-cuma untuk termasuk di dalamnya. Konvensi ini
membantu tenaga kerja migran antara lain mengatur:
(Art.2); 1) kewajiban bagi negara penerima
V
2) Langkah-langkah untuk mencegah untuk menghorma hak-hak tenaga
propaganda yang menyesatkan kerja migran (Art. 1);
hts

mengenai pengiriman tenaga kerja 2) penekanan pada usaha-usaha


ke luar negeri (Art. 3); yang perlu dilakukan untuk
3) pelayanan kesehatan bagi tenaga menindaklanju tentang keberadaan
kerja migran (Art. 5); tenaga kerja migran illegal yang
ec

4) penerapan sanksi hukum bagi memperkerjakan tenaga kerja


pihak yang mempromosikan migran secara illegal (Art. 2 dan 3);
atau mengorganisasikan kebe- 3) Pengaturan tentang persamaan
lR

radaan tenaga kerja migran illegal kesempatan mengenai jabatan,


(clandes ne) (Annex I Art. 8 dan jaminan sosial, dan kebebasan
Annex II Art. 3). individual atau kolek f bagi tenaga
na

kerja migran dan beserta anggota-


Konvensi ini ditandatangani di anggota keluarganya (Art. 10);
Jenewa pada tanggal 1 Juli 1949. Menurut 4) Konvensi ini dalam konsiderannya
Jur

data Interna onal Labour Organiza on juga mengakui adanya fakta-fakta


(ILO) tahun 2011, baru 49 negara yang tentang imigran gelap (clandestain),
sehingga perlu diterapkan suatu

166
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

standar khusus yang bertujuan untuk PART I : Scope and Defini on.
meng-eliminasi terjadinya perlakuan PART II : Non-discrimina on with respect

HN
kejam atau penyalahgunaan yang to rights.
lebih jauh terhadap tenaga kerja PART III : Human rights of all migrant
migran illegal (eksploitasi). workers and members of their
families.

BP
Dari kedua instrumen hukum PART IV : Other rights of migrant workers
internasional itu dapat terlihat bahwa and members of their families
eksistensi tenaga kerja migran yang dak who are documented or in a
berdokumen sah ini secara faktual ternyata regular situa on.

ing
diakui oleh se ap negara sehingga perlu PART V : Provisions applicable to par cular
menerapkan suatu standar khusus guna categories of migrant workers and
mengeliminir terjadinya lonjakan pengiriman members of their families
dan pengeksploitasian secara besar-besaran. PART VI : Promo on of sound, equitable,
ind
Untuk memberikan perlindungan yang humane and lawful condi ons
lebih nyata kepada tenaga kerja migran in connec on with interna onal
yang dak berdokumen sah (berkondisi migra on of workers and
irregular), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) members of their families
V
melalui Majelis Umum telah mengeluarkan PART VII : Applica on of the Conven on
Resolusinya dengan nomor 45/158 tanggal PART VIII: General provisions
hts

18 Desember 1990 yang kemudian menjadi PART IX : Final provisions


Konvensi Internasional.5 Konvensi tersebut
dikenal dengan nama Interna onal Menurut Konvensi ini, bahwa se ap
Conven on on the Protec on of the Rights of pekerja migran dan keluarganya mempunyai
ec

All Migrant Workers and Members of Their hak-hak asasi berupa:


Families, yang terdiri dari 93 Pasal yang a. Hak kebebasan dasar;
terbagi dalam 9 Bab yang terpisah dengan b. Persamaan di hadapan hukum;
lR

Preamble. Secara umum Konvensi Tahun c. Hak untuk memiliki kerahasiaan pribadi;
1990 ini dak hanya mengatur perlindungan d. Persamaan sebagai warga negara;
tenaga kerja migran yang memiliki dokumen e. Kebebasan berkumpul / berserikat;
na

(regular situa on) saja melainkan juga yang f. Mengirimkan pendapatan;


dak berdokumen (irregular situa on) g. Hak untuk mendapatkan informasi.
termasuk keluarganya. Berikut ini substansi
Jur

Konvensi Tahun 1990 tersebut:

5
www.ohchr.org. Diakses tanggal 12 Januari 2012.

167
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

Di sisi lain, hak-hak lain pekerja migran The Conven on recognizes that “the
human problems involved in migra on
yang berdokumen sah (dalam kondisi reguler)

HN
are even more serious in the case of
dan anggota keluarga mereka, adalah: irregular migra on” and the need to
a. Hak untuk mendapatkan cu (Art. 38); encourage appropriate ac on “to prevent
and eliminate clandes ne movements
b. Bebas untuk ber ndak; and trafficking in migrant workers, while
c. Bergerak bebas dalam wilayah kerja at the same me assuring the protec on

BP
of their fundamental human rights”.
mereka dan bebas memilih dimana
mereka ingin bertempat nggal (Art. Dari pembukaan konvensi tersebut di atas,
39); kenyataan bahwa mereka berada dalam
d. Hak untuk berpar sipasi dalam poli k, kondisi yang irregular bukanlah suatu alasan

ing
kegiatan masyarakat, dan ikut terlibat untuk merampas hak-hak meraka dari prinsip-
dalam pengambilan keputusan (Art. 41 prinsip persamaan sebagai warga negara
dan 42); dalam hal pemberian upah dan kondisi-
e. Persamaan sebagai warga negara dalam kondisi pekerjaan lainnya termasuk upah
mengakses pendidikan, kursus dan
ind lembur, upah kerja, upah cu mingguan, dan
pelayanan sosial; upah libur karena hari libur, memperoleh
f. Terlibat ak f dalam pembuatan kontrak keamanan, perawatan kesehatan, dan lain-
kerja; lainnya (Art. 25). Mereka juga berhak untuk
V
g. Hak untuk berkumpul kembali dengan mendapatkan pertolongan dalam keadaan
keluarga mereka; darurat (Art. 28).6
hts

h. Pengecualian dalam hal pajak dan Bagaimana pun juga, hak-hak


kewajiban bea dan cukai; fundamental para pekerja migran yang dak
i. Hak untuk memilih ak vitas. berdokumentasi ini tetap diberikan oleh
konvensi ini, se dak- daknya karena mereka
ec

Konvensi ini dak mengatur hak-hak adalah sama sebagai manusia dan warga
khusus un-documented workers or in a Negara, sayangnya, Indonesia yang tercatat
regular situa on secara tersendiri. Namun sebagai anggota dari organisasi ILO belum
lR

bukan berar mereka dak mendapatkan menandatangani konvensi ini.


perlindungan. Sebagai manusia yang memiliki hak
Di dalam pembukaan (Preamble) asasi, meskipun memiliki status TKI dak
na

Konvensi Tahun 1990 disebutkan bahwa: berdokumen yang sah, mereka dak boleh
dianiaya atau diperlakukan atau dibunuh
secara kejam, dak berperikemanusiaan atau
Jur

6
Asbjorn Eide; Catarina Krause; Allan Rosas, Ed., Economic, Social and Cultural Rights: A Textbook Secondary
Revised Edition. (Martinus Nijhoff Publishers), hal. 391-392.

168
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

menghina (Pasal 6 Deklarasi Internasional dinilai belum maksimal dan belum seutuhnya
Hak Asasi Manusia (Interna onal Declara on melindungi keluarganya di luar negeri.

HN
of Human Right)). Selain itu juga, mereka Jika diama lebih lanjut, pasal pengaturan
dak dapat menjadi sasaran penangkapan penempatan TKI di LN dalam UU PPTKILN
sewenang-wenang, penahanan atau lebih banyak mengatur tentang penempatan,
pengasingan (Pasal 9 Deklarasi Internasional yaitu mulai dari Pasal 10 sampai Pasal 76

BP
Hak Asasi Manusia (Interna onal Declara on (ada 67 pasal) ke mbang pasal mengenai
of Human Right)). perlindungan yang hanya diatur dengan 14
TKI dak berdokumen berserta pasal (mulai Pasal 77 sampai Pasal 84).
keluarganya juga berhak mendapatkan Dalam UU Ketenagakerjaan dan UU

ing
bantuan hukum sesuai dengan ketentuan PPTKILN dak diatur perlindungan TKI yang
peraturan perundang-undangan di dak berdokumen (irregular condi on)
negara tujuan serta hukum dan kebiasaan beserta keluarganya. Oleh karena itu kita
internasional. Pemberian hak ini menjadi ind perlu mera fikasi Interna onal Conven on
tanggung jawab bersama perwakilan Republik on the Protec on of the Rights of All Migrant
Indonesia di negara tujuan penempatan Workers and Members of Their Families 1990
dengan perwakilan PPTKIS. mengingat juga Indonesia sebagai salah satu
Terhadap TKI yang berkondisi irregular negara pengirim tenaga kerja ke luar negeri
V
dikarenakan mengalami perlakuan dak terbanyak baik yang berdokumen maupun
manusiawi dari majikan, dan kemudian dak berdokumen. Dengan mera fikasinya
hts

melarikan diri, dak bisa ditangani semata- maka:


mata sebagai persoalan keimigrasian. Mereka a. posisi tawar kita terhadap negara
adalah korban yang harus dipulihkan. penerima paling dak sejajar dalam
Kebijakan penempatan TKI di luar negosiasi pembuatan perjanjian bilateral
ec

negeri pada masa mendatang perlu lebih dengan negara tujuan penempatan. Kita
memberikan perlindungan kepada TKI dapat meletakkan perlindungan buruh
tanpa melihat legal ataupun illegal, karena migran dengan skema internasional
lR

secara kons tusional, negara kita memang sebagai bahan utama perjanjian
telah menjamin hak se ap warga negara tersebut;
atas pekerjaan dan penghidupan yang b. kasus ndakan dak manusiawi
na

layak bagi kemanusiaan serta terpenuhinya terhadap tenaga kerja yang berkondisi
perlindungan se ap orang dalam memenuhi irregular khususnya yang dialami TKI kita
haknya untuk bekerja dan mendapatkan beserta keluarganya, se daknya menjadi
Jur

imbalan serta perlakuan yang adil dan berkurang;


layak dalam hubungan kerja. Akan tetapi c. buk konsistensi poli cal will pemerintah
pengaturan lebih lanjut jaminan tersebut dalam mewujudkan poli k hukum

169
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

perlindungan TKI di luar negeri beserta Interna onal Conven on on the


keluarganya terutama TKI yang dak Protec on of the Rights of All

HN
berdokumen sah; Migrant Workers and Members of
d. kerjasama dengan negara-negara dalam Their Families, antara lain berupa
mengurangi ndakan dak manusiawi Hak kebebasan (Basic Freedom);
akan lebih meningkat Persamaan di hadapan hukum

BP
(Due Process), Hak untuk memiliki
Dengan mera fikasi Konvensi 1990 kerahasiaan pribadi (Right to
ini, semangat perlindungan terhadap warga Privacy), Persamaan sebagai warga
negara termasuk TKI baik yang tertuang negara (Equality with Na onals);

ing
dalam kons tusi maupun dalam peraturan Kebebasan berkumpul/berserikat
lainnya, semakin mencerminkan konsistensi (Right to Union Ac vi es);
poli cal will negara dalam membuat poli k Menyampaikan pendapatan
hukum perburuhan kita termasuk dalam (Transfer of earnings); dan Hak untuk
memberikan perlindungan kepada
ind
TKI mendapatkan informasi (Right to
baik yang berdokumen maupun yang dak Informa on). Mereka juga berhak
berdokumen. mendapatkan pemberian upah
dan dan kondisi-kondisi pekerjaan
V
E. Penutup lainnya termasuk upah lembur, upah
1. Kesimpulan kerja, upah cu mingguan, dan upah
hts

libur karena hari libur, memperoleh


a. Berdasarkan pembahasan tersebut
keamanan, peratwatan kesehatan,
di atas dapat disimpulkan bahwa TKI
serta mendapatkan pertolongan
yang dak berdokumen (irregular
dalam keadaan darurat. Bagai-
ec

situa on) beserta keluarganya


manapun juga hak-hak fundamental
juga mendapatkan perlindungan.
para pekerja migran yang dak
Perlindungan yang dimaksud adalah
berdokumentasi ini tetap diberikan,
lR

berupa terpenuhinya hak asasi


se dak- daknya karena mereka
manusia yang berlaku bagi seluruh
adalah sama sebagai manusia dan
buruh migran. Hak asasi manusia
warga negara. Mereka juga dak
na

bagi tenaga kerja yang dilindungi


boleh dianiaya atau diperlakukan
UUD 1945 berupa perlakuan yang
atau dibunuh secara kejam, dak
adil dan layak dalam hubungan
berperikemanusiaan atau menghina.
kerja serta penghindupan yang
Jur

Dari aspek hukum, mereka dak


layak bagi kemanusiaan. Sedangkan
dapat menjadi sasaran penangkapan
hak asasi manusia pekerja migran
sewenang-wenang, penahanan
sebagaimana yang diamanatkan

170
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

atau pengasingan dan berhak untuk 2. Saran


mendapatkan bantuan hukum

HN
a. Indonesia harus segera mera fikasi
sesuai dengan ketentuan peraturan
Interna onal Conven on on the
perundang-undangan di negara
Protec on of the Rights of All
tujuan serta hukum dan kebiasaan
Migrant Workers and Members of
internasional dari perwakilan

BP
Their Families 1990.
Republik Indonesia di negara tujuan
b. Perlu diberikan penyuluhan kepada
penempatan dengan perwakilan
calon TKI agar dak menjadi TKI
PPTKIS. Terhadap TKI yang dak
dak berdokumen.
berdokumen karena menjadi

ing
korban penganiayaan majikan
dan sehingga dia melarikan diri,
harus mendapatkan perlindungan
pemulihan fisik dan mentalnya di ind
samping pemenuhan hak asasi
manusianya dan pemberian bantuan
hukum.
V
hts
ec
lR
na
Jur

171
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

DAFTAR PUSTAKA

HN
Anam, M .Choirul. “3 Status , Ra fikasi , dan Perlindungan Buruh Migrant: Belajar dari Meksiko”,
Sebuah Pengantar. Disampaikan dalam acara FGD Legal Frame Work on Migrant Worker.
BPHN. Jakarta, 26 April 2011.
Bonasahat, Albert. “Konvensi Internasional tentang Perlindungan Pekerja Migran dan Anggota

BP
Keluarganya Menguatkan Kerangka Kebijakan Indonesia: Observasi dan Rekomendasi dari
ILO”. Disampaikan dalam acara FGD Legal Frame Work on Migrant Worker di BPHN, Jakarta,
26 April 2011.
Eide, Asbjorn; Catarina Krause; Allan Rosas, ed. Economic, Social and Cultural Rights: A Textbook

ing
Secondary Revised Edi on. (Mar nus Nijhoff Publishers).
Graeme, Hugo and W. R. Bohning. Providing Informa on to Outgoing Indonesian Migrant Workers.
First Published. (Manila: Interna onal Labour Office, 2000).
Protec ng the Least Protected: Rights of Migrant Workers and The Role of Trade Unions: Guidelines
ind
for Trade Unions, Labour Educa on 1996/2 No. 103.
RI Belum Ra fikasi Konvensi Perlindungan Pekerja Migran”. (Jakarta: Kompas, 9 September 1995).
Sunarno. Kebijakan Perlindungan TKI di Luar Negeri dan Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan
Buruh Migran dan Anggota Keluarganya. Disampaikan dalam acara FGD Legal Frame Work on
V
Migrant Worker di BPHN, Jakarta, 26 April 2011.
hts

The new Lexicon; Webster Dic onary at The English Language. Vol. I. (Dansburg: Lexicon Inc,
1995).
“Buruh Migran Indonesia Terancam Kebijakan An Buruh Migran”. (www.hukumonline.com).
Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.
ec

“Moratorium tak Kurangi Minat WNI jadi TKI”. (h p:// nasional. Viva news. com/news/read/263428-
minat-masyarakat-daerah-jadi-tki-masih- nggi) Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.
“Pemerintah harus Jamin Pemulangan TKI Ilegal.” (h p:// nasional. vivanews.com/news/
lR

read/260071-pemerintah-harus-jamin-pemulangan-tki-ilegal) Diakses pada tanggal 3 Januari


2012.
“Peran Atase Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan Perlindngan TKI di Luar Negeri”. (h p://
na

kampungtki.com/baca/22868.) Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.


“Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Informal.” (h p://yudicare.wordpress.
com/2011/03/17/perlindungan-hukum-tenaga-kerja-indonesia-tki-informal/.) Diakses pada
tanggal 3 Januari 2012.
Jur

“Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia (Sektor Pembantu Rumah Tangga) di
Luar Negeri (Bagian II)”. (h p://hukum.kompasiana.com/ 2010/12/15/perlindungan-hukum-

172
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

terhadap-tenaga-kerja-indonesia-sektor-pembantu-rumah-tangga-di-luar-negeri-bagian-ii/)
Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.

HN
Indonesia. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
_________. Undang-undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. UU No. 40 Tahun 2004. LN
Tahun 2004 No. 150. TLN No. 4456.
_________. Undang-undang tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di

BP
Luar Negeri. UU No. 39 Tahun 2004, LN Tahun 2003 No. 39. TLN No. 4279.
_________. Undang-undang tentang Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003, LN Tahun 2003
No.39. TLN No. 4279.
_________. Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri. UU No. 37 Tahun 1999. LN Tahun 1999

ing
No. 156. TLN No. 3882.
________. Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. UU No. 21
Tahun 2007. LN Tahun 2007 No. 58. TLN No 4720.
________. Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan
ind
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
_________. Instruksi Presiden Nomor 06 Tahun 2006 tentang Reformasi Kebijakan Sistem
Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. No.
V
104 A/Kepmen/1999 tentang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri.
Universal Declara on of Human Right.
hts

The Interna onal Conven on 1990 on The Protec on of All Migrant Workers and Members of Their
Families.
Interna onal Convenant on Civil and Poli cal Right.
Interna onal Labour Organiza on. Conven on Number 97 Revised 1949 Migra on for
ec

Employment.
_________. Conven on Number 143 1975 Migra on in Abusive Condi on and The Promo on of
Equality of Opportunity and Treatment of Migrant Workers.
lR

A Primer on The UN Conven on on The Protec on of The Right of All Migrant Workers and Member
of The Families”. Right of Migrant Workers, Philippine Migrant Rights Watch Asian Partnership
in Interna onal Migra on, December 1997.
na
Jur

173

Anda mungkin juga menyukai