111 215 1 PB
111 215 1 PB
HN
(Protec on of Irregular Indonesian Workers in Overseas)
BP
Pusat Peneli an dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional BPHN
Abstrak
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar yang mengirimkan warga negaranya bekerja ke luar
negeri, namun banyak diantaranya dak memiliki dokumen yang sah (dalam kondisi irregular). Dengan
ing
statusnya tersebut, hak-hak mereka beserta keluarganya banyak yang dak tertunaikan dan diperlakukan
dak semes nya. Bagaimana perlindungan terhadap mereka merupakan permasalahan yang harus
diberikan solusinya. Dalam peneli an yang menggunakan pendekatan norma f ini memperlihatkan
bahwa tenaga kerja Indonesia yang dak berdokumen (irregular situa on) beserta keluarganya secara
hukum mendapatkan perlindungan. Perlindungan tersebut terlihat dalam Interna onal Conven on
ind
1990 on the Protec on of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families, meskipun
hingga saat ini pemerintah belum mera fikasi konvensi tersebut. Untuk mendapatkan perlindungan
terhadap worker irregular perlu diupayakan ra fikasi atas konvensi tenaga kerja Indonesia yang dak
berdokumen (irregular situa on) beserta keluarganya.
V
kata kunci: tenaga kerja irregular, perlindungan hukum, bantuan hukum, hak asasi manusia
hts
Abstract
Indonesia is one of the largest countries that send their ci zens to work in a foreign country, but many
of them do not have valid documents (in the irregular condi on). With such status, their rights and their
families many of which are not guaranteed and should not be treated. How to protect against them is
ec
a problem that should be the solu on. In a study using a norma ve approach shows that Indonesian
workers are undocumented (irregular situa on) and their families are legally protected. Protec on is
seen in the 1990 Interna onal Conven on on the Protec on of the Rights of All Migrant Workers and
Members of Their Families, although un l now the government has not ra fied the conven on. To
lR
obtain the protec on of irregular workers have sought ra fica on of the Conven on of Indonesian
workers are undocumented (irregular situa on) and his family.
key words: Indonesian workers, law protec on, legal aid, human rights
na
Jur
157
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
Pekerjaan mempunyai makna yang
Hongkong dan negara lainnya.
sangat pen ng dalam kehidupan manusia
Bahwa hak TKI untuk memilih,
sehingga se ap orang membutuhkan
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan
pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai
memperoleh penghasilan yang layak di
BP
sebagai sumber penghasilan seseorang
dalam atau di luar negeri, telah dijamin
untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi
melalui Pasal 31 Undang-Undang No. 13
dirinya dan keluarganya. Dapat juga dimaknai
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
sebagai sarana untuk mengaktualisasikan
Ketenagakerjaan). Penempatan tenaga kerja
ing
diri sehingga seseorang merasa hidupnya
ke luar negeri diarahkan untuk menempatkan
menjadi lebih berharga baik bagi dirinya,
tenaga kerja pada jabatan yang tepat
keluarganya maupun lingkungannya. Oleh
sesuai dengan keahlian, keterampilan,
karena itu hak atas pekerjaan merupakan
bakat, minat, dan kemampuan dengan
hak asasi yang melekat pada diri seseorang
ind memperha kan harkat, martabat, hak asasi,
yang wajib dijunjung nggi dan dihorma .
dan perlindungan hukum (Pasal 32 ayat (2)
Makna dan ar pen ngnya pekerjaan
UU Ketenagakerjaan).
bagi se ap orang tercermin dalam Undang-
Selanjutnya, Pasal 34 UU Ketenagakerjaan
V
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
mengamanatkan bahwa ketentuan
Tahun 1945 (UUD 1945). Pasal 27 ayat (2)
mengenai penempatan tenaga kerja di luar
hts
158
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
Permasalahan klasik yang sering mbul dimaksud adalah masuknya TKI ke negera
antara lain menyangkut legalitas pengiriman tujuan penempatan tanpa dokumen yang
HN
TKI ke luar negeri. Banyak TKI yang dipulangkan sah, atau mereka datang ke negara tujuan
dari negara tempat mereka bekerja misalnya penempatan dengan berdokumen sah namun
di Malaysia, menyusul diberlakukannya selama di sana dokumen sah tersebut menjadi
Peraturan Perburuhan Malaysia yang dak sah lagi. Contoh kasus adalah over stay
BP
berkaitan dengan tenaga kerja luar negeri. dan peyalahgunaan paspor (menggunakan
Tidak adanya dokumen yang sah menjadi visa umroh dan/atau haji untuk bekerja di
salah satu penyebab pengusiran TKI. Pemu- luar negeri). Selain itu, kondisi irregular
langan secara paksa ini dak hanya terhadap juga terjadi ke ka TKI mengalami perlakuan
ing
tenaga kerja Indonesia (buruh imigran) saja, dak manusiawi dari majikan, dan kemudian
melainkan juga terhadap keluarganya. melarikan diri sedangkan dokumen mereka
Negara memiliki wewenang untuk masih berada di tangan majikan, padahal
mengirim orang-orang asing dan mengem- ind dokumen sah untuk dapat masuk ke negara
balikan mereka ke negara asalnya. Akan lain adalah paspor.1
tetapi kekuasaan mengusir dan cara-cara Penyebab utama munculnya tenaga
pengusiran adalah dua hal yang berbeda. kerja yang berangkat secara gelap/lewat
Pengusiran harus dilakukan terhadap orang belakang ( dak berdokumen) antara lain
V
asing dengan cara-cara yang pantas. biaya yang lebih murah dan prosesnya yang
Se ap orang yang akan masuk ke negara real f cepat. Tenaga kerja dak berdokumen
hts
lain harus disertai dengan dokumen yang sah. menjadi masalah serius karena rawannya
TKI yang masuk ke negara tujuan penempatan perlindungan hukum bagi yang bersangkutan
dengan membawa dokumen yang sah, dan melemahkan posisi tawar (bargaining
dinamakan TKI dengan kondisi regular. posi on) dengan pengguna jasa tenaga kerja.
ec
Sedangkan TKI yang dak memiliki dokumen Dengan mudahnya mereka menekan TKI
yang sah ke ka dan/atau selama berada di dengan kondisi irregular ini.
negara tujuan penempatan, dinamakan TKI TKI dengan kondisi irregular sering
lR
sah dak saja disebabkan pelanggaran jatah makan yang selayaknya. Kadang dalam
keimigrasian semata melainkan juga karena sehari mereka hanya mendapatkan jatah
kondisi lain. Pelanggaran keimigrasian yang makan sekali, padahal mereka bekerja
Jur
1
Hugo Graeme and W. R. Bohning, Providing Information to Outgoing Indonesian Migrant Workers, First Published,
(Manila: International Labour Of ice, 2000), hal. 14-15.
159
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
dari subuh hingga tengah malam. Mereka saja melainkan juga bagi anggota keluarga
juga dak mendapatkan hari libur, sebagai mereka. Perlindungan bagi anggota keluarga
HN
pembantu rumah tangga, mereka bekerja pekerja harus sama dengan perlindungan bagi
tujuh hari dalam seminggu. Mereka juga pekerja migran itu sendiri. Perlindungan ini
dak memiliki asuransi kesehatan dan merupakan hak bagi para pekerja migran dan
asuransi jiwa, sehingga apabila mereka sakit, menjadi tanggung jawab negara (pengirim
BP
ataupun meninggal dunia, dak ada jaminan dan penerima) karena dak dapat dipungkiri
biaya untuk pengobatan dan pengembalian bahwasanya para pekerja migran ini (baik
jenazah ke Indonesia. Mereka bekerja di yang berkondisi reguler maupun irregular)
bawah ancaman sang majikan. Jika mereka telah memberikan sumbangan yang cukup
ing
ber ndak atas ke daknyaman tersebut maka besar bagi pertumbungan ekonomi di negara
si majikan akan melaporkan status mereka ke pengirim dan penerima. Indonesia belum
pihak kepolisian sebagai pekerja yang dak mera fikasi satupun konvensi internasional
berdokumen sah. mengenai perlindungan pekerja imigran.
Dengan dokumen-dokumen resmi,
ind Di Asia, hanya Philipina yang telah
TKI dapat lebih aman dan mendapatkan menandatangani dan mera fikasi semua
perlindungan hukum saat bekerja di luar Konvensi mengenai perlindungan tenaga
negeri. Dalam UU PPTKI LN, perlindungan kerjanya di luar negeri2.
V
TKI diatur dalam Bab VI Pasal 77 – Pasal 84.
Lalu bagaimana dengan TKI dengan kondisi B. Permasalahan
hts
irregular, apakah mereka juga berhak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
mendapatkan perlindungan yang sama bagaimana perlindungan yang diberikan
halnya dengan TKI berkondisi reguler? kepada TKI di luar negeri yang berkondisi
Terkait dengan perlindungan tenaga irregular. Untuk mengetahui hal ini maka
ec
2
“RI Belum Ratiϔikasi Konvensi Perlindungan Pekerja Migran” (Kompas, 9 September 1995).
160
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
Metode peneli an yang digunakan
pun semakin meningkat pula.
adalah peneli an norma f. Dalam peneli an
Bekerja di luar negeri merupakan hak
norma f digunakan data sekunder berupa
se ap warga negara, sehingga Pemerintah
ketentuan-ketentuan hukum nasional dan
berkewajiban menyelenggarakan mekanisme
BP
internasional serta bahan-bahan bacaan yang
pelaksanaan hak warga negara tersebut.
terkait dengan tema yang diperoleh melalui
TKI bukan komoditas sehingga pengaturan
studi dokumen (studi kepustakaan). Dalam
mekanisme penempatannya harus tetap
mengolah dan menganalisis data digunakan
menjunjung nggi nilai-nilai kemanusiaan.
metode analisis kualita f.
ing
Ke depan kita harus mampu mempengaruhi
penempatan TKI dak saja menguntungkan
D. Pembahasan
secara ekonomis tetapi juga mampu
1. Perlindungan TKI di Luar Negeri ind meningkatkan aspirasi kemanusiaan.3
Se daknya ada dua pasal dalam Berdasarkan Pasal 34 UU Ketenaga-
kons tusi kita yang mengatur tentang hak kerjaan, penempatan tenaga kerja di luar
atas pekerjaan. Pasal tersebut adalah Pasal negeri diatur dengan undang-undang.
27 ayat (2) dan Pasal 28 D ayat (2) UUD Untuk menjalankan amanat tersebut maka
V
1945. Pasal 27 ayat (2) berbunyi: “Tiap- ap dibuatlah undang-undang tersendiri yang
warga negara berhak atas pekerjaan dan mengatur mengenai penempatan TKI di luar
hts
memilih di mana mereka akan bekerja, apakah dilepaskan dari aspek perlindungannya.
akan bekerja di dalam negeri atau bekerja di Dengan demikian, judul undang-undang
luar negeri. Keterbatasan lowongan kerja di sebagaimana amanat Pasal 34 UU
na
3
“Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia (Sektor Pembantu Rumah Tangga) di Luar Negeri (Bagian
II).” (http://hukum.kompasiana.com/2010/12/15/perlindungan-hukum-terhadap-tenaga-kerja-indonesia-sektor-
pembantu-rumah-tangga-di-luar-negeri-bagian-ii/) Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.
161
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Sesuai Dalam rangka pemberian perlindungan
dengan namanya, undang-undang ini secara kepada TKI di luar negeri diperlukan
HN
umum mengatur tentang penempatan dan koordinasi lintas sektoral yang melibatkan
perlindungan tenaga kerja di luar negeri. peran serta para pemangku kepen ngan
Untuk aspek perlindungannya diatur dalam baik di dalam maupun di luar negeri. Tanpa
Pasal 77-84 UU PPTKILN. adanya kerjasama dengan instansi dan pihak-
BP
Se ap Calon TKI / TKI mempunyai pihak terkait, maka pelaksanaan tugas-tugas
hak untuk memperoleh perlindungan pokok tersebut akan sulit dilaksanakan secara
sesuai dengan peraturan perundang- op mal. Di dalam negeri, instansi terkait
undangan, mulai dari pra penempatan, diantaranya Kemenakertrans, Kementerian
ing
masa penempatan, sampai dengan purna Luar Negeri, Pemerintah Daerah, instansi
penempatan (Pasal 77 UU PPTKILN). keimigrasian, Badan Nasional Penempatan
Pelaksana Penempatan TKI Swasta dan Perlindungan Tenaga Kerja di Indonesia
bertanggungjawab untuk memberikan (BNP2TKI), aparat penegak hukum dan instansi
perlindungan kepada Calon TKI / TKI sesuai
ind teknis terkait lainnya. Sedangkan lembaga
dengan perjanjian penempatan (Pasal 82 swasta adalah Pelaksana Penempatan TKI
PPTKILN). Se ap Calon TKI / TKI yang bekerja Swasta (PPTKIS) beserta jaringan rekruternya
ke luar negeri baik secara perseorangan serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga
V
maupun yang ditempatkan oleh pelaksana swadaya masyarakat.
penempatan TKI swasta wajib mengiku Di luar negeri, instansi atau lembaga
hts
program pembinaan dan perlindungan TKI yang berperan dalam perlindungan TKI antara
(Pasal 83 PPTKILN). Program pembinaan lain Perwakilan RI, Perwakilan Pelaksana
dan perlindungan TKI diatur lebih lanjut Penempatan TKI Swasta, Mitra Usaha
dengan Peraturan Pemerintah. Akan tetapi Pelaksana Penempatan TKI, pengguna jasa
ec
peraturan pemerintahnya sampai saat ini TKI, dan instansi resmi yang berwenang di
belum diterbitkan. bidang ketenagakerjaan di negera penerima,
Dalam UU Ketenagakerjaan, perlin- juga lembaga/organisasi resmi seper
lR
dungan terhadap hak-hak tenaga kerja dapat Badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang
dikelompokkan sebagai berikut: berkompeten di bidang ketenagakerjaan atau
a. Perlindungan norma kerja; hak asasi manusia serta Non Government
na
162
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Pembentukan BNP2TKI ini didasarkan pada
UUD 1945 dan Undang-Undang No. 37 Tahun Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006
HN
1999 tentang Hubungan Luar Negeri (UU tentang Badan Nasional Penempatan dan
Hubungan LN). Perlindungan kepada warga Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
negara Indonesia di luar negeri ini, termasuk c. penyederhanaan birokrasi pelayanan
pemberian bantuan dan penyuluhan hukum, penempatan TKI seper penyederhanaan
BP
serta pelayanan konsuler (Bab V Pasal 18 – prosedur penempatan yang semula 24
24 UU Hubungan LN). simpul menjadi 14 simpul;
Selain peran instansi, lembaga, d. meringankan beban biaya yang
maupun organisasi tersebut, keberhasilan ditanggung oleh Calon TKI dengan
ing
perlindungan TKI bergantung pada diri TKI membebaskan biaya fiskal, dak
itu sendiri. Dalam hal ini adalah kemampuan menaikkan biaya paspor, membebaskan
dan kemauan TKI untuk memberdayakan dan biaya pengurusan Kartu Tenaga Kerja Luar
melindungi dirinya. ind Negeri (KTKLN), membebaskan biaya
Melalui Instruksi Presiden Nomor 06 Pembekalan Akhir Pemberangkatan
tahun 2006 tentang Reformasi Kebijakan (PAP);
Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI e. meningkatkan kualitas TKI melalui
di Luar Negeri, para pemangku kepen ngan pela han keterampilan, kemampuan,
V
telah melakukan berbagai langkah untuk bahasa dan persiapan mental. Hanya
meningkatkan pelayanan penempatan dan akan menempatkan TKI yang dinilai
hts
tentang Penempatan TKI ke Luar Negeri lima Konsorsium Asuransi. Dalam hal
menjadi UU PPTKILN; ini, Konsorsium Asuransi tersebut juga
b. pembentukan Badan Nasional diwajibkan untuk bekerjasama dengan
na
4
“Peran Atase Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan Perlindngan TKI di Luar Negeri”, (http://kampungtki.com/
baca/22868) Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.
163
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
yaitu Malaysia, Korea Selatan, Jordania, Perdagangan Orang melalui pencegahan
Kuwait, Taiwan, Australia dan Uni Emirat ( ndak pidana) dan penanganan (korban),
Arab dalam bentuk penandatanganan dengan cara: peningkatan kewaspadaan
Memorandum of Understanding (MoU). masyarakat mengenai ciri dan modus
BP
Saat ini dipersiapkan penandatanganan operandi ndak pidana perdagangan
MoU dengan enam negara, yaitu: Qatar, orang, pela han an perdagangan orang,
Yunani, Kuwait dan Yordan (revisi), peneli an, perluasan kesempatan kerja,
Jepang, Brunei Darussalam serta perlindungan korban, dan pembentukan
ing
Maroko; gugus tugas;
h. membentuk empat sentra layanan n. membina dan pemberdayaan TKI
penempatan dan perlindungan TKI purna agar dapat memanfaatkan
(SP3TKI) di Serang, Denpasar, Riau, dan penghasilannya menjadi usaha
Kuala Tungkal;
ind ekonomi produk f dengan memberikan
i. membentuk Atase Ketenagakerjaan di bimbingan wirausaha, pengembangan
lima negara, di luar negara-negara yang usaha, pendampingan, membangun
telah memiliki Atase Ketenagakerjaan, akses untuk memperoleh kredit modal
V
yaitu Singapura, Brunai Darussalam, Perbankan. Mendorong terbentuknya
Korea Selatan, Qatar dan Yordania; Asosiasi TKI purna yang dimaksudkan
hts
seper ILC, sidang IOM, pertemuan Ibarat dua sisi mata uang, pengiriman
UNIFEM, dan pertemuan CEDAW; TKI ke luar negeri selain memberikan dampak
l. melakukan registrasi dan penerbitan posi f berupa peningkatan kesejahteraan
na
SIPPTKIS, dimana sampai saat ini telah keluarga mereka dan penerimaan devisa
terda ar 496 PPTKIS; negara, juga memunculkan berbagai
m. turut melaksanakan pemberantasan permasalahan. Kasus kekerasan fisik/psikis
Jur
ndak pidana perdagangan orang, yang menimpa TKI baik sebelum, selama
khususnya yang menyangkut TKI bekerja, maupun pada saat pulang ke daerah
sebagaimana diamanatkan di dalam asal, penempatan yang dak sesuai, standar
164
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
gaji yang rendah karena dak sesuai kontrak workers dapat diberlakukan kepada para
kerja yang disepaka , pelecehan seksual, dan pekerja tersebut. Salah satu prosedur yang
HN
kasus tenaga kerja yang dak berdokumen harus dilakukan oleh para calon tenaga kerja
sah, sering muncul seiring dengan proses migran adalah dengan melengkapi dokumen-
pengiriman TKI kita ke luar negeri. dokumen pen ng.
Sempitnya lahan pekerjaan di dalam Tidak jarang pula, pelanggaran
BP
negeri, murah dan mudahnya proses pengiriman tenaga kerja ke luar negeri
pengiriman, ngkat pendidikan dan juga dilakukan oleh PPTKIS yang dapat
keterampilan yang masih rendah, rendahnya menyebabkan adanya perlindungan bagi
gaji di negeri sendiri serta ke adaan informasi tenaga kerja migran, misalnya: PPTKIS lebih
ing
ke desa-desa tentang tata cara bekerja di memfokuskan diri pada upaya mendapatkan
luar negeri, disebut-sebut sebagai penyebab calon sebanyak-banyaknya daripada
bermigrasinya warga negara kita ke luar menunggu permintaan (job order) negara
negeri sebagai TKI yang dak berdokumen ind asal, dak adanya pela han dan pembinaan
yang sah. bagi calon sesuai dengan ketentuan yang
Majikan di luar negeri lebih senang berlaku, dak memberikan informasi yang
memperkerjakan tenaga kerja yang dak jelas dan lengkap kepada calon tenaga kerja
berdokumen sah untuk masuk ke negaranya migran yang akan berangkat ke luar negeri,
V
karena upahnya yang jauh lebih murah juga serta sistem perjanjian kerja yang lebih
dak perlu membayar “levy”. Buruh migran menguntungkan PPTKIS ke mbang para
hts
dak memahami dengan baik bahasa di perundang-undangan yang berlaku dan dak
negara, di mana mereka bekerja. Majikan sesuai dengan job order negara asal. Hal ini
bisa memperlakukan buruh migran sesuka menyebabkan adanya ke dak-seimbangan
lR
ha karena mereka tahu buruh migran perbandingan antara jumlah calon tenaga
ini dak memiliki kekuatan dan sulit kerja migran dengan jumlah yang diminta
mengorganisasikan diri supaya memiliki berdasarkan job order negara asal.
na
yang telah ditentukan baik oleh negara tawar (bargaining posi on) dengan negara
penerima maupun oleh negara pengirim pengguna jasa tenaga kerja. Jangankan
agar segala akibat hukum sebagai legal tenaga kerja migran yang berkondisi irregular,
165
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
tenaga kerja migran yang berkondisi regular telah mera fikasinya. Indonesia belum
pun dak sedikit yang dak mendapatkan mera fikasi konvensi ini.
HN
perlindungan baik untuk dirinya sendiri b. Peraturan-peraturan yang diatur dalam
maupun untuk keluarganya. Konvensi ILO No. 143/1975 tentang
Keberadaan tenaga kerja yang irregular Conven on Corcerning Migra on In
ini telah meyita perha an dunia sehingga Abusive Condi on and Promo on
BP
keberadaannya perlu diatur dalam suatu of Equality and Opportunity and
instrumen hukum internasional. Instrumen- Treatment of Imigrant Worker (Migrasi
instrumen tersebut antara lain adalah: Dalam Keadaan Disalahgunakan dan
a. Peraturan-peraturan tenaga kerja migran Peningkatan Kesempatan Terhadap
ing
yang diatur dalam Konvensi ILO No. Tenaga Kerja Migran). Konvensi ini
97/1949 tentang Concerning Migra on ditandatangani di Jenewa pada tanggal
for Employment (Migrasi Untuk Pekerja 24 Juni 1975. Menurut data ILO
Migran), antara lain: tahun 2011, baru 23 negara saja yang
1) hak atas pelayanan dan informasi
ind mera fikasinya dan Indonesia dak
yang akurat dan cuma-cuma untuk termasuk di dalamnya. Konvensi ini
membantu tenaga kerja migran antara lain mengatur:
(Art.2); 1) kewajiban bagi negara penerima
V
2) Langkah-langkah untuk mencegah untuk menghorma hak-hak tenaga
propaganda yang menyesatkan kerja migran (Art. 1);
hts
166
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
standar khusus yang bertujuan untuk PART I : Scope and Defini on.
meng-eliminasi terjadinya perlakuan PART II : Non-discrimina on with respect
HN
kejam atau penyalahgunaan yang to rights.
lebih jauh terhadap tenaga kerja PART III : Human rights of all migrant
migran illegal (eksploitasi). workers and members of their
families.
BP
Dari kedua instrumen hukum PART IV : Other rights of migrant workers
internasional itu dapat terlihat bahwa and members of their families
eksistensi tenaga kerja migran yang dak who are documented or in a
berdokumen sah ini secara faktual ternyata regular situa on.
ing
diakui oleh se ap negara sehingga perlu PART V : Provisions applicable to par cular
menerapkan suatu standar khusus guna categories of migrant workers and
mengeliminir terjadinya lonjakan pengiriman members of their families
dan pengeksploitasian secara besar-besaran. PART VI : Promo on of sound, equitable,
ind
Untuk memberikan perlindungan yang humane and lawful condi ons
lebih nyata kepada tenaga kerja migran in connec on with interna onal
yang dak berdokumen sah (berkondisi migra on of workers and
irregular), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) members of their families
V
melalui Majelis Umum telah mengeluarkan PART VII : Applica on of the Conven on
Resolusinya dengan nomor 45/158 tanggal PART VIII: General provisions
hts
Preamble. Secara umum Konvensi Tahun c. Hak untuk memiliki kerahasiaan pribadi;
1990 ini dak hanya mengatur perlindungan d. Persamaan sebagai warga negara;
tenaga kerja migran yang memiliki dokumen e. Kebebasan berkumpul / berserikat;
na
5
www.ohchr.org. Diakses tanggal 12 Januari 2012.
167
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
Di sisi lain, hak-hak lain pekerja migran The Conven on recognizes that “the
human problems involved in migra on
yang berdokumen sah (dalam kondisi reguler)
HN
are even more serious in the case of
dan anggota keluarga mereka, adalah: irregular migra on” and the need to
a. Hak untuk mendapatkan cu (Art. 38); encourage appropriate ac on “to prevent
and eliminate clandes ne movements
b. Bebas untuk ber ndak; and trafficking in migrant workers, while
c. Bergerak bebas dalam wilayah kerja at the same me assuring the protec on
BP
of their fundamental human rights”.
mereka dan bebas memilih dimana
mereka ingin bertempat nggal (Art. Dari pembukaan konvensi tersebut di atas,
39); kenyataan bahwa mereka berada dalam
d. Hak untuk berpar sipasi dalam poli k, kondisi yang irregular bukanlah suatu alasan
ing
kegiatan masyarakat, dan ikut terlibat untuk merampas hak-hak meraka dari prinsip-
dalam pengambilan keputusan (Art. 41 prinsip persamaan sebagai warga negara
dan 42); dalam hal pemberian upah dan kondisi-
e. Persamaan sebagai warga negara dalam kondisi pekerjaan lainnya termasuk upah
mengakses pendidikan, kursus dan
ind lembur, upah kerja, upah cu mingguan, dan
pelayanan sosial; upah libur karena hari libur, memperoleh
f. Terlibat ak f dalam pembuatan kontrak keamanan, perawatan kesehatan, dan lain-
kerja; lainnya (Art. 25). Mereka juga berhak untuk
V
g. Hak untuk berkumpul kembali dengan mendapatkan pertolongan dalam keadaan
keluarga mereka; darurat (Art. 28).6
hts
Konvensi ini dak mengatur hak-hak adalah sama sebagai manusia dan warga
khusus un-documented workers or in a Negara, sayangnya, Indonesia yang tercatat
regular situa on secara tersendiri. Namun sebagai anggota dari organisasi ILO belum
lR
Konvensi Tahun 1990 disebutkan bahwa: berdokumen yang sah, mereka dak boleh
dianiaya atau diperlakukan atau dibunuh
secara kejam, dak berperikemanusiaan atau
Jur
6
Asbjorn Eide; Catarina Krause; Allan Rosas, Ed., Economic, Social and Cultural Rights: A Textbook Secondary
Revised Edition. (Martinus Nijhoff Publishers), hal. 391-392.
168
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
menghina (Pasal 6 Deklarasi Internasional dinilai belum maksimal dan belum seutuhnya
Hak Asasi Manusia (Interna onal Declara on melindungi keluarganya di luar negeri.
HN
of Human Right)). Selain itu juga, mereka Jika diama lebih lanjut, pasal pengaturan
dak dapat menjadi sasaran penangkapan penempatan TKI di LN dalam UU PPTKILN
sewenang-wenang, penahanan atau lebih banyak mengatur tentang penempatan,
pengasingan (Pasal 9 Deklarasi Internasional yaitu mulai dari Pasal 10 sampai Pasal 76
BP
Hak Asasi Manusia (Interna onal Declara on (ada 67 pasal) ke mbang pasal mengenai
of Human Right)). perlindungan yang hanya diatur dengan 14
TKI dak berdokumen berserta pasal (mulai Pasal 77 sampai Pasal 84).
keluarganya juga berhak mendapatkan Dalam UU Ketenagakerjaan dan UU
ing
bantuan hukum sesuai dengan ketentuan PPTKILN dak diatur perlindungan TKI yang
peraturan perundang-undangan di dak berdokumen (irregular condi on)
negara tujuan serta hukum dan kebiasaan beserta keluarganya. Oleh karena itu kita
internasional. Pemberian hak ini menjadi ind perlu mera fikasi Interna onal Conven on
tanggung jawab bersama perwakilan Republik on the Protec on of the Rights of All Migrant
Indonesia di negara tujuan penempatan Workers and Members of Their Families 1990
dengan perwakilan PPTKIS. mengingat juga Indonesia sebagai salah satu
Terhadap TKI yang berkondisi irregular negara pengirim tenaga kerja ke luar negeri
V
dikarenakan mengalami perlakuan dak terbanyak baik yang berdokumen maupun
manusiawi dari majikan, dan kemudian dak berdokumen. Dengan mera fikasinya
hts
negeri pada masa mendatang perlu lebih dengan negara tujuan penempatan. Kita
memberikan perlindungan kepada TKI dapat meletakkan perlindungan buruh
tanpa melihat legal ataupun illegal, karena migran dengan skema internasional
lR
secara kons tusional, negara kita memang sebagai bahan utama perjanjian
telah menjamin hak se ap warga negara tersebut;
atas pekerjaan dan penghidupan yang b. kasus ndakan dak manusiawi
na
layak bagi kemanusiaan serta terpenuhinya terhadap tenaga kerja yang berkondisi
perlindungan se ap orang dalam memenuhi irregular khususnya yang dialami TKI kita
haknya untuk bekerja dan mendapatkan beserta keluarganya, se daknya menjadi
Jur
169
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
berdokumen sah; Migrant Workers and Members of
d. kerjasama dengan negara-negara dalam Their Families, antara lain berupa
mengurangi ndakan dak manusiawi Hak kebebasan (Basic Freedom);
akan lebih meningkat Persamaan di hadapan hukum
BP
(Due Process), Hak untuk memiliki
Dengan mera fikasi Konvensi 1990 kerahasiaan pribadi (Right to
ini, semangat perlindungan terhadap warga Privacy), Persamaan sebagai warga
negara termasuk TKI baik yang tertuang negara (Equality with Na onals);
ing
dalam kons tusi maupun dalam peraturan Kebebasan berkumpul/berserikat
lainnya, semakin mencerminkan konsistensi (Right to Union Ac vi es);
poli cal will negara dalam membuat poli k Menyampaikan pendapatan
hukum perburuhan kita termasuk dalam (Transfer of earnings); dan Hak untuk
memberikan perlindungan kepada
ind
TKI mendapatkan informasi (Right to
baik yang berdokumen maupun yang dak Informa on). Mereka juga berhak
berdokumen. mendapatkan pemberian upah
dan dan kondisi-kondisi pekerjaan
V
E. Penutup lainnya termasuk upah lembur, upah
1. Kesimpulan kerja, upah cu mingguan, dan upah
hts
170
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
a. Indonesia harus segera mera fikasi
sesuai dengan ketentuan peraturan
Interna onal Conven on on the
perundang-undangan di negara
Protec on of the Rights of All
tujuan serta hukum dan kebiasaan
Migrant Workers and Members of
internasional dari perwakilan
BP
Their Families 1990.
Republik Indonesia di negara tujuan
b. Perlu diberikan penyuluhan kepada
penempatan dengan perwakilan
calon TKI agar dak menjadi TKI
PPTKIS. Terhadap TKI yang dak
dak berdokumen.
berdokumen karena menjadi
ing
korban penganiayaan majikan
dan sehingga dia melarikan diri,
harus mendapatkan perlindungan
pemulihan fisik dan mentalnya di ind
samping pemenuhan hak asasi
manusianya dan pemberian bantuan
hukum.
V
hts
ec
lR
na
Jur
171
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
DAFTAR PUSTAKA
HN
Anam, M .Choirul. “3 Status , Ra fikasi , dan Perlindungan Buruh Migrant: Belajar dari Meksiko”,
Sebuah Pengantar. Disampaikan dalam acara FGD Legal Frame Work on Migrant Worker.
BPHN. Jakarta, 26 April 2011.
Bonasahat, Albert. “Konvensi Internasional tentang Perlindungan Pekerja Migran dan Anggota
BP
Keluarganya Menguatkan Kerangka Kebijakan Indonesia: Observasi dan Rekomendasi dari
ILO”. Disampaikan dalam acara FGD Legal Frame Work on Migrant Worker di BPHN, Jakarta,
26 April 2011.
Eide, Asbjorn; Catarina Krause; Allan Rosas, ed. Economic, Social and Cultural Rights: A Textbook
ing
Secondary Revised Edi on. (Mar nus Nijhoff Publishers).
Graeme, Hugo and W. R. Bohning. Providing Informa on to Outgoing Indonesian Migrant Workers.
First Published. (Manila: Interna onal Labour Office, 2000).
Protec ng the Least Protected: Rights of Migrant Workers and The Role of Trade Unions: Guidelines
ind
for Trade Unions, Labour Educa on 1996/2 No. 103.
RI Belum Ra fikasi Konvensi Perlindungan Pekerja Migran”. (Jakarta: Kompas, 9 September 1995).
Sunarno. Kebijakan Perlindungan TKI di Luar Negeri dan Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan
Buruh Migran dan Anggota Keluarganya. Disampaikan dalam acara FGD Legal Frame Work on
V
Migrant Worker di BPHN, Jakarta, 26 April 2011.
hts
The new Lexicon; Webster Dic onary at The English Language. Vol. I. (Dansburg: Lexicon Inc,
1995).
“Buruh Migran Indonesia Terancam Kebijakan An Buruh Migran”. (www.hukumonline.com).
Diakses pada tanggal 12 Januari 2012.
ec
“Moratorium tak Kurangi Minat WNI jadi TKI”. (h p:// nasional. Viva news. com/news/read/263428-
minat-masyarakat-daerah-jadi-tki-masih- nggi) Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.
“Pemerintah harus Jamin Pemulangan TKI Ilegal.” (h p:// nasional. vivanews.com/news/
lR
“Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia (Sektor Pembantu Rumah Tangga) di
Luar Negeri (Bagian II)”. (h p://hukum.kompasiana.com/ 2010/12/15/perlindungan-hukum-
172
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
terhadap-tenaga-kerja-indonesia-sektor-pembantu-rumah-tangga-di-luar-negeri-bagian-ii/)
Diakses pada tanggal 3 Januari 2012.
HN
Indonesia. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
_________. Undang-undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. UU No. 40 Tahun 2004. LN
Tahun 2004 No. 150. TLN No. 4456.
_________. Undang-undang tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
BP
Luar Negeri. UU No. 39 Tahun 2004, LN Tahun 2003 No. 39. TLN No. 4279.
_________. Undang-undang tentang Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003, LN Tahun 2003
No.39. TLN No. 4279.
_________. Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri. UU No. 37 Tahun 1999. LN Tahun 1999
ing
No. 156. TLN No. 3882.
________. Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. UU No. 21
Tahun 2007. LN Tahun 2007 No. 58. TLN No 4720.
________. Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan
ind
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
_________. Instruksi Presiden Nomor 06 Tahun 2006 tentang Reformasi Kebijakan Sistem
Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. No.
V
104 A/Kepmen/1999 tentang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri.
Universal Declara on of Human Right.
hts
The Interna onal Conven on 1990 on The Protec on of All Migrant Workers and Members of Their
Families.
Interna onal Convenant on Civil and Poli cal Right.
Interna onal Labour Organiza on. Conven on Number 97 Revised 1949 Migra on for
ec
Employment.
_________. Conven on Number 143 1975 Migra on in Abusive Condi on and The Promo on of
Equality of Opportunity and Treatment of Migrant Workers.
lR
A Primer on The UN Conven on on The Protec on of The Right of All Migrant Workers and Member
of The Families”. Right of Migrant Workers, Philippine Migrant Rights Watch Asian Partnership
in Interna onal Migra on, December 1997.
na
Jur
173