Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. Anatomi ginjal
1) Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, didepan dua kosta
terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor).
Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal
kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal beratnya antara 120-150 gram.
Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar
dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal
dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal
memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi
oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron.
Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari
kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
2) Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron). Nefron adalah unit
fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari
kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan
tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
3) Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena
renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah.
Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang
berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola
interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk
arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem
portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir
melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena
interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena
cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan
20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada
korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah
otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat
merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).
4) Persarafan pada ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.
b. Fisiologi ginjal
Menurut Syaifuddin (1995) “Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksik atau racun;
mempertahankan keseimbangan cairan; mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
dari cairan tubuh; mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh;
mengeluarkan sisa metabolisme hasil akhir sari protein ureum, kreatinin dan amoniak”.
Tiga tahap pembentukan urine :
1) Filtrasi glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh
lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang
besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam
amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar
25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar
125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi
glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut
filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus
dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah
filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta
tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan
koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
2) Reabsorpsi
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air.
Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang
sudah difiltrasi.
3) Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus
kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh
(misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan
kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi
hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium
keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular
“perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium
harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari
ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami
beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti
mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat
terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik
Anatomi Ginjal
Ginjal terletak di dalam ruang retroperitoneum sedikit di atas ketinggian umbilikus dan
kisaran panjang serta beratnya berturut-turut dari kira-kira 6 cm dan 24 g pada bayi cukup bulan
sampai 12 cm atau lebih dari 150 g pada orang dewasa. Ginjal mempunyai lapisan luar, korteks
yang berisi glomeruli,
tubulus kontortus proksimalis dan distalis dan duktus kolektivus, serta di lapisan dalam, medula
yang mengandung bagian-bagian tubulus yang lurus, lengkung (ansa) Henle, vasa rekta dan
duktus koligens terminal.
Puncak piramid medulla menonjol ke dalam disebut papil ginjal yang merupakan ujung
kaliks minor. Beberapa duktus koligens bermuara pada duktus papilaris Bellini yang ujungnya
bermuara di papil ginjal dan mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Karena ada 18-24 lubang
muara duktus Belini pada ujung papil maka daerah tersebut terlihat sebagai lapisan beras dan
disebut juga dengan area kribosa
Antara dua piramid tersebut, terdapat jaringan korteks tempat masuknya cabang-cabang
arteri renalis disebut kolumna Bertini. Beberapa kaliks minor membentuk kaliks mayor yang
bersatu menjadi piala (pelvis) ginjal dan kemudian bermuara ke dalam ureter. Ureter kanan dan
kiri bermuara di kandung kemih yang juga disebut buli-buli atau vesika urinaria. Urin
dikeluarkan dari kandung kemih melalui urethra.
Sirkulasi Ginjal
Setiap ginjal menerima kira-kira 25% isi sekuncup janung. Bila diperbandingkan dengan
berat organ ginjal hal ini merupakan suplai darah terbesar didalam tubuh manusia. Suplai darah
pada setiap ginjal biasanya berasal dari arteri renalis utama yang keluar dari aorta ; arteri renalis
multipel bukannya tidak lazim dijumpai. Arteri renalis utama membagi menjadi medula ke batas
antara korteks dan medula. Pada daerah ini, arteri interlobaris bercabang membentuk arteri
arkuata, dan membentuk arteriole aferen glomerulus. Sel-sel otot yagn terspesialisasi dalam
dinding arteriole aferen, bersama dengan sel lacis dan bagian distal tubulus (mukula densa) yang
berdekatan dengan glomerulus, membentuk aparatus jukstaglomeruler yang mengendalikan
sekresi renin. Arteriole aferen membagi menjadi anyaman kapiler glomerulus, yang kemudian
bergabung menjadi arteriole eferen. Arteriole eferen glomerulus dekat medula (glomerulus
jukstamedullaris) lebih besar dari pada arteriole di korteks sebelah luar dan memberikan pasokan
darah (vasa rakta) ke tubulus dan medula.
Struktur Nefron
Tiap ginjal mengandung kurang lebih 1 juta nefron ( glomerolus dan tubulus yang
berhubungan dengannya). Pada manusia, pembentukkan nefron selesai pada janin 35 minggu.
Nefron baru tidak dibentuk lagi setelah lahir. Perkembangan selanjutnya adalah hyperplasia dan
hipertrofi struktur yang sudah ada disertai maturasi fungsional. Perkembangan paling cepat
terjadi pada 5 tahun pertama setelah lahir. Oleh karena itu bila pada masa ini terjadi gangguan
misalnya infeksi saluran kemih atau refluks, maka hal ini dapat mengganggu pertumbuhan ginjal.
Tiap nefron terdiri atas glomerolus dan kapsula bowman, tubulus proksimal, ansa henle
dan tubulus distal. Glomerolus bersama kapsula Bowman juga disebut badan Malpigi. Meskipun
ultrafiltrasi plasma terjadi di glomerolus tetapi peranan tubulus dalam pembentukkan urin tidak
kalah pentingnya dalam pengaturan meliau internal. Fungsi ginjal normal terdiri atas 3
komponen yang saling berhubungan yaitu :
1. Ultrafiltrasi glomerolus
2. Reabsorbsi tubulus terhadap solute dan air
3. Sekresi tubulus terhadap zat-zat organic dan non-organik
Populasi glomerolus ada 2 macam :
1. Glomerolus korteks yang mempunyai ansa henle yang pendek berada dibagian luar korteks
2. Glomerolus jukstamedular yang mempunyai ansa henle yang panjang sampai ke bagian dalam
medulla. Glomerolus semacam ini berada diperbatasan korteks dan medulla dan merupakan 20%
populasi nefron tetapi sangat penting untuk reabsorpsi air dan solute.
Fisiologi Ginjal
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volumer dan komposisi cairan ekstrasel dalam
batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus,
reabsorpasi dan sekresi tubulus.
Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin
sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Komposisi
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut,
dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi
racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui
melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik
untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes
adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Fungsi
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh.
Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga
urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal
dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna
kuning pekat atau cokelat.
Terapi urin Amaroli adalah salah satu usaha pengobatan tradisional India, Ayurveda.
Kegunaan lain
Dukun Aztec menggunakan urin untuk membasuh luka luar sebagai pencegah infeksi dan
diminum untuk meredakan sakit lambung dan usus.
Di Siberia, orang Kroyak meminum urin orang yang telah mengonsumsi fly agaric (sejenis jamur
beracun yang menyebabkan halusinasi bahkan kematian) atau sejenisnya untuk berkomunikasi
dengan roh halus.
Penggunaan urin sebagai obat telah dilakukan oleh banyak orang, di antara mereka adalah
Mohandas Gandhi, Jim Morrison, dan Steve McQueen.
Sejarah
Warna kuning keemasan dalam urin pernah dianggap berasal dari emas. Para ahli kimia
menghabiskan banyak waktu untuk mengekstrak emas dari urin yang akhirnya justru
menghasilkan white phosporous, yang ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Hennig Brand pada
tahun 1669 ketika ia sedang mendistilasi urin yang difermentasikan. Pada tahun 1773, ahli kimia
Perancis, Hilaire Rouelle, menemukan urea ketika ia mendidihkan urin hingga kering.
Enzim pencernaan
Enzim pencernaan adalah substansi di perut dan sistem pencernaan yang memecah makanan,
misalnya pepsin adalah sebuah enzim di lambung yang memecah protein, lipase untuk memecah
lemak, amilase memecah karbohidrat, di samping itu juga terdapat getah lambung yang berupa
asam klorida (HCl) yang diproduksi oleh sel-sel mukosa. Terdapat juga enzim dari hati dan
pankreas yang membantu pencernaan, contohnya katalase yang dikeluarkan hati untuk
menetralkan racun.
Macam-Macam Enzim Pencernaan
Mulut
Lambung
Pankreas
Kelenjar Usus
Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubah Tripsinogen menjadi Tripsin
yang digunakan dalam saluran pankreas
Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Enzim Lipase Usus berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol
Enzim Erepsin/dipeptidaseberfungsi untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam
amino
Enzim Disakaraseberfungsi untuk mengubah disakarida menjadi monosakarida
Enzim Pencernaan Manusia
Enzim pencernaan pada makhluk hidup dihasilkan oleh makhluk hidup itu sendiri. Di dalam tubuh
makhluk hidup Enzim Pencernaan diperoleh dari hasil sekresi oleh organ pencernaan makhluk hidup
yang berperan dalam sistem pencernaan khususnya enzim pencernaan manusia yang disekresikan mulai
dari rongga mulut manusia sampai usus besar manusia.
Organ pencernaan manusia yang pertama yaitu rongga mulut yang di dalamnya terdapat kelenjar ludah
yang menghasilkan enzim pencernaan. Kelenjar ludah menyekresikan air liur yang mengandung enzim
ptyalin (amilase). Enzim tersebut berperan dalam pencernaan enzimatik yang berlangsung di mulut.
Amilase mengubah amilum menjadi glukosa.
Selain enzim pencernaan, ludah juga mengandung zat antibakteri (lisozim) sehingga makanan yang
masuk ke dalam tubuh mengandung lebih sedikit bakteri yang dapat membahayakan kesehatan kita.
Cairan ludah juga membantu melarutkan makanan dan melumasi rongga mulut.
Enzim pencernaan berikutnya dihasilkan oleh lambung. Lambung dapat mencerna makanan secara
mekanik. Lambung memiliki tiga lapis otot halus yang tersusun memanjang (bagian luar), melingkar
(bagian tengah), dan miring (bagian dalam). Kontraksi dinding lambung menghasilkan gerakan peristaltik
yang menghancurkan makanan dan mencampurkannya dengan enzim pencernaan yang dihasilkan oleh
dinding lambung.
Dinding lambung disusun oleh lapisan epitel sel selapis batang. Kontraksi otot lambung menyebabkan
beberapa sel pada dinding lambung menyekresikan gastrin. Gastrin merangsang sel-sel kelejar di dinding
lambung menyekresikan asam lambung. Asam lambung tersebut terdiri atas HCl, enzim pencernaan, dan
lendir (mukus).
Lendir selain berfungsi mencampur makanan dengan enzim pencernaan, juga berfungsi melindungi
dinding lambung dari asam lambung. Dinding lambung sering mengalami pergantian karena sering rusak
oleh HCl yang dihasilkannya. HCl berperan dalam membunuh mikroorganisme yang terkandung dalam
makanan yang tidak mati oleh ludah dalam mulut. HCl juga mengaktivasi sel-sel kelenjar lain di dinding
lambung untuk menghasilkan enzim pepsinogen.
Dalam suasana yang asam (pH 1 hingga 3), pepsinogen akan berubah menjadi enzim pencernaan yang
aktif, yaitu pepsin. Pepsin akan mengubah protein menjadi protease dan pepton. Selain pepsin, beberapa
enzim pencernaan lain yang dihasilkan antara lain adalah renin yang berfungsi menggumpalkan kasein
dalam susu, dan lipase yang berfungsi mencerna lemak. Makanan di lambung yang telah berbentuk cairan
asam disebut kim (chyme). Melalui gerakan peristaltik, kim didorong menuju usus halus melewati
sfinkter pilorik, yaitu otot yang berada di ujung lambung.
Alat pencernaan yang selanjutnya sebagai tempat enzim pencernaan bekerja adalah usus halus. Enzim-
enzim yang berperan di usus halus berasal dari hati, pankreas, dan sel-sel di dinding usus halus tersebut.
Enzim pencernaan tersebut memecah molekul-molekul kompleks makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana dan mengabsorpsinya dalam aliran darah.
Hati menghasilkan cairan empedu, suatu cairan yang merupakan campuran dari garam empedu, air,
garam-garam lain, dan kolesterol. Empedu dihasilkan hati untuk kemudian disimpan di dalam kantung
empedu. Ketika dibutuhkan, empedu akan dialirkan dari kantung empedu menuju usus halus melewati
saluran yang disebut ductus hepaticus (saluran empedu).
Garam empedu disintesis di hati dari kolesterol dan asam amino. Meskipun berperan dalam memecah
lemak, garam empedu tidak termasuk enzim pencernaan. Garam empedu bekerja mirip deterjen atau agen
pengemulsi yang memecah gumpalan lemak pada kim menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-
partikel ini kemudian diuraikan lagi oleh enzim pencernaan yaitu enzim lipase yang dihasilkan oleh
pankreas.
Pankreas terletak di antara lambung dan usus halus. Selain enzim pencernaan lipase, pankreas juga
menghasilkan sodium bikarbonat (NaHCO3), enzim amilase, dan beberapa protease yang terdiri atas
tripsin, kemotripsin, dan karboksipeptidase. Bersama dengan air, sekresi pankreas ini sering disebut
"pancreas juice".
Sodium bikarbonat menaikkan pH hingga 7 sampai 8 untuk memberikan suasana basa pada bubur kim
yang dihasilkan dari lambung. Pada suasana basa ini, enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan pankreas
dapat bekerja optimum. Masing-masing enzim pencernaan tersebut bereaksi terhadap molekul makanan
yang berbeda.
Enzim amilase berperan dalam memecah amilum (zat tepung) menjadi maltosa. Lipase memecah lemak
(lipid) menjadi gliserol dan asam lemak. Dinding usus halus menghasilkan tripsinogen dan
kemotripsinogen yang akan menjadi enzim pencernaan aktif tripsin dan kemotripsin ketika memasuki
rongga usus halus. Tripsin dan kemotripsin memecah protein dan polipeptida menjadi rantai-rantai
peptida yang lebih pendek. Karboksipeptidase kemudian menghidrolisis peptida menjadi asam-asam
amino.
Sel-sel epitel pada usus halus, selain mampu menyerap makanan juga menghasilkan Enzim Pencernaan
seperti enzim aminopeptidase, sukrase, laktase, dan maltase. Jadi, segera setelah molekul-molekul
makanan dicerna oleh enzim-enzim tersebut, molekul-molekul yang sederhana diserap ke dalam sel dan
siap diangkut ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah.
Untuk lebih jelasnya, berikut kesimpulan dari keseluruhan enzim pencernaan yang terdapat di dalam
tubuh manusia yang berperan dalam sistem pencernaan manusia :
Enzim-enzim Pencernaan