Anda di halaman 1dari 7

I.

DASAR TEORI
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman. Benih siap
dipanen apabila telah masak fisiologis (Rahmitasari, 2011).
Pertumbuhan pada benih dimulai dengan perkecambahan.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji).
Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji.
Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada lingkungan yang menunjang
dan memadai, biji tersebut akan berkecambah (Campbell, 2003).
Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan
yang mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih
berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi
sebagai bahan makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang
merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri atau
sifat seperti induknya. Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk,
ukuran, maupun struktur bagiannya. Benih seharusnya memilki
kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan
tanaman yang sehat (Pratiwi, 2006).
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-
cara untuk dapat memperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih
yang mencakup kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan
pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta
sertifikasi benih. Benih memiliki tipe perkecambahan yang berbeda-
beda (Sutopo, 2009).
Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa pada dasarnya benih
terdiri dari embrio, endosperma dan cadangan makanan lainnya serta
pelindung terdiri dari kulit benih, dan pada benih-benih tertentu
terdapat juga struktur tambahan. Secara botanis benih adalah bahan
tanam dari beberapa rumpun tanaman buah, bukan biji dalam arti yang
sebenarnya. Berikut 3 bagian utama struktur benih (Kamil, 2019):
a. Kulit Benih (Seed Coat; Testa)
Bagian luar benih dibatasi oleh sebuah struktur pembungkus
atau lapisan pelindung yang berkembang dari integument atau
perpaduan dari kulit buah (dinding ovary) atau pericarp dengan
kulit biji yang sesungguhnya bersatu dengan tangkai ovule. Kulit
biji memiliki 2 lapisan, yaitu lapisan dalam tipis, berselaput dan
lunak sedangkan lapisan luar tebal dan keras. Fungsi dari kulit biji
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melindungi bagian luar benih dari benturan, gesekan, sentuhan
mekanis dan kondisi lingkungan.
2. Mengatur kondisi benih agar terhindar dari Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) dan menghambat masuknya jasad
renik kedalam benih.
3. Mengatur kecepatan penyerapan air komponen bagian dalam
benih.
4. Mengatur kecepatan masuknya oksigen, karbondioksida, dan
gas lain yang dibutuhkan untuk metabolisme. 5. Mengatur
waktu perkecambahan dengan menyebabkan benih mengalami
dormansi.
b. Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan
Biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai
jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu kotiledon (kelas
dikotiledoneae), endosperm (kelas monokotiledoneae) dan
perisperm (famili Chenopodiaceae dan caryophyllaceae), scutellum
(grasse; rumput-rumputan). Jaringan penyimpan cadangan
makanan mengandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim.
c. Kotiledon
Kotiledon ini terdapat pada kacang-kacangan (Legumes),
Semangka (Citrulusvulgaris Schard), Labu (Cucurbita pepo L.).
Pada biji Kedelai, Kacang Tanah, Alfalfa, Clover, Bunga Matahari,
Kacang Polong yang sudah matang, endosperm tidak ditemukan
lagi karena sudah habis diserap oleh embrio untuk pertumbuhannya
sebelum perkecambahan. Biji-biji ini pada waktu matang hanya
mempunyai: kotiledon, embrio (terdiri dari plumula dan radikula),
dan kulit biji (seed coat/testa). Pada biji-biji ini makanan cadangan
disimpan pada kotiledon atau juga sedikit pada embryonic axis
sendiri. Biji-biji tipe ini akan berkecambah relatif lebih cepat,
karena proses pencernaan sudah terjadi lebih dahulu.
Tanaman monokotil, misalnya Jagung, kotiledon
mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum
berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam
endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula.
Selain itu, pada Jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi
melindungi radikula.
a. Endosperm Endosperm adalah suatu jaringan
penyimpanan makanan cadangan (storage tissue) yang mana
diserap oleh embrio sebelum atau selama perkecambahan biji dan
selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda. Jaringan
penyimpan makanan ini terdapat pada: Jagung, Gandum, Kelapa
(bagian dalam yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan
endospermnya), Padi, Oats, Sorghum, Jarak, dan golongan serealia
lainnya. Endosperm dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan
penyimpan makanan cadangan yang mana diserap oleh embrio
sebelum dan atau selama proses perkecambahan biji. Jadi
endosperm selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda yang
kemudian habis diserap atau tidak oleh embrio sewaktu
pertumbuhannya. Biji-biji tipe ini akan berkecambah relatif lebih
lambat, karena proses penyerapan air dan pencernaan tidak akan
terjadi atau baru dimulai sewaktu biji tersebut dikecambahkan.
b. Perisperm
Jaringan penyimpan cadangan makanan tipe ini terdapat
pada: familia Chenopodiaceae (Beta vulgaris L.; Spinacia
oleraceedae L.) dan familia Caryophyllaceae (Dianthus sp.; Agros
temaa sp.). Disini sewaktu ovule sedang tumbuh, embrio juga
tumbuh, nucellus tidak habis dipakai untuk pertumbuhan tersebut,
adakalanya berkembang, sehingga terbentuk suatu jaringan yang
disebut perisperm dan masih terdapat pada biji di waktu matang.
c. Gametophyte Betina yang Haploid.
Tipe ini terdapat pada kelas Gymnospermae misalnya pada
pinus (Pinus sp.), di mana pinus mempunyai 15 kotiledon. Pada
rumput-rumputan (Grasses) kotiledon yang seperti perisae disebut
scutellum. Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji
umumnya terdiri dari: karbohidrat, lemak, protein dan mineral.
Komposisi dan persentasenya berbedabeda tergantung pada jenis
biji. Misalnya pada Bunga Matahari kaya akan lemak, kacang-
kacangan kaya protein, dan pada serealia kaya akan karbohidrat.
d. Embrio
Berasal dari telur yang dibuahi (Zygote), yaitu bersatunya
gamet jantan dan gamet betina pada suatu proses pembuahan.
Embrio yang perkembangannya sempurna akan terdiri dari
struktur-struktur, calon pucuk (plumula), calon akar (radikula),
cadangan makanan dan sebagainya. Fungsi biji adalah untuk
reproduksi atau memperbanyak diri, oleh karena itu ada organ biji
yang dapat mengaktifkan pertumbuhan dan pembelahan sel, yaitu:
poros embrio. Disebut poros embrio karena pertumbuhannya dapat
diaktifkan kedua arah yaitu untuk pertumbuhan akar dan batang.
Poros embrio merupakan bagian-bagian yang sangat kecil
dibandingkan dengan biji. Bagian-bagian embrio:
a. Pada tanaman monokotil embrio terdiri atas: 1.
Endosperm (scutellum), 2. Embryonic axis terdiri atas: coleoptiles,
plumula, seminal root, radikula, coleorhizae. Pada Padi, Gandum,
Sorghum, Oats, Barley, dan Rye embryonic axis tidak mempunyai
seminal root.
b. Pada tanaman dicotyledoneae embryo terdiri atas: 1.
Kotiledon, 2. Embryonic axis yang terdiri atas: plumula (epikotil),
radikula (hipokotil).

Perkecambahan merupakan tahap awa lperkembangan suatu


tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Berdasarkan posisi kotiledon
dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan
epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjangdari epikotil yang
meyebabkan plumula keluarmenembus kulit biji dan muncul di atas
tanah.Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada
kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh
memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan
tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan
jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakaioleh para ahli agronomi
untuk memperkirakan kedalaman tanam (Morla dkk, 2011).
Selain tipe perkecambahan, tanaman dikotil dan monokotil
memiliki struktur benih yang berbeda dengan fungsinya masing-
masing. Derajat dan macam variasi komponen dalam
perkembangannya sama atau tidak semua tergantung dengan beberapa
struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe benih (Sutopo,
2002).

II. PEMBAHASAN
Pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu dengan
mengamati setiap benih dan memotong secara melintang dan
membujur yang kemudian menggambarnya serta menunjukkan bagian-
bagian dalam benih. Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berbiji
atau berkeping satu yang merupakan salah satu dari dua kelompok
besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya
memiliki satu daun lembaga. Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan
berbiji belah atau berkeping dua yang merupakan segolongan
tumbuhan berbunga yang memilki ciri khas yang sama dengan
memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon: daun yang terbentuk pada
embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar
anggotanya bersifat mudah terbelah dua (Kartasapoetra,1986)
Berdasarkan hasil praktikum struktur benih, benih Jagung (Zea
mays) terdiri dari endosperma, kotiledon, dan embrio. Struktur benih
Kacang Tanah (Arachis hypogaea) terdiri dari kulit biji, kotiledon,
plumula dan radikula.
Menurut Sutopo (2002), bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian
yaitu embrio, cadangan makanan, dan pelindung biji. Embrio yang
berkembang sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut :
epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon
daun), dan radikula (calon akar). Sedangkan definisi perkecambahan
menurut Prihantoro (2000) adalah berkembangnya struktur penting
dari embrio yang ditandai dengan munculnya struktur tersebut dengan
menembus kulit.
Perkecambahan adalah tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahapan ini, embrio didalam biji
yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisologis yang menyebabkan biji berkembang menjadi
tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Setelah kecambah dihasilkan, selanjutnya kecambah akan berkembang
pada tumbuhan hanya terjadi apabila biji berada dalam lingkungan
yang sesuai. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup, suhu yang
optimum untuk kerja enzim, udara yang cukup, dan kelembapan
merupakan sarat penting terjadinya perkecambahan (Salisbury dan
Ross, 1995).
Berdasarkan hasil praktikum perkecambahan benih Jagung (Zea
mays) termasuk tipe perkecambahan hipogeal yang mana pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul diatas tanah. Hal ini juga sesuai
dengan pernyataan Pratiwi (2006) hipogeal dimana tipe
perkecambahan dicirikan dengan munculnya radikula diikuti diikuti
dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas
permukaan tanah, tetapi kotoledon tetap di bawah tanah. Tipe
perkecambahan Kacang tanah (Arachis hypogea) yaitu epigeal.
Menurut Sutopo (2002) epigeal adalah dimana munculnya radikula
diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan
membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. Tipe
perkecambahan Padi (Oryza sativa) yaitu hipogeal.
Proses pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
faktor internal tanaman dan faktor lingkungan. Faktor internal tersebut
antara lain gen dan hormon. Faktor lingkungan meliputi 2 faktor yaitu
faktor dalam tanah terdiri dari keasaman, aerasi, kandungan unsur
kimia, dan lain-lain. Sedangkan faktor di atas tanah adalah radiasi
matahari, temperatur, kelembaban udara dan lain-lain (Sitompul dan
Guritno, 1995).

Anda mungkin juga menyukai