Bab 2
Bab 2
id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Status Gizi
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang
diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
proporsi jaringan tubuh seperti otot, lemak, dan jumlah air dalam tubuh.
Mengingat karakteristik berat badan yang labil ini, maka indeks BB/U
status).
sensitif terhadap masalah kekurang gizi dalam waktu singkat seperti berat
badan. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
Tabel 2.1 Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS (Depkes RI, 2014)
Kategori Status
Indeks Ambang batas (Z-Score)
Gizi
Berat Badan menurut Gizi Buruk <-3 SD
Umur Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD
(BB/U) Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Anak umur 0-60 bulan Gizi lebih >2 SD
Panjang Badan menurut Sangat Pendek <-3 SD
Umur (PB/U) atau Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD
Tinggi Badan menurut Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Umur (TB/U)
Tinggi >2 SD
Anak Umur 0-60 bulan
Berat Badan menurut Sangat Kurus <-3 SD
Panjang Badan (BB/PB) Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
atau Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) Gemuk >2 SD
Anak Umur 0-60 Bulan
Sangat Kurus <-3 SD
Indeks MAssa Tubuh
Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
menurut Umur (IMT/U)
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Anak Umur 0-60 Bulan
Gemuk >2 SD
Sangat Kurus <-3 SD
Indeks Massa Tubuh Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
menurut Umur (IMT/U0 Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Anak umur 5-18 Tahun Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas >2 SD
2. Stunting
ditemukan. Keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurangnya
asupan makanan ketika kebutuhan normal akan satu atau beberapa zat gizi
tidak dapat terpenuhi, atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan jumlah yang
kurang gizi kronik adalah keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra
dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat
dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan suatu
akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN, 2000).
Stunting terjadi dimulai saat janin masih dalam kandungan dan baru
nampak saat usia anak dua tahun. Kekurangan gizi pada usia balita berisiko
meningkatkan angka kematian bayi dan anak, dan menyebabkan mudah sakit
serta postur tubuh yang tidak maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitifnya
tinggi badan normal yang dimiliki anak seusianya. Stunting dapat berpengaruh
pada balita adalah karena pada masa balita kebutuhan gizi lebih banyak
dibandingkan oleh remaja atau orang dewasa untuk pertumbuhan yang pesat,
termasuk untuk pertumbuhan pada masa remaja nantinya. Maka dari itu,
peluang untuk terjadinya stunting pada balita lebih besar dibandingkan oleh
sebagai berikut:
a. Asupan Energi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
mengevaluasi kecukupan energi dan nutrisi yang ada pada makanan yang
dalam ketinggian yang tidak sesuai dengan usia yang disebabkan oleh
kekurangan energi dalam waktu yang lama. Jika kekurangan energi tidak
b. Asupan Protein
memiliki fungsi yang khas dan tidak dapat digantikan oleh zat lain. Jika
c. Jenis Kelamin
memiliki lebih banyak jaringan lemak dan jaringan otot lebih sedikit
daripada laki-laki. Otot lebih aktif jika dibandingkan dengan lemak secara
berat badan dan umur yang sama akan memiliki komposisi tubuh yang
(Delimunthe, 2015).
pada masa remaja untuk anak perempuan adalah sekitar 0,4 kali
berhenti setidaknya dua tahun lebih dahulu dari anak laki-laki, dan dua
d. Berat Lahir
faktor yang erat kaitanya dengan pertumbuhan. Berat badan lahir rendah
adalah kondisi dimana bayi tersebut lahir dalam keadaan berat badan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
<2500 gram. Pada kelompok berat badan lahir rendah ini akan
badan lahir rendah ini dipengaruhi oleh status gizi ibu pada saat hamil
alat – alat tubuh belum sempurna, akibatnya bayi berat lahir rendah sering
(Wiwoho, 2005)
Terdapat hubungan sangat nyata antara besar keluarga dan kurang gizi
merata. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga besar, mungkin hanya
statistika antara jumlah anak dengan kejadian stunting pada balita (Astari
et al., 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
f. Sosial Ekonomi
baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama
rendahnya pendidikan.
Praktik sanitasi yang kurang baik, seperti paparan yang terjadi terus
infeksi bakteri yang kronis. Infeksi tersebut dapat membuat gizi sulit
semakin sering seorang anak mengalami diare, akan semakin tinggi pula
yang sakit pun, lazimnya selera makan mereka juga berkurang, sehingga
h. Umur
Oleh karena itu, pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang
1995).
gizi kurang yang disebabkan oleh asupan gizi yang diperlukan untuk anak
seusia ini meningkat. Secara psikologis anak pada kelompok ini sebagian
anak dengan faktor lingkungan sehingga akan lebih mudah sakit terutama
penyakit. Selain itu, pada umur ini balita belum dapat menentukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
3. ASI Eksklusif
ASI atau Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam - garam organik yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu
sebagai makanan utama bagi bayi (Nugroho, 2011). ASI memiliki kandungan
gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi dapat
berkembang dengan baik (Proverawati, 2012). Untuk enak bulan pertama, ASI
menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, termasuk vitamin dan
mineral, sehingga bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman selain ASI
(Cai, 2012).
ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah anak hanya
diberikan ASI, tanpa pemberian makanan dan minuman apapun hingga usia 6
bulan. Telah diketahui bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan
dapat melindungi anak dari penyakit jangka pendek seperti gastroestritis dan
ISPA; dan dalam jangka panjang terhadap penyakit kronis seperti diabetes tipe
2, hipertensi, dan obesitas (Khanal et al., 2014). Selain itu, pemberian ASI
2012).
2015). Jika usia anak sudah lebih dari 6 bulan, diikuti dengan pemberian
terakhir kehamilan. Saat kondisi normal, air susu yang dihasilkan sekitar 50-
100ml/hari pada hari pertama dan kedua sejak bayi lahir. Pada minggu kedua,
jumlah yang dihasilkan meningkat hingga 500ml. Produksi ASI pun semakin
efektif dan terus menerus meningkat pada hari ke 10-14 setelah melahirkan.
Komponen nutrisional ASI diturunkan dari tiga sumber: nutrisi susu yang
berasal dari sintesis laktosit, diet ibu, dan nutrisi ibu. Secara keseluruhan,
kualitas nutrisi ASI sangatlah tinggi, tetapi diet ibu perlu turut diperhatikan
karena penting bagi komposisi vitamin dan asam lemak ASI (Ballad dan
Marrow, 2013). ASI mengandung zat gizi dan vitamin yang diperlukan oleh
tubuh bayi antara lain LPUFAs (long chain polyunsaturated fatty), protein,
(Kodrat, 2010). ASI juga mengandung berbagai zat yang sudah lengkap untuk
kebutuhan bayi, yaitu diantaranya zat antibodi (IgA, IgG, IgM), musin, lipase,
probiotik, dan sel darah putih (Aldy et al., 2009). Oleh karena itu, ASI dalam
jumlah cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
satu atau lebih faktor – faktor berikut: berat badan terhadap tinggi badan ibu,
a. Karbohidrat
pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk kerja sel- sel
saraf (Kodrat, 2010). Di dalam usus, sebagian laktosa akan diubah menjadi
(Prasetyono, 2009). Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua
kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu formula (Badriul,
2008).
b. Protein
protein yang dihasilkan ASI. Hal ini disebabkan karena protein dalam ASI
mengandung whey yang lunak dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan
Kandungan protein pada susu yang berasal dari seorang ibu yang
dengan ibu yang melahirkan bayi matur. Konsentrasi protein ASI tidak
diperngaruhi oleh diet ibu, namun meningkat sesuai berat badan terhadap
tinggi badan ibu, dan menurun pada ibu yang memproduksi lebih banyak
ASI (Ballard dan Marrow, 2013). Laktoferin pada ASI akan berikatan
6mg/ml dan tertinggi pada kolostrum yaitu sekitar 600 mg/ml (Aldy et al.,
2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
c. Lemak
Kalori dari ASI 50% berasal dari lemak. Lemak adalah komponen
makronutrien yang paling bervariasi dari ASI. Lemak ASI terutama terdiri
atas trigliserida yang mudah diuraikan menjadi asam lemak bebas dan
gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam usus bayi dan dalam ASI
(lipase). Kandungan total lemak dalam ASI para ibu bervariasi satu sama
lain, dan berbeda dari satu fase menyusui ke fase berikutnya. Jenis lemak
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Zat besi dan kalsium dalam
ASI merupakan mineral yang sangat stabil, mudah diserap tubuh, dan
berjumlah sangat sedikit. Sekitar 75% dari zat besi yang terdapat dalam
ASI dapat diserap oleh usus. ASI juga mengandung natrium, kalium,
fosfor, dan klor meskipun dalam jumlah sedikit tetapi tetap dapat
kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zinc ASI menurun cepat dalam
waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink
ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih
baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula
2013).
e. Vitamin
bayi selama enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI.
Vitamin yang ada dalam ASI banyak diserap tubuh bayi (Kodrat, 2010;
Prasetyono, 2009).
f. Karnitin
menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
banyak adalah sekretori IgA. sIgA pada ASI merupakan sumber utama
imunitas didapat secara pasif. Konsentrasi paling tinggi pada beberapa hari
dari sistem imun saluran cerna dan pernafasan. IgA dibawa melalui sirkulasi
Laktoferin protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi oleh makrofag,
6mg/ml dan tertinggi pada kolostrum yaitu sekitar 600mg/ml (Aldy et al.,
2009).
melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Juga mempunyai sifat
mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Pada masa
laktasi dua minggu, kadar komplemen menurun dan kemudian menetap, yaitu
spesifik yang dapat menambah pertahanan anti bakteri melalu efek proliferasi,
diferensiasi dan ketahanan neutrofil. Kadarnya meningkat pada ASI dua hari
cara mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari tubuh. Musin
asam laktat dan asam asetat, situasi asam dalam cairan usus akan menghambat
efek luas terhadap traktur intestinal, vaskulatur, sistem saraf dan sistem
dan epitel kelenjar payudara. Lisozim dapat memecah dinding sel bakteri Gram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
positif yang terdapat pada mukosa usus dan menambah aktifitas bakterisid
sIgA terhadap E.coli dan beberapa salmonella. Kadar lisozim dalam ASI
0,1mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua laktasi (Aldy et al., 2009).
maupun ASI. EGF memiliki peranan penting dalam maturasi dan proses
divisi sel, penyerapan air dan gula, dan sintesis protein. Terdapat mekanisme
protektif untuk EGF pada intestinal bayi, diantaranya inhibisi apoptosis, dan
memperbaiki gangguan pada protein tight junction intestinal dan liver oleh
anggota keluarga EGF, dan merupakan growth factor primer yang bertanggung
paling banyak pada ASI awal dan menurun seiring proses laktasi. Rerata level
EGF pada kolostrum adalah 2000 kali lebih tinggi dan pada ASI 100 kali lebih
level EGF lebih tinggi dibandingkan ASI matur (Ballard dan Marrow, 2013).
Imaturitas saluran cerna pada bayi meliputi hingga sistem saraf enteral,
terganggu pada usus prematur. Pada tikus yang memiliki kurang GDNF
menunjukkan hilangnya neuron pada ENS, BDNF, GDNF, dan protein terkait,
ciliary neurotophic factor (CTNF), yang terdeteksi pada ASI hingga 90 hari
proteins dan IGF protease spesifik, ditemukan dalam ASI. Level tertingginya
terdapat pada kolostrum, dan secara stabil akan menurun semasa proses laktasi.
Tidak terdapat perbedaan signfikan antara ASI awal dan peralihan, dengan
pada ASI peralihan. IGF-I juga memiliki peran dalam pertahanan hidup
enterosit setelah kerusakan intestinal dari stres oksidatif. Bayi yang diberikan
ASI memiliki kadar sirkulasi IGF-I yang lebih tinggi dalam serum, IGF dapat
darah. Fungsi IGF yang telah diabsorbsi belum sepenuhnya terperinci, namun
Konsentreasi VEGF tertinggi terdapat pada kolostrum pada ASI matur dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
Terdapat beberapa bukti bahwa Epo dapat melindungi bayi dari transmisi HIV
Adiponektin merupakan hormon yang besar dan multi fungsi yang secara
jumlah besar pada ASI, adiponektin dapat menembus sawar intestinal, dan
berkorelasi terbalik dengan berat bayi dan IMT semasa ASI eksklusif,
jumlah efektif pada ASI adalah leptin, resistin, dan ghrelin, yang nampaknya
Selain itu, ASI memiliki komposisi yang berbeda dari waktu ke waktu
antara lain:
a. Kolostrum
dalam alveoli dan duktus kelenjar payudara sebelum dan setelah amsa
2014).
tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai
imunologi seperti IgA, IgG, dan IgM yang digunakan sebagai zat
2013).
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir
yang matur. ASI ini di sekresi dari hari kelima sampai minggu kedua
dalam air semakin meningkat (Aldy et al., 2009). Air susu ini tidak
atau pada lima menit pertama ketika ibu menyusui disebut foremilk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air. Selanjutnya air susu
Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi Kolostrum, ASI Transisi dan ASI Matur
(Nugroho, 2011)
Kandungan Kolostrum ASI transisi ASI matur
Energy (kgkal) 57.0 63.0 65.0
Laktosa (gram/100ml) 6.5 6.7 7.0
Lemak (gram/100ml) 2.9 3.6 3.8
Protein (gram/100ml) 1.195 0.965 1.324
Mineral (gram/100ml) 0.3 0/3 0.2
Immunoglobulin
Ig A (mg/100ml) 335.9 - 119.6
Ig G (mg/100ml) 5.9 - 2.9
Ig M (mg/100ml) 17.1 - 2.9
Lisosin (mg/100ml) 14.2 - 16.4 - 24.3 - 27.5
Laktoferin 420 - 520 - 250 - 270
Berikut ini beberapa manfaat ASI bagi bayi (Depkes RI, 2009):
anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan
c. ASI membuat berat badan bayi lebih ideal, fakta membuktikan bahwa
ini terjadi karena kandungan gizi pada ASI tepat memenuhi kebutuhan
e. Meingkatkan jalinan kasih sayang, bayi yang sering dalam dekapan ibu
b. Menyusui dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi (Motee dan
Jeewon, 2014).
cara kontrasepsi alamiah. Dengan isapan bayi pada puting susu ibu akan
Hal ini dapat terjadi karena energi yang diperlukan oleh ibu untuk
ASI mengandung berbagai zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi
pada usianya. Beberapa zat gizi dalam ASI berguna untuk pertumbuhan
tulang, misalnya protein, mineral, dan vitamin yang tersedia dalam jumlah
yang lebih sedikit dibandingkan dengan susu lainnya, akan tetapi jumlah yang
sedikit tersebut dapat diserap secara optimal oleh organ pencernaan bayi.
Sebaliknya, apabila bayi tidak diberikan ASI eksklusif dan diberikan susu
formula yang memiliki jumlah lebih banyak, zat gizi tersebut tidak diserap
masukan zat gizi yang didapat oleh bayi yang diberi ASI eksklusif juga akan
berbeda dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Sehingga akan
Di dalam ASI juga terkandung faktor kekebalan dan anti alergi yang dapat
melindungi bayi dari infeksi dan penyakit lainnya, misalnya diare, infeksi
yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih jarang sakit
dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif (AAP, 2012). Bayi
yang sehat dapat tumbuh dengan optimal, sedangkan bayi yang sering sakit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Zone, Ethiopa Selatan pada anak usia 24 sampai 59 bulan, resiko anak yang
diberikan ASI eksklusif kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan untuk
stunting lebih besar dibandingkan dengan anak yang diberikan ASI eksklusif
balita usia 36-59 bulan di wilayah kerja puskesmas Gilingan Surakarta. Hasil
penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Potutu
antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting dengan nilai p0.203.
Hal yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2013) di Kota
Banda Aceh yang menunjukkan bahwa pemberian ASI yang tidak eksklusif
Klaten. Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif mempunyai risiko lebih
tinggi mengalami gizi kurang daripada bayi yang mendapat ASI eksklusif dan
(Ratnaningsih, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
B. Kerangka Pemikiran
Tinggi ayah
: Mempengaruhi
: Mencegah
: Terdiri atas
: Variabel diteliti
C. Hipotesis
commit to user