Visi
Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-Royong.
Misi
• Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan mengembangkan kemitraan bersama seluruh
komponen bangsa, dalam rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia
• Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dengan keberpihakan terhadap
UMKM, dalam rangka membangun struktur ekonomi yang produktif, dan berdaya saing untuk kemandirian
bangsa
• Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan, serta penindakan kejahatan Obat dan Makanan
melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan, guna perlindungan bagi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.
• Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya untuk memberikan pelayanan publik yang prima
di bidang Obat dan Makanan.
Strategi
Badan POM
2020-2024
• Penguatan pengawasan yang komprehensif (full spectrum) berbasis risiko termasuk optimalisasi tugas dan fungsi pengawasan oleh unit
teknis dan UPT
• Optimalisasi pengelolaan SDM, sarana prasana/ infrastruktur, laboratorium, serta peningkatan efektivitas dan efisiensi alokasi dan
penggunaan anggaran
• Optimalisasipemanfaatan TIK,riset dan kajian,pengujian,serta database pengawasan obat dan makanan
• Optimalisasiinformasi dan edukasipada masyarakat untukmendorong peran serta masyarakat dalam pengawasan OM
• Peningkatan ImplementasiReformasi BirokrasiBPOM termasukpeningkatan pelayanan publikdan kapasitas kelembagaan
• Penguatan networking/ kerjasama dengan lembaga-lembaga pusat/daerah/ internasionaldalam peningkatan pengawasan OM
• Intensifikasi pembinaan dan bimbingan teknis kepada pelaku usaha untuk mendorong daya saing dan peningkatan kapasitas pelaku usaha
OM dengan menekan kan riset dan inovasi
• Intensifikasi penindakan dalam rangka penegakan hukum terhadap kejahatan Obat dan Makanan melalui perkuatan kemitraan dengan
institusipenegakhukum
Pengawasan Pangan Olahan
Keterangan:
Data sbg input:
Dalam Proses Pre Market
PRE -MARKET POST MARKET
Dari Pre ke Post Market
Dari Post ke Pre Market
SURVEILAN
PRODUK REGISTRASI
SAMPLING PRODUK MONITORING
& PENGUJIAN LAB IKLAN, PROMOSI & KONSUMEN
LABEL PRODUK
RnD INDUSTRI NOMOR
(SNI AMDK IJIN EDAR
STD YG LAIN
(EMERGING
ISSUE)
FASILITAS
PRODUKSI
PSB /
SERTIFIKAT
COP
CPPOB
STANDAR SARANA SARANA
PRODUKSI DISTRIBUSI
Online Single
Submission (OSS) : INSPEKSI SARANA
e-Registration DIGITALISASI
e-Certification/e-GMP Dashboard Tracking QR CODE
e-BPOM (Export- Identifikasi Pengawasan Berbasis Digital :
Import) SIPT
SmartBPOM
• Ease of Doing Business PEMBERDAYAAN MASYARAKAT – BPOM Mobile
• Digital Signature KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) Patroli Siber
• Pencegahan Produk ilegal BPOM Command Center
Dua Sisi Tujuan Pengawasan Pangan
OBJECTIVE OF A NATIONAL FOOD CONTROL SYSTEM
berdasarkan
Codex Principles and
Guidelines for National
Perlindungan
Food Control System dan Keadilan
Kesehatan
Codex Guidelines for Perdagangan
Konsumen
Strengthening National
Food Control System
Penerapan konsisten
dan imparsial
Peran Badan POM
Pengawasan Obat & Mendukung Kemandirian Pemberdayaan
Makanan di Peredaran Pelaku Usaha Masyarakat
Coaching Pendaftaran
Sampling dan Uji
Gap Assesment Produk Pangan
Laboratorium
Penerapan Prinsip Cara
Produksi Pangan Olahan
yang Baik (CPPOB) bagi
UMK Pangan Olahan
CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
Adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan agar aman,
bermutu dan layak untuk dikonsumsi, antara lain dengan cara :
a. Mencegah tercemarnya pangan olahan oleh cemaran biologis, kimia dan benda lain.
b. Mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen.
c. Mengendalikan proses produksi
(1) Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan wajib mengendalikan risiko bahaya pada
Pangan, baik yang berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun dari
perseorangan sehingga Keamanan Pangan terjamin.
(2) Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan wajib:
a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
b. menjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia.
CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
MANFAAT
• Meningkatkan kepercayaan pelanggan
Mikro
• Meningkatkan citra/kompetensi industri Kecil
Menengah
• Meningkatkan kesempatan industri untuk
memasuki pasar global dengan menyediakan
produk pangan aman Besar
• Perwujudan peran industri sebagai penanggung
jawab keamanan pangan
Lokasi Pengemas
Bangunan Label dan keterangan produk
Fasilitas sanitasi Penyimpanan
Mesin dan peralatan Pemeliharaan dan program sanitasi
Bahan Pengangkutan
Pengawasan proses Dokumentasi dan pencatatan
Produk akhir Pelatihan
Laboratorium Penarikan produk
Karyawan Pelaksanaan pedoman
1. LOKASI
LOKASI DAN KEADAAN LINGKUNGAN BEBAS DARI SUMBER PENCEMARAN
1. Jauh dari lokasi pencemaran, tempat pembuangan sampah, limbah
2. Tidak berdebu
3. Tersedia tempat pembuangan sampah dan puing yang berada di luar area produksi.
4. Pemeliharaan tumbuh-tumbuhan
5. Saluran air tidak tergenang
6. Persiapkan penanganan area rawan banjir
7. Tidak boleh ditemukan adanya binatang di seluruh area
SUMBER KONTAMINASI
PADA PANGAN
AIR KOTOR
HAMA
KOTORAN/TANAH SAMPAH/LIMBAH
2. BANGUNAN
• Bangunan dan ruangan
Lantai Dinding Pintu-Jendela Atap Rangka Utiliti
dibuat berdasarkan
perencanaan yang
memenuhi persyaratan
teknik dan higiene.
• Mudah dibersihkan,
mudah dilakukan
kegiatan sanitasi,
mudah dipelihara.
INDUSTRI UMKM
Pintu dan
Pintu
Pintu
toilet
toilet
jendela
Lembaran plastik saling membuka
membuka keke
dilapisi kawat Pintu ruang
menumpuk, ujung dalam
arahtoilet
dalam
nyamuk/ram produksi
bawah plastik tepat toilet (didorong)
membuka ke
menyentuh lantai
arah luar (ditarik)
PINTU DAN JENDELA
▪ Pintu-pintu harus menutup dengan rapat, dan jika perlu menutup sendiri (automatic door closer).
▪ Arah pintu membuka keluar (tidak masuk debu/ kotoran dari luar)
▪ Pintu luar harus selalu tertutup. Jika proses sering memerlukan penggunaan pintu luar, plastic curtain /
pintu otomatis harus dipasang.
▪ Jendela harus tertutup /dipasang kawat jaring untuk mencegah masuknya serangga, tinggi jendela dari
lantai minimal 1 meter
▪ Untuk area yang langsung berhubungan dengan produksi hindari bahan kaca/ gelas.
Beri penanda pada sistem
pemipaan (plumbing) dgn
kode atau warna, antara
saluran untuk air bersih X
limbah X produk inproses,
dll
Air bersih
mengalir
Lap bersih
Sabun
Tujuan penggunaan:
• Membentuk pangan
• Memberikan warna
• Meningkatkan kualitas pangan
• Memperbaiki tekstur
• Meningkatkan cita rasa
• Meningkatkan stabillitas
• Mengawetkan pangan
32
MENGAPA BAHAN TAMBAHAN
PANGAN (BTP) DIPERLUKAN ?
X
CONTOH BAHAN BERBAHAYA DAN
PENYALAHGUNAANNYA DALAM PANGAN OLAHAN
• KERUPUK MERAH (SOTO PADANG, ASINAN SAYUR)
RHODAMIN B • KUE MANGKOK (MERK IJ, SB, SM DLL)
• PACAR CINA, MUTIARA
• CANTIK MANIS, ARUM MANIS
• KERUPUK KUNING
METHANIL • TAHU KUNING
• KUE LAPIS OREN
YELLOW • DLL
PERHATIAN !!!
Jika menggunakan Bahan Tambahan pada Produk Pangan
A. Pastikan Keamanannya
▪ Tidak menggunakan bahan yang dilarang pada pangan
Contoh : Formalin, Boraks, Rhodamine B, Methanil yellow.
▪ Penggunaan BTP sesuai fungsi dan tepat takaran, tidak boleh melebihi batas
maksimum yang diizinkan
Contoh : Sakarin diizinkan pada minuman sebesar: 500 mg/kg → penggunaan di pangan yang
ditemui: 2.000 mg/kg.
Operator Retort/ Autoklaf : Merupakan personil yang bertanggung jawab untuk memastikan
kinerja retort tetap baik sesuai dengan proses terjadwal selama proses berlangsung dan juga
bertanggung jawab untuk melaporkan segala perubahan atau penyimpangan proses yang terjadi
kepada otoritas proses termal.
jlppi.or.id/ datalab-1--.html
9. KARYAWAN Kesehatan Karyawan
TIFUS
FLU
ISPA SAKIT
KETERANGAN
YANG WAJIB DICANTUMKAN
Informasi a, c, d, e, g, h wajib
dicantumkan pada bagian yang
paling mudah dilihat dan dibaca
12. PENYIMPANAN
Program
Program
pengendalian
pembersihan
hama
Penanganan
limbah
14. PENGANGKUTAN
Pengangkutan produk akhir membutuhkan pengawasan untuk menghindari
kesalahan yang mengakibatkan kerusakan dan penurunan mutu.
• Menghentikan sesegera mungkin, distribusi dan penjualan pangan yang berpotensi tidak
aman bagi kesehatan konsumen, tidak memenuhi persyaratan mutu pangan sesuai dengan
Standard Nasional Indonesia yang diwajibkan, tidak memenuhi persyaratan label pangan;
• Menarik kembali pangan yang berpotensi tidak aman dari peredaran secara efektif dan efisien;
• Memberitahukan perihal penarikan pangan secara efektif kepada instansi yang terkait,
produsen pangan, importir pangan, dan konsumen.