Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum
Sistem saluran dan pembuangan adalah suatu konstruksi yang mengatur
pemasukan atau penyuplaian air bersih guna kebutuhan manusia dan pengeluaran/
pembuangan air bekas / limbahnya ketempat tertentu. Serta pembuangan atau
pengaliran air hujan, air rawa dan sebagainya, hal ini penting guna menjamin
kesehatan manusia.
Pengetahuan mengenai bahan – bahan yang dipergunakan pada pekerjaan
system saluran dan pembuangan meliputi : jenis dan fungsi pipa, alat penyambung
peralatan saniter dan bahan – bahan untuk pembuatan saluran.

1.2. Pengenalan Bahan – bahan


Pipa ada beberapa macam, yaitu :
1. Pipa penghantar, adalah pipa yang mengantarkan
air dari sumber air di gunung, sungai atau sumber air lainnya ke
reservoir/bak/kolam penampung.
2. Pipa induk, adalah pipa yang mengalirkan air dari
reservoir pada jaringan pipa di dalam kota untuk sampai ke rumah-
rumah.
3. Pipa bagi atau distribusi, adalah pipa yang mengalirkan
air ke rumah-rumah atau konsumen.
Berdasarkan jenis dan fungsinya pipa yang umum digunakan pada pekerjaan
pipa, baik di dalam bangunan maupun diluar bangunan adalah :
 Pipa besi tuang
Digunakan untuk instalasi air bersih dan air kotor, diproduksi dengan
ukuran ø 2” – 5” dengan panjang 3 – 6 m.
 Pipa galvanis
Pipa besi lunak yang dilapisi dengan timah , diproduksi dengan berbagai
ukuran maupun ketebalan dindingnya disesuaikan dengan kegunaannya
ukuran standar adalah 6 m.
 Pipa tembaga
Dipakai untuk instalasi air bersih, terutama untuk instalasi air panas,
karena tembaga merupakan bahan penghantar panas yang baik, ringan,
mudah disambung, tahan terhadap karat.
 Pipa Baja
Pipa jenis ini biasanya digunakan untuk mengalirkan zat pelumas seperti
minyak. Pipa jenis ini mempunyai kekuatan yang lebih baik daripada jenis
pipa tuang.
 Pipa beton
Digunakan untuk instalasi air bersih dan instalasi air buangan. Dibuat
dengan ukuran ø 30 – 100 cm dengan panjang 50 – 100 cm, disambung
dengan beton dan mortar.
 Pipa PVC ( Poly vinyl Chlorida )
Dipergunakan untuk instalasi air bersih maupun air kotor, dibagi dalam 4
kelas yaitu :
1. Kelas AW (VP) dengan tekanan kerja 10 kg/cm2
Digunakan untuk instalasi air bersih, saluran pembuangan, irigasi,
pembuangan dan ventilasi gedung, saluran bahan kimia dan sprinkler.
2. Kelas A2 digunakan dengan tekanan kerja 5 kg/cm2
Digunakan untuk pembuangan, irigasi pembuangan pada jalan raya,
pembuangan pada bangunan.
3. Kelas D (VU) dengan tekanan kerja 5 kg/cm2
Digunakan untuk pembuangan, irigasi pembuangan pada jalan raya,
pembuangan pada bangunan.
4. Kelas C untuk saluran kabel listrik
Digunakan untuk instalasi listrik dan penerangan.
 Pipa asbes
Digunakan untuk instalasi air buangan. Diproduksi dengan ukuran ø 25 –
80 cm dengan panjang 6 m, disambung dengan lem dan mortar khusus.

Dari beberapa jenis pipa di atas, untuk jaringan pipa pembagi/distribusi yang
paling banyak digunakan adalah pipa PVC dan galvanis.
A. Sifat-sifat pipa galvanis :
1. permukaan licin
2. kuat
3. mudah dibentuk
4. tahan karat jika tidak terkelupas
Keuntungan pipa galvanis :
1. tahan pecah
2. tahan lama
3. sambungannya menggunakan ulir
4. permukaannya kuat
B. Pipa PVC mempunyai banyak kelebihan
daripada pipa galvanis, adapun keuntungan pipa PVC dibandingkan dengan
pipa galvanis adalah :
1. Ringan, tahan karat, dan permukaan dalamnya licin
2. Elastisitasnya tinggi
3. Tidak mudah terbakar
4. Beratnya 1/5 kali berat pipa galvanis
5. Dapat dipakai sebagai isolasi yang baik
6. Kekuatannya cukup besar
7. Tahan terhadap zat kimia
8. Mudah dibentuk
Meskipun pipa PVC banyak kelebihan dibandingkan dengan pipa galvanis,
tetapi pipa PVC juga mempunyai kekurangan, yaitu :
1. Tidak tahan panas.
2. Mudah pecah karena dibuat dari plastik
3. Pipa yang sudah dibentuk sulit diubah kembali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaliran air pada lintasan instalasi pipa
adalah:
1. Diameter Pipa
Semakin besar ukuran pipa atau semakin besar diameter pipa maka
semakin banyak air yang dapat dialirkan.
2. Panjang pipa
Semakin panjang pipa semakin panjang perjalanan air maka semakin besar
gesekan yang terjadi di permukaan dalam pipa oleh air.
3. Keadaan Pipa
Air lunak yang kaya akan O2 dan air keras yang banyak mengandung
garam akan mempercepat terjadinya karat pada permukaan dalam pipa, hal
ini dapat menghambat aliran air.
4. Perubahan Arah Aliran
Belokan yang tajam akan memperlambat laju aliran air, oleh karena itu
dalam merencanakan jaringan pipa diusahakan seminimal mungkin
merubah arah aliran.
5. Mutu sambungan
Bram / serpih di ujung pipa, mutu uliran dan lilitan threat type akan
mempengaruhi aliran air.
6. Pemasangan Valves
Dalam jaringan pipa perlu direncanakan pemasangan valves (kran) untuk
menghentikan sementara aliran air apabila terjadi perbaikann pipa.
7. Pembesaran Ukuran
Agar pengaliran air akan tetap lancar, perubahan ukuran (pemakaian
Reducing Socket) dibuat secara bertahap / tidak terlalu drastis.

Ukuran Nominal Pipa


 (mm)  (inch)  (mm)  (inch)
6 ⅛ 100 4
8 ¼ 125 5
10 ⅜ 150 6
15 ½ 175 7
20 ¾ 200 8
25 1 225 9
32 1¼ 250 10
40 1½ 300 12
50 2 350 14
65 2½ 400 16
90 3⅓ 500 20

1.3. Alat Sambung


Untuk membuat suatu instalasi pasti kita membutuhkan banyak pipa, karena
keterbatasan panjang, dan bentuk pipa yang dijual di pasaran dan diproduksi dari
pabrik, maka dalam pekerjaan suatu instalasi kita tak terlepas dari penyambungan-
penyambungan pipa. Adapun macam-macam alat sambung tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Socket
 Digunakan untuk memperpanjang pipa (menyambung pipa lurus)
 Diameter pipa yang disambung sama dengan penyambungan
 Memakai ulir dalam
2. Elbow
 Digunakan untuk membelokkan aliran
 Menggunakan ulir dalam
3. Bend
 Digunakan untuk membelokkan arah
aliran beradius besar
 Menggunakan ulir dalam F dan M
4. Tee Stuck
 Digunakan untuk membagi aliran menjadi
dua arah
5. Reducer Elbow
 Digunakan untuk memperkecil aliran yang
dibelokkan
6. Reducer Socket
 Digunakan untuk memperkecil aliran
7. Cross
 Digunakan untuk membagi aliran menjadi
3 arah

8. Barrel Union
 Digunakan untuk menyambung pipa
permanent ( mati ) yang terdiri dari 3 bagian
9. Dop ( F )
 Digunakan untuk menutup aliran pada
ujung pipa
10. Plug
 Digunakan untuk menutup pipa pada
sambungan
11. Stop Kran ( Gate Valve )
 Digunakan untuk mengatur aliran
 Dipasang sebelum meteran
 Dapat menutup / menghentikan aliran pada saat perbaikan
12. Kran
 Digunakan untuk penutupan atau
pengeluaran air
13. Bushis
 Digunakan untuk menyambung 2 buah
pipa yang berlainan ukuran diameternya
 Mempunyai ulir luar pada sisi luar dan ulir
dalam pada sisi dalam
14. Hexakonal Nipple
 Digunakan untuk mengencangkan
sambungann pipa, bentuk sambungan ini segi enam, ditengah alat ini
digunakan untuk mengencangkan sambungan dengan bantuan kunci
pipa.

Macam-macam Penyambungan Pipa :


1. Dengan uliran
2. Dengan lem / perekat khusus
3. Dengan pengelasan
4. Dengan system flens
1. Dengan beel dan spigot ( ring karet )

Panjang Uliran Pipa Galvanis

 Pipa ( inchi ) Jumlah ulir Panjang ulir (mm)


½ 14 19
¾ 14 19
1 11 ½ 22
1¼ 11 ½ 25
1½ 11 ½ 25
2 11 ½ 25
3 8 38
4 8 41

1.4 Menyambung Uliran dengan Alat Penyambung ( Fitting )


Pipa-pipa yang telah diulir, disambungkan satu sama lain menurut gambar
rencana / bentuk jaringan pipa yang diperlukan dengan bantuan alat-alat
penyambung ( fitting ). Dalam penyambungan pipa harus teliti dan hati-hati sekali
supaya tidak terjadi kebocoran nantinya apabila jaringan pipa telah dipergunakan.
Dalam penyambungan pipa kita membutuhkan bahan dan alat bantu dalam
penyambungan tersebut. Adapun bahan dan alat bantu tersebut adalah sbb :
1. penjepit pipa
2. dua atau lebih kunci pipa
3. menie besi
4. sealtape, tali rami, plastik, dll
 Langkah kerja penyambungan pipa adalah sebagai berikut :
1. Jepit pipa
2. Bagian pipa yang berulir diberi menie besi
3. Bagian pipa yang akan disambung diberi atau dililit dengan sealtape
searah jarum jam, kemudian dilaburi lagi dengan menie besi
4. Masukkan atau pasangkan alat sambung yang diperlukan , mula-mula
putar dengan tangan kemudian kencangkan dengan kunci pipa sampai
semua ulir masuk pada alat sambung.
 Langkah kerja penguliran adalah sebagai berikut :
1. Tentukan panjang ulir
2. Tiruskan ujung pipa
3. Stel T dies / mata ulir / snef yang cocok
4. Jepit pipa dengan kuat atau kaku
5. Lakukan penguliran secara bertahap sambil diberi atau ditetesi oli sampai
batas uliran.
 Langkah kerja penyambungan pada pipa PVC adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan kedua ujung pipa yang akan disambung.
2. Labur dengan lem pipa PVC sepanjang sambungan pada bagian pipa
yang akan bersinggungan pada kedua ujung pipa.
3. Lakukan penyambungan sambil mengatur letak atau posisi sambungan.
4. Hindari pipa dari gangguan sampai lemnya mengeras agar posisi
sambungan tidak berubah.
Dalam melakukan penguliran pipa, lapisan galvanisnya akan terbuang dan
dalam penyambungan dengan alat sambungnya sering sebagian ulir ( yang bagian
pangkalnya ) tidak tertutup, sehingga sangat rentan terhadap serangan karat. Oleh
sebab itu diperlukan bahan yang dapat memperkuat sambungan sekaligus untuk
mempermudah dalam pemasangan dan pembongkaran serta mencegah terjadinya
korosi.
 Adapun macam-macam penguat sambungan adalah :
1. sealtape ( plester dari campuran plastik karet yang berwarna putih )
2. tali plastik
3. tali goni atu tali rami
4. tali ravis
Pada setiap penyambungan, pipa selalu diberi seal tape pada ulirannya
kemudian dilabur atau dilapisi dengan menie besi, hal ini dimaksudkan untuk :
1. Mencegah kebocoran
2. Mencegah karat
3. Memudahkan pembongkaran,
Cara pemasangan seal tape atau penguat sambungan yaitu dengan cara seal tape
dipasang atau dililitkan searah jarum jam pada uliran sebanyak 2 – 4 lapis sampai
semua uliran tertutup. Hal ini dimaksudkan agar waktu penyambungan pipa tidak
lepas.

Dalamnya Pemasangan Pipa


Pipa air minum (pipa baja maupun PVC) ditanam dalam tanah dengan
kedalaman yang harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang, misalnya PAM. Kalau ketentuan yang mengatur tersebut belum ada,
dapat diikuti pedoman sebagai berikut :
a. 40 cm atau lebih untuk daerah dimana tidak ada lalu lintas kendaraan.
b. 60 cm atau lebih untuk daerah dibawah jalan lalu lintas kendaraan ringan.
c. 90 cm atau lebih untuk daerah dibawah jalan dengan lalu lintas kendaraan
umum atau kendaraan berat.
d. 20 cm atau lebih dibawah pondasi jalan yang diaspal.

1.5 Membengkok Pipa Galvanis


Dalam pekerjaan pemasangan jaringan pipa, kadang-kadang pipa itu harus
dibengkokkan, keadaan seperti ini terjadi apabila fitting ( alat sambung ) tidak ada
dijual di pasaran. Pembengkokkan pipa sedapat mungkin hendaklah dihindari,
karena pembengkokkan pipa itu akan menimbulkan beberapa kerugian pada pipa
itu, antara lain :
a. Memperbesar gesekan air ( friction )
b. Kemungkinan bagian luar bengkokkan akan retak-retak dan lapisan
galvanis akan terkelupas hingga pipa mudah berkarat.
Ada dua cara untuk membengkokkan pipa galvanis, yaitu :
1. Dengan jalan dipanaskan
2. Dengan cara mekanis
Alat dan bahan bantu yang diperlukan dalam pembengkokkan pipa adalah sebagai
berikut :
a. Alat pemanas, tungku, lampu semprot ( blowing )
b. Kawat atau seng untuk mal
c. Pasir atau per spiral
d. Landasan atau besi bulat

1.6 Kerusakan dan Perbaikan Instalasi


A. Kerusakan / kebocoran pipa dapat disebabkan oleh :
1. Kerusakan pada pipa / dari pabriknya
2. Kerusakan pada alat-alat sambungnya
3. Penguliran yang terlampau dalam atau terlalu tipis
4. Pemasangan klem yang tak sebanding ( jarak pasang terlalu jauh )
5. Pengkaratan
6. Pipa tidak kuat menerima tekanan air yang terlalu besar
B. Perbaikan instalasi, dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Perbaikan Sementara
Perbaikan sementara dengan menggunakan klem dan baut serta dilapis
karet penahan, hal ini bisa dilakukan untuk semua jenis pipa
2. Perbaikan Tetap / Permanent
a. Untuk pipa besi,
Langkah kerjanya :
 Setelah ditemukan lokasi yang rusak,
matikan aliran airnya.
 Gali tanah disekitar lokasi pipa yang bocor
 Ukur pipa yang akan dibuang
 Buang / potong pipa yang rusak dan
bersihkan bramnya
 Ulir kedua ujung pipa
 Sambung pipa dengan menggunakan
barrel union atau yang lain.
b. Untuk pipa PVC,
Langkah kerjanya :
 Setelah ditemukan tempat yang bocor, matikan
aliran air dan gali tanah disekitar lokasi
 Ukur, lalu potong / buang pipa yang rusak
 Bersihkan bekas potongan
 Olesi kedua permukaan pipa yang akan disambung
dengan lem khusus
 Sambung pipa dengan alat sambung yang sesuai.
Didalam penggambaran rencana dikenal symbol-simbol dalam instalasi,
adapun simbol-simbol itu adalah sebagai berikut :
a. Instalasi Air Kotor : ( warna hitam )
b. Instalasi Air Bersih : ( warna biru )
c. Instalasi Air Panas : ( warna merah )

1.7 Memotong Pipa


Memotong pipa ada 3 cara :
1. Dengan menggunakan gergaji besi
Keuntungan penggunaannya :
 Bisa dibawa kemana-mana
 Dapat digunakan pada tempat yang sempit
Kerugian penggunaannya :
 Pengerjaannya memerlukan waktu yang cukup lama
 Hasilnya tidak begitu baik
2. Dengan menggunakan Pipa Cutter
Keuntungan penggunaannya :
 Pekerjaan lebih cepat selesai
 Hasilnya baik dan rata
Kerugian penggunaannya :
 Memerlukan tempat yang cukup luas
 Bila terlalu dalam menekan cutternya, diameter pipa akan
mengecil.
3. Gabungan keduanya.

1.8 Pekerjaan yang Berhubungan dengan Saluran dan Pembungan


Ilmu-ilmu ( pekerjaan-pekerjaan ) yang berhubungan dan mendukung saluran
dan pembuangan antara lain :
1. Kerja Plat
Kerja plat biasanya dibutuhkan untuk pembuatan klem pipa yang dan
perbuatan klem penggantung pipa serta pekerjaan lainnya yang
berhubungan dengan plat.
2. Kerja las
Pekerjaan ini berhubungan dengan penyambungan pada pipa besi dan
untuk penyambungan pipa dengan system flens.
3. Kerja intalasi pipa
Kerja ini biasanya adalah untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
proses pemasangan pipa atau pekerjaan perangkaian pipa.
4. Kerja Drainase
Kerja Drainase dalam pekerjaan instalasi pipa yaitu pada waktu
pemasangan pipa yang diletakan didalam tanah agar terhindar dari
keadaan luar yang akan mengganggu kekuatan pipa itu sendiri.
5. Kerja Sanitasi
Kerja sanitasi merupakan pekerjaan pemasangan alat-alat sanitasi seperti
bak air, Wastafel, Meja cuci, Bak mandi serta alat penerima lainnya yang
digunakan untuk menerima air bersih atau air kotor yang selanjutnya
dibuang ketempat pembuangan. Alat-alat tersebut dari bahan keramik
yang bahannya mudah didapat.

1.9 Memasang Alat Saniter


Alat saniter adalah suatu alat untuk keperluan manusia yang ada
hubungannya dengan kebutuhan air dan pembuangannya, sehingga manusia dapat
terjamin kesehatannya.
Adapun yang disebut peralatan plumbing / saniter, yaitu :
1. Tempat cuci tangan ( lavatory )
2. Tempat cuci piring ( sink )
3. Bak mandi
4. Tempat buang air kecil ( urinoir )
5. Tempat buang air besar ( wc )

Adapun bahan yang digunakan untuk peralatan saniter harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :
1. Tidak menyerap air
2. Tidak berkarat dan tidak mudah aus
3. Relatif mudah dibuat
4. Mudah dipasang

Kelompok Alat Saniter


Karena Alat-alat saniter banyak macamnya dan tidak sama kegunaannya,
serta mengingat air kotor yang didapatkan dari alat saniter itu tidak sama, Maka
dapat dikelompokan menjadi :
1. Alat saniter badan (ablutionary fixtures )
Contohnya :
- Bak mandi rendam
- Bak mandi siram
- Bak cuci tangan
- Shower
2. Alat sanier cucian (waste water fixtures )
Contohnya :
- Bak cuci pakaian
- Mesin cuci pakaian
- Bak tempat minum

3. Alat saniter lemak (Greasy water fixtures)


Contohnya :
- Tempat cuci piring
- Mesin cuci piring

4. Alat saniter Kotoran (soil fixtures)


Contohnya :
- Kloset
- Bidet
- Peturasan (urinoir )
- Alat pembersih kotoran dirumah sakit.

1.10 Kemiringan Pipa


Salah satu yang mendukung atau mempengaruhi pekerjaan plumbing adalah
kemiringan pipa. Kemiringan pipa adalah penting agar air yang mengalir lancar
tanpa ada gangguan pada aliran maupun pada pipa itu sendiri. Artinya kalau
kemiringannya terlalu sedikit bisa mengakibatkan aliran air kurang lancar. Atau
sebaliknya kalau kemiringan terlalu besar dapat mengakibatkan desakan air yang
besar pula sehingga perlu diperhatikan batas kemampuan pipa dalam
hubungannya dengan tekanan air, Yaitu ;
- Kemiringan pipa tanah 1:4
- Kemiringan pipa PVC 1 : 60
- Kemiringan pipa besi lebih curam
Perubahan arah dari aliran tidak bisa ditiadakan seluruhnya, Karena air yang
dialirkan bukan hanya sumber satu group sanitasi, Juga mengingat situasi pada
lapangan dimana pipa akan dipasang, Namun demikian usahakan sebisa mungkin
untuk diperkecil jumlah perubahan aliran. Semakin banyak perubahan aliran
berakibat akan memperlambat kecepatan aliran dan juga semakin banyak Alat-alat
penyambung yang dibutuhkan.
Perubahan aliran dibuat sedemikian rupa sehingga jangan sampai terjadi
pengurangan kecepatan yang besar. Dapat disimpulkan banyaknya satu perubahan
aliran akan membutuhkan perawatan yang besar pula yaitu biaya pembersihan
kalau ada terjadi penyumbatan dan juga menambah biaya pembuatan.

1. 11 Jaringan Pipa
Jaringan pipa menurut pemakaiannya ada 3 macam, Yaitu :
1. Jaringan pipa induk,
Jaringan pipa yang digunakan untuk mengalirkan air langsung dari
sumber air.
2. Jaringan pipa cabang/ distribusi,
Pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari pipa induk ke pipa
Plumbing.
3. Jaringan pipa plumbing,
Jaringan pipa yang digunakan saat mengalirkan aliran air dari pipa
cabang ke rumah-rumah atau bangunan.
ELEKTROLISASI adalah suatu proses gesekan tak langsung antara bahan
mentah dengan arus listrik, Pada pipa air minum proses ini akan merusak pipa.
Dalam hal ini untuk menghindari sebaiknya dibungkus dengan bahan fiber
glass atau aspal.
Untuk keperluan instalansi jenis-jenis pipa PVC dan pipa GALVANIS, Yaitu :
a. Ringan : Untuk instalasi listrik
b. Berat : Untuk instalasi air yang mempunyai tekanan besar baik
tekanan air atau tekanan gas dan minyak bumi.
c. Sedang : Untuk instalasi air yang tidak mempunyai tekanan yang
besar.

1.12 Macam – macam Air


A. Air lunak
Air lunak adalah air hujan yang mengandung garam. Air ini tidak boleh
dilirkan melalui pipa yang tertutup dari timah hitam, sebab akan bereaksi
dan menimbulkan zat-zat beracun.
B. Air sadah
Air sadah adalah air yang banyak mengandung garam.
Contohnya : air laut.

1.13 Pemanasan Air Listrik ( Elektro Water Heater )


Pemanas air terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Pemanas air gas otomatis
Adalah suatu alat pemanas air yang menggunakan gas LPG atau gas
lainnya sebagai bahan bakunya.
Jenis pemanasan air gas otomatis ada 2 macam :
i. Pemanas air gas otomatis tunggal ( instantaneous automatic
gas water heater )
ii. Pemanas air gas ganda (multi outlet instantaneous automatic
gas water heater )
2. Pemanas air listrik
Adalah suatu alat pemanas air yang menggunakan energi listrik sebagai
sumber panasnya.
Jenis pemanas air listrik ini dibagi 2 macam :
a. Pemanas air listrik sesaat
Pada pemanas air jenis ini daya listrik hanya akan mengalir
kedalam elemen pemanas listrik apabila kran air panas dibuka.
Biasanya dilengkapi pula dengan alt yang akan mengurangi arus
listrik untuk mengatur suhu air bila laju aliran listrik pada waktu
suhunya telah mencapai batas tertinggi yang diizinkan.
b. Pemanas Air Listrik bertangki
Pada pemanas air jenis ini mempunyai elemen listrik sebagai
pemanas yang dibenamkam dalam air didalam tangkinya.
Kapasitas pemanasnya mulai 1 kw dan ada yang sampai sekitar 50
kw.

BAB II
PENGENALAN ALAT

Beberapa alat yang biasa digunakan dalam praktek saluran dan


pembuangan, antara lain :
A. ALAT PEMBERI TANDA
1. Penggores baja
Terbuat dari baja yang keras dengan ujung yang lancip, Berguna untuk
menggores sebagai penandaan pengukuran pada pipa.
2. Pensil
3. Crayon
4. Kapur tulis
5. Spidol
6. Penitik
B. ALAT UKUR
1. Mistar Baja
Terbuat dari lempengan baja atau stainless yang diberi dimensi ukuran,
Yang berguna untuk mengukur panjang pipa yang dibutuhkan.
2. Siku-siku Baja
Terbuat dari baja atau stainless, Mempunyai ukuran dan berguna untuk
memeriksa kesikuan dari alat kerja atau benda-benda kerja.
3. Roll meter
4. Jangka sorong
C. ALAT PEMOTONG
1. Gergaji Besi mata gergaji terbuat dari baja keras, Ada yang mempunyai
satu sisi dan ada yang mempunyai dua sisi.
2. Pipa cutter ( pipa galvanis )
3. Pipa cutter ( pipa PVC )
Untuk memotong pipa PVC, Dimana mata cutternya bulat dan bergerigi.
4. Boring Reamer
Berbentuk seperti bor tangan yang berguana untuk membersihkan bran
pada bagian dalam pipa dengan cara memasukkan reamer kedalam pipa
kemudian diputar.
5. Kikir
Kikir terbagi tiga bentuk :
a. Kikir besar, Berfungsi untuk meratakan batas-batas potomgan
pada bagian ujung pipa galvanis
b. Kikir halus, Terbuat dari baja yang berbentuk sedemikian rupa
sehingga untuk menghaluskan permukaan logam
c. Kikir bulat, Berfungsi untuk menghaluskan bagian ujung pipa
galvanis akibat pemotongan atau untuk membersihkan bram
D. ALAT ULIR
Snay ( alat untuk mengulir )
Alat ini terbuat dari baja yang berbentuk sedemikian rupa sehingga dapat
dipakai untuk membuat ulir. Alat ini terdiri tangkai dan mata ulir. Alat ulir ini
terbagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Alat ulir manual
b. Mesin ulir
E. ALAT PENJEPIT
1. Three Stand
Atas alat ini terbuat dari besi campur baja yang dibuat sedemikian rupa
dan diberi ragum agar dapat menjepit pipa selama pekerjaan berlangsung,
Kakinya terbuat dari pipa besi yang kuat untuk menopang bagian atasnya
bila pipa terlalu panjang, Maka alat ini disertai alat untuk penyanggaan
yang dapat dinaikkan dan diturunkan.
2. Ragum
Alat ini berguna untuk menjepit benda kerja, Terbuat dari baja, Selain
itu berguna menjepit benda kerja, Terbuat juga dari alat lainnya yang perlu
diketahui yaitu kunci pipa.
Adapun kunci tersebut :
a. Adjustable Pipe Wrench
b. Straight Pipe Wrench
c. Suay Pipe Wrench
d. Stilson
e. Chain Pipe Wrench
f. Monkey Wrench
F. ALAT PENUNJANG
Sikat kawat
Tangkai terbuat dari kayu dengan pembersih yang terbuat dari kawat, Berguna
untuk membersihkan bram setelah diulir dan membersihkam benda kerja.
BAB III
URAIAN KERJA PRAKTEK

JOB : 1
JUDUL : Latihan Memotong dan Mengulir Pipa Galvanis

A. TUJUAN :
1. Mahasiswa akan dapat memotong pipa galvanis dengan
menggunakan alat potong pipa (cutter pipe) dan gergaji besi, serta
dapat membersihkan bekas potongan dengan menggunakan borring
reamer dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengulir pipa galvanis dengan menggunakan
bermacam-macam alat ulir, sehingga dapat disambung dengan
menggunakan fitting (alat sambung) sesuai standar yang ada dengan
baik dan benar.

B. INSTRUKSI UMUM :
1. Pelajari lembaran ini dengan cermat dan teliti
2. Ikuti petunjuk yang ada pada lembar ini
3. Bertanyalah apabila masih ada keraguan
4. Catatlah apabila ada pengertian yang sangat penting dalam lembaran
ini
C. KESELAMATAN KERJA :
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan lingkungan
pekerjaan dari hal-hal yang mengganggu pekerjaan.
2. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk instruktur.
3. Hindarkan jari anda dari serpihan ( bram ) dan penguliran pipa dan
taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli di lantai tempat anda
bekerja.
4. Pakailah alat keselamatan kerja bila diperlukan.

D. PERALATAN :
1. Ragum pipa
2. Mistar Baja
3. Penggores
4. Pemotong pipa (cutter pipe ) untuk pipa galvanis
5. Borring Reamer
6. Kikir
7. Alat ulir yang dapat distel (snay )
8. Snay tetap
9. Threading Machine ( mesin pengulir ).
10. Gergaji besi

E. BAHAN :
1. Pipa galvanis ukuran ½ “ dengan ukuran panjang 20 cm
2. Pipa galvanis ukuran ¾ “ dengan ukuran panjang 20 cm
3. Pipa galvanis ukuran 1 “ dengan ukuran panjang 20 cm

F. LANGKAH KERJA :
1. Mintalah peralatan dan bahan yang diperlukan.
2. Jepitlah pipa pada ragum pipa.
3. Ukurlah panjang pipa sesuai dengan kebutuhan.
4. Potonglah salah satu sisi pipa dengan menggunakan gergaji besi
sampai batas yang telah ditentukan dan sisi yang lain menggunakan
cutter pipe.
5. Pasang cutter pipe pada tanda yang akan dipotang.
6. Putarlah cutter pipe kebalikan arah jarum jam.
7. Putar tangkai cutter pipe agar pemakaian mata cutter menjada lebih
dalam, Pada waktu memutar tangkai cutter harus sedikit demi sedikit
(maks 15 derajat ) sampai pipa tersebut terpotong.
8. Bersihkan ujung-ujung pipa bagian dalam dengan borring reamer.
9. Ukur dan tandailah panjang ulir yang akan dibuat untuk masing-
masing pipa sesuai dengan panjang ulir untuk masing-masing diameter
pipa seperti pada gambar kerja.
a. Panjang ulir untuk pipa galvanis ukuran ½” dengan ukuran
panjang uliran 19 mm.
b. Panjang ulir untuk pipa galvanis ukuran ¾ dengan ukuran
panjang uliran 19 mm.
c. Panjang ulir untuk pipa galvanis ukuran 1 “ dengan ukuran
panjang uliran adalah 22 mm.
10. Uliran pipa tersebut sesuai dengan ukuran yang telah kita tentukan,
Untuk pipa galvanis ukuran ½ “, pipa galvanis ukuran ¾ “, pipa
galvanis ukuran 1 “, menggunakan alat ulir manual.
11.Periksa pipa yang sudah diulir dengan menggunakan socket
penyambung yang sesuai. Penguliran berhasil jika ujung pipa yang
sudah diulir dapat masuk kedalam socket penyambung atau alat
sambung lainnya.
JOB : 2
JUDUL : Membuat atau Memasang Instalasi Pipa

A. TUJUAN :
1. Agar mahasiswa dapat merencanakan dan membuat instalasi pipa air
bersih yang pendek dan sederhana dengan menggunakan alat dan
bahan yang dibutuhkan untuk keperluan instalasi dengan baik
dan benar.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan dan ukuran bahan
yang dibutuhkan untuk pemasangan instalasi pipa dengan baik dan
benar.

B. INSTRUKSI UMUM :
1. Pelajarilah lembaran ini dengan cermat dan teliti
2. Ikuti petunjuk yang ada pada lembar ini
3. Bertanyalah apabila masih ada keraguan
4. Catatlah apabila ada pengertian yang sangat penting dalam lembaran
ini.

C. KESELAMATAN KERJA :
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan lingkungan dari
hal-hal yang mengganggu pekerjaan.
2. Bekerjalah sesuai petunjuk instruktur.
3. Hindarkan jari anda dari serpihan ( bram ) pemotong dan penguliran
pipa dan taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli di lantai tempat
anda bekerja.
4. Pakailah alat keselamatan kerja bila diperlukan.

D. PERALATAN :
1. Ragum pipa
2. Mistar baja
3. Penggores
4. Cutter Pipe
5. Boring Reamer
6. Kikir
7. Snay
8. Kunci pipa

E. BAHAN :
1. Pipa galvanis ukuran diameter ½ “ dan ¾ “
2. Elbow
3. Reducing
4. Tee stuck
5. Barrel union
6. Kran
7. Sealtape

F. LANGKAH KERJA :
1. Mintalah peralatan dan bahan yang diperlukan.
2. Pelajari gambar kerja dan buatlah daftar kebutuhan bahan :

DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN


No. Jenis Fitting  ( Diameter ) Jumlah
1. Pipa galvanis ¾ 4
2. Pipa galvanis ½ 2
3. Bushes ¾” – ½” 2
4. Elbow ½” 18
5. Elbow ¾” 1
6. Socket ¾” 1
7. Kran ½” 6
8. Socket ½” 8
9. Tee ¾ “- ½” 6
10. Tee ¾” 1
11. Reducing ¾” – ½ “ 2

3. Ukur dan potonglah pipa sesuai dengan kebutuhan.


4. Bersihkan bekas pemotongan bagian dalam dari ujung pipa dengan
borring reamer / kikir bundar.
5. Bersihkan bagian yang akan diulir dengan kikir halus.
6. Tentukan panjang ulir sesuai dengan diameter pipa dan alat sambung
yang akan digunakan.
7. Ulirkan pipa tersebut sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
8. Bersihkan ulir tersebut dari serpihan bekas penguliran.
9. Lilitkan seal tape pada setiap ulir yang akan dipasang alat sambung.
10. Rangkailah pipa tersebut dengan memasang alat sambung sesuai
dengan bentuk, fungsi dan penempatannya masing-masing sesuai
dengan gambar kerja yang ada.
11. Kuncilah setiap sambungan dengan baik dan benar agar tidak terjadi
kebocoran.
12. Tes kebocoran dengan memasukkan air pada instalasi yang sudah
dirangkai tersebut dengan menggunakan test pump.
13. Bersihkan hasil pekerjaan dan serahkan pada instruktur.
JOB : 3
JUDUL : Instalasi Rumah Tinggal

A. TUJUAN :
1. Agar mahasiswa dapat merencanakan dan
membuat instalasi pipa air bersih yang pendek dan sederhana dengan
menggunakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk keperluan
instalasi dengan baik dan benar.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan dan ukuran bahan yang
dibutuhkan untuk pemasangan instalasi pipa dengan baik dan benar.

B. INSTRUKSI UMUM :
1. Pelajarilah lembaran ini dengan cermat dan teliti
2. Ikuti petunjuk yang ada pada lembar ini
3. Bertanyalah apabila masih ada keraguan
4. Catatlah apabila ada pengertian yang sangat penting dalam lembaran
ini.

C. KESELAMATAN KERJA :
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan lingkungan dari hal-
hal yang mengganggu pekerjaan.
2. Bekerjalah sesuai petunjuk instruktur.
3. Hindarkan jari anda dari serpihan ( bram ) pemotong dan penguliran
pipa dan taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli di lantai tempat
anda bekerja.
4. Pakailah alat keselamatan kerja yang diperlukan.

D. PERALATAN :
1. Ragum segitiga
2. Mistar baja
3. Penggores
4. Pipe cutter
5. Boring Reamer
6. Senay
7. Kunci pipa

E. BAHAN :
1. Pipa galvanis ukuran diameter ½ “ dan ¾ “ dan 1”
2. Elbow
3. Reducing
4. Tee stuck
5. Barrel union
6. Kran
7. Sealtape

F. LANGKAH KERJA :
1. Mintalah peralatan dan bahan yang diperlukan.
2. Pelajari gambar kerja dan buatlah daftar kebutuhan bahan
3. Ukur dan potonglah pipa sesuai dengan kebutuhan.
4. Bersihkan bekas pemotongan bagian dalam dari ujung pipa dengan
borring reamer / kikir bundar.
5. Bersihkan bagian yang akan diulir dengan kikir halus.
6. Tentukan panjang ulir sesuai dengan diameter pipa dan alat sambung
yang akan digunakan.
7. Ulirkan pipa tersebut sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
Bersihkan ulir tersebut dari serpihan bekas penguliran.
8. Lilitkan seal tape pada setiap ulir yang akan dipasang alat sambung.
9. Rangkailah pipa tersebut dengan memasang alat sambung sesuai
dengan bentuk, fungsi dan penempatannya masing-masing sesuai
dengan gambar kerja yang ada.
10. Kuncilah setiap sambungan dengan baik dan benar agar tidak terjadi
kebocoran.
11. Tes kebocoran dengan memasukkan air pada instalasi yang sudah
dirangkai tersebut dengan menggunakan test pump. Bersihkan hasil
pekerjaan dan serahkan pada instruktur.
JOB :4
JUDUL : Memasang Alat – alat Saniter

A. TUJUAN
1. Menjelaskan cara memasang bak cuci tangan dan kloset duduk
dengan baik dan benar.
2. Memasang bak cuci tangan yang dipasang pada dinding tembok
dengan sempurna.
3. Dapat memasang kloset duduk dan kloset jongkok dengan baik dan
benar.
4. Dapat memasang tempat cuci piring dan tempat cuci tangan dengan
baik dan benar.
5. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam
pemasangan bak cuci tangan, bak cuci piring, kloset jongkok, dan
kloset duduk.

B. KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja.
2. Hati-hati waktu mengangkat dan memasang alat saniter.
3. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan lingkungan
pekerjaan dari hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan.
4. Sebelum bekerja periksalah semua peralatan dan pastikan kondisinya
dalam keadaan baik dan aman.
5. Bekerjalah sesuai petunjuk instruktur.
6. Pakailah alat keselamatan kerja bila diperlukan.

A. PERALATAN :
1. Rol meter
2. Gergaji besi
3. Pensil
4. Boring reamer
5. Pemotong pipa
6. Penggores
7. Waterpass
8. Pengulir pipa
9. Palu besi
10. Kunci pipa
11. Ragum pipa
12. Obeng strip
13. Bor beton
14. Pahat besi
15. Spesi
16. Cangkul
17. Hand bor
18. Ruskam

B. BAHAN :
1. Macam-macam alat sambung sesuai kebutuhan
2. Fisher
3. Pipa Galvanis dan PVC, sesuai kebutuhan
4. Seal tape
5. Wastafel
6. Sink
7. Kloset jongkok
8. Kloset duduk
9. Pasir
10. Semen
11. Air
12. Batu bata

MEMASANG BAK CUCI TANGAN ( LAVATORY )


LANGKAH KERJA :
1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini.
2. Pelajari gambar kerja dengan teliti.
3. Ikuti langkah kerja berikut ini.
4. Angkat dan rapatkan bak cuci tangan pada dinding tembok ( makan ),
dan bak cuci tangan tersebut akan dipasang dan aturlah tingginya
sesuai dengan ukuran yang terdapat pada lembaran kerja.
5. Tandai dengan pensil pada dinding tembok, baik tinggi maupun as dari
bak cuci tangan tersebut.
6. Ukur dan beri tanda dengan penitik, tempat kedudukan besi
penggantung atau lobang fisher pada dinding tembok.
7. Pasang fisher pada dinding tembok yang telah diberi tanda tadi dengan
memakai bor tembok.
8. Gantungkan bak cuci tangan pada dinding tembok dengan
menggunakan baut skrup dan pasang ring penahan.
9. Periksa kedudukan bak cuci tangan dengan menggunakan waterpass,
aturlah sehingga datar dan rapat pada dinding tembok.
10. Pasang socket pada bagian bawah kran air yang dipasang pada bak
cuci tangan.
11. Ukurlah jarak dari socket sampai pada elbow yang akan dipasang pada
pipa pemasukkan.
12. Potong pipa galvanis diameter ½” sepanjang jarak dari socket sampai
elbow, dikurangi panjang barrel union.
13. Potong pipa tersebut menjadi dua sama panjang, kemudian ulirlah
masing-masing kedua ujung pipa tersebut.
14. Sambungkan kedua pipa tersebut, masing-masing pada socket dan
elbow, dan bagian ujung yang lainnya pada barrel union.
15. Kencangkan barrel union dengan kunci pipa, sehingga kedua pipa
tersebut tersambung dengan baik.
16. Sambungkan trap botol / pipa anti bau dari bak cuci tangan ke pipa
pembuang ( pipa outlet ).
17. Cobalah periksa kerapatan sambungannya dengan mengalirkan air.
18. Periksakan pada pembimbing apabila pekerjaan telah selesai.
JOB : 5
JUDUL : Membuat Kemiringan Dasar Saluran dan Pembuangan
Pipa Saluran

A. TUJUAN :
3. Agar mahasiswa dapat memahami membuat
kemiringan dasar saluran dan pemasangan pipa saluran tersebut.
4. Agar mahasiswa dapat membuat kemiringan dasar
saluran dan pemasangan pipa saluran dengan tahapan / urutan langkah
kerja yang baik dan benar.
5. Agar mahasiswa dapat menghitung dan
menginventaris kebutuhan bahan dan peralatan yang akan digunakan.

B. KESELAMATAN KERJA :
1. Selama kegiatan praktek berlangsung, harus berpakaian kerja yang
lengkap dan benar.
2. Periksalah alat sebelum bekerja, jangan memakai alat yang tidak
baik / tidak aman.
3. Gunakanlah alat sesuai fungsi dan kapasitasnya.
4. Pusatkanlah perhatian kepada pekerjaan (konsentrasi / serius) dan
hindari lokasi kerja dari gangguan.
5. Ikutilah tahapan / langkah kerja dengan baik dan benar.

C. PERALATAN :
5. Meteran 7. Palu cakar 13. Unting-unting
2. Pensil 8. Waterpass 14. Ember
3. Siku – siku 9. Slang plastik
4. Gergaji Potong 10. Sekop
5. Kapak 11. Cangkul
6. Martil 2 ½ kg 12. Blincong

D. BAHAN :
1. Dolken 5. Benang
2. Papan 2 x 20 x 400 cm 6. Pasir
3. Paku ø 1 ½ “ 7. Pipa PVC ø 4”
6. Paku ø 2” 8. Air

E. LANGKAH KERJA :
1. Tentukan Lokasi dimana galian akan dibuat dan tandai dengan bubuk
kayu / benang.
2. Pasang tiang dolken 1 meter dari ujung galian A dan ujung B.
3. Tandai salah satu tiang dengan pensil pada ketinggian 80 cm dari
tanah, lalu tanda itu dipindahkan pada keempat tiang dengan datar
menggunakan selang plastik.
4. Pada salah satu ujung A, dipasang papan stake out tepat pada tanda
pensil tadi.
5. Lalu stake out itu diberi skor di belakangnya biar kokoh berdirinya.
6. Tentukan penurunan galian sesuai dengan kemiringan yang sudah
ditentukan sebelumnya.
7. Lalu kita pasang stake out pada tanda ini dengan datar, maka kita
sudah membuat dua buah stake out dengan kesatuan miring yang
diinginkan.
8. Tandai pertengahan panjang papan stake out sebagai sumbu (as)
saluran, lalu tandai 25 cm kiri kanan as tadi, ini dilakukan pada kedua
papan stake out tadi yaitu di titik A dan B. Pada garis – garis tanda ini
kita pasang 2 buah paku sebagai pencantol benang nantinya.
9. Lalu tarik benang dari stake out A ke stake out B, yaitu benang pinggir
keduanya, kemudian benang kita kita pindahkan ke tanah dibawahnya
dengan bubuk kapur, maka garis kapur inilah sebagai garis pinggir
galian.
10. Lalu buka benang – benang itu, dan sekarang penggalian tanah kita
mulai dengan menggunakan cangkul dan sekop, tanah bekas galian
kita tempatkan pada salah satu sisi galian dengan jarak min. 30 cm dari
pinggir galian.
11. Lakukan penggalian selapis demi selapis sampai kedalaman 30 cm,
kemudian kemiringan dasar dicek menggunnakan boring rod, dengan
mendirikannya di dasar galian dan bidik pada kedataran kedua stake
out tadi.
12. Bersihkan dasar galian dari sampah – sampah dan bungkahan tanah
yang berjatuhan ke dalam galian.
13. Periksa kemiringan dasar galian, apakah sesuai dengan kemiringan
pipa saluran yang akan dipasang.
14. Urug dasar galian dengan selapis pasir, sebagai lantai kerja pipa.
15. Pasang sebuah patok pada tiap – tiap ujung ujung galian, ketinggian
patok sama dengan ketinggian socket pipa.
16. Kemudian lakukan penggalian dengan cara yang sama sampai titik –
titik yang telah ditentukan dengan kemirigan yang telah direncanakan
sebelumnya.
17. Setelah penggalian selesai rencankan penempatan lubang inspeksi (bak
kontrol). Setelah itu tentukan posisinya, lalu gali sedalam perencanan
(jika saluran terbuka) / gali sesuai ukuran tinggi bak kontrol yang telah
dibuat.
18. Kemudian mulailah menyetel bak kontrol pada galian yang telah
dibuat tadi. Setelah itu memasang pipa pertama pada titik terendah
galian yang berhubungan dengan baka kontrol. Jika pipa tersebut
panjangnya melebihi ukuran standar maka pipa tersebut disambung
dengan socket. Setelah pipa pertama telah dipasang kemudian lakukan
langkah selanjutnya (untuk pipa yang panjangnya lebih dari ukuran
standar) yaitu :
 Jepit badan pipa itu dengan 2 buah bongkah tanah kiri kanannya,
agar pipa itu tidak bergerak lagi sewaktu pemasangan sambungan.
 Isi dasar galian di bawah socket dengan sedikit adukan, juga isi
bagian dasar dalam socket dengan sedikit adukan.
 Segera ambil sebuah pipa lagi, lalu ujungnya dimasukkan ke dalam
socket pipa pertama tadi, dan tekan dengan hati – hati, sehingga
masuk ke dalam kira –kira 1 -2 cm, hati – hati jangan adukan juga
ikut terdorong.
 Letakkan pipa kedua itu di atas tanah dengan lurus, dan jepit
dengan tanah kiri kanannya.
 Ambil adukan dengan tangan, lalu isikan ke dalam celah – celah
sambungan itu sampai padat dan sampai penuh.
19. Setelah seluruh pekerjaan selesai. Periksakanlah kepada instruktur
apakah pekerjaan yang telah dilakukan benar.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Mengetahui macam-macam sambungan pipa yang digunakan dalam
pekerjaan plumbing serta mampu membuat instalasi pipa aliran air
dengan baik dengan menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
2. Mengetahui bagaimana dan sampai dimana kemampuan kita dalam
merancang suatu denah rumah tinggal yang akan dibuat instalasinya
dan juga hal-hal yang mempengaruhi kita dalam mengerjakan instalasi
tersebut.
3. Mengetahui bagaimana pemasangan alat-alat saniter berupa wastafel,
kloset duduk, urinoir dengan teknik pemasangan yang benar, tepat dan
rapi serta memberikan kenyaman bagi pemakai.

SARAN
1. Sebaiknya alat-alat yang dipergunakan haruslah dalam keadaan yang
baik dan utuh serta sesuai fungsinya.
2. Seluruh kegiatan supaya dilaksanakan tanpa membuang waktu dan
selalu tepat waktu.
3. Diharapkan kepada mahasiswa agar dalam pekerjaan plumbing ini
diperlukan ketelitian dan ketekunan agar menghasilkan pekerjaan
yang baik.
4. Utamakan keselamatan kerja.
5. Jagalah keutuhan alat yang kita gunakan dan kembalikan alat yang
telah kita gunakan.

Anda mungkin juga menyukai