DO:
Obstruksi jalan nafas
- Kesadaran sopor
dengan nilai GCS: Bersihan jalan tidak efektif
E(2), V(1), M(1) = 4
- lidah menutup
jalan nafas
- adanya
sumbatan jalan nafas
terdengar bunyi
snoring
- ada
penumpukan sekret
- TTV:
Nadi: 112 x/menit,
RR: 40 x/menit,
SPO2 : 86%
Kelainan jaringan parenkim Pola nafas tidak
efektif
DS: Keluarga pasien hati
mengatakan pasien
Kronik
mengalami penurunan
kesadaran sejak dari RS Hipertensi portal
Muhamadiyah dan
Asites
BAB hitam .
Ekspansi paru terganggu
DO:
- RR: 40 x/menit, Sesak nafas
- irama nafas tidak
Pola nafas tidak efektif
teratur,
- suara ronki dilapang
paru kanan dan kiri,
- menggunakan otot
bantu pernafasan
Perfusi jaringan
serebral Tidak Efektif
Peningkatan tekanan darah
DS: Keluarga pasien
mengatakan pasien Gangguan pembuluh darah di
otak
mengalami
penurunan Trombosis intra serebral
kesadaran sejak dari
RS Muhamadiyah Suplai O2 yang dibawa oleh
darah ke otak kurang
dan BAB hitam
DO:
Perfusi jarinan serebral tidak
- SPO2 86% efektif
- Suhu : 39,4 0C
- Kesadaran sopor
dengan nilai
GCS: E(2),
V(1), M(1) = 4.
- Akral teraba
dingin
Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi kedalaman 1. Kecepatan biasanya mencapai
pernafasan dan ekspansi dada. kedalaman pernafasan bervariasi
Catat upaya pernafasan tergantung derajat gagal nafas. Expansi
termasuk penggunaan otot bantu dada terbatas yang berhubungan
pernafasan / pelebaran nasal dengan atelektasis dan atau nyeri dada
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat 2. Ronki dan wheezing menyertai
adanya bunyi nafas seperti obstruksi jalan nafas / kegagalan
krekels, wheezing. pernafasan.
3. Tinggikan kepala dan bantu 3. Duduk tinggi memungkinkan ekspansi
mengubah posisi. paru dan memudahkan pernafasan.
4. Observasi pola batuk dan 4. Kongesti alveolar mengakibatkan batuk
karakter sekret sering/iritasi
5. Dorong/bantu pasien dalam 5. Dapat meningkatkan/banyaknya
nafas dan latihan batuk sputum dimana gangguan ventilasi dan
ditambah ketidak nyaman upaya
bernafas.
Intervensi Rasional
1. Ubah posisi klien secara 1. Klien dengan paraplegia berisiko
bertahap 2. mengalami luka tekan (dekubitus).
2. Atur posisi klien bedrest Perubahan posisi setiap 2 jam dan
3. Jaga suasana tenang melindungi respon klien dapat
4. Tinggikan kepala mencegah terjadinya luka tekan akibat
5. Kaji respon pupil: tekanan yang lam karena jaringan
pergerakan mata konjugasi tersebut akan kekurangan nutrisi dan
diatur oleh saraf bagian oksigen yang dibawa oleh darah.
korteks dan batang otak. 3. Bedrest bertujuan mengurangi kerja
6. Periksa pupil dengan fisik, beban kerja jantung.
senter 4. Suasanan tenang akan memberikan
rasa nyaman pada klien dan mencegah
5. Membantu drainase vena untuk
mengurangi kongesti serebrovaskular
6. Perubahan pupil menunjukkan tekanan
pada saraf okulomotorius atau optikus
7. Saraf kranial VI atau saraf
berhubungan dengan abdusen,
mengatur dan berhubungan dengan
abduksi mata
3.5 Implementasi Keperawatan
Tanda tangan dan
Hari / Tanggal /jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
nama perawat
Selasa, 6 Juni 2017 DX 1: Selasa, 6 Juni 2017/ 15.30 WIB
Jam 13.05 WIB 1. Memberikan penjelasan pada pasien dan S : Keluarga pasien mengatakan
keluarga tentang penyebab sesak masih tidaksadarkan diri.
Jam 13.20 WIB 2. Memberikan penjelasan tentang tindakan O:
yang akan dilakukan
- Penurunan kesadaran, GCS : E (2)
Jam 13.30 WIB 3. Memberikan posisi telentang dengan
V (1) M (1) : 4 (Sopor).
ganjalan dibawah bahu - adanya secret
Jam 14.00 WIB 4. melakukan suction jika perlu - masih terdengar bunyi snoring.
- Terpasang oroparingeal tube
Jam 14.30 WIB 5. Memasang OVA
- TTV:
Jam 14.45 WIB 6. Berkolaborasi dalam pemberian oksigen TD: 154/93 mmHg, Nadi: 113
tambahan dengan NRM 8 Liter x/menit, RR: 36 x/menit, Suhu:
permenit. 38,5 oC.
Jam 15.00 WIB 7. Mengobservasi KU dan TTV pasien - SPO2 : 96%
Jam 15.15 WIB 8. mengobservasi bunyi napas pasien - O2 NRM 8 lpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Selasa, 6 Juni 2017 DX 2 : Selasa, 6 Juni 2017, Jam 15.30 WIB
Jam 13.05 WIB 1. Mengkaji frekuensi kedalaman pernafasan S: Keluarga pasien mengatakan
dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan masih tidaksadarkan diri.
Jam 13.20 WIB termasuk penggunaan otot bantu O:
pernafasan / pelebaran nasal
- Penurunan kesadaran, GCS : E (2)
Jam 14.00 WIB 2. Mengauskultasi bunyi nafas dan catat
V (1) M (1) : 4 (Sopor).
adanya bunyi nafas seperti krekels, - terpasang kateter
wheezing. - masih terdengar ronchi pada lapang
Jam 15.15 WIB 3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah paru kanan dan kiri
posisi. - irama nafas tidak teratur,
Jam 15.30 WIB 4. Mengobservasi pola batuk dan karakter - menggunakan otot bantu
sekret pernafasan
5. Mendorong/bantu pasien dalam nafas dan - TTV : TD: 154/93 mmHg, Nadi:
latihan batuk 113 x/menit, RR: 36 x/menit,
Suhu: 38,5 oC.
- SPO2 : 96%,
A: Masalah belum teratasi
P: Hentikan Intervensi
Selasa, 6 Juni 2017 DX 3 Selasa, 6 juni 2017 jam 17:00 wib
Jam 13.05 WIB 1. Mengawasi tanda vital kaji pengisian S: Keluarga pasien mengatakan
Jam 13.20 WIB kapiler, warna kulit atau membran masih tidaksadarkan diri.
Jam 13.30 WIB mukosa, dasar kuku. O:
Jam 14.00 WIB 2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai -
Penurunan kesadaran, GCS : E (2)
Jam 14.30 WIB toleransi V (1) M (1) : 4 (Sopor).
- CRT 4 Detik
3. Memberikan cairan intravena sesuai
- Adanya perdarahan ±300 cc dari
Jam 14.45 WIB indikasi NGT
Jam 17.00 WIB 4. Berkolaborasi dalam pemberian obat dan - HGB 6.0 g/dl
- PLT 90 x 10^3/Ul
tranfusi darah
- adanya melena
- Tranfusi PRC 2 kolf
A: Masalah belum teratasi
P: Hentikan Intervensi