Anda di halaman 1dari 16

KONTENPORER TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah
Fiqih

Dosen Pengampu:
Nirra Fatmah, M.Pd. I

Oleh
Lailatul fitriah NPM. 202601880

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI


FAKULATAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
DESEMBER 2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Fiqih program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dibawah bimbingan
Dosen Pengampu IBU Nirra Fatmah,M.Pd.I dengan judul : Kontenporer
Transplasi Organ Tubuh.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu, kami mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penulis dan
pembaca lainnya.

Kediri, 12 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................


ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................


iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................


1

A. Latar Belakang ........................................................................................................


1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................
2...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................


3...........................................................................................................................................

A. Pengertian Transplantasi..........................................................................................
3
B. Donor Mata dalam hukum islam.............................................................................
4
C. Pencangkokan Jantung jantung dalam hukum islam...............................................
5
D. Pencangkokan Ginjal dalam hukum islam..............................................................
5
E. Donor Organ Yang di Perbolehkan.........................................................................
7
F. Donor Organ Yang di Haramkan.............................................................................
9

iii
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
10

A. Kesimpulan ............................................................................................................
10

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Translasi ialah memindahkan tubuh yang masih mempunyai daya
hidup sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi lagi dengan baik. Pada saat ini juga ada upaya untuk memberikan
organ tubuh kepada orang yang memerlukan. menggantikan organ tubuh yang
tidak sehat dan tidak berfungsi lagi dengan baik . pada saat ini juga, ada
upaya untuk memberikan organ tubuh kepada orang yang memerlukan,
walaupun orang itu tidak menjalani pengobatan, yaitu untuk orang yang buta.
Hal ini khusus donor mata bagi orang buta.
Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak terkait
dengannya: pertama, donor, yaitu orang yang menyumbangkan organ
tubuhnya yang masih sehat untukdipasangkan pada orang lain yang organ
tubuhnya menderita sakit, atau terjadi kelainan. Kedua: resepien, yaitu orang
yang menerrima organ tubuh dari donor yang karena satu dan lain ha,
organtubuhnya harus diganti. Ketiga, tim ahli, yaitu para dokter
yangmenangani operasi transplantasidari pihak donor kepada pasien.
Transplantasi organ tubuh manusia merupakan masalah baru yang
belum pernahdikaji oleh para fuqaha klasik tentang hukum-hukumnya.
Karena masalah ini adalah anakkandung dari kemajuan ilmiah dalam bidang
pencangkokan anggota tubuh, dimana para doktermodern bisa mendatangkan
hasil yang menakjubkan dalam memindahkan organ tubuh dari orangyang
masih hidup/ sudah mati dan mencangkokkannya kepada orang lain yang
kehilangan organ tubuhnya terus karena sakit di sekitarmu yang dapat
berfungsi sebagai persis seperti awal pabrik pada tempatnya sebelum diambil.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan transplantasi?
2. Bagaimanakah hukum islam terhadap donor mata, Ginjal dan Jantung?
3. Bagaimanakah kondisi Transplantasi Organ yang di Perbolehkan?
4. Bagaimanakah kondisi transplantasi Organ yang tidak diperbolehkan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transplantasi.
2. Untuk mengetahui hukum islam terhadap donor mata, Ginjal dan Jantung.
3. Untuk mengetahui kondisi transplantasi organ yang diperbolehkan.
4. Untuk mengetahui kondisitransplantasi organ yang tidak diperbolehkan.

2
5. BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Transplantasi
Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai
daya hidupsehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi lagi dengan baik . pada saat ini juga, ada upaya untuk memberikan
organ tubuh kepada orang yang memerlukan,walaupun orang itu tidak
menjalani pengobatan, yaitu untuk orang yang buta. Hal ini khusus donor
mata bagi orang buta.
Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu
iniadalah:Mata, Ginjal,dan jantung. Karena ketiga organ tubuh tersebut sangat
penting fungsinyauntuk manusia, terutama sekali ginjal dan jantung.
Mengenai donor mata pada dasarnyadilakukan, karena ingin membagi
kebahagiaan kepada orang yang belum pernah melihatkeinadahan alam
ciptaan Allah ini ataupun orang yang menjadi buta karena penyakit. Ada 3
(tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai permasalahan
sendiri-sendiri, yaitu:
a. Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat
dan general check up, baik terhadap donor maupun terhadap penerima
(resepient), demi menghindari kegagalantransplantasi yang disebabkan
oleh karena penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegahresiko
bagi donor.
b. Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk
tipe ini, pengambilanorgan tubuh donor memerlukan alat control dan
penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan
khusus. Kemudian alat-alat tersebut di cabut setelah pengambilan organ
tersebutselesai.
c. Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab
secara medis tinggalmenunggu penentuan kapan donor dianggap

3
meninggal secara medis dan yudiris dan harusdiperhatikan pula daya
tahan organ tubuh yang mau di transplantasi.
B. Donor Mata dalam hukum islam
Donor mata diartikan dengan pemberian kornea mata kepada orang
yangmembutuhkannya. Kornea mata tersebut berasal dari mayat yang telah
diupayakan oleh dokterahli, sehingga dapat digunakan oleh orang yang sangat
membutuhkannya.
Masalah donor mata, termasuk salah satu keberhasilan teknologi
dalam ilmukedokteran, yang dapat mengatasi salah satu kesulitan yang
dialami oleh orang buta. Dan yangterjadi masalah dalam hokum islam, karena
kornea mata yang dipindahkan kepada orang buta,adalah berasal dari mayat,
sehingga terjadi dua pendapat di kalangan Fuqaha. Ada yangmengharamkan
dan ada pula yang membolehkannya dengan mengemukakan alas an masing-
masing. Misalnya:
1. Bagi ulama yang mengharamkannya; mendasarkan pendapatnya pada
hadits yang berbunyi: “seseungguhnya pecahnya tulang mayat (bila
dikoyak-koyak), seperti (sakitnya dirasakan mayat)ketika pecahnya
tulangnya diwaktu ia masih hidup. H. R. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu
Majahyang bersumber dari Aisyah.
2. Bagi ulama yang membolehkannya; mendasarkan pendapatnya pada
hajat (kebutuhan) orangyang buta untuk melihat, maka perlu ditolong
agar dapat terhindar dari kesulitan yangdialaminya, dengan cara
mendapatkan donor mata dari mayat.
Dalam ayat alqur’an disebutkan bahwa:

ٍ ۗ ‫هُ َو اجْ تَ ٰبى ُك ْم َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِى ال ِّدي ِْن ِم ْن َح َر‬


‫ج‬
Artinya : …… dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan suatu
kesulitan untuk kamu dalam agama…….( Q.S. Al-Hajj: 78 )
Dalam hadits juga terdapat petunjuk umum yang berbunyi:
“bersikap mudahlah (dalam menjalankan agama), dan janganlah
engkau mempersulit”.

4
C. Pencangkokan Jantung jantung dalam hukum islam
Jantung adalah organ utama sirkulasi darah; karena dialah yang
memompa darahdari ventrikel kiri melalui arteri, arteriola dan kapiler, lalu
kembali ke atrium kanan melalui venayang disebut peredaran darah besar
atau sirkulasi sistematik. Dan aliran dari ventrikel kananmelalui paru-paru, ke
atrium kiri yang disebut peredaran darah kecil atas sirkulasi pulmonal.Maka
apabila terjadi kelainan-kelainan jantung dapat mengganggu sirkulasi darah
yangmengakibatkan maut.
Pada dasarnya hukum islam membolehkan pencangkokan jantung
pada pasiensebagai salah satu upaya pengobatan suatu penyakit, yang
sebenarnya sangat di anjurkan dalamislam. Hanya yang menjadi persoalan,
karena katup jantung yang dipindahkan kedalam jantung pasien, berasal dari
mayat atau bianatang yang sudah mati.
Penulis cenderung mengikuti pendapat hokum islam yang
membolehkannya,meskipun dengan melalui pembedahan mayat sebagai
donaturnya, atau pun mengambil dari binatang yang sesuai dengan bentuk
anatomi katub jantung yang dibutuhkan oleh pasien. Hal inidi bolehkan
karena dimaksudkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup pasien,
yangdasarnya ada pada beberapa kaidah fiqhiyah di muka. Baik dimaksudkan
sebagai hajat, maupun darurat.

D. Pencangkokan Ginjal dalam hukum islam


Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang terletak pada dinding
posteriorabdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah kanan dan kiri tulang
belakang, yang berfungsiuntuk mengatur keseimbangan air didalam tubuh,
mengantur konsentrasi garam dalam darah,mengatur keseimbangan asam-
basa darah, mengatur eksktesi bahan buangan dan kelebihangaram dalam
tubuh. Dan apabila terjadi gangguan pada organ tersebut, maka organ-
organlainnya juga akan ikut terganggu.

5
Pencangkokan ginjal adalah pengoperasian dan pemindahan ginjal
dari orang lainatau binatang yang sesuai dengan struktur anatominya,
kepadapasien yang membutuhkan.Pengoperasian tersebut dilakukan oleh tim
dokter ahli, yang dilengkapi dengan peralatan medisyang memadai untuk
upaya tersebut yang didahului oleh berbagai macam pemeriksaan dan
pengobatan serta cuci darah.
Selanjutnya berkenaan dengan hokum antara donor dan resepien
yang se-agamaatau tidak se-agama serta hokum organ tubuh yang di
cangkokan itu berasal dari hewan yangdiharamkan seperti babi, juga dapat
menimbulkan masalah pertanyaan. Apakah donor tubuh yang dicangkokan itu
bisa mendapatkan pahala bila resepien itu orang ayng shalih? Atauapakah
donor akan menanggung dosa bila resepien orang yang suka berbuat dosa
atau resepienorang yang tidak se-agama?
Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan ayat-ayat al-Qur’an
sebagai berikut:
a. Al-Qur’an Surah an-Najm ayat 38:

‫از َرةٌ ِّو ۡز َر اُ ۡخ ٰر ۙى‬


ِ ‫اَاَّل ت َِز ُر َو‬
(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain,
b. Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 286:
ْ َ‫ت َو َعلَ ْيهَا َما ا ْكتَ َسب‬
‫ت ۗ َربَّنَا اَل‬ ْ َ‫ف هّٰللا ُ نَ ْفسًا اِاَّل ُو ْس َعهَا ۗ لَهَا َما َك َسب‬ ُ ِّ‫اَل يُ َكل‬
‫اخ ْذنَٓا اِ ْن نَّ ِس ْينَٓا اَوْ اَ ْخطَأْنَا ۚ َربَّنَا َواَل تَحْ ِملْ َعلَ ْينَٓا اِصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهٗ َعلَى‬ ِ َ‫تُؤ‬
‫ف َعنَّ ۗا َوا ْغفِرْ لَن َۗا‬ ُ ‫الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا ۚ َربَّنَا َواَل تُ َح ِّم ْلنَا َما اَل طَاقَةَ لَنَا بِ ٖ ۚه َوا ْع‬
َ‫َوارْ َح ْمنَا ۗ اَ ْنتَ َموْ ٰلىنَا فَا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَوْ ِم ْال ٰكفِ ِر ْين‬
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.

6
Berdasarkan ayat-ayat diatas yang telah disebutkan, berkenaan
dengan hubunganantara donor dengan resepien yang menyangkut pahala
atau dosa, maka dalam hal ini merekamasing-masing akan
mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan mereka sendiri-
sendiri.Mereka tidak akan di bebani dengan pahala atau dosa, kecuali
yang dilakukan oleh masing-masing mereka.

E. Donor Organ Yang di Perbolehkan


Hadis Nabi SAW :”Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah,
karenasesungguhya Allah tidak meletakkan suatu pentakit, kecuali dia juga
meletakkan obat penyembuhnya,selain penyakit yang satu, yaitu penyakit
tua.”(H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Usamah Ibnu Syuraih).
Hadist tersebut menunjukkan, bahwa wajib hukumnya berobat bila
sakit, apapun jenis dan macam penyakitnya, kecuali penyakit tua. Oleh sebab
itu, melakukan transplantasisebagai upaya untuk menghilangkan penyakit
hukumnya mubah, asalkan tidak melanggar norma ajaran islam.
Dari dalil-dalil diatas maka dapat diambil hukum mengenai
transplantasi organ yaitu:Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata,
ginjal) yang sudah meninggalsecara yuridis dan medis hukumnya mubah,
yaitu dibolehkan menurut pandangan islam, dengansyarat bahwa resipien
dalam keadaan darurat yang mengancam jiwanya bila tidak
dilakukantransplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara optimal, tetapi
tidak berhasil.
Hingga kini, tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang
secaraterang-terangan mendukung transplantasi organ. Namun demikian,
ulama di berbagai belahandunia telah menulis argumen-argumen yang
mendukung maupun mengeluarkan fatwa-fatwakeagamaan tengtang
transplantasi organ.
Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ
berpendapat bahwatransplantasi organ harus dipahami sebagai satu bentuk

7
layanan altruistik bagi sesama muslim.Pendirian mereka tentang transplantasi
organ dapat diringkas sebagai berikut:
a) Kesejahteraan publik (al-Mashlahah)
Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi dengan ketentuan-
ketentuan berikut:
1. Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara)
penyembuhan yang bisaditempuh.
2. Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi.
3. Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan
ditransplantasikan atau dari ahli warisnya.
4. Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-
benar diakui oleh dokter yangreputasinya terjamin, sebelum
diadakan operasi pengambilan organ.
5. Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi
transplantasi berikut implikasnya.
b) Altruisme (al-Itsar)
Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat
islam untuk bekerja sama satu sama lain dan memperkuat ikatan
persaudaraan mereka. Dengan demikian, berdasarkan ajaran diatas,
tindakan seseorang yang masih hidup untuk mendonorka salah
satuorgan tubuhnya kepada saudara kandungnya atau orang lain yang
sangat membutuhkan harusdipandang sebagai tindakan altruisme dari
orang-orang yang menyadari bahwa merekamemiliki sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain.
c) Organ Tubuh Non muslim
Kebolehan bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh
nonmuslimdidasarkan pada dua syarat berikut :
1. Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang
muslim.
2. Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera
dilakukan.

8
F. Donor Organ Yang di Haramkan
Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram
hukumya apabila :
1. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam
keadaan hidup sehat, dengan alasan :
Firman Allah dalam A-lqur’an S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat
tersebut mengingatkan, agar jangan gegabah dan ceroboh dalam
melakukan sesuatu, tetapi harus memperhatikanakibatnya, yang
kemungkinan bisa berakibat fatal bagi diri donor, meskipun perbuatan
itumempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan luhur. Melakukan
transplantasi dalam keadaandalam keadaan koma.
Walaupun menurut dokter bahwa si donor itu akan segera
meninggal maka transplantasitetap haram hukumnya karena hal itu
dapat mempercepat kematiannya dan mendahuluikehendak Allah.
Dalam hadis nabi dikatakan :
“ Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak
boleh pula membuatmadharat pada orang lain.” (HR. Ibnu Majah,
No.2331)
2. Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ
tubuh manusia, ulamasepakat bahwa praktik seperti itu hukumnya
haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut7:
Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan
miliknya. Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang akan
dimintai pertanggungjawaban diakhirat adalah mereka yang menjual
manusia merdeka dan memakan hasilnya.”
Dengan demikian , jika seseorang menjual manusia merdeka,
maka selamanya si pembelitidak memiliki hak apapun atas diri manusia
itu, karena sejak awal hukum transaksi itu sendiriadalah haram.
Penjualan organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan, dalam arti

9
bahwa haltersebut dapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-
organ tubuh orang miskin dipasaranlayaknya komoditi lain.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Transplantasi organ hukumnyamubah dan dapat berubah hukumnya sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.Transplantasi ini dapat di
qiyaskan dengan donor darah dengan illat bahwa donor darah danorgan
tubuh dapat dipindahkan tempatnya, keduannya suci dan tidak dapat
diperjual belikan.Tentu saja setelah perpindahan itu terjadi maka
tanggungjawab atas organ itu menjaditanggungan orang yang
menyandangnya. Kaidah-kaidah hukum wajib dijunjung dalammelakukan
trasnplantasi ini antaranya :
Tidak boleh menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya
lainnya artinya:
a. organ tidak boleh diambil dari orang yang masih memerlukannnya
b. Sumber organ harus memiliki kepemilikan yang penuh atas organ yang
diberikannnya, berakal, baligh, ridho dan ikhlas dan tidak mudharat
bagi dirinya.
c. Tindakan transplantasi mengandung kemungkinan sukses yang lebih
besar dari kemungkinangagal.
d. Organ manusia tidak boleh diperjualbelikan sebab manusia hanya
memperoleh hakmemanfaatkan dan tidak sampai memiliki secara
mutlak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan. 2000.”MASAIL FIQHIYAH AL-HADITSAH Pada Masalah Masalah


Kontemporer Hukum Islam”. Jakarta. Raja Grafindo persada.
Mahjuddin. 2003. “MASAIL UL FIQHIYAH berbagai kasus yang dihadapi hukum
islam mas kini”. Jakarta, Kalam Mulia.
Masjfuk Zuhdi. 1997.”MASIL FIQHIYAH”. Jakarta. Toko Gunung Agung.
Nata, Abuddin. 2006. “Masail Al-Fiqhiyah”. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group

12

Anda mungkin juga menyukai