Kerapatan, Kekerasan Dan Koefisien Muai Panas Membran Penghantar Ion Oksigen Laco Fe O Tersubstitusi Ca (La Ca Co Fe O)
Kerapatan, Kekerasan Dan Koefisien Muai Panas Membran Penghantar Ion Oksigen Laco Fe O Tersubstitusi Ca (La Ca Co Fe O)
Abstract
Abstrak
Kekerasan tinggi dan koefisien muai panas rendah adalah sifat mekanik yang perlu dimiliki oleh
membran rapat penghantar ion oksigen seperti oksida perovskit LaCo 1-yFeyO3, agar dapat bertahan
ketika digunakan. Substitusi La3+ oleh Ca2+ diperkirakan dapat memperbaiki kedua sifat tersebut.
LaCo1-yFeyO3 tersubstitusi Ca2+disintesis dari oksida-oksida logamnya sehingga memiliki komposisi
La1-xCaxCo0,8Fe0,2O3-δ (LCCF) dengan 0,1≤x≤0,4 dengan metode solid state melalui kalsinasi pada
suhu 1000°C. Data difraksi sinar-X menunjukkan bahwa serbuk LCCF yang dihasilkan memiliki
kekristalan yang tinggi. LCCF tersebut selanjutnya dibuat menjadi membran yang diawali oleh
pencetakan melalui penekanan serbuk LCCF dengan beban 6 ton selama 10 menit di dalam cetakan
baja tahan karat dan dilanjutkan dengan sintering hasil pencetakan pada suhu 1250°C. Hasil
pengamatan dengan SEM menunjukkan bahwa kerapatan semua membran LCCF yang dihasilkan
87
Kerapatan, Kekerasan dan Koefisien Muai ... (Fansuri dkk.)
sangat tinggi. Kekerasan rata-rata membran yang diukur dengan metode Vicker adalah 902,08;
915,42; 1093; dan 1178,6 HV masing-masing untuk LCCF 9182, 8282, 7382 dan 6482. Pengujian
muai panas menunjukkan bahwa LCCF 6482 adalah membran dengan koefisien muai panas tekecil.
Selain itu terlihat pula bahwa semakin tinggi jumlah substituen Ca 2+, semakin tinggi pula
kekerasannya dan semakin rendah koefisien muai panasnya. Substitusi La3+ oleh Ca2+ menghasilkan
membran dengan kerapatan tinggi serta kekerasan dan koefisien muai panas yang lebih baik dalam
aplikasi LCCF sebagai membran penghantar ion oksigen.
How to Cite This Article: Fansuri, H., Trengginas, T., Zulaicha, V., Utomo, W.P., Widiastuti, N., dan Purwanti, E.,
(2016), Kerapatan, Kekerasan dan Koefisien Muai Panas Membran Penghantar Ion Oksigen LaCo 0,8Fe0,2O3-δ
Tersubstitusi Ca2+(La1-xCaxCo0,8Fe0,2O3-δ), Reaktor, 16(2), 87-95, http://dx.doi.org/ 10.14710/reaktor.16.2.87-95
88
Reaktor 16(2) 2016: 87-95
kamampuan menghantarkan ion oksigen yang tinggi, Sintesis Oksida Perovskit La1-xCaxCo0,8Fe0,2O3-δ
maka perlu dilakukan kajian mengenai metode (LCCF)
pembuatan membran yang dapat memenuhi kriteria Oksida perovskit LCCF dengan 0,0≤x≤0,4
sebagai membran penghantar ion oksigen. Beberapa disintesis dengan metode solid state dari serbuk oksida
kriteria penting membran penghantar ion oksigen logamnya yaitu La2O3, Co3O4, Fe2O3 dan CaO. Selain
diantaranya adalah memiliki kekerasan dan kerapatan itu, disintesis pula oksida perovskit LaCoO3 dari
yang tinggi (tidak berpori) serta memiliki koefisien serbuk La2O3 dan Co3O4, sebagai referensi untuk
muai panas yang rendah. menentukan suhu terbentuknya oksida perovskit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Massa masing-masing serbuk oksida logam ditimbang
mendapatkan membran penghantar ion oksigen dengan jumlah tertentu menggunakan neraca analitik,
berbasis LaCo0,8Fe0,2O3 (turunan dari La1-xSrxCo1- sehingga didapatkan komposisi molar sesuai dengan
0,8Fe0,2O3-) yang rapat dan memiliki kekerasan tinggi La1-xCaxCo0,8Fe0,2O3-δ. LCCF tersebut diberi kode
serta koefisien muai panas yang rendah. Berdasarkan LCCF 9182, 8282, 7382 dan 6482 dimana angka-
uraian di atas, substitusi La3+ oleh Ca2+ diperkirakan angka tersebut menunjukkan 10 kali angka kode x
dapat meningkatkan laju difusi oksigen pada membran pada LCCF. Sebagai contoh, LCCF 7382 adalah
perovskit. Oksida kalsium juga telah dilaporkan La0,7Ca0,3Co0,8Fe0,2O3. Pereaksi-pereaksi tersebut
mampu meningkatkan laju sintering serbuk Fe2O3, dicampur dan digerus selama 1 jam menggunakan
khususnya pada suhu yang mendekati titik leleh mortar dan pestel porselen. Serbuk yang dihasilkan
Fe2O3, sebagaimana dilaporkan oleh Wright (1981). selanjutnya dikalsinasi menggunakan muffle furnace
Peningkatan laju sintering ini diharapkan juga dapat dengan suhu berdasarkan pada hasil analisis
terjadi apabila ion kalsium digunakan sebagai ion TGA/DSC sampel LaCoO3 selama 1 jam. Untuk
pengganti La3+ pada oksida perovskit LaCo0,8Fe0,2O3, menyempurnakan pembentukan oksida perovskit,
sehingga dapat dihasilkan membran dengan fluks maka suhu furnace ditingkatkan 100oC lebih tinggi
permeasi oksigen yang tinggi dengan kerapatan serta dari suhu yang dihasilkan dari analisis DSC/TGA dan
kekerasan yang tinggi. kalsinasi dilanjutkan selama 4 jam. Kenaikan suhu
furnace pada sintesis oksida perovskit adalah
METODE PENELITIAN 3oC/menit untuk memberi cukup waktu bagi
Bahan dan Alat berlangsungya reaksi dalam keadaan padat.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
adalah serbuk La2O3, Co3O4, Fe2O3 dan CaO Pembuatan Membran Rapat LCCF
berkualitas p.a. dari Merck. Peralatan yang digunakan Membran rapat dibuat dari serbuk LCCF hasil
adalah muffle furnace, high temperature furnace, sintesis yang telah diketahui fasa-fasa kristal
neraca analitik, mortar dan pastel porselen, pencetak penyusunnya. Pembuatan membran diawali dengan
membran berbahan baja tahan karat (Gambar 1), pencetakan pelet berbentuk koin dengan diameter 13
pengempa hidrolis, difraktometer Philip X’Pert mm dan ketebalan ±1 mm dari 0,5 gram serbuk LCCF.
System, SEM Zeiss EVO MA 10, Vicker’s Pencetakan dilakukan dengan memasukkan serbuk
Microhardeness Tester MITUTOYO MH 220A, LCCF ke dalam cetakan, kemudian diratakan dengan
TGA/DSC-1 Metler Toledodan TMA/SDTA 840 mengetuk-ngetukan cetakan pada permukaan yang
Metler Toledo. datar, sekaligus untuk mendapatkan sebaran dan
kerapatan partikel yang merata di dalam cetakan.
Selanjutnya, dilakukan penekanan uniaksial dengan
alat press dan beban sebesar 6 ton. Setelah 10 menit
pada tekanan tersebut, membran mentah hasil cetakan
(green pellet) dikeluarkan secara hati-hati dari cetakan
membran.
Membran rapat LCCF diperoleh melalui proses
sintering dari membran mentah hasil pencetakan.
Proses sintering dilakukan melalui dua tahapan
sintering untuk menghasilkan membran dengan
kerapatan tinggi dan tidak retak. Sintering tahap
pertama dengan muffle furnace dengan suhu sesuai
hasil analisis DSC/TGA untuk sampel LaCoO3 selama
2 jam dan kenaikan 3°C menit-1. Kenaikan suhu diatur
secara perlahan agar tidak terjadi thermal
shock/kenaikan suhu yang drastis. Laju pemanasan
yang terlalu cepat akan menyebabkan membran
mengalami keretakan atau pecah (Tan dkk., 2003).
Gambar 1. Cetakan membran LCCF berbahan baja Sintering kedua dilakukan dengan high temperature
tahan karat. furnace pada suhu 1250°C dengan kenaikan suhu
3°C.menit-1 dari suhu kamar.
89
Kerapatan, Kekerasan dan Koefisien Muai ... (Fansuri dkk.)
90
Reaktor 16(2) 2016: 87-95
W1 = 22%
DS
C
(oC)
880 oC
Suhu (oC)
Gambar 4. (a) Difraktogram sinar-X oksida perovskit LCCF dan (b) pergeseran puncak difraksi pada 2 = 32 – 34o
Dari analisa difraktogram pada Gambar 4, Ca2+, semakin kecil penyusutan membran yang
dapat disimpulkan bahwa oksida perovskit telah mengindikasikan bahwa penambahan substituen Ca2+
terbentuk dengan optimal, dimana strukturnya menyebabkan membran mentah menjadi lebih rapat,
memiliki jarak antar bidang kristal lebih besar seiring sehingga penyusutannya menjadi lebih kecil pula.
dengan pertambahan subtituen Ca2+. Serbuk oksida
perovskit LCCF selanjutnya dapat dibuat menjadi
membran dan dikarakterisasi.
91
Kerapatan, Kekerasan dan Koefisien Muai ... (Fansuri dkk.)
Pengujian awal kerapatan membran secara fisik Untuk menunjang hasil uji tetes air yang
dengan uji tetes air ditampilkan pada Gambar 6. Uji menunjukkan membran telah rapat, maka perlu data
ini didasarkan pada prinsip kapilaritas dimana air akan pendukung yaitu pengamatan morfologi permukaan
meresap masuk ke dalam pori-pori membran jika dengan SEM. Gambar-gambar hasil uji SEM
membran tidak rapat. Pada membran dengan ditunjukkan pada Gambar 7.
kerapatan tinggi, tetes air akan bertahan lama di atas Gambar 7 menunjukkan bahwa membran
permukaan membran, namun akan segera hilang LCCF hasil sintering pada suhu 1250°C telah rapat
terserapke dalam membran apabila mengandung dan mendukung hasil uji tetes air. Gambar tersebut
banyak pori. Pada Gambar 5 terlihat bahwa semua juga menunjukkan bahwa butiran yang terbentuk
membran yang diuji mampu menahan tetes air di atas memiliki ukuran yang bervariasi dengan batas butiran
membran permukaannya dalam waktu yang lama, yang tegas. Butiran yang lebih kecil mengisi sela-sela
yaitu hingga 15 menit. antar membran yang berukuran lebih besar, sehingga
dapat meningkatkan kerapatan.
Ukuran butiran semakin besar seiring dengan
bertambahnya jumlah subtitusi La3+ oleh Ca2+.
Pertambahan ukuran ini diperkirakan sebagai akibat
dari efek fluks kalsium seperti dijelaskan pada bagian
pendahuluan. Dengan bertambahnya kalsium, titik
(a) (b) leleh dari LCCF menjadi lebih rendah, sehingga laju
peningkatan ukuran butiran akibat proses sintering
menjadi lebih tinggi. Sebagai akibatnya, butiran pada
LCCF dengan kandungan Ca2+ lebih tinggi menjadi
lebih besar pula.
Pengamatan terhadap penampang lintang
membran juga dilakukan untuk memastikan bahwa
(c) (d) kerapatan membran tidak hanya berada pada
Gambar 6. Pengujian tetes air pada: (a) LCCF 9182, permukaannya saja melainkan juga pada bagian dalam
(b) LCCF 8282, (c) LCCF 7382 dan (d) LCCF 6482 membran.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 7. Foto SEM permukaan membran: (a) LCCF 9182, (b) LCCF 8282, (c) LCCF 7382 dan (d) LCCF 6482
92
Reaktor 16(2) 2016: 87-95
Foto SEM penampang lintang salah satu La0,6Sr0,4Co0,8Fe0,2O3- (yaitu sebesar 542,5 HV atau
membran, yaitu membran LCCF 8282 ditunjukkan 5,32 GPa) yang dilaporkan oleh Chen dkk. (2013).
pada Gambar 8. Foto SEM penampang lintang ini Selain itu, kekerasan membran LCCF juga semakin
mengkonfirmasi kerapatan membran pada uji tetes air tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah substituen
maupun morfologi permukaan membran bahwa tidak Ca2+. Hasil pengukuran kekerasan ini menunjukkan
terdapat pori yang menembus hingga ke dalam kecenderungan yang sesuai dengan hasil pengamatan
membran, sehingga menghubungkan kedua sisinya. kerapatan menggunakan SEM yakni semakin tinggi
Namun, masih terlihat adanya rongga-rongga pori di jumlah substituen Ca2+, semakin tinggi pula
bagian dalam membran tapi tidak terhubung satu sama pertumbuhan ukuran butiran, sehingga membran
lain. LCCF lebih rapat. Kerapatan yang tinggi dan ukuran
Pembentukan rongga di dalam membran dapat butiran yang lebih besar menyebabkan membran
terjadi akibat dari adanya udara yang terperangkap menjadi semakin kuat dan keras.
saat proses sintering maupun akibat dari tereduksinya Hasil pengukuran kekerasan membran juga
ion-ion logam transisi (Co3+ dan Fe3+), sehingga menunjukkan bahwa nilai kekerasan pada tiap titik uji
melepaskan oksigen kisinya menjadi gas oksigen. Gas menghasilkan tingkat kekerasan yang berbeda-beda
tersebut terperangkap dan belum sempat terlepas dari sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2. Hal ini
badan membran pada saat proses sintering berakhir. dikarenakan proses pencetakan hanya memberikan
Hal inilah yang mengakibatkan adanya rongga tekanan searah saja, sehingga kekerasan yang
didalam membran. Fenomena serupa ini telah dihasilkan berbeda di masing-masing bagian. Namun,
dilaporkan pula oleh Zulaicha dkk. (2013) pada secara keseluruhan hasil yang diperoleh menunjukkan
membran La1-xBaxCo0,8Fe0,2O3-δ. tingkat kekerasan rata-rata membran LCCF relatif
tinggi yaitu antara 837 HV sampai 1517 HV yang
Kekerasan dan Pemuaian Panas Membran LCCF lebih tinggi daripada kekerasan LSCF yang dilaporkan
Hasil pengukuran kekerasan membran oleh Setiawati dkk. (2011) yaitu 867,51 HV.
ditunjukkan pada Tabel 2. Kekerasan membran LCCF Hasil pengukuran pemuaian panas atau
lebih tinggi daripada LSCF 6482 yang dilaporkan oleh ekspansi termal membran LCCF yang dilakukan
Setiawati dkk. (2011) dan jauh lebih tinggi daripada dengan TMA ditunjukkan pada Gambar 9.
kekerasan membran oksida perovskit
93
Kerapatan, Kekerasan dan Koefisien Muai ... (Fansuri dkk.)
Gambar 9 menunjukkan bahwa pola pemuaian muai panas membran LCCF. Kerapatan semua LCCF
membran LCCF dari suhu 25°C sampai dengan 900°C yang dihasilkan sangat tinggi dan kekerasan membran
berbanding terbalik dengan jumlah substituen Ca2+. LCCF cenderung semakin meningkat seiring dengan
Pola pemuaian mengikuti urutan LCCF 8282>LCCF bertambahnya jumlah substituen Ca2+. Sebaliknya,
9182>LCCF 7382>LCCF 6482. Semakin penambahan jumlah substituen Ca2+ cenderung
tinggijumlah substituen Ca2+, semakin rendah menurunkan koefisien muai panas LCCF. Peningkatan
koefisien muai panasnya.Hasil pengukuran pemuaian kekerasan maupun penurunan koefisien muai panas
panas ini konsisten dengan hasil pengamatan menghasilkan membran LCCF dengan sifat mekanik
kerapatan dan kekerasan membran. yang lebih baik dalam aplikasinya sebagai membran
Berdasarkan Gambar 9, hasil perhitungan penghantar ion oksigen. Namun, kajian lebih lanjut
koefisien muai panas disajikan pada Tabel 3. Semua mengenai kemampuan penghantaran oksigennya perlu
membran LCCF berkisar antara 15,15 sampai 19,28 dilakukan.
ppm/oC. Kuhn dkk. (2013) melaporkan bahwa
koefisien muai panas oksida perovskit UCAPAN TERIMA KASIH
La0,6Sr0,4Co0,8Fe0,2O3- sekitar 14 pp/oC. Dalam hal ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada
substitusi Ca2+ terhadap La3+ sebanyak 40% Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah
menghasilkan membran dengan koefisen muai panas mendanai penelitian ini melalui program Penelitian
yang lebih rendah dari yang dilaporkan oleh Kuhn Strategis Nasional tahun 2014-2016 dengan kontrak
dkk. (2013). penelitian No. 07555.37/IT2.7/PN.01.00/2014;
03246.18/IT2.11/PN.08/2015 dan 01806/IT2.11/
KESIMPULAN PN.08/2016
Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan
pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa DAFTAR PUSTAKA
substitusi La3+ oleh Ca2+ menunjukkan pengaruh yang
Alizadeh-Gheshlaghi, E., Shaabani, B., Khodayari, A.,
signifikan terhadap kerapatan, kekerasan dan koefisien
Azizian-Kalandaragh, Y., and Rahimi, R., (2012),
94
Reaktor 16(2) 2016: 87-95
95