Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
FUNGSI DARI EJAAN BAHASA INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :Rifki Arif Nugraha, M.PD.

Disusun Oleh:
Kelompok

1.Wulan Munawaroh (NIM2111200462)


2.Mila Rosila (NIM 2111104310)
3.Wini restu mulyana (2111200454 )

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSHUR (STAISMAN)
PANDEGLANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
danHidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul” Fungsi
Dari Ejaan Bahasa Indonesia”.Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah
pengentahuan penyusun dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Demi
kesempurnaan makalah ini, penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca semua,
apabila ada kekurangan mohon maaf sebesar-besarnya.Mohon maaf sebesar-besarnya jika
banyak kesalahan yang terdapat di dalam makalah ini. Karena sesungguhnya saya sadari
bahwa, tidak ada satu pun yang sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT yang telah
menciptakan alam semesta dan isinya. Tak lupa saya mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif agar dapat menjadi lebih baik lagi.

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pengertian Ejaan?.......................................................................................2
B. Bagaimana perkembangan nya?...................................................................................2
C. .Sebutkan fungsi-fungsi Ejaan?....................................................................................3
D. .Jelaskan Ejaan yang diresmikan?................................................................................3
E. Jlaskan Ejaan yang tidak diresmikan?..........................................................................4
F. .Bagaimana ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia?........................................4
G. Jelaskan contoh Ejaan yang disempurnakan ?.............................................................9

BAB III PENUTUP


A.Simpulan……………………………………………………………...................................10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...................11

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupanmanusia. Banyak orang
Indonesia yang kurang mengetahui bahasanyasendiri, serta pengetahuan tentang tanda baca.
Bukan berarti tidak tahumelainkan kurang sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada di dalam
bahasaIndonesia. Tanda baca dan Ejaan menjadi penting karena penggunaanyang tidak sesuai
akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan.Secara teknis ejaan merupakan
penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Sedangkan tanda baca itu sendiri
dimaksudkanagar bahasa tulis menjadi mudah untuk dipahami, sehingga pesan yangdiungkap
kan dapat dipahami sama.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Jelaskan pengertian Ejaan dan bagaimana perkembangan nya?
2.Sebutkan fungsi-fungsi Ejaan?
 3.Jelaskan Ejaan yang diresmikan?
4.Jelaskan Ejaan yang tidak diresmikan?
5.Bagaimana ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia?
6.Jelaskan contoh Ejaan yang disempurnakan ?
C.Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian Ejaan dan bagaimana perkembangannya
.2.Untuk mengetahui fungsi-fungsi Ejaan.
 3.Untuk mengetahui Ejaan yang diresmikan.
 4.Untuk mengetahui Ejaan yang tidak diresmikan.
 5.Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia.
 6.Untuk mengetahui contoh Ejaan yang disempurnakan .
 
 

1
BAB II
PEMBAHASAN
 
A.Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi
ujaran dan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimanaantarhubungan antara
lambang-lambang itu (pemisahan
dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksudejaan adalah
penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
 B.Perkembangan Ejaan
Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa melayu dengan huruf latin,yang disebut Ejaan Van
Ophuijsen. Merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taibsoetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan Van Ophuijsen yaitu:
- Huruf‘’j’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’jang, pajang, sajang’’.
 -Huruf ‘’oe’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’goeroe, Itoe, Oemoer’’.
 -Tanda diakritik seperti koma ain dan trerna,untuk menuliskan kata-kata
ma’moer,’akal,ta’,pa’,dan dinamai’.
  Kemudian Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikanuntuk menggantikan
Ejaan Van Ophuijsen, ejaan ini dikena olehmasyarakat dengan julukan ejaan republik. hal-hal
yang perlu diketahuisehubungan dengan pergantian ejaan itu, yaitu:-
 -Huruf oe diganti dengan u seperti pada guru, itu, umur.
 -Bunyi hamzah dengan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti kepadakata-kata tak, pak,
maklum dan rakjat.
 -Kata ulang bisa ditulis dengan angka-2, seperti anak-2,berjalan-2 dan ke-barat-2 tan.
-Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengankata yang mengikutnya,
seperti kata depan di, pada, dirumah, dikebun,disamakan, dengan imbuhan di-pada ditulis dan
di karang.
  Setelahnya pada Kongres bahasa Indonesia II Medan (1959)
sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-syeh Nasir binIsmail,ketua)
menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenaldengan Ejaan Melindo (Melayu -
Indonesia). Perkembangan politik selamatahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian
ejaan itu.
Baru pada tanggal 16 Agustus 1972 melalui pidato KenegaraannyaPresiden Republik
Indonesia Meresmikan penggunaan Ejaan BahasaIndonesia yang Disempurnakan. Peresmian
ejaan baru itu berdasarkankeputusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan
danKebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudulPedoman Ejaan bahasaIndonesia yang
Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.Selain itu, juga direalisasikan Pedoman
Umum Pembentukan IstilahIstilah. Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia

2
pengembanganBahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan
suratkeputusanya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim,Ketua),
menyusun buku pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia YangDisempurnakan yang berupa
pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.Setelah itu, Meneri pendidikan dan kebudayaan
dengan suratkeputusannya No. 0196/1975 memberlakukan pedoman umum EjaanBahasa
Indonesia Yang Disempurnakan dan pedoman
umum pembentukan istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman terseut direvisi.Edisi revisi
dikuatkan dengan surat putusan menteri pendidikankebudayaan No. 0543a/1987, tanggal 9
September1987.
C.Fungsi Ejaan
Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yangmenyangkut tata bahasa maupun
kosa kata dan peristilahan, ejaanmemiliki fungsi yang cukup penting. Oleh karena itu
pembakuan ejaan perlu di beri prioritas terlebih dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan antaralain
berfungsi sebagai :
1.Landasan pembakuan tata bahasa
2.Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3.Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasaIndonesia
Apabila pembakuan telah dilaksanakan, maka pembakuan
aspek bahasan yang lain pun dapat ditunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap p
emakai bahasa yang bersangkutan telah menaati segalaketentuan yang terdapat di dalam buku
pedoman.Secara praktis ejaan memiliki fungsi untuk membantu
pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.Dalam
hal ini fungsi praktis itu dapat di pahami jika segala ketentuan yangterdapat di dalam kaidah
telah diterapkan dengan baik. 
D.Ejaan Yang Diresmikan
1.Ejaan Van Ophuijsen
Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah Melayu dandaerah-
daerah yang telah menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi,karena terjadi kontak budaya
dengan dunia Barat, sebagai akibat darikedatangan orang Barat dalam menjajah di Tanah
Melayu itu, disekolah-sekolah Melayu telah digunakan aksara latin secara tidakterpimpin.
Oeh sebab itu, pada tahun 1900, menurut C.A. Mees(1956:30), Van Ophuijsen, seorang ahli
bahasa dari Belanda
mendapat perintah untuk merancang suatu ejaan yang dapai dipakai dalam bahasa Melayu, te
rutama untuk kepentingan pengajaran. Jika penyususnan ejaan itu tidak cepat-cepat dilakukan
, dikhawatirkan,bahwa sekolahsekolah tersebut akan menyusun dengan cara yangtidak
terpimpin sehingga akan muncul kekacauan dalam ejaan tersebut. menyusun ejaan tersebut,
Van Ophuijsen dibantu oleh duaorang pakar bahasa dari Melayu, yaitu Engkoe Nawawi
Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib Soetan Ibrahim. Dengan menggabungkan dasar-
dasar ejaan Latin dan Ejaan Belanda, VanOphuijsen dan teman-teman berhasil membuat
ejaan bahasa Melayu,yang ejaan tersebut lazim disebut sebagai “Ejaan Van Ophuijsen”.Ejaan
tersebut diresmikan pemakaiannya pada tahun 1901.Ejaan vanOphuijsen dipakai selama 46
tahun, lebih lama dari Ejaan Republik,dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.

3
2.Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka.yakni pada
masa pendudukan Jepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaanejaan kita yang
sangat tidak mampu mengikuti perkembangan ejaaninternasional. Oleh sebab itu, Pemerintah
melalui Menteri Pendidikandan Kebudayaan melakukan pengubahan ejaan
untukmenyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengankemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah sebuah ejaan yang barusebagai pengganti
ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikanoleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan RepublikIndonesia, Dr. Soewandi, pada tanggal 19 Maret 1947 yang
disebutsebagai Ejaan Republik. Karena Menteri Pendidikan Pengajaran danKebudayaan
adalah Dr. Soewandi, ejaan yang diresmikan itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi.
3.Ejaan Yang Disempurnakan
Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia(Bapak Soeharto)
meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesiayang Disempurnakan yang lazim disingkat
dengan EYD. Peresmian tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun
1972.Dengan dasar itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaanmenyebarkan buku kecil
yang berjudul Pedoman Ejaan BahasaIndonesia yang Disempurnakan yang memuat berbagai
patokan pemakaian ejaan yang baru. Buku yang beredar yang memuat kaidah-kaidah ejaan
tersebut direvisi dan dilengkapi oleh suatu badan
yang berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yangdiketuai oleh Prof. Dr.
Amran Halim dengan dasar surat keputusanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12
Oktober 1972, Nomor156/P/1972. Hasil kerja komisi tersebut adalah berupa sebuah
bukuyang berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yangDisempurnakan yang
diberlakukan dengan surat keputusan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/1975.
Bersama bukutersebut, lahir pula sebuah buku yang berfungsi sebagai
pendukung buku yang pertama, yaitu buku Pedoman Umum PembentukanIstilah.Badan itu
bernama Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa yang sekarang bernama Pusat Bahasa.
E.Ejaan Yang Tidak Diresmikan
1.Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakankelemahan yang terdapat pada
Ejaan Republik itu. Ada kata-kata yangsangat mengganggu penulisan karena ada satu bunyi
bahas yangdilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar
bahasa menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi. Gagasantersebut dibawa ke dalam
pertemuan dua Negara, yaitu Indonensia danMalaysia.Dari pertemuan itu, pada akhir
tahun 1959 SidangPerutusan Indonensia dan Melayu (Slametmulyana dan Syeh Nasir
binIsmail, masing-masing berperanan sebagi ketua perutusan)menghasilkan konsep ejaan
bersama yang kemudian dikenal dengannama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).Konsep
bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasadilambangkan dengan satu huruf. Salah
satu lambing itu adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj, huruf
ηsebagai pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj. Sebagai contoh :
 Sejajar sebagai pengganti sedjadjar

4
 mencuci sebagai pengganti menjujti
 menana  sebagai pengganti dari menganga
  berήaήi sebagai pengganti berjanji

 Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping


terdapat beberapa kesukaran teknis untuk menuliskan beberapa huruf, politikyang terjadi
pada kedua negara antara Indonesia-Malaysia tidakmemungkinkan untuk meresmikan ejaan
tersebut.Perencanaan pertama yang dilakukan dalam ejaan Melindo, yaitu penyamaanlamban
g ujaran antara kedua negara, tidak dapat diwujudkan.Perencanaan kedua, yaitu pelambangan
setiap bunyi ujaran untuk satulambang, juga tidak dapat dilaksanakan. Berbagai gagasan
tersebutdapat dituangkan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang disempurnakanyang berlaku
saat ini.
F.Ruang Lingkup Ejaan Dalam Bahasa Indonesia
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:
1.Pemakaian Huruf 
Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan hurufabjad dan ada juga
penggabungan untuk melambangkan diftongseperti: Au(harimau), atau penggabungan
khusus, seperti:ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimanahanya ada
satu bunyi utuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggrisyang satu lambang memiliki
beberapa bunyi.Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal
singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secarakonsisten, seperti: bus (dibaca:bus)
Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata),
(1)menggunakan tanda hubung
(2)tidak memenggal kata dengan garis bawah
(3)hindari penggalan satu huruf. Begitupun dengan namaorang, hanya dibenarkan dengan
memisahkan nama pertama dan namakedua. Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan
ejaan yang berlaku.
2. Pnulisan Huruf
Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.Huruf kapital digunakan
sebagai:
 huruf pertama awal kalimat
 huruf pertama petikan langsung
 huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan
 huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti namaorang
 huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang
 huruf pertama nama orang
 huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudarayang dipakai sebagai
kata ganti

Huruf miring digunakan untuk:

5
 menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
  menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, ataukelompok kata
 menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing

3.Penulisan Kata

Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuanPenulisan kata turunan:

-imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar

-gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengankata yang langsung
mengikutinya
.-kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengankata tersebut
-kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsurkombinasi:
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, makaantara keduanya diberi
tanda hubung.
Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasarsebagai unsur gabungan, maka
ditulis terpisah
.Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan katahubung
Penulisan gabungan kata:
-kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
-istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberitanda hubung.
-kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya
ditulis serangkai dengankata yang mendahuluinya
.Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yangmengikutinya. Kata si dan sang
ditulis terpisah dengan kata yangmengikutinya.
Penulisan partikel:
 - partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
 - partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.Penulisan singkatan dan
Akronim
-singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkatdiikuti dengan tanda titik.
singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , hurufawal ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tandatitik, misalnya: BPK, PT, KTP, SLTP.- 
singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satutitik, misalnya:dkk.- 
singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uangtidak diikuti tanda titik.- 
akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deretkata ditulis seluruhnya dengan
hruruf kapital.- 
6
akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kataditulis dengan huruf awal huruf
kapital, misalnya: AngkatanBersenjata RI (Akabri).-
 akronim yang lbukan nama diri berupa gabungan kata atau hurufdan suku kata dari deret
kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.Penulisan angka lambang bilangan:-
 Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.-
 angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuanwaktu, mata uang, nomor
jalan.-
 penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)-
 penulisan kata bilangan tingkat-
 penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran
an ditulis denganangka atau dengan ejaan.-
Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat diejasebagian supaya mudah
dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.-
 bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali padadokumen resmi.-
  bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannyaharus tepat.
Penulisan Unsur SerapanBahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam
bahasaIndonesia dan relatif konsisten. Untuk menyerap bahasa arab, kitaharus
memperhatikan:-
unsur mad (panjang) ditiadakan.-
konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknyadiadaptasi dengan fonem yang
berdekatan dengan fonem bahasaindonesia baik lafal maupun ejaannya, seperti:
rizq(rezeki).Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan hurufmiring.5.
Pemakaian Tanda BacaOrang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya
sangatmembantu orang dalam memahami bacaan.1)
 Tanda titik (.)2)
 Tanda koma (,)3)
 Tanda titik koma (; )4)
 Tanda titik dua (: )5)
 Tanda hubung (-)6)
 Tanda tanya (?)7)
 Tanda seru (!)8)
 Tanda kurung ((…))
 )
 Tanda garis miring ( / )10)
7
 Tanda petik ganda ("“…” ")
 11)
 Tanda pisah (--)12)
 Tanda elipsis (...…)
 13)
 Tanda kurung siku ([ ])14)
 Tanda petik tunggal ( ' '‘…)
 15)
 Tanda penyingkat ( ‘' )
 Berikut produk yang disajikan untuk melengkapi pemahamantentang Ejaan :
12
Bandingkanlah kedua paragraf berikut iniKejahatan merupakan suatu peristiwa
penyelewengan terhadapnorma norma atau perilaku teratur yang menyebabkan
terganggunyaketertiban dan ketentraman kehidupan manusia perilaku yangdikualifikasikan
sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh
sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil wakilmasyarakat
seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara keduaunsur tersebut walaupun
tidak mustahil terjadi
perbedaan perbedaan perbedaan tersebut mungkin timbul kareana kedua unsure tadi tidaksepa
kat mengenai kepentingan kepentingan pokok yang harusdilindungiDapatkah anda
memahami tulisan tersebut diatas?Mungkin dapattetapi agak sulit. Cobalah membaca kembali
tulisan dibawah ini !Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-
norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunyaketertiban dan ketentraman
kehidupan manusia. Perilaku yangdikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh
sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakilmasyarakat. Sehar
usnya ada sesuatu keserasian pendapat antara keduaunsur tersebut walaupun tidak
mustahil terjadi perbedaan.
Perbedaan- perbedaan tersebut mungkin timbul kareana kedua unsur tadi tidaksepakat
mengenai kepentingan-kepentingan pokok yang harusdilindungi.Kita dapat melihat bahwa
tulisan yang sudah diberi tanda bacaserta diperbaiki ejaannya jauh lebih mudah dan juga
lebih cepat untukdipahami.Itulah mengapa, kemampuan dalam menerapkan ejaan dantanda
baca sangat dituntut dalam tulis menulis.

G. Contoh Ejaan Yang Disempurnakan


Bunuh Diri Dikalangan RemajaDari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus
bertambah.Tidak hanya dikalangan orang dewasa tetapi juga terjadi pada
remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak seorangpun yang menginginkanseperti ini tetapi
keinginan manusia sering kali diarahkan oleh banyakfaktor yang terjadi diluar kendali kita
sendiri sampai akhirnya seseorangtiba pada keyakinan bahwa bunuh diri justru adalah jalan

8
terbaik untukmenyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana
menghindarinya.6Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD,yaitu
penulisan kata dikalangan, seorangpun, dan diluar seharusnyadipisahkan, penulisan kata
sering kali seharusnya digabungkan, dansebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca
koma.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

9
 Setelah memahami apa yang telah dipaparkan di atas, kita dapatmengambil kesimpilan
bahwa bahasa itu tidak terlepas dari yang nama nyaEjaan dan Tanda Baca. Ejaan dan Tanda
Baca itu juga saling berkaitan.Oleh karena itu Ejaan dan penggunaan Tanda baca perlu kita
pahami dan pelajari agar tulisan kita mudah dipahami dan dimengerti orang
lain yangmembacanya.Ejaan sendiri mengalami beberapa tahapan sebelum akhirnyamenjadi
sempurna, yang seperti kita gunakan saat ini. Begitu pun jugadengan penggunaan tanda baca
pun perlu diperhatikan dalam penulisankarena tanda baca memiliki aturan dan tata letak
penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian,Tanggerang:E.Zaenal
Arifin dan S. Amran Tasai,2015 .http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-ejaan-dan-
tanda-baca.htmlhttp://budipurnomoagung.blogspot.co.id/2013/11/fungsi-ragam-bahasa-dan-
10
ejaan.html?m=1. Pukul 20.31Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-
Indonesiaan. Jakarta.:KawanPustakaHs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah
Pengembangan KepribadianDi Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.Tim
Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yangDisempurnakan. Jakarta:
Balai Pustaka.

11

Anda mungkin juga menyukai