Anda di halaman 1dari 27

LINGKUNGAN HIDUP

Oleh:

NAMA:MELLISACIKA

NIM:180308053

KETEKNIKAN PERTANIAN B

KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

Lingkungan hidup kian waktu mengalami ancaman dan kerusakan setiap


saat. Kerusakan yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak ramah lingkungan
dari manusia merupakan penyebab yang diyakini turut andil sebagai penyebab
utama kerusakan lingkungan hidup. Sebagai akibatnya, keseimbangan ekosistem
menjadi terganggu, banjir, penyakit, erosi, longsor telah menimbulkan keresahan
berkepanjangan di kehidupan masyarakat. Meskipun begitu, belum cukup untuk
menjadikan kerusakan lingkungan sebagai pelajaran yang dapat menumbuhkan
kepedulian terhadap lingkungan hidup. Berbagai upaya penyadaran telah banyak
dilakukan, dari seminar, simposium, pelatihan, pendidikan tidak pernah lepas dari
upaya kampanye kelestarian lingkungan hidup

Penggunaan istilah “lingkungan” sering kali digunakan secara bergantian


dengan istilah “lingkungan hidup”. Kedua istilah tersebut meskipun secara harfiah
dapat dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan dengan makna yang sama,
yaitu lingkungan dalam pengertian yang luas, yang meliputi lingkungan fisik,
kimia, maupun biologi (lingkungan hidup manusia, lingkungan hidup hewan dan
lingkungan hidup tumbuhan). Lingkungan hidup juga memiliki makna yang
berbeda dengan ekologi, ekosistem, dan daya dukung lingkungan

Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang


dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi
atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia
yang berlebihan.Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang
mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh
manusia.

unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan


saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan
hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati
posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca
serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan
strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan
kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.

Saat ini kerusakan lingkungan sudah menjadi masalah yang sangat


meresahkan bagi manusia dan sudah menjadi isu yang meng global pada era
sekarang ini Oleh karena itulah masyarakat bersama pemerintah dengan
gencarnya melakukan upaya didalam mengatasi permasalahan-permasalahan
kerusakan lingkungan yang terjadi. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut
bertujuan untuk menciptakan lingkungan bersih yang dapat dinikmati oleh setiap
makhluk hidup dan diharapkan dapat menjaga kelestarian fungsi lingkungan,
sehingga akan tetap mengedepankan prinsip berkelanjutan, dimana fungsi
lingkungan akan tetap dapat digunakan hingga generasi yang akan datang.
Adapun masalah lingkungan sendiri pada hakikatnya dapat didefinisikan
secara mendasar sebagai “perubahan dalam lingkungan hidup secara langsung
maupun tidak langsung yang dapat menyebabkan akibat negatif terhadap
kesehatan dan kesejahteraan manusia”. Lingkungan yang tercemar secara
langsung atau tidak langsung, lambat laun akan mengakibatkan kerusakan
lingkungan. Perusakan lingkungan apabila ditinjau dari peristiwa terjadinya dapat
di bagi menjadi dua yaitu:
1. Kerusakan yang disebabkan oleh Alam dan perbuatan manusia
2. Disebabkan pencemaran, baik yang berasal dari air, udara maupun
tanah.
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang memengaruhi suatu


organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic factor)
atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor). Dari hal inilah
kemudian terdapat dua komponen utama lingkungan, yaitu: a) Biotik:
Makhluk (organisme) hidup; dan b) Abiotik: Energi, bahan kimia, dan
lain-lain. Pada hakikatnya keseimbangan alam (balance of nature)
menyatakan bahwa bukan berarti ekosistem tidak berubah. Ekosistem itu
sangat dinamis dan tidak statis. Komunitas tumbuhan dan hewan yang
terdapat dalam beberapa ekosistem secara gradual selalu berubah karena
adanya perubahan komponen lingkungan fisiknya. Tumbuhan dan hewan
dalam ekosistem juga berubah karena adanya kebakaran, banjir, erosi,
gempa bumi, pencemaran, dan perubahan iklim. Walaupun ekosistem
selalu berubah, ia memunyai kemampuan untuk kembali pada keadaan
semula selama perubahan itu tidak drastis.

Penggunaan istilah “lingkungan” sering kali digunakan secara bergantian


dengan istilah “lingkungan hidup”. Kedua istilah tersebut meskipun secara harfiah
dapat dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan dengan makna yang sama,
yaitu lingkungan dalam pengertian yang luas, yang meliputi lingkungan fisik,
kimia, maupun biologi (lingkungan hidup manusia, lingkungan hidup hewan dan
lingkungan hidup tumbuhan). Lingkungan hidup juga memiliki makna yang
berbeda dengan ekologi, ekosistem, dan daya dukung lingkungan.
Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau lingkungan hidup adalah
semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah-
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad
hidup lainnya. Sementara itu, menurut Otto Soemarwoto, lingkungan hidup
diartikan sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan
benda hidup dan tak hidup di dalamnya. Jika disimak berbagai pengertian di atas,
dapat dikatakan bahwa lingkungan memiliki cakupan yang sangat luas. Lebih
jelas L.L. Bernard memberikan pembagian lingkungan ke dalam 4 (empat) bagian
besar, yakni:

a. Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya
kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak,
dan sebagainya.

b. Lingkungan biologi atau organik, segala sesuau yang bersifat biotis berupa
mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan, termasuk juga disini lingkungan
prenatal, dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan, dan
sebagainya

. c. Lingkungan sosial, dibagi dalam tiga bagian, yaitu :

1) Lingkungan fisiososial yaitu meliputi kebudayaan materiil (alat), seperti


peralatan senjata, mesin, gedung, dan lain-lain,

2) Lingkungan biososial, yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan


tumbuhan beserta hewan domestic dan semua bahan yang digunakan manusia
yang berasal dari sumber organik, dan

3) Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat batin manusia


seperti sikap, pandangan, keinginan, dan keyakinan. Hal ini terlihat melalui
kebiasaan, agama, ideologi, bahasa, dan lain-lain.

d. Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa


lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah kota atau desa.
B.Manfaat lingkungan hidup

Meningkatkan kualitas udara

Salah satu manfaat lingkungan hidup adalah menyediakan udara


bagi makhluk hidup. Lingkungan yang bersih tanpa polusi akan
menghasilkan udara yang berkualitas. Udara yang berkualitas tentunya
akan meningkatkan kualitas hidup makhluk hidup.
Lingkungan yang sehat memiliki pohon yang tumbuh subur dan
ruang terbuka hijau yang memadahi, Ruang terbuka memiliki efek positif
secara keseluruhan dalam peningkatan ventilasi perkotaan. Dengan
melindungi ruang terbuka dan menciptakan taman, pohon dan vegetasi
lainnya juga dilestarikan dan dilindungi, lingkungan akan terjaga dengan
baik.
Meningkatkan kualitas air

Selain udara, manfaat lingkungan juga berperan untuk


menghasilkan air bersih yang layak digunakan. Melestarikan lahan terbuka
dan menciptakan taman menjaga proses alami infiltrasi dan membatasi
ketahanan, yang keduanya terkait erat dengan pengelolaan air hujan dan
kualitas air.
Mencegah perubahan iklim
Manfaat lingkungan hidup yang dijaga dengan benar akan
memastikan kestabilan iklim. Ekosistem memecah dan menyimpan
sejumlah besar karbon di dalam tanaman dan tanah mereka, alih-alih
melepaskannya ke atmosfer sebagai polusi karbon.
Perlindungan keanekaragaman hayati
Manfaat lingkungan utama adalah perlindungan habitat unik dan
keanekaragaman hayati lokal. Satwa liar dan tumbuh-tumbuhan
bergantung pada area alami yang tidak terganggu untuk makanan, tempat
tinggal, dan reproduksi, seringkali dengan cara yang tidak selalu dikenali
manusia.
Pemanfaatan sumber daya alam
Lingkungan adalah tempat sumber daya alam dapat ditemui.
Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari.
Makanan dan habitat satwa liar
Kadal, ikan, katak, dan burung air memakan tanaman lahan basah,
ikan kecil, cacing, udang karang, dan serangga air. Hewan-hewan yang
lebih kecil ini, bersama dengan bakteri, memecah organisme mati yang
tenggelam ke dasar, yang menghasilkan nutrisi yang membantu tanaman
lahan basah tumbuh.
Penyedia mikroorganisme
Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses
penguraian sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi
penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi
unsur-unsur tanah.
Manfaat ekonomi
Manfaat lingkungan yang tak kalah penting bagi manusia adalah
nilai ekonominya. Tumbuhan adalah sumber obat baru yang berkelanjutan.
Laut menyediakan ikan yang melimpah untuk memberi makan populasi
yang terus bertambah. Sungai dan danau menyediakan air minum, seperti
halnya curah hujan yang mengisi kembali persediaan air permukaan dan
bawah tanah. Semua ini memberi manfaat ekonomi bagi manusia.

C. MASALAH LINGKUNGAN

a.Limbah

adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung


bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan
jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lainnya (Mahida, 1984). Bahan yang sering
ditemukan dalam limbah antara lain senyawa organik yang dapat
terbiodegradasi, senyawa organik yang mudah menguap, senyawa
organik yang sulit terurai (Rekalsitran), logam berat yang toksik,
padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia pathogen, dan parasit , Limbah
umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu limbah yang berbentuk cair
(limbah cair), limbah yang berbentuk padat (limbah padat), dan limbah
yang berbentuk gas (limbah gas) (Waluyo, 2010).
Menurut Abdurrahman (2006), berdasarkan wujud limbah yang
dihasilkan, limbah terbagi 3 yaitu:
1. Limbah Padat

Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat
kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini
biasanya berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil
industri, dan lain-lain. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu
bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya
menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat
dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya. Sampah itu
sendiri merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas itu
pastinya menghasilkan buangan atau sampah.
Semakin besar jumlah penduduk atau tingkat konsumsi terhadap barang
maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. Demikian halnya
dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis barang yang dikonsumsi oleh
manusia itu sendiri.
Klasifikasi limbah padat pada setiap negara tidak sama,
tergantung dari kondisi, jenis, bentuk, dan komposisi limbah,
akan tetapi secara umum, klasifikasi limbah padat menurut
istilah teknis dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu:
a. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu
limbah padat semi basah berupa bahan-bahan
organik yang umumnya berasal dari sektor pertanian
dan makanan, misalnya sisa olahan masakan, sisa
makanan, sampah sayuran dan kulit buah-buahan
b. Sampah organik tak membusuk (rubbish), yaitu
limbah padat organik yang cukup kering yang sulit
terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit
membusuk.
c. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa
abu-abuan, misalnya abu hasil pembakaran. Sampah
ini mudah terbawa angin, karena ringan sehingga
mencemari udara. Sampah abu tersebut tidak mudah
membusuk
d. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu
semua limbah yang berupa bangkai binatang seperti
tikus, ikan, anjing, dan binatang ternak yang menjadi
bangkai. Limbah ini jumlahnya relatif kecil, akan
tetapi jika terjadi bencana alam, misalnya gunung
meletus, banjir bandang, atau kekeringan yang
menyebabkan kematian binatang-binatang di
sekitarnya, maka sampah ini akan menjadi masalah.
Hal ini terutama disebabkan karena sampah tersebut
mudah membusuk, baunya sangat
menusuk/menyengat, dan dapat menjadi sumber
penyakit.
e. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah
padat hasil sapuan jalan, yang berisi berbagai
sampah yang Masalah Lingkungan, seperti
dedaunan, kertas dan plastik.
f. Sampah industri (industrial wastes), yaitu semua
limbah yang berasal dari buangan industri. Limbah
ini sangat tergantung dari jenis industrinya. Semakin
banyak industri yang berdiri akan semakin besar dan
beragam limbahnya. Sampah industri dewasa ini
merupakan sumber utama yang potensial mencemari
lingkungan, sehingga banyak disoroti masyarakat

Klasifikasi limbah menurut sumbernya, secara umum dapat dibagi menjadi 4


(empat) kelompok, yaitu:

a. Sampah domestik (domestic sewage)


b. Sampah komersial (commercial wastes)
c. Sampah Industri (industrial wastes)
d. Limbah yang berasal selain dari yang disebutkan di atas, misalnya: limbah
hasil bencana alam, limbah dari pepohonan, dan sebagainya.

2.Limbah Cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini
selalu larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak).
Contoh dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan piring, limbah cair
dari industri, dan lain-lain. Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari
air dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut
maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran,
perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur
dengan air tanah, air permukaan, ataupun air hujan (Soeparman dan Suparmin,
2002). Menurut Chandra (2005), limbah cair merupakan salah satu jenis sampah.
Adapun sampah (waste) adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak
terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.
Secara umum limbah cair dapat dibagi menjadi:

a. Human excreta (feses dan urine),

b. Sewage (air limbah) ,

c. Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).

Menurut Chandra (2005), air limbah yang tidak menjalani pengolahan


yang benar tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak
tersebut antara lain:

a. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang
digunakan oleh manusia.

b. Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.

c. Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat anorganik).
d. Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga
terjadi penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir.

Menurut Suharto (2011), pengelompokan limbah berdasarkan bentuk atau


wujudnya dapat dibagi menjadi empat di antaranya yaitu: limbah cair, limbah
padat, limbah gas dan limbah suara. Limbah cair diklasifikasikan dalam empat
kelompok di antaranya yaitu:
a. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan
dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran.
Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.

b. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan
industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari
industri pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.

c. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal
dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui
rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat
merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak, atau
bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang membuka atau yang
terhubung ke permukaan. Contohnya yaitu: air buangan dari talang atap,
pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau
perkebunan.

d. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di
atas permukaan tanah. Aliran air hujan di permukaan tanah dapat melewati dan
membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah
cair

3. Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat
dalam bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas. Contoh dari
limbah gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil
industri.

Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap
yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara
mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain.
Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan
manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas.

a. Unsur-unsur pencemar udara

1) Karbon monoksida (CO)

Pencemaran karbon monoksida berasal dari sumber alami seperti:


kebakaran hutan, oksidasi dari terpene yang diemisikan hutan ke atmosfer,
produksi CO oleh vegetasi dan kehidupan di laut. Sumber CO lainnya berasal dari
sumber antropogenik yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil yang memberikan
sumbangan 78,5% dari emisi total. Pencemaran dari sumber antropogenik 55,3%
berasal dari pembakaran bensin pada otomotif.

2) Karbondioksida (CO2) Emisi cemaran CO2 berasal dari pembakaran bahan


bakar dan sumber alami. Sumber cemaran antropogenik utama adalah pembakaran
batubara 52%, gas alam 8,5%, dan kebakaran hutan 2,8%

3) Oksida nitrogen Oksida nitrogen lazim dikenal dengan NO bersumber dari


instalasi pembakaran pabrik dan minyak bumi. Dalam udara, NO dioksidasi
menjadi NO2 dan bila bereaksi dengan hidrokarbon yang terdapat dalam udara
akan membentuk asap. NO2 akan berpengaruh terhadap tanam-tanaman dan
sekaligus menghambat pertumbuhan. Pabrik yang menghasilkan NO di antaranya
adalah pabrik pulp dan rayon, almunium, turbin gas, nitrat, bahan peledak, semen,
galas, batubara, timah hitam, song dan peleburan magnesium

4) Sulfur oksida (SOX) Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan,
SO2, SO3, H2SO4, garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur
organik. Dari cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan
sumbangan ±50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk
aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi
total.

5) Sulfurdioksida Gas SO2 dapat merusak tanaman, sehingga daunnya menjadi


kuning kecoklatan atau merah kecoklatan dan berbintik-bintik. Gas ini juga
menyebabkan hujan asam, korosi pada permukaan logam dan merusak bahan
nilon dan. lain-lain.

6) Amonia Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa
ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia).
Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi,
amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.

7) Hidrokarbon (HC) Cemaran hidrokarbon yang paling penting adalah CH4


(metana) + 860/ dari emisi total hidrokarbon, dimana yang berasal dari sawah
11%, dari rawa 34%, hutan tropis 36%, pertambangan dan lain-lain 5%. Cemaran
hidrokarbon lain yang cukup penting adalah emisi terpene (a-pinene p-pinene,
myrcene, d-Iimonene) dari tumbuhan ±9,2% emisi hidrokarbon total.

8) Metana (CH4) Metana merupakan cemaran gas yang bersama-sama dengan


CO2, CFC, dan N2O menyebabkan efek rumah kaca sehingga menyebabkan
pemanasan global. Sumber cemaran CH4 adalah sawah (11%), rawa (34%), hutan
tropis (36%), pertambangan, dll (5%)

9) Ozon Ozon dengan rumus molekul O3 disebut oksidan merpakan reaksi foto
kimiawi antara NO2 dengan hidrokarbon karena pengaruh ultra violet sinar
matahari. Sifat ozon merusak daun tumbuh-tumbuhan, tekstil dan melunturkan
warna

DLL

D. Pencemaran Lingkungan

Berdasarkan UU Lingkungan Hidup, pencemaran adalah masuk atau


dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
dengan peruntukkannya.

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk


hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi. Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. Jumlahnya melebihi jumlah


normal. 2. Berada pada waktu yang tidak tepat. 3. Berada di tempat yang tidak
tepat.

Sifat polutan adalah: 1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah


bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi. 2. Merusak dalam waktu
lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam
jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang
merusak.

Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia


masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
subpermukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan


pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada
umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas
oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar
udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen,
akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah
tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang
tercemar tersebut.

Selain itu pada berbagai bidang dampak yang ditimbulkan akibat


pencemaran tanah, di antaranya adalah: Dampak pencemaran tanah terhadap
kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap
benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.


Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut.

Pencemaran Air

Pencemaran air adalah pencemaran yang diakibatkan oleh masuknya


bahan polutan yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat.
Pencemaran memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya atmosfer, tanah,
limpasan (run off) pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan
industri dan sebagainya. Pencemaran air disebabkan oleh beberapa hal seperti
limbah rumah tangga, pertanian dan industri, maupun penggunaan tuba atau potas
dalam menangkap ikan. Limbah-limbah tadi bisa bersifat organik maupun
anorganik.

Pencemaran air dapat ditunjukkan oleh perubahan sifat fisik, kimia, dan
biologi perairan. Parameter fisik, antara lain: suhu, warna, bau, kedalaman,
kecerahan, kekeruhan, dan padatan tersuspensi total (Efendi, 2003). Parameter
kimiawi antara lain: salinitas, pH oksigen terlarut, kebutuhan oksigen terlarut,
kebutuhan oksigen kimiawi, nitrat, nitrit, amonia, ortofosfat dan karbon dioksida
(Rukaesih, 2004). Parameter biologi meliputi: fecal colifom dan hewan
makrobentos (Rao dan Mamatha, 2004).
Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah adanya satu atau lebih zat polutan yang masuk
ke dalam udara atmosfer yang terbuka sehingga merubah kondisi udara yang
alami. Pencemaran udara terjadi karena sumber pencemar udara seperti:
pembakaran bahan bakar fosil seperti (batu bara dan minyak bumi) pembakaran
lainnya yang mempunyai limbah berupa partikulat. Bumi yang kini semakin panas
akibat pelbagai aktivitas industri, pembakaran batu-bara, penggundulan hutan
yang tidak terkendali (deforestation) penggunaan aerosol berlebihan, dan akibat-
akibat dari sumber pencemar lainnya yang dapat merusak ozon yang justru
melindungi makhluk dan tata lingkungan di permukaan bumi.

Ada sekitar 99% dari udara yang kita hisap ialah gas nitrogen dan oksigen.
gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa di antara gas yang sangat sedikit tersebut diidentifikasi sebagai gas
pencemar. Di daerah perkotaan misalnya, gas pencemar berasal dari asap
kendaraan, gas buangan pabrik, pembangkit tenaga listrik, asap rokok, larutan
pembersih, dan sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan manusia.
Komponen- 134| Pendidikan Lingkungan Hidup komponen pencemar tersebut
dalam tingkat tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru manusia
atau hewan, tanaman, bangunan dan bahan lainnya. Adanya kandungan bahan
kimia dalam atmosfer bumi karena polusi udara akan dapat juga mengubah iklim
lokal, regional, dan global, sehingga bisa meningkatkan jumlah radiasi sinar
ultraviolet dari matahari ke permukaan bumi.

Dalam mengikuti gerakan udara, polutan tersebut menyebar, tetapi polutan


yang dapat tahan lama akan terbawa dalam jarak yang jauh dan akhirnya jatuh ke
permukaan bumi menjadi partikel-partikel padat dan larut dalam butiran air serta
mengembun jatuh ke permukaan bumi.
Penyebab pencemaran udara secara alamiah ialah kebakaran hutan, penyebaran
benang sari dari beberapa jenis bunga, erosi tanah oleh angin, gunung meletus,
penguapan bahan organik dari beberapa jenis daun (seperti jenis pohon cemara
yang mengeluarkan terpenten hidrokarbon), dekomposisi dari beberapa jenis
bakteri pengurai, deburan ombak air laut (sulfat dan garam), dan radioaktivitas
secara alamiah (gas radon 222, gas dari deposit uranium, fosfat, dan granit).
Hampir semua emisi bahan pencemar yang berasal dari proses alamiah selalu
tersebar ke seluruh permukaan bumi sehingga jarang terkonsentrasi dan
mengakibatkan kerusakan. Pencemaran sulfur oksida dan partikel debu dari
gunung berapi yang meletus ke dalam atmosfer dapat merusak lingkungan alam
sekitarnya.
E. PENANGANAN PENCEMARAN DAN LIMBAH
1.Penanganan Pencemaran

1. Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida,


insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari
pencemaran lingkungan.
2. Melakukan penghijauan.
3. Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman
penduduk.
4. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan
yang mencemari lingkungan.
5. Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang
sesungguhnya.
6. Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari
lingkungan.

Penanganan Limbah Padat

Seluruh metodologi pengelolaan limbah padat didasarkan pada:

1. Pengumpulan Limbah Limbah padat biasanya dikumpulkan oleh truk tertutup.


2. Pembuangan Limbah Setelah pengumpulan limbah, limbah dibuang dengan
salah satu metode yang dijelaskan di bawah ini.

3. Pembuangan Ini adalah proses pembuangan limbah yang terkontrol dan final di
tambak-tambak tanah yang harus dilakukan dengan menggunakan metode
mutakhir,
4. Isi Tanah Sanitasi Ini adalah metode pembuangan limbah tanpa menimbulkan
gangguan atau bahaya bagi kesehatan masyarakat dengan menggunakan prinsip-
prinsip teknik. Dalam prosesnya, limbah dibatasi pada volume praktis terkecil
dengan menutupinya dengan lapisan tanah, pada akhir operasi setiap hari.

5. Insinerasi Ini adalah metode mengubah volume limbah menjadi abu dengan
membakar. Metode ini diadopsi ketika biaya pengisian lahan sangat tinggi.

6. Pirolisis Ini adalah metode pembakaran limbah tanpa oksigen atau udara.
Proses ini mengurangi volume limbah dan menghasilkan produk akhir yang stabil.
7. Pengomposan Proses ini melibatkan persiapan menolak dan merendahkan
bahan organik dalam limbah menjadi biopupuk oleh mikroorganisme aerob.
Setelah sekitar 3 hingga 4 minggu operasi, produk kompos siap untuk
disembuhkan, dicampur dengan aditif, pengemasan dan pemasaran.

8. Teknologi Biogas Bahan organik yang ada dalam limbah padat diurai oleh
bakteri putrefactive tanpa adanya udara (kondisi anaerob) menjadi biogase di
dalam biogas digestor. Komposisi perkiraan biogas adalah 60% metana (CH4) dan
40% C02. Untuk hasil biogas yang lebih baik, limbah padat organik dapat
dicampur dengan limbah unggas, rumput, daun, jerami, limbah dapur, dll.

9. Pemulihan Sumber Daya (Daur Ulang) Dengan proses daur ulang sejumlah
produk bermanfaat dapat diperoleh dari limbah padat.

Beberapa produk penting yang diperoleh dari limbah padat dijelaskan di bawah
ini: 1. Listrik dapat dihasilkan dari plastik insinerasi.

2. Minyak sintetis dapat diproduksi dari limbah plastik

3. Kertas bekas dan kardus dari ampas tebu dapat digunakan untuk persiapan
boneka yang tidak bisa dipecahkan, kemasan kardus, dll.

4. Logam dapat didaur ulang dari skrap industri.

5. Etil alkohol dapat diproduksi dari limbah pertanian.

6. Logam berat dapat diekstraksi dengan teknologi bioleaching.


7. Limbah gelas dapat digunakan untuk persiapan botol kaca baru.

8. Batu bata dan beton dapat dibuat dengan menggunakan abu yang dihasilkan
oleh pembangkit listrik, celah dari pekerjaan air dan lumpur merah dari industri
aluminium.

Penanganan Limbah Cair

1. Pengenceran
2. Dalam metode ini, limbah mengalami pengenceran sempurna sehingga
oksigen terlarut dalam air alami mengurai sepenuhnya limbah organik,
sehingga mengurangi kekeruhan. Pengurangan kekeruhan lebih
memudahkan penetrasi cahaya matahari dan ekosistem alami dipulihkan.

2. Perawatan Mekanik

Limbah dibiarkan melewati layar yang berbeda, filter, ruang grit, bak sedimentasi,
dll. Awalnya limbah disaring untuk menghilangkan partikel yang ditangguhkan.
Kemudian limbah menjadi sasaran penggilingan diikuti oleh beberapa perlakuan
kimia.

3.Perawatan Biologis

Dalam metode ini, limbah melewati filter menetes di mana bakteri aerob
mendegradasi limbah saat merembes melalui tempat tidur tong besar yang diisi
dengan batu bersilangan yang ditutupi dengan pertumbuhan bakteri. Atau, limbah
dipompa ke dalam tangki besar, dicampur dengan lumpur kaya bakteri dan sangat
gelisah di hadapan jumlah oksigen yang cukup selama beberapa jam yang
menyebabkan degradasi bakteri dari sampah organik.

4. Perawatan Kimia

Limbah yang diperoleh setelah perawatan mekanis atau biologis dikenakan


perlakuan kimia khusus diikuti dengan beberapa operasi fisik: a. Curah hujan
Limbah dapat diolah dengan kalsium oksida untuk mengendapkan hingga 90%
fosfat dan partikel tersuspensi. Endapan memisahkan dan mengendap di bagian
bawah.

b. Adsorpsi Efluen

diolah dengan arang aktif yang menyerap warna, bau dan senyawa organik terlarut

c. Osmosis Zat

organik dan anorganik yang terlarut juga dapat dipisahkan oleh proses osmosis.

d. Oksidasi kimia

Limbah dapat mengalami oksidasi di hadapan ozon atau hidrogen peroksida


untuk menghilangkan senyawa organik terlarut.

e. Penghapusan amonia

Setelah operasi pertama, air limbah dimasukkan ke dalam menara logam dari
mana ia menetes ke bawah serangkaian pelat baffle plastik dan udara dipaksa ke
atas yang menghilangkan gas amonia. Penanganan limbah industri dalam
Pengolahan limbah melibatkan perlakuan kimia atau primer (dengan metode
netralisasi, sedimentasi, koagulasi, pengendapan, dll.) Diikuti dengan perlakuan
biologis atau sekunder (dengan metode lumpur aktif dan tetesan filter) dan
pengolahan tersier (dengan metode pertukaran ion, osmosis balik, oksidasi kimia).

Air limbah dapat digunakan untuk menumbuhkan alga dan tanaman air
untuk menghasilkan biomassa untuk tanaman biogas. Limbah yang mengandung
logam berat seperti kadmium, merkuri, timbal, dll. Dapat dimurnikan dengan
menanam tanaman eceng gondok

Penanganan Limbah Gas

sangat penting untuk mengambil langkah yang tepat untuk pengelolaan


dan pengendalian limbah gas yang tepat di lingkungan. Beberapa langkah kontrol
penting dijelaskan di bawah ini:
1. Polutan gas seperti SO2, H2S, HC1, Cl2, NH3, ec. dapat dihilangkan
dengan penyerapan di (menggunakan cairan yang sesuai) scrubber basah.

2. Penggunaan chulha tanpa asap, kompor tenaga surya dan biogas dapat
mengurangi produksi asap.

3. Industri harus menggunakan endapan, scrubber dan filter untuk


memeriksa produksi partikel.

4. Emisi hidrokarbon dari kendaraan dapat diperiksa dengan


menggunakan bensin tanpa timbal.

5. Harus ada perkebunan skala besar yang akan mengurangi tingkat CO2
dan meningkatkan tingkat atmosfer O2.

6. Harus ada cerobong besar di industri.

7. Emisi mobil dapat dikendalikan oleh:

a. Kontrol emisi gas buang,

b. Kontrol emisi penguapan,

c. Kontrol emisi kasus engkol,

d. Menggunakan alternatif mesin untuk mesin bensin,

e. Penggunaan CNG sebagai ganti diesel. Penanganan Pencemaran dan


Limbah |157

8. Alat pembersih udara seperti penampung gravitasi, pemisah siklon,


pengumpul basah, endapan elektrostatik, dll. harus digunakan untuk
membersihkan udara sebelum dibuang ke atmosfer.

9. Kesadaran publik harus dibuat mengenai bahaya akumulasi polusi udara


di lingkungan.

10. Undang-undang yang memadai (UU Udara) harus memaksa untuk


mengendalikan polusi udara. Hukuman berat harus ditentukan untuk mangkir
DAFTAR PUSTAKA

https://idr.uin-antasari.ac.id/3546/2/BAB%20II.pdf

http://repository.unpas.ac.id/33706/1/J.%20BAB%20II.pdf

https://www.merdeka.com/jateng/penanggulangan-pencemaran-lingkungan-
secara-administratif-baik-untuk-manusia-kln.html

https://multikompetensi.com/artikel-dan-berita/penanganan-limbah-padat/

http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/PENDIDIKAN_LINGKUNGA
N_HIDUP.pdf

file:///C:/Users/hp/Downloads/EKOLOGI-dan-LINGKUNGAN-
HIDUP%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai