Oleh:
NAMA:MELLISACIKA
NIM:180308053
KETEKNIKAN PERTANIAN B
KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
a. Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya
kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak,
dan sebagainya.
b. Lingkungan biologi atau organik, segala sesuau yang bersifat biotis berupa
mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan, termasuk juga disini lingkungan
prenatal, dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan, dan
sebagainya
C. MASALAH LINGKUNGAN
a.Limbah
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat
kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini
biasanya berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil
industri, dan lain-lain. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu
bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya
menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat
dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya. Sampah itu
sendiri merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas itu
pastinya menghasilkan buangan atau sampah.
Semakin besar jumlah penduduk atau tingkat konsumsi terhadap barang
maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. Demikian halnya
dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis barang yang dikonsumsi oleh
manusia itu sendiri.
Klasifikasi limbah padat pada setiap negara tidak sama,
tergantung dari kondisi, jenis, bentuk, dan komposisi limbah,
akan tetapi secara umum, klasifikasi limbah padat menurut
istilah teknis dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu:
a. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu
limbah padat semi basah berupa bahan-bahan
organik yang umumnya berasal dari sektor pertanian
dan makanan, misalnya sisa olahan masakan, sisa
makanan, sampah sayuran dan kulit buah-buahan
b. Sampah organik tak membusuk (rubbish), yaitu
limbah padat organik yang cukup kering yang sulit
terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit
membusuk.
c. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa
abu-abuan, misalnya abu hasil pembakaran. Sampah
ini mudah terbawa angin, karena ringan sehingga
mencemari udara. Sampah abu tersebut tidak mudah
membusuk
d. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu
semua limbah yang berupa bangkai binatang seperti
tikus, ikan, anjing, dan binatang ternak yang menjadi
bangkai. Limbah ini jumlahnya relatif kecil, akan
tetapi jika terjadi bencana alam, misalnya gunung
meletus, banjir bandang, atau kekeringan yang
menyebabkan kematian binatang-binatang di
sekitarnya, maka sampah ini akan menjadi masalah.
Hal ini terutama disebabkan karena sampah tersebut
mudah membusuk, baunya sangat
menusuk/menyengat, dan dapat menjadi sumber
penyakit.
e. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah
padat hasil sapuan jalan, yang berisi berbagai
sampah yang Masalah Lingkungan, seperti
dedaunan, kertas dan plastik.
f. Sampah industri (industrial wastes), yaitu semua
limbah yang berasal dari buangan industri. Limbah
ini sangat tergantung dari jenis industrinya. Semakin
banyak industri yang berdiri akan semakin besar dan
beragam limbahnya. Sampah industri dewasa ini
merupakan sumber utama yang potensial mencemari
lingkungan, sehingga banyak disoroti masyarakat
2.Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini
selalu larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak).
Contoh dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan piring, limbah cair
dari industri, dan lain-lain. Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari
air dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut
maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran,
perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur
dengan air tanah, air permukaan, ataupun air hujan (Soeparman dan Suparmin,
2002). Menurut Chandra (2005), limbah cair merupakan salah satu jenis sampah.
Adapun sampah (waste) adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak
terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.
Secara umum limbah cair dapat dibagi menjadi:
a. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang
digunakan oleh manusia.
c. Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat anorganik).
d. Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga
terjadi penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir.
b. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan
industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari
industri pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
c. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal
dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui
rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat
merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak, atau
bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang membuka atau yang
terhubung ke permukaan. Contohnya yaitu: air buangan dari talang atap,
pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau
perkebunan.
d. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di
atas permukaan tanah. Aliran air hujan di permukaan tanah dapat melewati dan
membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah
cair
3. Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat
dalam bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas. Contoh dari
limbah gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil
industri.
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap
yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara
mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain.
Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan
manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas.
4) Sulfur oksida (SOX) Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan,
SO2, SO3, H2SO4, garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur
organik. Dari cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan
sumbangan ±50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk
aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi
total.
6) Amonia Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa
ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia).
Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi,
amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.
9) Ozon Ozon dengan rumus molekul O3 disebut oksidan merpakan reaksi foto
kimiawi antara NO2 dengan hidrokarbon karena pengaruh ultra violet sinar
matahari. Sifat ozon merusak daun tumbuh-tumbuhan, tekstil dan melunturkan
warna
DLL
D. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Tanah
Pencemaran Air
Pencemaran air dapat ditunjukkan oleh perubahan sifat fisik, kimia, dan
biologi perairan. Parameter fisik, antara lain: suhu, warna, bau, kedalaman,
kecerahan, kekeruhan, dan padatan tersuspensi total (Efendi, 2003). Parameter
kimiawi antara lain: salinitas, pH oksigen terlarut, kebutuhan oksigen terlarut,
kebutuhan oksigen kimiawi, nitrat, nitrit, amonia, ortofosfat dan karbon dioksida
(Rukaesih, 2004). Parameter biologi meliputi: fecal colifom dan hewan
makrobentos (Rao dan Mamatha, 2004).
Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah adanya satu atau lebih zat polutan yang masuk
ke dalam udara atmosfer yang terbuka sehingga merubah kondisi udara yang
alami. Pencemaran udara terjadi karena sumber pencemar udara seperti:
pembakaran bahan bakar fosil seperti (batu bara dan minyak bumi) pembakaran
lainnya yang mempunyai limbah berupa partikulat. Bumi yang kini semakin panas
akibat pelbagai aktivitas industri, pembakaran batu-bara, penggundulan hutan
yang tidak terkendali (deforestation) penggunaan aerosol berlebihan, dan akibat-
akibat dari sumber pencemar lainnya yang dapat merusak ozon yang justru
melindungi makhluk dan tata lingkungan di permukaan bumi.
Ada sekitar 99% dari udara yang kita hisap ialah gas nitrogen dan oksigen.
gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa di antara gas yang sangat sedikit tersebut diidentifikasi sebagai gas
pencemar. Di daerah perkotaan misalnya, gas pencemar berasal dari asap
kendaraan, gas buangan pabrik, pembangkit tenaga listrik, asap rokok, larutan
pembersih, dan sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan manusia.
Komponen- 134| Pendidikan Lingkungan Hidup komponen pencemar tersebut
dalam tingkat tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru manusia
atau hewan, tanaman, bangunan dan bahan lainnya. Adanya kandungan bahan
kimia dalam atmosfer bumi karena polusi udara akan dapat juga mengubah iklim
lokal, regional, dan global, sehingga bisa meningkatkan jumlah radiasi sinar
ultraviolet dari matahari ke permukaan bumi.
3. Pembuangan Ini adalah proses pembuangan limbah yang terkontrol dan final di
tambak-tambak tanah yang harus dilakukan dengan menggunakan metode
mutakhir,
4. Isi Tanah Sanitasi Ini adalah metode pembuangan limbah tanpa menimbulkan
gangguan atau bahaya bagi kesehatan masyarakat dengan menggunakan prinsip-
prinsip teknik. Dalam prosesnya, limbah dibatasi pada volume praktis terkecil
dengan menutupinya dengan lapisan tanah, pada akhir operasi setiap hari.
5. Insinerasi Ini adalah metode mengubah volume limbah menjadi abu dengan
membakar. Metode ini diadopsi ketika biaya pengisian lahan sangat tinggi.
6. Pirolisis Ini adalah metode pembakaran limbah tanpa oksigen atau udara.
Proses ini mengurangi volume limbah dan menghasilkan produk akhir yang stabil.
7. Pengomposan Proses ini melibatkan persiapan menolak dan merendahkan
bahan organik dalam limbah menjadi biopupuk oleh mikroorganisme aerob.
Setelah sekitar 3 hingga 4 minggu operasi, produk kompos siap untuk
disembuhkan, dicampur dengan aditif, pengemasan dan pemasaran.
8. Teknologi Biogas Bahan organik yang ada dalam limbah padat diurai oleh
bakteri putrefactive tanpa adanya udara (kondisi anaerob) menjadi biogase di
dalam biogas digestor. Komposisi perkiraan biogas adalah 60% metana (CH4) dan
40% C02. Untuk hasil biogas yang lebih baik, limbah padat organik dapat
dicampur dengan limbah unggas, rumput, daun, jerami, limbah dapur, dll.
9. Pemulihan Sumber Daya (Daur Ulang) Dengan proses daur ulang sejumlah
produk bermanfaat dapat diperoleh dari limbah padat.
Beberapa produk penting yang diperoleh dari limbah padat dijelaskan di bawah
ini: 1. Listrik dapat dihasilkan dari plastik insinerasi.
3. Kertas bekas dan kardus dari ampas tebu dapat digunakan untuk persiapan
boneka yang tidak bisa dipecahkan, kemasan kardus, dll.
8. Batu bata dan beton dapat dibuat dengan menggunakan abu yang dihasilkan
oleh pembangkit listrik, celah dari pekerjaan air dan lumpur merah dari industri
aluminium.
1. Pengenceran
2. Dalam metode ini, limbah mengalami pengenceran sempurna sehingga
oksigen terlarut dalam air alami mengurai sepenuhnya limbah organik,
sehingga mengurangi kekeruhan. Pengurangan kekeruhan lebih
memudahkan penetrasi cahaya matahari dan ekosistem alami dipulihkan.
2. Perawatan Mekanik
Limbah dibiarkan melewati layar yang berbeda, filter, ruang grit, bak sedimentasi,
dll. Awalnya limbah disaring untuk menghilangkan partikel yang ditangguhkan.
Kemudian limbah menjadi sasaran penggilingan diikuti oleh beberapa perlakuan
kimia.
3.Perawatan Biologis
Dalam metode ini, limbah melewati filter menetes di mana bakteri aerob
mendegradasi limbah saat merembes melalui tempat tidur tong besar yang diisi
dengan batu bersilangan yang ditutupi dengan pertumbuhan bakteri. Atau, limbah
dipompa ke dalam tangki besar, dicampur dengan lumpur kaya bakteri dan sangat
gelisah di hadapan jumlah oksigen yang cukup selama beberapa jam yang
menyebabkan degradasi bakteri dari sampah organik.
4. Perawatan Kimia
b. Adsorpsi Efluen
diolah dengan arang aktif yang menyerap warna, bau dan senyawa organik terlarut
c. Osmosis Zat
organik dan anorganik yang terlarut juga dapat dipisahkan oleh proses osmosis.
d. Oksidasi kimia
e. Penghapusan amonia
Setelah operasi pertama, air limbah dimasukkan ke dalam menara logam dari
mana ia menetes ke bawah serangkaian pelat baffle plastik dan udara dipaksa ke
atas yang menghilangkan gas amonia. Penanganan limbah industri dalam
Pengolahan limbah melibatkan perlakuan kimia atau primer (dengan metode
netralisasi, sedimentasi, koagulasi, pengendapan, dll.) Diikuti dengan perlakuan
biologis atau sekunder (dengan metode lumpur aktif dan tetesan filter) dan
pengolahan tersier (dengan metode pertukaran ion, osmosis balik, oksidasi kimia).
Air limbah dapat digunakan untuk menumbuhkan alga dan tanaman air
untuk menghasilkan biomassa untuk tanaman biogas. Limbah yang mengandung
logam berat seperti kadmium, merkuri, timbal, dll. Dapat dimurnikan dengan
menanam tanaman eceng gondok
2. Penggunaan chulha tanpa asap, kompor tenaga surya dan biogas dapat
mengurangi produksi asap.
5. Harus ada perkebunan skala besar yang akan mengurangi tingkat CO2
dan meningkatkan tingkat atmosfer O2.
https://idr.uin-antasari.ac.id/3546/2/BAB%20II.pdf
http://repository.unpas.ac.id/33706/1/J.%20BAB%20II.pdf
https://www.merdeka.com/jateng/penanggulangan-pencemaran-lingkungan-
secara-administratif-baik-untuk-manusia-kln.html
https://multikompetensi.com/artikel-dan-berita/penanganan-limbah-padat/
http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/PENDIDIKAN_LINGKUNGA
N_HIDUP.pdf
file:///C:/Users/hp/Downloads/EKOLOGI-dan-LINGKUNGAN-
HIDUP%20(1).pdf