Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“PEREKONOMIAN INDONESIA”

DISUSUN OLEH:

Kelompok 6
Manajemen 19B

 Nur Fauziah (105721105419)


 Lisnawati Ningsih (105721105519)
 Esty Indra Axvarera (105721105619)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Perekonomian Indonesia, dengan judul “ Mahasiswa Dapat
Mengidentifikasi Penyebab Timbulnya Ketidakmerataan Dalam
Pendistribusian Pendapatan Sehingga Timbulnya Kemiskinan “.

kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Makassar, 10 November 2021

Penulis
Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................................1


1.2. Tujuan Pembahasan ........................................................................................................................... 2
1.3. Rumusan Masalah...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 3

2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi........................................3


2.2. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern.............................................................4
2.3. Distribusi Pendapatan............................................................................................................4
2.4. Penyebab Kemiskinan ............................................................................................................4
2.5. Indikator Kemiskinan ............................................................................................................5
2.6. Strategi/Kebijakan Dalam Mengurangi Kemiskinan...........................................................5

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................................8

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................................9


3.2. Saran .................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................1

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketidak merataan distribusi pendapatan dan kemiskinan merupakan


problematika kompleks yang selalu menjadi momok dalam pembangunan
negara. Pendapatan negara yang tinggi acapkali tidak dibarengi dengan
kesejahteraan yang menyeluruh dari rakyatnya dikarenakan adanya sebuah
ketimpangan pendapatan. Ketika ketimpangan pendapatan pada akhirnya
menjadi jurang pemisah antara golongan borjuis antara golongan berjuis dan
proletar, pada akhirnya ketimpangan tersebut akan menimbulkan masalah-
masalah sosial di kalangan masyarakat.

Begitupula dengan kemiskinan, rantai kemiskinan yang seakan tidak


pernah putus menjadi bayangan-bayangan pembangunan negeri ini. Ketika
banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan dan kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, maka perkembangan suatu negara akan
terhambat.

Untuk itu diperlukan kajian dalam mengenai konsep distribusi


pendapatan dan kemiskinan, agar nantinya konsep tersebut dapat
dikembangkan dan menjadi sebuah dasaran bagi solusi atas makalah
ketimpangan pendapatan dan kemiskinan negara ini.

1.2. Tujuan Pembahasan


1. Memahami apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi
2. Memahami karakteristik pertumbuhan ekonomi modern

4
3. Memahami pengertian distribusi pendapatan
4. Memahami penyebab terjadinya kemiskinan
5. Memahami apa saja indikator dari kemiskinan
6. Memahami strategi/kebijakan dalam mengurangi kemiskinan

1.3. Rumusan masalah


1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?
2. Bagaimana karakteristik pertumbuhan ekonomi modern?
3. Apakah pengertian distribusi pendapatan?
4. Apakah penyebab kemiskinan?
5. Apa saja indikator dari kemiskinan?
6. Apakah strategi/kebijakan dalam mengurangi kemiskinan?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Sumber Daya Alam


Sumber Daya Alam atau sesuatu yang berasal dari alam mencakup
kesuburan tanah, letak dan susunanya, kekayaan alam, mineral, iklim,
sumber air, hingga ke sumber kelautan. Bagi pertumbuhan ekonomi
ketersediaan sumber daya alam yang melimpah sangat baik dalam
menunjang pembangunan.
Sumber daya alam sendiri terbagi lagi menjadi tiga jenis diantaranya
Sumber Daya Alam Hayati (sumber daya yang berasal dari makhluk hidup
baik dari hewan maupun tumbuhan. Contoh sumber daya alam hayati
diantaranya ayam, sapi, sayur, padi, jagung, kapas, kayu, teh, kopi, hingga
ikan, Sumber Daya Alam non Hayati (sumber daya yang bukan berasal dari
makhluk hidup.
Contohnya air, sinar matahari, udara, tanah, bahan tambang, minyak
bumi, dan gas alam), Sumber Daya alam yang dapat atau dipulihkan kembali
(Contoh sumber daya aini diantaranya Hewan, tumbuhan, pepohonan, dan
ikan, Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (Sumber daya yang
bersifat terbatas sebab terbentuknya oleh proses alamiah dengan jangka
waktu yang lama (Minyak bumi, batu bara, dan gas alam), Terakhir sumber
daya alam yang kekal yang tak akan habis (Contoh sumber daya ini
diantaranya air, udara, sinar matahari, angin, gelombang, pasang surut, dan
panas bumi).

2. Sumber Daya Manusia

6
Sumber Daya Manusia berperan sangat penting dalam pertumbuhan
ekonomi. Sumber daya manusia atau disingkat juga sebagai SDM merupakan
individu produktif yang berperan sebagai penggerak suatu organisasi, baik
dalam perusahaan maupun institusi.
3. Akumulasi Modal
Akumulasi modal sebagai persediaan faktor produksi yang dapat
direproduksi. Akumulasi modal sebagai proses penambahan stok modal fisik
buatan manusia berupa peralatan, mesin dan bangunan. Apabila stok modal
naik dalam waktu tertentu, maka disebut juga akumulasi modal atau
pembentukan modal.
Kaitan antara Akumulasi Modal dan pertumbuhan ekonomi sendiri secara
agregat dapat mengukur akumulasi modal dari angka pembentukan modal
bruto (investasi bruto) dikurangi depresiasi yang keduanya berada dalam
cakupan komponen Produk Domestik Bruto (PDB).
4. Tenaga Manajerial dan Organisasi Produksi
Organisasi produksi sebagai salah satu bagian penting dalam proses
pertumbuhan ekonomi yang kemudian berkaitan erat dengan penggunaan
faktor produksi dalam berbagai kegiatan perekonomian. Organisasi produksi
juga dilaksanakan dan diatur oleh tenaga manajerial dalam berbagai
kegiatan sehari-hari.
5. Teknologi
Perubahan teknologi dianggap sebagai salah satu faktor terpenting dalam
proses pertumbuhan ekonomi, sebab Perubahan dan kemajuan teknologi
erat kaitannya dengan perubahan dalam metode produksi. Ia akan
menghilangkan batas waktu dan ruang yang kemudian memunculkan
industri baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi.
Perusahaan-perusahaan di dalamnya kemudian dapat meningkatkan
pendapatan nasional yang nantinya dapat digunakan sebagai menunjang
kesejahteraan para penduduknya. Karenanya Perubahan teknologi akan

7
menaikkan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM), modal, hingga faktor
produksi lainnya.
6. Faktor Politik dan Administrasi Pemerintah
Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat
besar bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Politik yang berada dalam
kondisi yang tidak stabil serta pemerintahan yang korup tentunya akan
sangat menghambat kemajuan ekonomi.
Selain itu Aspek sosial kehidupan masyarakat seperti tingkah laku, sikap,
motivasi kerja, pandangan masyarakat, atau kelembagaan masyarakat,
Tertib hukum dan susunan serta peraturan dan pelaksanaan hukum
perundang-undangan yang keliru juga menjadi faktor penghambat kemajuan
ekonomi. Sehingga tidak mendukung terlaksananya pertumbuhan ekonomi.
Karenanya hukum sudah seharusnya dilaksanakan secara konsekuen dan
tertib.

2.2. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern

Menurut Kuznets dalam Todaro dan Smith, 2003 pertumbuhan ekonomi


adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan oleh adanya
kemajuan atau penyesuaian teknologi, kelembagaan dan ideologis terhadap
berbagai tuntutan keadaan yang ada yang diikuti dengan inovasi sosial.
Dalam analisisnya dikemukakan enam karakteristik proses pertumbuhan
ekonomi yaitu: 1. Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi 2. Tingkat kenaikan produktivitas total yang tinggi
3. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi 4. Tingkat
transformasi sosial dan ideologi yang tinggi 5. Adanya kecenderungan
negara-negara yang mulai atau sudah maju perekonomiannya untuk
berusaha merambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran

8
dan sumber bahan baku yang baru 6. Terbatasnya penyebaran
pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian
penduduk dunia Unsur pertama dan kedua biasa disebut dengan variabel-
variabel ekonomi agregat, sedang nomor tiga dan empat disebut dengan
variabel-variabel transformasi struktural. Selanjutnya, unsur ke lima dan
enam disebut variabel-variabel yang mempengaruhi penyebaran
pertumbuhan ekonomi secara internasional. Ke-enam karakter tersebut
terkait satu sama lain. Tingginya laju pertumbuhan output per kapita
merupakan hasil dari kenaikan produktivitas tenaga kerja. Sementara
kenaikan pendapatan per kapita cenderung mendorong naiknya tingkat
konsumsi per kapita yang selanjutnya dapat menimbulkan insentif bagi
perubahan struktur produksi. Teknologi maju diperlukan untuk mencapai
lonjakan output. Pada gilirannya hal ini menuntut adanya suatu perubahan
lokasi dan struktur angkatan kerja serta hubungan status antara kelompok-
kelompok kerja. Secara simultan hal-hal tersebut juga mendorong
serangkaian perubahan dalam aspek-aspek kemasyarakatan lainnya.
Dinamisme dalam pertumbuhan ekonomi modern yang diikuti dengan
revolusi teknologi transportasi dan komunikasi akan memacu perluasan
jangkauan internasional oleh negara-negara maju dan dampaknya bagi
negara miskin adalah sangat tidak menguntungkan.

2.3. Distribusi Pendapatan

 Pengertian Distribusi Pendapatan

Secara bahasa, distribusi berasal dari bahasa Inggris distribution yang


berarti penyaluran dan pembagian, yaitu penyaluran, pembagian atau
pengiriman barang kepada beberapa orang atau tempat. Distribusi adalah
suatu proses penyaluran atau penyampaian barang atau jasa dari produsen
ke konsumen dan para pemakai. Dalam ekonomi konvensional, distribusi
diartikan dengan klasifikasi pembayaran-pembayaran berupa sewa, upah,

9
bunga, modal dan laba, yang berhubungan dengan tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh tanah, tenaga kerja, modal, dan pengusaha-pengusaha.
Distribusi adalah proses penentuan harga yang dipandang dari sudut
penerimaan pendapatan dan bukanlah dari sudut pembayar biaya-
biaya.Pendapatan menurut Samuelson berarti penerimaan total atau kas
yang diperoleh oleh seseorang atau rumah tangga selama periode waktu
tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari penghasilan tenaga
kerja, penghasilan atas milik (seperti sewa, bunga, dan dividen),
dan,tunjangan transfer pemerintah Pendapatan merupakan unsur penting
yang harus diperhatikan untuk melihat tinggi rendahnya kesejahteraan suatu
bangsa. Aspek distribusi pendapatan banyak menarik perhatian para
ekonom dan ahli, terutama dalam dua dasawarsa terakhir. Hal ini
disebabkan oleh adanya ketidakmampuan pendapatan per kapita sebagai
cermin dari pertumbuhan ekonomi untuk menjelaskan kekacauan atau
kericuhan yang ada di berbagai negara. Ternyata kekacauan atau kericuhan
itu sering timbul karena adanya kesenjangan yang lebar dalam distribusi
pendapatan. Perhatian Indonesia terhadap masalah distribusi pendapatan
ini sangat menonjol setelah tahun kedua Repelita I tahun 1968/1969-
1973/1974. Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya pertambahan atau
perubahan pendapatan nasional dalam satu tahun tertentu, tanpa
memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan output perkapita yang menunjukkan
pertumbuhan upah rill dan meningkatnya taraf hidup. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi tetapi tidak disertai dengan keadilan dalam hal
menikmati hasil pencapaian tersebut justru menjadi penyebab kekacauan
ekonomi. Maka distribusi pendapatan menjadi pembahasan yang penting
dalam upaya pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan distribusi
pendapatan yang efektif dan efisien akan dapat menciptakan pemerataan
ekonomi, karena diharapkan akan meningkatkan pendidikan, kesehatan dan

10
mengurangi kesenjangan ekonomi hingga kemiskinan. Para ekonomi
membedakan antara dua ukuran pokok distribusi pendapatan, baik untuk
tujuan analitis maupun pengumpulan data kuantitatif, yaitu :

1. Distribusi Ukuran

Distribusi pendapatan pribadi (personal) atau distribusi ukuran


pendapatan adalah yang paling banyak digunakan oleh para ahli ekonomi.
Distribusi ini hanya menyangkut orang per orang atau rumah tangga dan
total pendapatan yang mereka terima. Cara pendapatan itu diperoleh tidak
dipermasalahkan. Demikian pula tidak dipermasalahkan banyaknya yang
diperoleh oleh masing-masing individu, merupakan hasil dari pekerjaan
mereka atau dari sumber-sumber lain seperti misalnya penarikan bunga,
laba usaha, sewa, hadiah, warisan dan sebagainya. Selain itu juga diabaikan
sumber-sumber pendapatan yang menyangkut lokasi dan jenis pekerjaan.

Oleh karena itu, para ahli ekonomi dan statistik lebih suka
menggabungkan semua individu dengan mengambil skala pendapatan per
orang dan kemudian membagi total penduduk ke dalam kelompok-
kelompok yang berbeda berdasarkan “ukuran” atau besarnya pendapatan
yang mereka terima. Suatu metode yang lazim digunakan membagi
keseluruhan penduduk ke dalam lima kelompok (quintile) atau sepuluh
kelompok (decile) menurut skala tingkat pendapatan mereka dan kemudian
menentukan berapa proporsi yang diterima oleh masing-masing kelompok
pendapatan itu dari total pendapatan nasionalnya.

2. Distribusi fungsional

Ukuran distribusi pendapatan kedua adalah distribusi pendapatan


fungsional atau distribusi pendapatan per faktor produksi. berbeda dengan
distribusi ukuran yang membahas dalam lingkup individual, distribusi
fungsional mempersoalkan persentase penghasilan keseluruhan dari tenaga

11
kerja, dan membandingkannya dengan persentase total yang dibagikan
dalam bentuk sewa, bunga, dan laba (masing-masing merupakan perolehan
dari tanah, modal uang, dan modal fisik). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ukuran distribusi pendapatan ini berfokus pada bagian
dari pendapatan nasional total yang diterima oleh masing-masing faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal).

2.4. Penyebab Kemiskinan


1. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pendidikan merupakan
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap orang. Bila seseorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, dapat disimpulkan bahwa itulah
penyebab kemiskinan. Dalam konteks ini penyebab kemiskinan adalah
kebutuhan pokok yang merupakan pendidikan.

Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan seseorang cenderung


kurang memiliki keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang memadai
untuk kehidupannya. Sementara itu, untuk dunia kerja maupun dunia usaha,
pendidikan adalah modal untuk bersaing dalam mendapatkan kesejahteraan
nantinya. Oleh karena itulah terjadi banyak pengangguran, karena penyebab
kemisikinan di Indonesia disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah
ini.

2. Terbatasnya Lapangan Pekerjaan


Penyebab kemiskinan yang berikutnya adalah keterbatasan lapangan
pekerjaan. Dengan terbatasnya lapangan kerja, masyarakat tidak dapat
memenuhi kebutuhannya, karena dengan bekerjalah seseorang
mendapatkan upah yang nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya tersebut. Keterbatasan lapangan pekerjaan akan membawa
konsekuensi penyebab kemiskinan di Indonesia.

12
Bisa saja seseorang menciptakan lapangan kerja baru, tetapi
kemungkinannya akan sangat kecil untuk masyarakat miskin karena
keterbatasan keterampilan maupun modal. Banyaknya pengangguran di
suatu negara bisa juga menjadi patokan kemiskinan di suatu negara.
Semakin besar jumlah pengangguran maka semakin bertambah pula
penyebab kemiskinan di negara tersebut. Hal ini juga bisa deisebabkan oleh
ketidakstabilan ekonomi dan ketidakpastian arah politik dan kebijakan
negara tersebut.
3. Malas Bekerja
Penyebab kemiskinan yang ketiga adalah malas bekerja. Hal ini yang
paling sering menjangkiti seseorang yang tak ingin maju dan beranggapan
bahwa kemiskinan itu adalah takdir. Hal-hal tersebut membuat seseorang
tidak bergairah dan bersikap acuh tak acuh untuk bekerja, dan
mengantarkan mereka kepada kemiskinan dan membuat kesejahteraannya
menghilang. Hal ini juga ditengarai merupakan salah satu penyebab
kemiskinan di Indonesia.
4. Harga Kebutuhan Tinggi
Harga kebutuhan yang tinggi merupakan penyebab kemiskinan di
Indonesia selanjutnya yang sering terjadi. Hal ini juga menjadi alasan kenapa
masyarakat yang miskin selalu merasa kurang atau bahkan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Dalam hal ini, perlu diketahui
bahwa sebagian besar masyarakat keluarga miskin menghabiskan 60–80
persen dari penghasilannya untuk mencukupi kebutuhan makanan.
Sehingga ketika harga bahan makanan melambung tinggi, mereka harus
memotong pengeluaran untuk kebutuhan lainnya dan dialihkan ke konsumsi
makanan. Dengan begitu, pemerintah harus berusaha untuk menstabilkan
harga barang-barang pokok agar seluruh masyarakat bisa mengaksesnya
dengan mudah.
5. Jumlah Beban Hidup Keluarga

13
Penyebab kemiskinan di Indonesia ini juga merupakan faktor yang cukup
signifikan. Ketika sesorang memiliki anggota keluarga yang banyak untuk
dihidupi, beban hidupnya tentu saja akan bertambah pula. Dengan begitu
seseorang diharuskan untuk meningkatkan pendapatannya sesuai dengan
berapa jumlah anggota yang harus dihidupinya.
6. Keterbatasan Sumber Daya (Alam Maupun Modal)
Suatu masyarakat biasanya akan dilanda kemiskinan salah satunya karena
keterbatasan sumber daya alam ataupun sumber modal. Hal ini terjadi
karena alam sekitar yang memang tidak lagi memberikan keuntungan. Ketika
sumber daya alam miskin atau tidak dapat diolah lagi, itulah salah satu
penyebab kemiskinan. Terkadang hal tersebut terjadi memang bukan karena
kehendak masing masing orang.
Bisa saja hal tersebut terjadi karena bencana alam yang melanda suatu
daerah. Bencana alam akan menyebabkan semua potensi alam, infrastruktur
maupun kondisi psikologis orang-orang yang terdampak mengalami
kerusakan. Kadang hal tersebut dapat diatasi dan kadang bahkan tidak ada
yang bisa berbuat apa apa. Untuk mengatasi kerusakan tersebut biasanya
juga dibutuhkan waktu yang sangat lama. Selain itu, dari bencana alam,
banyak orang orang yang kehilangan harta bendanya, sehingga langsung
jatuh miskin setelah itu.
Selain itu, keterbatasan modal juga menghambat perkembangan
seseorang. Apalagi untuk orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah,
tidak hanya modal material, orang tersebut juga akan memiliki keterbatasan
modal keterampilan atau pengetahuan. Hal ini tentunya menjadi penyebab
kemiskinan di Indonesia yang juga cukup serius.
7. Kualitas Kesehatan yang Belum Baik
Penyebab kemiskinan di Indonesia selanjutnya yakni kualitas kesehatan
suatu negara yang belum baik. Kualitas kesehatan yang tidak memadai juga
termasuk salah satu penyebab kemiskinan secara mendasar. Akses layanan

14
kesehatan yang sulit dan mahal menjadi masalah utama bagi masyarakat
ekonomi rendah.
Masyarakat dengan ekonomi rendah tidak memiliki cukup uang untuk
membayar jasa dokter atau membeli obat ketika sakit. Mereka pun akan
terus sakit dan sulit melakukan pekerjaan. Akibatnya, pendapatan akan
menurun sehingga kebutuhan sehari-hari tidak dapat tercukupi dengan baik.
 Faktor Penyebab Kemiskinan

Faktor penyebab kemiskinan di Indonesia bisa juga dikenali dengan


memahami dua faktor, yaitu:

1. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang datang dari dalam diri
seseorang. Faktor internal penyebab kemiskinan di Indonesia contohnya
seperti sikap yang menerima apa adanya, tidak bersungguh-sungguh
dalam berusaha, kondisi fisik yang tidak sempurna, dan sebagainya.
2. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar diri


seseorang. Faktor eksternal penyebab kemiskinan di Indonesia contohnya
seperti perubahan iklim, kerusakan alam, kehidupan sosial, struktur
sosial, kebijakan dan program pemerintah yang tidak merata, dan lain-
lain.

2.5. Indikator Kemiskinan


 Tingkat Kemiskinan
Head Count Index (HCI-P0), yaitu persentase penduduk dengan
pengeluaran per kapita kurang dari garis kemiskinan. Status miskin adalah
yang berada di bawah Garis Kemiskinan (GK). Tingkat kemiskinan dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

15
q
Z− y i
P a= ∑
i=1
[ ]
Z
a

Dimana, α adalah 0; Z adalah garis kemiskinan; y iadalah rata-rata


pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z; q banyaknya penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan; adalah jumlah penduduk.

 Jumlah Penduduk Miskin


Jumlah penduduk miskin adalah jumlah penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan pada suatu periode tertentu. Sesuai dengan formulasi
sebelumnya, penduduk miskin dihitung setiap 6 bulan sekali, yaitu pada
bulan Maret dan September. Bagi pemerintah, jumlah penduduk miskin
merupakan target pembangunan yang perlu ditekan setiap tahun sampai
dengan angka terendah.
Berbagai program dan kebijakan pemerintah diarahkan untuk mencapai
jumlah penduduk miskin sesuai dengan target dalam rencana pembangunan.
Beberapa program di antaranya bertujuan untuk menurunkan beban
pengeluaran melalui program perlindungan sosial. Selain itu, untuk tujuan
meningkatkan pendapatan rumah tangga juga diterapkan kebijakan serupa,
namun dalam dimensi yang berbeda, seperti program kredit usaha rakyat
dan dana desa.
 Kesenjangan Kemiskinan
Indeks Kesenjangan Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan
ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-
rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

q
1 Z− y i
Pα = ∑
n i=1 Z[ ] α (2)

16
Dimana, α adalah 1; Z adalah garis kemiskinan; adalah rata-rata
pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z; q banyaknya penduduk yang berada di
bawah adalah dan n jumlah penduduk.

Secara umum, angka ini berguna untuk menentukan biaya mengentaskan


kemiskinan dengan membuat target transfer yang sempurna terhadap
penduduk miskin dengan asumsi perfect targeting, tanpa kebocoran dan
hambatan program. Semakin kecil nilai kesenjangan kemiskinan, semakin
besar pula potensi ekonomi untuk dana pengentasan kemiskinan
berdasarkan identifikasi karakteristik penduduk miskin dan juga untuk target
sasaran bantuan dan program. Penurunan nilai indeks kesenjangan
kemiskinan mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan
pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

 Keparahan Kemiskinan

Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) memberikan


gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

q
1 Z− y i
Pα = ∑
n i=1[ ]
Z
a(3 )

Dimana, α adalah 2; Z adalah garis kemiskinan; adalah rata-rata


pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z; q banyaknya penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan; dan n adalah jumlah penduduk.

Secara umum, semakin tinggi nilai indeks semakin tinggi pula


ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Angka ini berguna
untuk memberikan informasi yang saling melengkapi pada insiden
kemiskinan. Sebagai contoh, mungkin terdapat kasus bahwa beberapa

17
kelompok penduduk miskin memiliki insiden kemiskinan yang tinggi tetapi
tingkat kesenjangan kemiskinannya rendah, sementara kelompok penduduk
lain mempunyai insiden kemiskinan yang rendah tetapi memiliki tingkat
kesenjangan kemiskinan yang tinggi bagi penduduk yang miskin.

2.6. Strategi/Kebijakan Dalam Mengurangi Kemiskinan

Ada dua strategi utama dalam penanggulangan kemiskinan. Pertama,


mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin dan rentan. Kedua,
melakukan pemberdayaan dalam rangka peningkatan produktivitas
kelompok miskin dan rentan. Penanggulangan kemiskinan selalu menjadi
fokus utama dalam pembangunan.

untuk penanggulangan kemiskinan itu ada empat strategi yaitu pertama


mengurangi beban pengeluaran warga, antara lain memberikan jaminan
kesehatan kepada warga miskin baik bersumber dari pemerintah pusat,
provinsi maupun pemerintah kabupaten. Kemudian ada bantuan rumah
swadaya bagi warga yang berpenghasilan rendah, pemasangan sambungan
air bersih, pemberian seragam gratis, pemberian beasiswa untuk siswa
miskin, pemberian makanan pendamping untuk keluarga pasien miskin di
rumah sakit, Pamsimas, dan pendampingan operasi katarak. Strategi kedua
yakni meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin,
dimana bentuk kegiatan berupa bantuan pupuk untuk petani kopi, bantuan
ternak kambing, bantuan KUBE bagi keluarga miskin. Lalu, melaksanakan
pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat, pengembangan lumbung
pangan bagi warga serta pelatihan bagi warga binaan serta pelatihan sablon.
Sedangkan strategi ketiga mengembangkan dan menjamin keberlanjutan
usaha mikro dan kecil, antara lain ada program pengembangan industri
kreatif, pengembangan industri agro, pembinaan dan pengembangan
BUMPekon, pengembangan wirausahaan, serta sertifikat produk industri.
“Yang terakhir untuk strategi penanggulangan kemiskinan yaitu

18
mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan antara
lain yang sudah dilakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan tingkat
kabupaten melalui TKPK (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan) serta
melakukan verifikasi dan validasi data fakir miskin, Penanggulangan
kemiskinan selalu menjadi fokus utama dalam pembangunan. Indonesia
sendiri berhasil menurunkan tingkat kemiskinan dari kisaran 40 persen
pertengahan 1970-an hingga 9,22 persen di 2019. Selama kurun waktu
tersebut, tingkat kemiskinan sempat mengalami peningkatan terutama saat
krisis 1997-1998 dan 2006-2007.

Hal sama terjadi saat pandemi Covid-19, di mana tingkat kemiskinan


meningkat menjadi 9,78 persen pada Maret 2020 dan 10,19 persen pada
September 2020. Tren penurunan angka kemiskinan empat dekade terakhir
yang disertai peningkatan kemiskinan pada beberapa periode “krisis”
menunjukkan bahwa masalah kemiskinan dan kesejahteraan sangat dinamis.
Selain itu, isu kemiskinan juga bersifat multidimensi, yakni bukan semata
terkait keterbatasan ekonomi, tetapi juga kurangnya akses ke pendidikan
serta kesehatan, dan dimensi lain.

Arah kebijakan dan strategi pemda kabupaten Bungo diharapkan disusun


mendukung pencapaian tujuan peningkatan kesempatan kerja yang
meliputi:
1. Mendorong kebijakan pasar kerja kearah penciptaan lapangan kerja
formal serta meningkatkan kesejahteraan pekerja informal.
2. Memperkuat distribusi informasi, melalui: (1) penguatan informasi pasar
kerja (seperti bursa kerja berupa job fair, online, bursa kerja khusus- balai
latihan kerja, SMK, dan perguruan tinggi), (2) penguatan lembaga (seperti
lembaga pelatihan, pendidikan, dan penempatan) dan (3) peningkatan
kuantitas dan kualitas pengantar kerja.

19
3. Peningkatan sosialisasi jabatan (kualifikasi yang dibutuhkan dan lowongan
yang ada).
4. Melakukan Sinergi dengan berbagai pihak yang terkait dengan upaya
employment creation.
5. Program padat karya berorientasi kepada padat karya produktif (pekerja
berkelanjutan dan permanen).

Dari beberapa program yang ada saat ini dalam rangka mengentaskan
kemiskinan ada tiga klaster yang dilakukan oleh pemerintah melalui
kebijakan yang dilakukannya diantaranya pada klaster bantuan dan
perlindungan sosial, klaster pemberdayaan masyarakat dan pengembangan
kredit usaha kecil dan mikro.

20
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan demikian, Ketidak merataan distribusi pendapatan dan


kemiskinan merupakan problematika kompleks yang selalu menjadi momok
dalam pembangunan negara. Pendapatan negara yang tinggi acapkali tidak
dibarengi dengan kesejahteraan yang menyeluruh dari rakyatnya
dikarenakan adanya sebuah ketimpangan pendapatan. Ketika banyak rakyat
yang hidup dibawah garis kemiskinan dan kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, maka perkembangan suatu negara akan terhambat.
Ada dua strategi utama dalam penanggulangan kemiskinan. Pertama,
mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin dan rentan. Kedua,
melakukan pemberdayaan dalam rangka peningkatan produktivitas
kelompok miskin dan rentan. Faktor penyebab kemiskinan di Indonesia bisa
juga dikenali dengan memahami dua faktor, yaitu: 1. Faktor internal,
merupakan faktor yang datang dari dalam diri seseorang. 2. Faktor eksternal,
merupakan faktor yang datang dari luar diri seseorang.

3.2. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan
kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pertumbuhan-ekonomi/amp/

https://text-id.123dok.com/document/nzw0o051y-enam-karakteristik-
pertumbuhan-ekonomi-modern-menurut.html

repository.uin-suska.ac.id/14330/8/8. BAB III_201842EI.pdf

7 Faktor Penyebab Kemiskinan, Pengertian, dan Dampaknya - Hot Liputan6.com

https://id.scribd.com/document/246291424/Distribusi-pendapatan-Kemiskinan

22

Anda mungkin juga menyukai