Anda di halaman 1dari 15

“RESUME JURNAL DAN LAPORAN PENDAHULUAN ACTIVITY OF DAILY

LIVING

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Mita Agustina, S.Kep.M.Med.

DISUSUN OLEH :

RESTU

191101058

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI D-III TK 3B KEPERAWATAN

2020/2021
Resume Jurnal
1. Judul Penelitian: Pengaruh Tingkat Terhadap Kemandirian Activity Of
Daily Living pada lansia
2. Nama Peneliti: Wibowo, Ifa Pannya
3. Tempat dan Waktu Penelitian: Posyandu RW1 RW3 lansia Gadingkasri
wilayah kerja puskesmas bareng kota malang pada tgl 7 dan 11 desember
2017
4. Populasi dan sampel: Seluruh lansia yang terdaftar di posyandu lanisa RW1
RW3 kelurahan Gadingkasri
5. Tujuan Penelitian: -
6. Metode Penelitian: Deskriptif korelasi
7. Hasil penelitian: Penelitian ini mengambil subyek penelitian yang terdiri
dari 76 lansia dengan karakteristik umum subyek penelitian dapat dilihat
pada tabel 1. Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa dari 76
responden penelitian ini, 70 responden (92,10 %) tidak mengalami depresi
(normal). Hanya 6 orang lansia (7,9 %) yang mengalami depresi ringan.
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa 70 lansia (92,10 %) dalam penelitian
ini memilki tingkat kemandirian tinggi dalam melakukan aktivitas dan
fungsi-fungsi kehidupan sehari-hari dalam pemenuhan ADL secara rutin
8. Saran Penelitian: Tingkatkan agar lebih baik lagi
A. Kritisi Jurnal

Critical Point critical appraisal Ya Tidak Keterangan


appraisal
Judul - Apakah judul √
Pengaruh Tingkat
memenuhi kaidah Terhadap Kemandirian
Activity Of Daily Living
penulisan judul?
pada lansia.

- Apakah √ Penulisan judul tidak


menggunakan tanda
penulisan judul
Tanya(?)
menggunakan tanda
tanya(?)

- Apakah penulisan judul √ Penulisan judul tidak


menggunakan tanda seru
menggunakan tanda seru
(!)
(!)

Penulis - Apakah nama penulis √ Wibowo, Ifa Pannya


dicantumkan?

-Apakah asal institusi √


wilayah kerja puskesmas
penulis dicantumkan? bareng kota malang.

wilayah kerja puskesmas


- Apakah asal institusi √ bareng kota malang.
penulis sesuai dengan
topik penelitian?
Bidang Ilmu - Apakah bidang ilmu √
Pengaruh Tingkat
tercantum dalam judul Terhadap Kemandirian
Activity Of Daily Living
penelitian?
pada lansia
- Apakah latar belakang √ puskesmas bareng kota
malang.
penulis (institusi tempat
bekerja) sesuai dengan
bidang ilmu topik
penulisan?
Metode - Apakah tujuan √ _
Penelitian penelitian disebutkan?

- Apakah desain √ Cross Sectional


penelitian yang
digunakan disebutkan?

-Apakah desain penelitian


√ _
sesuai dengan tujuan
penelitian

- Bagaimana sampel √ lanisa RW1 RW3


kelurahan Gadingkasri.
dalam penelitian
tersebut dipilih?

- Dalam bentuk apa hasil Tabel



penelitian disajikan?

Uji korelasi rank spearman


- Apakah uji statistik √
SPSS20
yang digunakan?
Hasil - Apakah hasil penelitian √ _
Penelitian dapat
diimplementasikan di
keperawatan?
Daftar - Apakah daftar pustaka √ _
Pustaka yang digunakan up to
date?

- Apakah daftar pustaka


√ _
yang digunakan sesuai
topik penelitian?

- Apakah daftar pustaka √ _

yang digunakan dari


sumber yang
terpercaya?
A. KELEMAHAN DAN KEKUATAN PENELITIAN
1. Kelemahan Penelitian: Kelemahan penelitian ini ialah terdapat beberapa
kata yang tidak sesuai dengan penggunaan EYD
2. Kekuatan Penelitian: Kelebihan penelitian ini menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga mudah untuk dipahami pembaca

B. KEMUNGKINAN UNTUK DIAPLIKASIKAN DI KEPERAWATAN

1. Pasien: Agar pasien bisa mengetahui tingkatan depresi pada lansia


2. Tenaga medis maupun paramedic: Agar tenaga kesehatan dapat meningkat
kan pelayanan kesehatan pada lansia lebih baik lagi.

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia yang memiliki ketergantungm atau tidak mandiri dalam activity ofdaily
living sebagian besar cenderung mengekspresikan ketidakpuasan pada kehilupan
mereka (Putri dkk. 2014). kepuasan hidup digmakan luas sebagai indcks
kesejahtcraan psikologis pada lansia (Putri dkk, 2014). Kesejahteraan menjadi salah
satu parameter tingginya kualitas hidup pada lansia (Rohmah. 2012).
World Health Organization Quality (WHOQOL) mendefinisikan kualitas hidup
sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam kontcks
budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan, standar. dan
perhatian, Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang sangat luas yang
dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis. tingkat kemandirian. serta hubmgan
individu dengan lingkungan (WHO. 2004). Terdapat empat domain yang menjadi
penunjang kualitas hidup menurut WHOQOL ini yaitu fisik. psikologis, hubungan
sosial, dan lingkungan (WHO. 2004),
Ketidakmandirian dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari akan menyebabkan
perubahan psikologis, dimana laniut usia merasa rendah diri dan tidak berguna lagi.
Selain itu lansia juga mengalami penurunan harga diri karena malu dengan
keadaannya (Simamora, 2011), Sejalan dengan pernyataan tersebut. hasil penelitian
Yulianti (2015). mengenai hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup laryia
didapatkan bahwa harga diri mempengaruhi kualiKB hidup lansu. dimana semakin
rendah harga diri lansia maka semakin rendah pula kualitas hidup lansia. Aktivitas
sehari-hari adalah bagian dari kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan
paling dasar pada manusia menurut hirarki kebutuhan Maslow (Touhy & Jett, 2005).
Menurut Schalock dan Parmenter (2000)
Ketidakmandirian dalam melaksanakan aktivitas schari — hari akan
menyebabkan perubahan psikologis. dimana lanjut usia merasa rendah diri dan tidak
bcrguna lagi. Selain itu lansia juga mengalami penurunan harga diri karena malu
dengan keadaannya(Simamora,2011). Sejalannya dengan pernyataan tersebut, hasil
penelitian Yulianti(2015), mengenai hubungan antara harga diri mempengaruhi
kualitas hidup lansia, dimana semakin rendah harga diri lansia maka semakin rendah
pula kualitas hidup lansia.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang diambil adalah


bagaimanakah hubungan antara activity of daily living lansia dengan kualitas hidup
lansia

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Lansia

1. Pengertian Lanjut Usia

Lanjut usia atau lansia merupakan individu yang berada dalam tahapan usia/ale
adulthood atau yang dimaksud dengan tahapan usia dev,asa akhir, dengan kisaran
usia dimulai dari 60 tahun ke atas (Faisalado, 2014).
2. Batasan usia lanjut

Batasan usia lanjut didasarkan atas Undang-Undang no. 13 tahun 1998 adalah
60 tahun. Sedang menurut WHO lanjut usia meliputi (Notoatmodjo, 2007 dalam
sutikno 2011):
l . Usia pertengahan (middle age). kelompok usia 45 — 59 tahun.
2. Usia lanjut (elderly), kelompok usia 60 - 70 tahun.
3. Usia lanjut tua (old), kelompok usia antara 75 — 90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old), kelompok usia diatas 90 tahun.

3. Tipe lansia

Lansia memiliki tipe yang dipengiruhi oleh karier. pengalaman hidup.


lingkungan. kondisi fisik, mental. sosial„ serta ekonomi. Berikut beberapa tipe
lansia yang umum. Yaitu:
a. Tipe arif dan bijaksana, ditandai dengan lansia yang kaya dengan
hikmah, pengalaman, mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan niman. mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, memenuhi undangan. serta mampu menjadi panutan.
b. Tipe mandiri, ditandai dengan lansia mampu mengganti kegiatan yang
hilang dengan kegiatan yang baru. selektif dalam mencari pekerjaan.
bergaul dengan teman, serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas. ditandai dengan lansia yang memiliki konflik lahir
batin dengan menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah.
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak
menuntut.
d. Tipe pasrah, ditandai dengan lansia yang mau menerima dan menunggu
nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa
saja.
e. Tipe bingung, ditalulai dengm lansia yang kaget, kehilangan
kepribadian, mengasingkan diri, minder menyesal, pasif dan acuh tak
acuh.

B. Klarifikasi Lansia

Klasifikasi lansia dalam kategori berikut (Depkes RI 2003 dalam Dewi, 2014) :

a. Pralansia (prasenilis) seorang yang berusia antara 45-59 tahun.


b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau leblh
atau/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
d. Lansia potensial, lansia yang maslh manu»u melakukan pekerjaan
damkegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
e. Lansia tidak potensial, lansia yag tidak berdaya mencari natkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

1. Kebutuhan lansia
Penuaan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalm
terus menerus dan berkesinambungan. Proses penuaan akan menyebabkan
perubahan anatomis dan fisiologis pada tubuh sehingga dapat mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Perubahan tersebut membuat
lansia memiliki kebutuhan yang berbeda dengan usia sebelumnya. Darmojo &
Manono (2010) menyebutkan bahwa terdapat IO kebutuhan lansia atau dikenal
(IO needs OT the elderly). Yaitu”

a. Makanan cukup dan sehat


b. Pakaian dan kelengkapannya
c. Perumahm/tempat tingga tempat beteduh
d. Perawatan dan pengawasan kesehatan
e. Bantuan teknis praktis sehari-hari bantuan hukum
f. Transportasi umum
g. Kunjungan/teman bicara/informasi
h. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya
i. Rasa aman dan tentram
j. Bantuan alat-alat panca indra serta kesinambungan bantuan dan fasilitas

C. Konsep ADL

1. Pengertian ADL

ADL adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari. ADL merupakan


aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain: ke toilet. makan,
berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat. (Hardywinito & Setiabudi,
2005).

ADL adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki seseorang
untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari. harinya
dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi dalam
keluarga dan masyarakat(Sugiarto, 2005)

Istilah ADL mencakup perawatan diri (seperti bertükaian, makan & minum, toileting,
mandi, berhias. juga menyiapkan makanan, menulkai telfon. menulis, mengelola uang
dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling di tempat tidur, bangun dan duduk.
transfer/bergeser dari tempat tidur ke kursi atau dari satu tempat ke tempat lain)
(Sugiarto,2005).
2.Macam-macam ADL

a) ADL dasar, sering disebut ADL saja. yaitu ketrampilan dasar yang harus
dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian. makan & minum.
toileting, mandi, berhias, Adajuga yang memasukkan kontinensi buang air besar
dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga
disertakan kemampuan mobilitas (Sugiarto,2005).
b) ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan penggunaan alat atau
benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan,
menggunakan telefon. menulis, mengetik. mengelola uang kertas ADL dasar,
sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang
untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi,
berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air
kecil dalam kategori ADLdasar ini. mdam kepustakaan lain juga disertakan
kemampuan mobilitas (Sugiarto,2005).
c) ADL vokasional. yaitu ADL yang berhubungan dengln pekerjaan atau kegiatan
sekolah.
d) ADL non vokasional. yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi
waktu luang.

3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ADL


Menurut Hardywinoto (2007). kemauan dan kemampuan untuk melakukan
activity of daily living tergantung pada beberapa faktor, yaitu:

a. Umur dan status perkembangan

Umur dan status perkembangan seorang klien menunjukkan tanda kemauan dan
kemampuan, ataupun bagaimana klien bereaksi terhadap ketidakmampuan
melaksmakm activity ofdaily living. Saat perkembangan dari bayi sampai
dewasa, seseorang seen perlahan-lahan berubah dari tergantung menjadi
mandiri dalam melakukan activity ofdaily living.
b. Kesehatan fisiologis

Kesehatan fisiologis seseorang kemanpuan partisipasi dalam ADL contoh


sistem nervous mengumpulkan. menghantarkan dan mamgolah informasi dari
lingkungan, sistem muskuloseletal mengkoordinasikan dengan sistem nervous
sehingga dapat merespon sensori Yang masuk dengan cara melakukan gerakan.
Gangguan pada sistem ini misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat
mengganggu pemenuhan ADL (Hardywinoto, 2007).

c. Fungsi Kognitif

Tingkat kognitif dapat mempengamhi kemampuan seseorang dalam melakukan


ADL. Fungsi kognitif menunjukkan proses menerima, mengorganisasikan dan
mengmterpretasikan sensor stimulus untuk berpikir dan menyelesaikan
masalah. Proses mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif dapat
mengganggu dalam berpikir logis dan menghambat kemandirian dalam
melaksanakan ADL (Hardywinoto, 2007).

d. Fungsi Psikososial

Fungsi psikologi menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengingat sesuatu


hal Yang lalu dan menampilkan infonnasi pada suatu cara yang realistik. Proses
ini meliputi interaksi Yang kompleks antara perilaku intrapersonal dan
interpersonal. Gangguan pada intrapersonal contohnya akibat gangguan konsep
diri atau ketidakstabilan emosi dapat mengganggu dalam tanggung jawab
keluarga dan pekerjaan. Gangguan interpersonal sepełti masalah komunikasi,
gangguan interaksi sosial atau disfungsi dalarn penampilan peran juga dapat
mempengaruhi dalam pemenuhan ADL (Hardywinoto, 2007).
e. Tingkat stress

Stress mempakan respon fisik nonspesifik terhadap berbagai ma&im kebutuhan.


Faktor yang dapat menyebabkan stress (stressor), dapat timbul dari tubuh atau
lingkungan atau dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stressor tersebut dapat
berupa fisiologis seperti injuri atau psikologi seperti kehilangan.

f. Ritme biologi

Ritme atau irama biologi membantu makhluk hidup mengatur lingkungan fisik
disekitarnya dan membantu homeostasis internal (keseimbangan dalam tubuh
dan lingkungan). Salah satu imma biologi yaitu irama sirkardian, berjalan pada
siklus 24 jam. Perbedaaan irama sirkardian membantu pengaturan
aktivitas meliputi tidur, temperatur tubuh, dan hormon. Beberapa faktor yang
ikut berperan pada irama sirkardian diantaranya mktor lingkungan seperti hari
terang dan gelap, seperti cuaca yang mempengaruhi ADL.

g. Status mental

Status mental menunjukkan keadaan intelektual seseorang. Keadaan status


mental akan memberi implikasi pada pemenuhan kebutuhan dasar individu.
Sepetti halnya lansia yang memorinya mulai menurun atau mengalami
gangguan. tentunya akan mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan—
kebutuhan dasarnya (Hardywinoto. 2007).

h. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan dan sosial kesejahteraan pada segmen lansia yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat
salah satunya adalah posyandu lansia. Jenis pelayanan kesehatan dalam
posyandu salah satunya adalah pemeliharan ADL (Pujiono, 2009).
4. Penilaian Activity Of Daily Living (ADL)

Menurut Matyam (2008) dengan menggunakan indeks kemandirian Katz untuk


ADL yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien
dalam hal makan, mandi, toileting, kontinen (BAB,/B.AFO berpindah ke kamar
mandi dan berpakaian. Penilaian dalam melakukan activity of daily living sebagai
berikut:

a. Mandi
1) Mandiri: bantuan hanya pada satu bagian mandi (sepeni punggung atau
ektremitas yang tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.
2) Bergantung : bantuan mandi leblh dari satu bagian tubuh, bantuan nusuk
dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri.

b. Berpakaian

1) Mandiri : mengambil buiu dari lemari, memakai pakaian, melepaskan


pakaian. mengancing / mengikat pakaian.
2) Bergantung : tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya selügian.

c. Toileting
1) Mandiri : masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan
genitalia sendiri.
2) Bergantung menerima bantuan untuk masuk ke kamar dan
menggunakan pispot.
d. Berpindah
1) Mandiri : berpindah dari tempat tidur, bangkit dari kutsi sendiri
2) Bergantung : bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan sesuatu atau perpindahan
e. Kontinen
1) Mandiri : BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri.
2) Bergantung : inkontinesia persial atau total yaitu menggunakan
kateter dan pispot, enema dan pembalut/pampers.
f. Makanan
1) Mandiri : mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri
2) Bergantung : bantuan dalam hal mengambil makanan dari piing dm
menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral atau melalui
Naso Gastrointestinul Tube (NGT).

Anda mungkin juga menyukai