Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Teknik

e-ISSN: 2746-220X, p-ISSN: 2746-1209


Vol. 2 No. 3 September 2021

ANALISA PENGARUH PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIS MATERIAL


HIGH STRENGHT LOW-ALLOY

Ahmad Fikri Assidik, Iwan Nugraha Gusniar


Universitas Singaperbangsa Karawang
ahmadfikriassidik2000@gmail.com

Abstrak
Perkembangan produksi industri saat ini selalu dekat dengan kehadiran elemen
pengelasan dan bahan baja. Untuk menemukan unsur-unsur yang terkandung dalam
bahan las dan baja, perlu untuk melakukan tes. Dengan melakukan tes baru, dapat
menemukan bahwa pengelasan dan bahan baja efisien untuk digunakan. Studi ini
bertujuan untuk menentukan efek pengelasan pada sifat mekanik bahan paduan rendah
berkekuatan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Tarik, tes
lentur, tes keras, pengamatan dengan mikroskop optik dan pengamatan dengan SEM-
EDS dengan variabel yang diambil adalah kekuatan mekanik dan struktur mikro
material.
Kata kunci: (HSLA; HAZ; Pengelasan; Spesimen)

Abstract

The increasing development of today's industrial manufacturing is always close


to the presence of welding elements and steel materials. To be able to find out the
elements contained in welding and steel materials, testing must be carried out. With the
holding of new tests can find out that welding and steel materials are efficient to use.
This study aims to determine the effect of welding on the mechanical properties of High
Strength Low-Alloy materials. The methods used in this research are tensile test,
bending test, hard test, observation with an optical microscope, and observation with
SEM-EDS with the variables taken are the mechanical strength and microstructure of
the material.

Keywords: (HSLA; HAZ; Welding; Specimen)

Pendahuluan atau pemanasan (Aditia et al., 2019). Fusi


Produksi adalah proses mengubah bahan kedua logam ini berfungsi untuk
baku menjadi barang untuk digunakan atau menghubungkan bahan logam.
dikonsumsi oleh manusia (Sudiyarto
&Mahardika, 2019). Dalam produksi itu Logam adalah salah satu bahan utama
sendiri, ada berbagai jenis kegiatan yang yang digunakan dalam proses pembuatan
dilakukan dan saling mempengaruhi, seperti produk dalam sebuag perusahaan. Bahan
pengelasan. Pengelasan adalah kegiatan logam mencakup berbagai jenis elemen dan
bergabung dengan dua logam dengan meleleh paduan yang memiliki sifat mekanik, fisik
dan kimia mereka sendiri. Salah satu jenis

63
logam yang digunakan adalah jenis HSLA ini merupakan uji kerusakan yang bertujuan
(High-Strength Low-Alloy). Bahan paduan untuk menguji untuk mengukur kekuatan
rendah berkekuatan tinggi adalah sekelompok akhir sambungan las (Mulyadi &Iswanto,
bahan logam yang memiliki sifat mekanik 2020). Berikut ini adalah ilustrasi dari uji
yang lebih baik dan ketahanan korosi tarik:
daripada baja. HAZ (Zona Terkena Panas)
adalah bagian dari logam itu sendiri yang
memiliki struktur mikro yang berbeda karena
peningkatan suhu selama pengelasan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian yang dilakukan dengan
pengamatan langsung. Penelitian ini
dilakukan di laboratorium, yaitu berupa uji
material untuk menentukan kekuatan mekanik
dan struktur mikro yang menjalani proses
pengelasan. Dalam hal ini penelitian
dilakukan dengan menggunakan tensile, Gamba 1 Uji Tarik
bending, hard test, observasi di bawah
mikroskop optik dan observasi dengan Sumber : (Mulyadi, 2016)
instrumen SEM-EDS dengan variabel yang Langkah uji tarik:
terdeteksi, yaitu kekuatan mekanik dan
struktur mikro material. 1. Objek uji dipotong terlebih dahulu
sesuai dengan standar ukuran.
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mesin las, mesin penggilingan, 2. Spesimen yang telah dipotong harus
sander, mikroskop optik. Bahan yang disiapkan untuk tes tarik.
digunakan adalah bahan ASTM A572 HSLA,
elektroda pengelasan dengan inti aliran E71T, 3. Tes dilakukan pada objek uji.
amplas dan larutan TiO2. Berikut ini adalah
4. Catat hasil tes yang diperoleh.Uji
penjelasan tentang metode untuk
Tekuk
menggunakan:
Uji Lentur adalah tes destruktif, yang
Prosedur untuk persiapan sampel:
bekerja untuk secara visual menentukan
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang kualitas suatu material dan untuk menentukan
diperlukan untuk penelitian. kekuatan koneksi material / material sebagai
hasil pengelasan (Tama et al., 2019). Berikut
2. Benda kerja yang akan di las ini adalah tes standar (E290-14, 2014)
disiapkan dengan mengebor alur pada Metode uji standar untuk uji lentur material
material. untuk duktilitas, nilai stres dapat dirumuskan
sebagai berikut:
3. Pengelasan lapis demi lapis dilakukan
sampai mencapai alur. 3𝑃𝐿
𝜎𝑏 =
2𝑏𝑑 2
4. Bahan di dinginkan sebelum
pengujian lebih lanjut. Keterangan:
σb = Tegangan tekan (MPa)
Uji Tarik P = Gaya tekan (KN)
B = Lebar (mm)
Tensile test merupakan uji coba yang
d = Tebal (mm)
dilakukan dengan memberikan beban gaya ke
arah yang berlawanan untuk menguji Tahapan tes lentur:
kekuatan suatu material (Mulyadi, 2016), tes

64
1. Objek uji dipotong terlebih dahulu 2. Kemudian benda uji dihaluskan
sesuai dengan standar ukuran. permukaannya dengan pengamplasan
bertahap dari kertas amplas grade
2. Spesimen yang telah dipotong kecil hingga besar.
disiapkan untuk tes lentur.
3. Permukaan benda uji yang sudah
3. Tes dilakukan pada objek uji. halus dipoles dengan larutan TiO2.
4. Catat hasil tes yang diperoleh.Uji 4. Struktur mikro pada benda uji diamati
Kekerasan dengan menggunakan mikroskop
optic.

Tes kekerasan merupakan tes yang berfungsi


untuk mengukur ketahanan material terhadap
tekanan pada permukaan (Sulaeman et al., 2018). Hasil dan Pembahasan
Di bawah ini adalah langkah-langkah tes Baja rendah karbon (baja rendah
kekerasan: karbon) Baja karbon ini biasanya
mengandung kurang dari 0,25% karbon dan
1. Benda uji di potong terlebih dahulu sangat sulit untuk dipanaskan karena tidak
sesuai bentuk yang diinginkan ada matensite yang terbentuk. Jenis baja ini
2. Kemudian benda uji dihaluskan memiliki kekuatan kurang dari 690 MPa.
permukaannya dengan pengamplasan
bertahap dari kertas amplas grade kecil Baja karbon sedang (baja karbon
hingga besar. sedang) Baja ini mengandung karbon 0,2% -
0,5%. Paduan ini dapat diproses dengan
3. Permukaan benda uji yang sudah halus perlakuan panas dengan austenisasi,
dipoles dengan larutan TiO2.
pengerasan dan gangguan untuk
4. Benda uji di letakan pada mesin uji memperbaikinya.
kekerasan dan dilakukan pengujian
Baja karbon tinggi (baja karbon tinggi)
5. Indentasi pada benda uji diamati dengan mengandung karbon antara 0,6% - 1,4%,
menggunakan mikroskop optik. memiliki sifat duktilitas yang paling sulit,
terkuat dan terendah. Baja ini biasanya
digunakan setelah menjalani proses
Uji Mikrostruktur pengerasan dan tempering, terutama dalam
aplikasi dengan ketahanan gesekan tinggi.
Uji struktur mikro merupakan tes yang
dilakukan untuk melihat fase dan ukuran HSLA (baja paduan rendah berkekuatan
partikel fase karena perubahan komposisi tinggi) adalah baja paduan yang dirancang
logam atau karena pengaruh perlakuan panas untuk memiliki sifat mekanik yang baik.
(Wibowo et al., 2020). Bahan yang digunakan adalah A572 atau
ASTM A572 yang merupakan salah satu baja
Tahapan uji mikrostruktur :
berkekuatan tinggi HSLA yang mencakup
1. Benda uji dipotong sesuai ukuran standar untuk kelas 42, 50, 55, 60 dan 65.
yang diinginkan.

65
Tabel 1 Kekuatan Material

Tabel 2 Data Kebutuhan Spesimen

Tabel 3 Sepesifikasi Pengelasan

Gambar 2 Ukuran Spesimen

Dalam penelitian ini, variabel yang akan


bervariasi adalah nilai arus, tegangan dan
kecepatan pengelasan. Tegangan yang
digunakan adalah 15, 20 dan 25 volt. Nilai
saat ini yang digunakan adalah 180, 200 dan
220 amper. Kecepatan pengelasan terkait Gambar 2 Data spesimen uji Tarik
dengan dua variabel sebelumnya di mana
kecepatan pengelasan berbanding lurus
dengan tegangan dan arus yang diterapkan.

66
Tabel 4 Ukuran Spesimen uji Tarik melakukan inspeksi sesuai dengan pedoman
bahan baja agar kualitas bahan yang
dihasilkan dalam sebuah bengkel tetap terjaga
dan proyek dapat berjalan dengan baik.

Bibliografi

Aditia, Nurdin dan Ismy, A.S. (2019).


Analisis kekuatan penghubung bahan
AISI 1050 dengan ASTM A36 dengan
variasi saat ini dalam proses pengelasan
SMAW. Jurnal Teknologi Pengelasan, 1
(1), 1-4. http://e-
jurnal.pnl.ac.id/Welding_Technology/art
icle/view/1129/1272
Gambar 3 Data spesimen uji tekuk
E290-14, A. (2014). Metode pengujian
Tabel 5 Ukuran specimen uji tekuk standar untuk membengkokkan bahan
pengujian untuk duktilitas.
https://www.astm.org/Standards/E290.ht
m

Mulyadi. (2016) Efek dari model uji tarik


pada pengelasan Besi Fc-30 mengingat
kekuatan tarik pengelasan. Produksi
Teknik Energi, 1 (2), 29-36.
https://doi.org/10.21070/r.e.m.v1i2.658

Mulyadi dan Iswanto. (2020). Manual


Teknologi Pengelasan (Jamaaluddi).
UMSIDA tekan.
http://eprints.umsida.ac.id/8386/1/Buku
Ajar_Iswanto.pdf

Sudiyarto, A.Z., & Mahardika, M. (2019).


EFEK BUBUK ALUMINIUM MIKRO
TAMBAHAN PADA PLA POLIMER
Gambar 4 Hasil uji mikrostruktur material MENGGUNAKAN PRINTER 3D
MELALUI METODE TEKANAN
UDARA BLOW [Universitas Gadjah
Mada]. http://etd.repository.ugm.ac.id/
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah Sulaeman, M., Budiman, H. dan Koswara, E.
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mencari (2018). Proses pengujian dimensi, uji
data tentang hal-hal dalam bentuk catatan kekerasan rockwell dan uji komposisi
seperti konsep pengujian material, sifat kimia cangkul di Balai Besar Logam dan
material, paduan material, konten material Mesin (BBLM) Bandung. Prosiding
dan pengolahan data dari setiap hasil tes. Seminar Penelitian Industri dan Seminar
Pentingnya memilih baja yang digerakkan Nasional, 10 (1), 539-543.
oleh bahan baja, adalah karena jika banyak
bahan yang kerjakan tidak sesuai dengan Tama, A., Santosa, A.W.B., & Budiarto, U.
standar, banyak yang akan ditolak dan (2019). Analisis resistensi terhadap
kemajuan yang lambat. Pentingnya pembengkokan, torsi dan kekerasan baja

67
S45C dengan variasi suhu pengerasan.
Jurnal Teknik Kelautan, 8(3), 352-359.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/n
aval ISSN

Wibowo, A., Widiastuti, H., Pamungkas, N.


dan Nugroho, C.B. (2020). Alternatif
untuk pasta alumina sebagai mesin
pemoles untuk metalografi. Jurnal
Integrasi, 12(2), 134-139.
https://doi.org/10.30871/ji.v12i2.2022

68

Anda mungkin juga menyukai