Anda di halaman 1dari 8

‫بسم هللا الرمحن الرحيم‬

ANTARA MUSIBAH DAN SIKAP MANUSIA


oleh: Ust. Latief Abdallah

ُ ُ ‫اِلِ م حِن‬ ََّ ُ ُ َ َ ُ ُ ‫ََّ ح َ ح َ ََّ َ ح َ ُ ُ َ َ ح َ ُ ُ َ َ ح َ ح‬


‫ور‬
ِ ‫ُش‬ ِ ‫ ونعوذ ب‬,‫ ونستغفِره‬,‫ ونستعِينه‬,‫ َنمده‬,ِ‫إِن اْلمد ِِل‬
َ َ ‫ََّ ُ َ َ ُ ََّ َ ُ َ َ ح ُ ح ح‬ ‫ح‬ َ ‫ح‬ َ َ َ ‫َ ح‬ َ َّ َ َ َ ُ‫َح‬
‫ ومن يضلِل فال‬,‫ضل ل‬ ِ ‫من يه ِده ِ اِل فال م‬.‫ات أعماِلِ ا‬ ِ ‫ وسي ِئ‬,‫أنفسِنا‬
َ َ
ً‫ َوأ حش َه ُد أ ََّن ُُمَ ََّمدا‬,‫ك َ ُل‬ َ ‫َ َ َ ُ َ َ ح َ ُ ح َ َ َ ََّ ََّ ُ َ ح َ ُ َ َ ح‬
َ
‫ُشي‬
ِ ‫ وأشهد أن ال إِل إِال اِل وحده ال‬,‫هادِي ل‬
‫آلِ َو َص ح‬ ََ َُ َ َ َ ‫َ ح ُ ُ َ َ ُ ُ ُ َ َّ ُ َّ َ َّ َ َ َّ ح َ َ ح‬
.ِ‫حبِه‬ ِ ‫ارك لَع َس َّيِدِنا ُم َّم ٍد َولَع‬ ِ ‫ اللهم ص ِل وسلِم وب‬.‫عبده ورسول‬
َّ‫اِل َح َّق ُت َقاتِهِ َو َسار ُعوا إ ََل َم حغفِ َرةٍ م حِن َرب‬
َ ‫ ا َِّت ُقوا‬,ِ‫اد اِل‬ َ َ َ َ ُ ‫َ َّ َ ح‬
ِ ِ ِ ‫أمابعد؛ فيا عِب‬
َ ‫الح َعالَم ح‬
.‫ي‬ ِ

Segala macam musibah yang terjadi pada alam maupun pada diri
manusia berada dalam pengetahuan dan kekuasaan Allah Swt.

Allah Swt berfirman:

ََّ ‫ُ ح‬
‫ال ِف ك َِتاب مِنح‬ ُ‫َح َ َ َح‬ َ ‫ح‬ ُ ‫ح‬ َ َ َ َ
ٍ ِ ِ ‫ماأصاب مِن م ِصيب ٍة ِِف االر ِض وال ِِف أنفسِكم إ‬
َ َ ‫َ ح َ ح ََّ ح‬
َ َ ‫ إ ِ ََّن ذل َِك‬.‫ْبأ َها‬
‫لَع اِلِ يَسِير‬ ‫قب ِل ان ن‬
” Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak (pula
pada) dirimu melainkan telah tertulis dalam kitab (lawhul mahfudz)
sebelum Kami menciptakannya. sesunguhnya yang demikian itu
mudah bagi Allah. “( Qs. al Hadid (57): 22).

Ayat yang semakna terdapat dalam Surat at-Taubah (9):51

1
Macam-macam mushibah.

Berbagai musibah yang menimpa diri manusia atau alam, terdiri dari
musibah natural (alam), musibah kultural, dan musibah struktural.
Musibah natural yaitu musibah karena faktor alam, manusia
mengetahuinya setelah terjadi, Musibah tersebut memaksa manusia
untuk menerimanya. Sebagai Contoh; Kebakaran karena listrik, wabah
virus, gempa bumi, Sunami, Kekeringan, dll.

Musibah tersebut merupakan ujian keimanan dan kesabaran bagi


orang orang mukmin yang tertimpanya.
َ
ُ‫َح‬ ‫َح‬ ُ ‫اْلَ حو ِف َو ح‬
‫اْل حو ِع َونق ٍص َّمِ َن األ حم َوا ِل َواالنف ِس‬
‫َ ح‬
‫ئ مِن‬ ‫ك حم ب َشيح‬ ُ ََّ‫َو َِلَبحلُ َون‬
ٍ ِ
َ‫ََّ ح‬ ََّ ‫ََّ ح َ َ ََّ ح َ َ َ َ َ ح ُ ح ُ ح َ َ ُ ح‬ َّ َ َ ََّ
ِ‫صيب ٍة قالوا إِنا ِل ِإَونا ا َِله‬
ِ ‫اَلِين إِذا أصابتهم م‬. ‫ْبين‬ ِ ِ ‫ِش الص‬
ِ ِ ‫ وب‬.‫ات‬ ِ ‫َوال َم َر‬
َ َ ‫َ ُ ح َ ُ َ َ َ َ ح ح َ َ َ ر ح َ َّ ح َ َ ح َ ر َ ُ َ َ ُ ُ ح ُ ح‬
‫ واوَلك هم المهتدِون‬,‫ أوَلك عليهِم صلوات مِن رب ِهِم ورحة‬.‫جعون‬ ِ ‫را‬
” Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepada kamu berupa
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, dan buah-buahan, dan
berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-
orang yang apabila mereka tertimpa musibah. mereka mengucapkan
Inna lillahi wainna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan
sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya). Mereka itulah yang
mendapatkan berkah dan rahmat dari Tuhannya dan merekalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. al Baqarah (2); 155)

Musibah Kultural adalah musibah yang terjadi karena kebiasaan buruk


manusia. Kurang bersihnya lingkungan menimbulkan penyakit nyamuk
malaria membuang sampah sembarangan, penggalian tambang dan
penebangan pohon liar dapat mengakibatkan banjir dan longsor,
semua itu adalah contoh peran kultur manusia yang mendatangkan
berbagai musibah. Jatuhnya nilai mata uang yang mengakibatkan
mahalnya harga bahan pokok, naiknya harga BBM, sulitnya lapangan
kerja, tingginya biaya pendidikan dan kesehatan, utang luar negeri
yang membengkak, meningkatnya angka pengangguran dan keriminal,
penjajahan dan pembantaian seperti di Palestia, Suriah, Rohingya.
Semua itu merupakan musibah yang diakibatkan oleh sistem hidup
2
yang rusak yang tidak layak diterapkan ditengah-tengah manusia.
oleh karenanya musibah terakhir ini disebut _musibah setruktural_.
Mushibah Kultural dan strukural semua terjadi akibat peran dan ulah
manusiaa.

ََّ َ َ َ ‫ح َ َّ َ ح َ ح َ َ َ َ ح‬ ُ َ َ‫َ ََ ح‬
‫اس َِلُذ حِيق ُه حم َب حعض اَل ِى‬
ِ ََّ‫ت ايحدِى اِل‬ ‫ْب واْلح ِر بِما كسب‬
ِ ‫ظهر الفساد ِِف ال‬
َ
‫ج ُع حون‬ ‫َ ُ ح َ َ ََّ ُ ح َ ح‬
ِ ‫ع ِملوا لعلهم ير‬
Telah nampak keruksakan di darat dan di laut akibat tangan-tangan
(dosa dan maksiat ) mansia. Supaya mereka merasakan akibat
perbuatan mereka. dan supaya mereka kembali kepada jalan yang
benar “. (Qs. Rum( 30 ): 41).

Sikap manusia terhadap musibah.

Al Qur’an mengambarkan, ada empat sikap manusia ketika menerima


musibah:

Pertama. Sikap yang baik, yakni semua musibah yang terjadi menjadi
pelajaran atas kekeliruan di masa lalu dan menyadarkan diri untuk
kembali kejalan yang lurus.

ََّ َ َ َ ‫ح َ َّ َ ح َ ح َ َ َ َ ح‬ ُ ‫َظ َه َر الح َف َس‬


‫اس َِلُذ حِيق ُه حم َب حعض اَل ِى‬
ِ ََّ‫ت ايحدِى اِل‬ ‫ْب واْلح ِر بِما كسب‬
ِ ‫ال‬ ‫ِف‬ِ ‫اد‬
َ
‫ج ُع حون‬ ‫َع ِملُ حوا لَ َعلََّ ُه حم يَ ح‬
‫ر‬
ِ
Telah nampak keruksakan di darat dan di laut akibat tangan-tangan
(dosa dan maksiat ) manusia. Supaya mereka merasakan akibat
perbuatan mereka. dan supaya mereka kembali kepada jalan yang
benar “. (Qs. Rum( 30 ): 41)

Bila musibah itu terjadi pada diri sendiri akibat perbuatannya, ia


segera bertaubat kepada Allah dengan meninggalkan segala
perbuatan yang tidak diridlai oleh-Nya. Dan bila musibah itu
berkaitan dengan kerisis bangsa, seperti saat ini yang terjadi di

3
Negara Indonesia. Menyadarkan umat untuk segera melakukan taubat
nasional dengan menerapkan syari’at Allah secara total, karena
berbagai krisis terjadi saat ini akibat ditinggalkanya syari’ah Allah
Swt.

ََّ ‫حنَا َعلَيحه حم بَ َر ََكت َّ ِم َن‬


‫الس َمآ ِء‬ َ ‫َول َ حو أَ ََّن اَ حه َل الح ُق َرى‬
‫امنُ حوا َو ََّات ُق حوا لَ َفتَ ح‬
ٍ ِ
‫ح‬ ُ ‫َ َ ح َ َ ح َ ََّ ُ ح َ َ َ ح َ ُ ح َ َ ُ ح َ ح‬
‫كن كذبوا فأخذناهم بِما َكنوا يكذِبون‬ ِ ‫واألر ِض ول‬

” Jikalau sekranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,


pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari
langit dann bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami, kami
siksa mereka akibat mendustakannya.” (Qs.Al A’raf (7): 96)

Kedua. Sikap paling baik, yaitu sikap hamba-hamba yang saleh, segala
musibah dihadapinya dengan sabar dan tawakal. Segala cobaan akan
mempertebal keimanan mereka kepada Allah, semakin tunduk
menghinakan diri di hadapan-Nya, bahwa segala sesuatu
sesungguhnya hanya milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.

َ َ ُ َ ‫ََّ َ ح َ ُ ح‬
‫ك َعلَيحهمح‬ ََّ ‫َ ََّ ح َ َ َ َ َ ح ُ ح ُ ح َ ر َ ُ ح‬
ِ ِ ‫ئ‬‫ول‬ ‫أ‬ .‫ن‬ ‫و‬‫ع‬‫ج‬ِ ‫ا‬‫ر‬ ‫ه‬
ِ ‫َِل‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ِإَون‬ ِ ‫ِل‬ ‫ا‬ ‫صيبة قالوا إِن‬
ِ ‫اَلِين إِذا اصابتهم م‬
َ ‫ح‬ َ َ ُ ‫َ َ َ ر ح ََّ َّ ح َ َ ح َ ر‬
‫ َواولئِك ُه ُم ال ُم حهتَد حِون‬,‫حة‬ ‫صلوات مِن رب ِ ِهم ور‬

” Yaitu orang-orang yang apabila mereka tertimpa musibah . mereka


mengucapkan Inna lillahi wainna ilaihi raji’un. Mereka itulah yang
mendapatkan berkah dan rahmat dari Tuhannya.” (Qs. al-Baqarah
(2):155).

Orang mukmin yang sabar dalam menerima musibah ini akan


mendapat pahala syahid akhirat sebagaimana disebutkan dalam
beberapa hadits. Dan setiap musibah yang menimpanya akan menjadi
kifarat (penghapus) dosa-dosanya.

4
Dari Aisyah Nabi saw. bersabda:

َ َ ََّ ‫َح‬ َ ََّ َ ‫َ ح ُ ح َ ُ ح ُ ح ُ ح‬


ُ ‫ك ََّف َر‬
‫اِل ب ِ َها عن ُه َح َّّت الش حوكة‬ ‫مامِن م ِصيب ٍة ت ِصيب المؤمِن إِال‬
ُ َ
‫يُشاك َها‬
” Setiap musibah yang menimpa seorang mukmin, pastilah Allah
menjadikan sebagai kifarat atas dosanya hingga duri yang
menusuknyapun”. (HR. Muslim)

Ketiga. Sikap buruk; mendekat kepada Allah Swt, memperbanyak


dzikir dan bacaan al Qur’an, dan bermohon kepada-Nya hanya di saat
mendapat cobaan dan penderitaan. Namun ketika kembali hidup
normal, iapun kembali kepada sikap semula, durhaka dan maksiat
kepada-Nya.

‫حُ ح‬ ‫ُ َ َّ ُ ُ ح ح َ َّ َ ح َ ح َ َّ َ ُ ح‬ ََّ َ ُ
‫ج َريحنَا ب ِ ِه حم ب ِ ِريح ٍح‬َ ‫ك َو‬ ِ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ِف‬
ِ
‫ح‬
‫م‬ ُ ‫ت‬ ‫ن‬‫ك‬ ‫ا‬‫ذ‬ِ ‫إ‬ ‫ّت‬ ‫ح‬ ,‫ر‬
ِ ‫ح‬ ‫اْل‬‫و‬ ‫ْب‬
ِ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ي‬ِ ‫س‬‫ي‬ ‫ِى‬ ‫اَل‬ ‫هو‬
َ َّ ُ ‫َ َّ َ َ َ َ ُ ح َ َ َ ح ُ ح ح ر َ ر َ َ َ ُ ح ح َ ح ُ ح‬
‫ك َمَك ٍن‬ ِ ‫صف وجاءهم الموج مِن‬ ِ ‫جاؤتهم ِريح َع‬, ‫طيِب ٍة وفرحوا بِها‬
‫ح‬ َ ‫ح‬ َ ‫ح َ َ ح َ ُ ح ح َ َ ُ َّ ح َ ح َ ح‬ َ ‫ح‬ ُ ‫َ َ َُّ ح َ ََّ ُ ح‬
ِ ‫وظنوا أنهم أحِيط بِهِم دعوا اِل ُمل ِِصي ل الِي ِن لئِن أْنينا مِن ه ِذه‬
‫ح‬ َ َ ‫َ َ ُ ح َ َّ َ َّ ح َ َ َ ََّ َ ح ُ ح ح ُ ح َ ح ُ ح‬
‫ فلََما أْنهم إِذهم يبغون ِِف األر ِض‬.‫ِلكونن َ مِن الشك ِِرين‬

” Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di darat dan


berlayar di laut. Sehingga bila kamu berada dalam bahtera dan
meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang dengan tiupan angin
yang baik, mereka merasa gembira. Dan apabila datanglah badai dari
berbagai penjuru dan mereka yakin bahwa mereka dalam bahaya.
Mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan ikhlas,” Ya Tuhan jika
Engkau selamatkan kami dari bahaya ini, kami benar-benar akan
menjadi orang-orang yang bersyukur. Maka tatkala Allah
menyelamatkan mereka, mereka berbuat dzalim kembali,” Qs Yunus
(10): 22-23).
5
Keempat. Sikap paling buruk; berbagai ujian dan cobaan
menimpanya, bermacam penderitaan menderanya. Kerisis multi
dimensi tak kunjung berhenti. Mamun semua itu tak membuatnya
berlutut sujud dan merendahkan diri dihadapan Allah, ia tetap dalam
keadaan semula, sombong lagi durhaka dan menetang perintah
(syari’ah)-Nya .

َ ‫َ َ ح َ َ ُ ح َ َّ ح َ َ َ َ َ ََّ ُ ح‬ َ َ‫َََ ح َ َ حَ ُ ح ح‬
‫اب فما استَكنوا ل ِرب ِ ِهم وما يتضعون‬ ِ ‫ولقد أخذناهم با ِلعذ‬
Dan sesungguhnya kami telah pernah menimpakan adzab kepada
mereka. Namun mereka tidaklah tunduk kepada Tuhan mereka, tidak
memohon kepada-Nya dengan merendahkan diri. (Qs. al Mu’minun
(23):76).

Apapun musibah itu bentuknya, berapapun harta dan jiwa menjadi


korban, semoga itu akan menumbuhkan keimanan manusia kepada
Allah Swt, dan menyadarkan mereka bahwa semua yang ada di alam
ini termasuk dirinya berada dalam genggaman kekuasaan Allah Swt.
Kemudian manusia tunduk dan patuh untuk beribadah hanya kepada-
Nya.

http://suarasukabumi.com/antara-musibah-dan-sikap-manusia/
—o0o—

‫ ونا افع يِن وإي اَّي ُكم يِباا فيي يه يمن اْآلَّي ي‬،‫آن الْع يظي يم‬
‫ي‬
‫ت‬ ‫اَب اراك هللاُ ي ِْل اولا ُك ْم يِف الْ ُقْر ا ْ ا ا ْ ا ْ ْ ا ا‬
‫ي‬ ‫ي‬ ‫وال ِيذ ْك ير ْ ي‬
.‫العليم‬
‫السميع ا‬ ِ ‫و تا اقبا ال م يِِن او منْ ُك ْم تالااوتاه إنه هو‬. ‫اْلاكْي يم ا‬ ‫ا‬
‫ولسائير املسلمني و‬ ‫ي‬ ‫أاقُو ُل قاويِل ه اذا وأ ي‬
‫ ا‬.‫استا ْغفُر هللاا الْ اعظْي ام ي ِْل اولا ُك ْم‬
ْ ‫ْ ْْا ا‬
.‫ فاستغفروه إنه هو الغفور رحيم‬,‫ و املؤمنني و املؤمنات‬,‫املسلمات‬

6
‫‪Khubah ke 2.‬‬
‫إي ان ا ْْلا ْم اد ياّلِلي اَْن ام ُدهُ اونا ْستاعيْي نُهُ اونا ْستا ْغ يفُرْه اوناعُوذُ يَبهللي يم ْن ُشُرْوير‬
‫ض ال لاهُ اوام ْن‬‫ات أ ْاعماليناا‪ ،‬من ي ه يدهي هللا فاالا م ي‬ ‫أانْ ُف يسناا ويمن سيئا ي‬
‫ا ا ْ اْ ُ ُ‬ ‫ا ْ اِ‬
‫ضليل فاالا ه ي‬
‫ك لاهُ‬ ‫ي لاهُ‪ .‬أا ْش اه ُد أا ْن الا إيلاها إيالا هللاُ او ْح ادهُ الا يريْ ا‬ ‫يُ ْ ْ ا ا‬
‫اد‬
‫صلاى هللاُ اعلاى نابييِناا ُُما ام ٍد او اعلاى‬ ‫اوأا ْش اه ُد أا ان ُُما ام ًدا اعْب ُدهُ اوار ُس ْولُهُ ا‬
‫ال‪ :‬اَّي أايُّها الا يذيْ ان ءا اامنُوا‬
‫ال تا اع ا‬ ‫اص احابييها اسلا اما ْسليْي ًما اكثي ْ ًْيا‪ .‬قا ا‬ ‫آله اوأ ْ‬
‫يي‬
‫اتا ُقوا هللاا اح اق تُ اقاتييه اوالا اَتُْوتُ ان إيالا اوأانتُ ْم ُّم ْسلي ُم ْو ان‪ .‬و با ْع ُد؛ فاياا‬
‫ي ي‬ ‫يي‬ ‫يعب ي ي‬
‫ب‬‫اد هللا‪ ,‬اتا ُقوا هللاا اح اق تُ اقاته او اسا يرعُوا إي ال ام ْغفارةٍ م ْن ار يِ‬ ‫اا‬
‫ني‪.‬‬ ‫ي‬
‫الْ اعالام ْ ا‬
‫رب العرش الكرمي أن حيعلنا وإَّيكم من الذين آمنوا‬ ‫نسأل هللاا العظيم ا‬
‫القادر‬ ‫ٍ‬ ‫ي‬
‫العلم فْيفاعُهم درجات ‪ ...‬إنه وِلٌ ذلك و ُ‬ ‫ومن الذين أُوتوا ا‬
‫عليه‪ ...‬آمني َّي رب العاملني‬

‫ت اعلاى إيبْ ار ياهْي ام‬


‫صلاْي ا‬
‫ي ٍ‬ ‫ٍ‬
‫اللا ُه ام ا‬
‫ص يِل اعلاى ُُما امد او اعلاى آل ُُما امد اك اما ا‬
‫َحي ٌد ايَمي ٌد‪ .‬وَب يرْك اعلاى ُُما ام ٍد و اعلاى ي‬
‫آل‬ ‫آل إيب ر ياهيم‪ ،‬إينا ا ي‬ ‫ي‬
‫ا‬ ‫ك ا ْ ْ اا‬ ‫او اعلاى ْ ا ْ ا‬

‫‪7‬‬
‫ك اي‬ ‫ُُم ام ٍد اكما َبرْكت علاى إيب ر ياهيم وعلاى ي ي‬
‫َحْي ٌد‬ ‫آل إيبْ اراهْي ام‪ ،‬إينا ا‬ ‫ا ا ا ا ا ا ْا ْ ا ا ا‬
‫ايَمْي ٌد‪.‬‬
‫…‪Amin-amin ya Allah ya Rabbal Alamin‬‬

‫ات‬‫ات‪ ،‬والْم ْؤيمنيني والْم ْؤيمنا ي‬ ‫اللاه ام ا ْغ يفر ليلْمسلي يمني والْمسليم ي‬
‫ا ُ‬ ‫ا‬ ‫ْ‬ ‫ا ُ‬ ‫ُ ْ ُ ْ ْا ا ُ ْ ا‬
‫ب‪ .‬اللا ُه ام أا يراَن ا ْْلا اق اح ًّقا‬ ‫ي‬ ‫ي‬
‫ر‬ ‫ق‬
‫ا‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ك اي‬
‫َس‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫ن‬ ‫ي‬
‫إ‬ ‫‪،‬‬ ‫اْألاحي ياء يمْن هم واْألامو ي‬
‫ات‬
‫ٌ ٌ‬‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْا ُ ْ ا ْ ا‬
‫اجتينااباهُ‪.‬‬ ‫ي ي‬
‫اعهُ‪ ،‬اوأا يراَن الْبااط ال َباطالً او ْارُزقْ ناا ْ‬
‫ي‬
‫او ْارُزقْ ناا اتِبا ا‬
‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
‫اب الناا ير‪.‬‬ ‫ارباناا آتناا يِف الدُّنْياا اح اسناةً اويِف اآلخارةي اح اسناةً اوقناا اع اذ ا‬
‫ني‬ ‫ي ي‬ ‫ب لاناا يم ْن أ ْازو ياجناا وذُ ِيراَّيتيناا قُ ارةا أ ْاع ُ ٍ‬
‫اج اع ْلناا ل ْل ُمتاق ا‬
‫ني او ْ‬ ‫ا ا‬ ‫ارباناا اه ْ‬
‫ب الْعيازةي ع اما ي ي‬
‫ص ُف ْو ان‪ ،‬او اسالاٌم اعلاى‬ ‫ا ا‬ ‫ك ار يِ‬ ‫إي ام ًاما‪ُ .‬سْب احا ان اربيِ ا‬
‫ني‪.‬‬ ‫ي‬ ‫الْمرسليني وا ْْلم ُد ياي‬
‫ّلِل ر ِي‬
‫ب الْ اعالام ْ ا‬ ‫ا‬ ‫ُْ ا ْ ا ا اْ‬
‫ان اوإييتاآ يئ يذي الْ ُق ْراَب‬ ‫يعباد هللاي‪ ،‬إي ان هللا َيْمر يَبلْع ْد يل واْ يإلحس ي‬
‫ا ا ُُ ا ا ْ ا‬ ‫اا‬
‫آء اوالْ ُمن اك ير اوالْبا ْغ يي ياعيظُ ُك ْم لا اعلا ُك ْم تا اذ اكُرْو ان‪.‬‬ ‫وي ْن هى ع ين الْ افحش ي‬
‫ْا‬ ‫اا ا ا‬
‫ضلي يه يُ ْع يط ُك ْم اولا يذ ْك ُر‬
‫اسأالُْوهُ يم ْن فا ْ‬ ‫ي‬
‫فااذْ ُكُروا هللاا الْ اعظْي ام يا ْذ ُك ْرُك ْم او ْ‬
‫هللاي أا ْك اَبُ‪.‬‬

‫‪8‬‬

Anda mungkin juga menyukai