Keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang sesederhana mengatasi
keletihanlainnya.Sedikitnya ada empat faktor penyeab keletihan mental siswa:
a. Karena kecemasan siswa terhadap dampak yang ditimulkan oleh keletihan itu
sendir
b. Karena kecemasan siswa terhadap standar/ patokan keberhasilan bidang studi
tertentu yang dianggap terlalu tingi terutama ketika siswa merasa bosan mempelajari
bidang studi tadi
c. Karena siswa berada d tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menuntut lebih
banyak kerja intelek yang berat
d. Karena siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan
dia sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia buat
sendiri (self-imposed).Selanjutnya, kiat-kiat untuk mengatasi keletihan mental
yang menyebabkan munculnya kejenuhan belajar itu, antara lain sebagai berikut:
melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
dengan takaran yang cukup banyakb.Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam
dari hari-hari belajar yang dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giatc.
Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi
pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat perlengkapan belajar dsb, sampai
memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang lebih menyenangkan
untuk belajard.Memberikan moivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong
untuk belajar lebih giate.Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal
diam) dengan cara mencoba belajar dan belajar lagi.
3. Transfer dalam belajara.
a. Pengertian transfer dalam belajar
Transfer dalam belajar yang lazim disebut transfer belajar (transfer
oflearning) mengandung arti pemindahan keterampilan hasil belajar dari
satu situasike situasi lainnya. Kata “pemindahan keterampilan” tidak
berkonotasi hilangnya keterampilan melakukan sesuatu pada masa lalu
karena diganti dengan keterampilan baru pada masa sekarang. Oleh sebab
itu, definisi di atas harus dipahami sebagai pemindahan pengaruh atau
pengaruh keterampilan melakukan sesuatu terhadap tercapainya
keterampilan melakukan sesuatu lainnya.Peristiwa pemindahan pengaruh
(transfer) sebagaimana tersebut, pada umumnya atau hampir selalu
membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap aktivitas dan hasil
pembelajaran materi pelajaran atau keterampilan lain. Sehingga, transfer
dapat dibagi dua kategori, yakni transfer positif dan negatif.
b. Ragam transferdalam belajar
1.Transfer positifTransfer positif dapat terjadi dalam diri seorang siswa
apabila guru membantu untuk belajar dalam situasi tertentu yang
mempermudah siswa tersebut belajar dalam situasi-situuasi lainnya. Dalam
hal ini, transfer positif menurut Barlow (1985) adalahlearning in one
situation helpful in other situation, yakni belajar dalam sesuatu situasi
yang dapat membantu belajar dalam situasi-situasi lain.
2.Transfer negative Transfer negatif itu berarti, learning in one situation has a
damaging effect in other situation. Dengan demikian, pengaruh
keterampilan atau penetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sendiri tidak
ada hubungannya dengan kesulitan yang dihadapi siswa tersebut ketika
mempelajari pengetahuan atau keterapilan lainnya. Menghadapi
kemungkinan terjadinya transfer negatif itu, yang penting bagi guru ialah
menyadari dan sekaligus menghindarkan para siiswa dari situasi-situasi
belajar tertentu yang diduga keras akan berpengaruh negatif terhadap
kegiatan belajar para siswa tersebut pada masa yang akan datang.
3.Transfer vertikal. Transfer vertikal (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri
seorang siswa apabila pelajaran yang dipelajari dalam situasi tertentu
membantu siswa tersebut dalam menguasai pengertahuan/ keterampilan yang
lebih tinggi atau rumit.Agar memperoleh transfer vertikal, guru sangat
dianjurkan untuk menjelaskan kepada para siswa secara eksplisit
mengenai faidah materi yang sedang diajarkannya bagi kegiatan belajar
materi lainnya yang lebih kompleks. Upaya ini penting sebab kalau siswa
tidak memiliki alasan yang benar mengapa ia harus mempelajari materi yang
sedang diajarkan gurunya itu (antara lain untuk transfer vertikal),
mungkin ia takkaan mampu memanfaatkan materi tadi untuk mempelajari
materi lainnnya yang lebih rumit. Padahal,learning in one situation allows
mastery of more comple skills in other situation(Barlow, 1985) yang
berarti bahwa belajar dalam suatu situasi memungkinkan siswa
menguasai keterampilan-keterampilan yang lebih rumit dalam situasii yang
lain.