Anda di halaman 1dari 8

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH

35
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

MENGGAGAS KAJIAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL


DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH

Ika Oktavianti, M.Pd., Eka Zuliana, M.Pd., Yuni Ratnasari, M.Pd.


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Muria Kudus
Email: ika.oktavianti@umk.ac.id / eka.zuliana@umk.ac.id / yuni.ratnasari@umk.ac.id

Abstrak

Gerakan Literasi Sekolah merupakan suatu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
mencapai salah satu dari sembilan agenda prioritas (Nawacita) yaitu melakukan revolusi karakter
bangsa. Gerakan Literatur Sekolah didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015 bertujuan untuk menumbuhkan minat baca serta meningkatkan keterampilan
membaca peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan lebih baik serta mengembangkan nilai-
nilai budi pekerti. Kajian ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya sekedar mencetak generasi
yang berpengetahuan dan cerdas, pendidikan juga mengembangkan budi pekerti peserta didik sesuai
kebudayaan bangsa. Untuk mencetak generasi yang memiliki nilai-nilai berbudi pekerti, tentunya
pendidikan harus memuat konten kearifan budaya khususnya budaya lokal. Permasalahan pendidikan
selama ini, sumber dan bahan ajar yang berkaitan dengan budaya lokal masih minim, maka Gerakan
Literasi Sekolah mengadopsi kearifan lokal serta vokasi yang beragam yang disesuikan dengan
kebutuhan geografis, bakat, serta potensi peserta didik. Tentunya materi baca dalam Gerakan Literasi
Sekolah ini harus diarahkan pada konten nilai-nilai budi pekerti yang diadopsi berdasarkan kearifan
budaya lokal namun tetap disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik.

Kata Kunci: Gerakan Literasi Sekolah, Kearifan Budaya Lokal

Abstract

School Literacy Movement is an attempt Ministry of Education and Culture to achieve one of the nine
priority agenda (Nawacita) that is the revolution of national character. School Literacy Movement is
based on the Regulation of the Minister of Education and Culture 23, 2015 which aims to foster
interest in reading and improve reading skills of students in order to be a better understanding of
knowledge, and to develop character values. This study shows that education is not just make a
knowledgeable and savvy generation, also to developed a character of nation's culture. To Create a
generation of virtuous character, education must load the content of cultural wisdom especially local
wisdom. Issues of education and culture during this time, resources and teaching materials related to
local wisdom is less, so The School Literacy Movement must be adopt the cultural wisdom which is
customized by geographic needs, talents, and student potential. Of course reading material of School
Literacy Movement directed at the content of character values of local wisdom that is adapted to the
characteristics and students' development.

Keywords: School Literacy Movement, Local Wisdom Culture

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
36
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

PENDAHULUAN Pendidikan dan kebudayaan menurut


Gerakan literasi sekolah (GLS) Ki Hadjar Dewantara (1954:44)
merupakan suatu upaya Kemeterian merupakan sistem among. Hal ini berarti
Pendidikan dan Kebudayaan dalam pendidikan tidak hanya sekedar mencetak
mencapai salah satu dari sembilan agenda generasi yang berpengetahuan dan cerdas,
prioritas (Nawacita) yaitu melakukan pendidikan juga mengembangkan budi
revolusi karakter bangsa. pekerti peserta didik sesuai kebudayaan
bangsa.
Upaya ini dilakukan sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pentingnya penanaman budaya lokal
Nasional (RPJMN) 2015-2019 yaitu untuk pada pendidikan ialah untuk menanamkan
peningkatan kualitas hidup, revolusi identitas dan jati diri bangsa. Hal ini
karakter bangsa, peningkatan produktivitas berkaitan dengan dampak globalisasi
rakyat dan daya saing di pasar bahwa era globalisasi dapat menghapus jati
internasional, serta memperteguh diri dan menghantarkan pada absurditas.
kebhinekaan dan memperkuat restorasu Oleh sebab itu penanaman budaya lokal
sosial Indonesia. melalui pendidikan merupakan langkah
strategis untuk memperbaiki kualitas
Diantara tujuh belas kajian generasi penerus yang berbudi pekerti
permasalahan pembangunan pendidikan luhur.
dan kebudayaan pada Repositori
Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Salah satu strategi penanaman
Kebudayaan diantaranya mengkaji budaya lokal ini ialah melalui gerakan
permasalahan pendidikan dan budaya yaitu literasi sekolah.
peran pelaku budaya yang masih belum KEARIFAN BUDAYA LOKAL
besar dalam melestarikan kebudayaan; UNTUK PEMBELAJARAN
rendahnya mutu kemahiran membaca dan Kearifan budaya lokal merupakan
semakin punahnya penggunaan bahasa dan konsep, ide, dan gagasan budaya lokal
sastra daerah; gejala memudarnya karakter yang bersifat bijaksana dan dijadikan
siswa dan jati diri bangsa; pelestarian pandangan hidup masyarakat setempat.
warisan budaya belum efektif; belum Meskipun kearifan budaya lokal sering
optimalnya promosi, diplomasi, dan disebut sebagai produk masa lalu, namun
pertukaran budaya, serta pengembangan tetap patut dilestarikan karena menjadi titik
sumber kebudayaan yang belum maksimal. penghubung dari generasi ke generasi.
Kurikulum 2013 mengandung misi Untuk menjaga kelestarian budaya lokal,
untuk menerapkan paradigma pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan perlu
untuk membentuk manusia mandiri dan mengintegrasikan kearifan budaya lokal
berkepribadian melalui pengembangan dengan tujuan untuk membentuk karakter
pendidikan berbasis karakter. anak sesuai dengan identitas dan jati diri
Dalam mengembangkan pendidikan leluhurnya.
berbasis karakter, kurikulum mengadopsi Kajian kearifan budaya lokal perlu
kearifan lokal serta vokasi yang beragam dikembangkan dalam pendidikan karena
yang disesuikan dengan kebutuhan memiliki manfaat yaitu melahirkan
geografis, bakat, serta potensi peserta generasi- generasi yang kompeten dan
didik. bermartabat, merefleksikan nilai- nilai
budaya, berperan serta dalam membentuk
karakter bangsa, ikut berkontribusi demi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
37
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

terciptanya identitas bangsa, dan ikut andil Potensi agama merupakan sumber
dalam melestarikan budaya bangsa. nilai fundamental dalam kehidupan
Nasir dan Hand (2006: 449) manusia yang menyangkut keyakinan akan
menjelaskan bahwa “...research on race, keselamatan, kedamaian, kebahagiaan
culture, and schooling has revealed many dunia dan akhir, dan petujuk agama yang
significant factors affecting school diyakini sebagai rujukan nilai baik-buruk,
achievement and has articulated many hukum halal-haram, pahala dan dosa, dan
details of how culture and learning nilai lainnya. Agama menjadi sumber
intersect in daily school life”. Kajian kearifan budaya lokal yang melahirkan
tersebut menunjukkan bahwa sekolah little tradition.
mempunyai peranan untuk Potensi budaya yang meliputi norma,
mengembangkan budi pekerti peserta didik bahasa, seni, tradisi, institusi, artifak,
sesuai dengan kearifan budaya bangsa, simbol, serta ide dan gagasan dapat
terlebih lagi budaya lokal peserta didik. dijadikan bahan pembelajaran yaitu
Oleh karena itu pendidikan harus orientasi sebagai konten pendidikan dan alat untuk
budaya untuk membentuk generasi yang membangun karakter budaya bangsa pada
memiliki spiritualitas dan nilai-nilai budi peserta didik.
pekerti luhur. Adapun karakter budaya bangsa yang
Berkaitan dengan hal tersebut, Diana dikembangkan sesuai dengan karakter
(2012:185) menjelaskan bahwa pendidikan siswa sekolah dasar berdasarkan kajian
berbasis kebudayaan adalah alat paling Rosala (2016) di antaranya adalah 1)
ampuh dalam rangka menanamkan mampu merasakan kasih sayang, 2) meniru
kedasaran berbudaya dengan karakter jati sikap, nilai dan perilaku orang lain, 3)
diri sesungguhnya dan melestarikan nilai- menghargai, memberikan, dan menerima,
nilai kearifan lokal (local wisdom) agar 4) mencoba memahami orang lain di
masyarakat tidak tercerabut dari akarnya. lingkungan sekitar, 5) anak mulai
Berkaitan dengan hal tersebut, Tilaar mengenal sopan santun, 6) anak mengenal
(2002:93) menjelaskan nilai, moral, dan mempraktikan aturan sekolah, 7) anak
kebiasaan, adat/tradisi, dan budaya tertentu mulai mengenal otoritas seperti anak mau
yang menjadi keseharian masyarakat diperintah. dan anak memahami aturan,
merupakan hal yang perlu diketahui dan norma, serta etika, seperti berdoa sebelum
dipelajari oleh siswa. memulai pelajaran.
Kedua kajian tersebut mencerminkan Potensi alam berkaitan dengan
tentang pentingnya melestarikan budaya sumber daya alam dan letak geografis
lokal melalui pendidikan. Rozikan suatu daerah yang menjadi potensi untuk
(2013:168-171) menjelaskan sumber- dilestarikan, dikembangkan, dan
sumber kearifan budaya lokal yaitu potensi dimanfaatkan oleh generasi penerus dalam
manusiawi, potensi agama, potensi budaya, menggerakan perekonomian.
dan potensi alam. Keempat potensi tersebut dapat
Potensi manusiawi yang dimaksud diajarkan melalui beberapa strategi.
adalah pendidikan disesuaikan dengan Pertama, mengintegrasikan dalam mata
struktur kepribadian manusia yang pelajaran. Contoh pengintegrasian ini dapat
memiliki komponen id, ego, dan superego. dilihat pada pembelajaran IPS di sekolah
Struktur kepribadian inilah yang dijadikan dasar.
dasar dalam mengembangkan program Mata pelajaran IPS di sekolah dasar
pendidikan berbasis kearifan budaya lokal. salah satunya ialah memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
38
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

berkompetisi dalam masyarakat yang Jawa, sampai pada etika Jawa. Jadi materi
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan muatan lokal ini diajarkan sesuai dengan
global. Tujuan ini dicerminkan misalnya daerah masing-masing peserta didik.
pada standar kompetensi kelas 4 yaitu Ketiga, melalui kegiatan
memahami sejarah, kenampakan alam, dan pembiasaaan dan pengembangan diri
keragaman suku bangsa di lingkungan seperti ekstrakurikuler Pramuka dan
kabupaten/kota dan provinsi. Standar contohnya melalui Gerakan Literasi
kompetensi lainnya yaitu mengenal sumber Sekolah. Gerakan ini dilakukan sebagai
daya alam, kegiatan ekonomi, dan strategi untuk membiasakan membaca
kemajuan teknologi di lingkungan peserta didik.
kabupaten/kota dan provinsi. Kedua Gerakan literasi sekolah ini digagas
standar kompetensi ini diarahkan pada dan dikembangkan Direktorat Jenderal
pendidikan berbasis budaya lokal. Pendidikan Dasar dan Menengah
Nilai karakter yang dapat merupakan kepedulian atas rendahnya
dimunculkan pada materi tersebut ialah kompetensi peserta didik Indonesia.
yaitu jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, Data UNDP tahun 2014 seperti yang
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta dikaji Rahayu (2016: 179-180)
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat menunjukkan bahwa tingkat
dan komunikatif, peduli lingkungan, peduli kemelekhurufan di Indonesia sudah
sosial, dan tanggung jawab. mencapai 92,8% untuk kelompok dewasa
Contoh lainnya, pada pembelajaran dan 98,8% untuk kategori remaja, namun
matematika materi bangun ruang, untuk dilihat pada tingkat membaca siswa
membangun konsep bangun ruang, guru Indonesia menduduki urutan 57 dari 65
dapat menggunakan replika rumah adat. negara yang diteliti. Data ini menunjukkan
Pada materi penjumlahan dan bahwa masih ada tantangan yang dihadapi
pengurangan, guru dapat menggunakan pendidikan Indonesia khususnya dalam
permainan tradisional seperti dakon dan literasi.
bekelan. Contoh lainnya pada materi
pencerminan dan simetri, guru dapat Data ini diperkuat dengan hasil
menggunakan contoh-contoh artifak, penelitian yang dilakukan Hartati (2016)
lukisan bermotif budaya lokal yang yang menyimpulkan bahwa akar
mempunyai nilai pencerminan. Kajian permasalahan dari rendahnya kemampuan
matematika berbasis budaya lokal ini literasi masyarakat Indonesia, khususnya
disebut dengan Ethnomathematics. murid-murid sekolah dasar karena
Berdasarkan contoh tersebut, pembelajaran membaca dan menulis.
pengintegrasian budaya lokal bukan hanya Permasalahan ini harus segera
dapat diaplikasikan pada sebuah materi diatasi, apalagi kita memiliki banyak
namun juga disertai dengan sumber dan kajian sebagai bahan literasi untuk
media pembelajaran yang memadai budaya diperkalkan kepada peserta didik.
lokal. Keberadaan masyarakat sebagai sumber
Kedua, mengintegrasikan kearifan nilai-nilai lokal-tradisional dapat
budaya lokal dalam mata pelajaran muatan dimanfaatkan untuk memperkaya materi
lokal. Misalnya muatan lokal di sekolah yang sudah tertulis dalam literasi. Stategi
dasar di Jawa Tengah diisi dengan mata ketiga inilah yang akan dibahas lebih lanjut
pelajaran Bahasa Jawa. Materi yang pada tulisan ini.
diajarkan tentang tata bahasa Jawa, cara
menulis aksara Jawa, peribahasa bahasa

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
39
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

PENANAMAN KEARIFAN BUDAYA lima belas menit ini diatur dalam


LOKAL DI SEKOLAH DASAR Permendikbud No.23 Tahun 2015.
MELALUI GERAKAN LITERASI Gerakan literasi sekolah khususnya
SEKOLAH di sekolah dasar dilaksakan secara bertahap
Gerakan literasi sekolah merupakan dengan mempertimbangkan kesiapan
sebuah upaya yang dilakukan secara sekolah. Tahap pertama yaitu
menyeluruh untuk menjadikan sekolah pembiasaaan. Sebelum tahap ini
sebagai organiasasi pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya sekolah
warganya literat sepanjang hayat melalui menyediakan perpustakaan sekolah, sudut
pelibatan publik. baca, area baca yang nyaman, serta bahan
Gerakan literasi khususnya di baca yang baik cetak maupun digital yang
sekolah dasar mempunyai target dapat diakses peserta didik ataupun warga
menciptakan ekosistem pendidikan di sekolah lainnya.
sekolah dasar yang literat yaitu Hal lainnya yang perlu disiapkan
menyenangkan dan ramah peserta didik seperti UKS perlu mengkampanyekan gaya
sehingga menumbuhkan semangat belajar hidup sehat, kantin sekolah menjual
dalam warganya, semua warga makanan bersih dan sehat, kebun sekolah
menunjukkan empati, peduali dan sebagai laboratorium hidup untuk
menghargai sesama, menumbuhkan mengajarkan pengetahuan, serta
semangat ingin tahu dan cinta menyedikan kebun sekolah. Pada tahap ini
pengetahuan, memampukan warganya peserta didik belum diberikan tagihan.
cakap berkomunikasi dan dapat Tujuan dari tahap pembiasaan
berkontribusi kepada lingkungan sosialnya, gerakan literasi sekolah ini ialah untuk
dan mengakomodasi partisipasi seluruh menumbuhkan minat peserta didik
warga sekolah dan lingkungan eksternal terhadap bacaan dan kegiatan membaca.
sekolah dasar. Target ketercapaiannya keterampilan
Untuk mencapai target tersebut, komunikasi dan berfikir kritis. Pada
terdapat tujuh elemen ekosistem keterampilan komunikasi, siswa kelas
pendidikan yang meliputi sekolah yang rendah diharapkan mampu
kondusif, guru sebagai penyemangat, mengartikulasikan empati terhadap tokoh
orang tua yang terlibat aktif, masyarakat cerita, sedangkan siswa kelas tinggi ialah
yang sangat peduli, industri yang berperan mampu mempresentasikan cerita dengan
penting, organisasi profesi yang efektif.
berkontribusi besar, dan pemerintah yang Pada keterampilan berpikir kritis,
berperan aktif. siswa kelas rendah mampu memisahkan
Rahayu (2016:181) menjelaskan fakta dan fiksi, sedangkan siswa kelas
bahwa Indonesia memerlukan strategi tinggi ialah mampu mengetahui jenis
untuk menciptakan budaya literasi sekolah. tulisan dalam media dan tujuannya.
Kegiatan ini dilakukan dengan setiap hari Langkah-langkah kegiatan pada
selama lima belas menit sebelum jam tahap pertama ini ialah membaca lima
pelajaran dimulai, peserta didik belas menit sebalum pelajaran dimulai.
membacakan buku dengan nyaring (read Pada kegiatan ini, guru atau pustakawan
aloud) atau selauruh warga sekolah atau kepala sekolah ataupun relawan
membaca dalam hati (sustained silent membacakan bahan bacaan dengan nyaring
reading). Penumbuhan minat baca selama (read aloud).

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
40
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

Kegiatan membaca ini di sekolah Mayoritas anak menyukai dongeng,


dasar sering diarahkan pada mendongeng. maka orang tua menyediakan buku bacaan
Cerita dongeng merupakan hasil karya dirumah serta menceritakan atau memberi
sastra yang di dalamnya terkandung nilai- dukungan denga meminta anak untuk
nilai kehidupan dan nilai-nilai pendidikan. membaca ataui mendampigi anak dalam
Dongeng menawarkan cerita kehidupan membaca
disimbolkan melalui perilaku dan sikap Kedua yaitu pengembangan minat
tokoh cerita. Melalui cerita pembaca atau baca untuk meningkatkan kemampuan
penyimak dapat mengambil manfaat yang literasi yang berupa tagihan sederhana
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- untuk penilaian nonakademik. Tujuannya
hari. untuk mempertahankan minat terhadap
Selain membaca nyaring, kegiatan bacaan dan kegiatan membaca, serta
membaca selama 15 menit dapat dilakukan meningkatkan kelancaran dan pemahaman
dengan membaca dalam hati (sustained membaca peserta didik.
silent reading). Pada kegiatan ini Prinsip-prinsip kegiatan tahap kedua
diharapkan guru mampu menciptakan ini ialah buku yang dibaca/dibacakan
suasana tenang dan nyaman agar peserta adalah buku selain buku teks pelajaran
didik dapat berkonsentrasi pada buku yang yang diminati peserta didik, dan buku
dibacanya. tersebut diperkankan untuk dibaca peserta
Kegiatan selanjutnya pada tahap ini didik di rumah. Contoh buku yang menarik
ialah menciptakan lingkungan kaya teks. peserta didik terkait dengan kearifan
Untuk menumbuhkan budaya literasi dan budaya lokal ialah buku yang mempunyai
mengembangkan Kearifan budaya lokal, cerita rakyat. Misalnya untuk Jawa
bahan kaya teks yang tersedia di ruang Tengah, buku tentang sejarah dan makna
kelas ialah tulisan, gambar, atau poster upacara adat Sekaten, Buka Luwur,
misalnya tentang batik yang merupakan Dandangan, Lomban, Meron, dan lainnya.
bagian dari budaya lokal. Dinding kata Kajian upacara adat ini akan lebih menarik
tentang nilai kearifan lokal, CD jika dalam sajian buku disertai ilustrasi
pembelajaran yang berisi tentang budaya gambar, sehingga ajaran yang tersimpan
lokal, misalnya proses pembuatan batik pada cerita tersebut dapat dimaknai dengan
atau prosesi upacara adat, dan lainnya. mudah oleh peserta didik.
Miniatur peninggalan sejarah, dan literasi Penumbuhan budi pekerti melalui
lainnya tentang budaya lokal yang dapat pembacaan buku-buku cerita dapat
ditempatkan di ruang kelas. dijadikan pembiasaan sikap dan perilaku
Untuk mendukung suksesnya positif dalam proses belajar setiap sekolah
gerakan literasi tahap ini, penciptaan dan lingkungan masyarakat.
lingkungan kaya teks bukan hanya di Tahap ketiga yaitu pelaksanaan
sekolah saja, tetapi juga lingkungan pembelajaran berbasis literasi yang berupa
eksternal seperti keluarga peserta didik pembelajaran dengan adanya tagihan
juga harus mendukung. Hasil penelitian akademik. Tujuan tahap ketiga ini ialah
Antasari di MI Muhammadiyag Gandatapa untuk mempertahakan minat peserta didik
Kecamatan Sumbang Kabupaten terhadap bacaan dan kegiatan membaca,
Banyumas menjunjukkan bahwa untuk serta meningkatkan kecakapan literasi
menumbuhkan minat baca peserta didik peserta didik melalui buku-buku
dibutuhkan dukungan orang tua untuk pengayaan dan buku teks pelajaran.
membangun litersi anak.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
41
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

Kegiatan yang dilakukan pada tahap guru-guru sekolah dasar di Kabupaten


ini yaitu guru mencari metode pengajaran Subang dan Kabupaten Bandung. Materi
yang efektif dalam mengembangkan pelatihan literasi meliputi konsep literasi
kemampuan literasi peserta didik, guru terkini, teori dan praktik membaca dan
mengembangkan rencana pembelajaran menulis permulaan serta teori dan praktik
sendiri serta melaksanakan pembelajaran membaca dan menulis lanjut untuk
dengan memanfaatkan berbagai media dan sekolah dasar kelas tinggi (Kelas IV,V, dan
bahan ajar, dan guru menerapkan berbagai VI). Materi pelatihan media pembelajaran,
strategi membaca (membacakan buku terdiri dari: pengolahan kata (word), power
dengan nyaring, membaca buku terpadu, point, tabulasi dan kalkulasi, internet, dan
dan membaca bersama) untuk camtasia studio.
meningkatkan pemahaman peserta didik Berdasarkan need assessment di atas
terhadap materi pembelajaran. untuk mengatasi permasalahan dan
Untuk ketercapaian tahap ini, salah kesulitan literasi, guru sebagai salah satu
satu metode pengajaran yang dapat sumber daya manusia yang dibutuhkan
diterapkan di sekolah dasar ialah untuk kesuksesan gerakan literasi sekolah
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif memerlukan pelatihan di bidang literasi,
dan menyenangkan (PAIKEM) dan metode/teknik pembelajaran literasi dan
pendekatan whole language dan beberapa penggunaan komputer sebagai media
teknik membaca dan menulis permulaan. pembelajaran.
Metode ataupun pendekatan yang dapat Pelatihan lainnya yang dapat
diterapkan pada sekolah dasar ialah diberikan ialah pelatihan penyusunan
melalui pendekatan permainan, bahan ajar berbasis kearifan budaya lokal.
conferencing, Learning Experience Pelatihan ini ditujukan untuk mengatasi
Approach (LEA), pendekatan keterampilan permasalahan minimnya bahan ajar
proses dan Subject Specifict Pedagogy atau berbasis budaya lokal.
Pendalaman Bidang Studi (SSP Bahasa
Indonesia), pendekatan komunikatif, dan Satu hal yang paling berperan
pendekatan tematik. penting adalah dukungan dari pemerintah
terhadap implementasi gerakan sekolah,
Tiada gading yang tak retak. Istilah baik mengenai penyediaan sarana dan
ini juga berlaku pada implementasi prasarana literasi maupun pengembangan
gerakan literasi sekolah yang telah sumber daya manusia yang menyokong
diterapkan. Hasil survey yang dilakukan kesuksesan gerakan literasi sekolah.
Rahayu (2016:182) di beberapa sekolah
dasar di Yogyakarta menunjukkan bahwa SIMPULAN
kendala utama yang dihadapi sekolah Gerakan literasi sekolah ditujukan
dalam melaksanakan gerakan literasi untuk menumbuhkembangkan budi pekerti
sekolah adalah penyediaan bacaan yang peserta didik. Budi pekerti yang
masih terbatas di perpustakaan sekolah, dikembangkan dirujuk dari kearifan
belum nyamannya area baca, dan sumber budaya lokal, sehingga peserta didik tidak
daya manusia yang masih perlu melupakan identitas dan jati diri bangsa.
dikembangkan.
Untuk pengembangan budi pekerti
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, literatur yang digunakan berisi
tersebut, perlu dilaksanakan pelatihan konten kearifan budaya lokal. Pembiasaan
literasi. Kajian Hartati (2016) menjelaskan peserta didik membaca literasi tentang
pelatihan literasi ini telah dilakukan oleh

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
42
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

kearifan lokal, akan berpengaruh pada Kementerian Pendidikan dan


wawasan, mental, dan perilaku seseorang. Kebudayaan 2015-2019. Jakarta:
Harapannya, dikemudian hari, peserta Biro Perencanaan dan Kerjasama
didik tersebut menjadi generasi yang Luar Negeri Kementerian
mampu melestarikan, mengembangkan dan Pendidikan dan Kebudayaan
memanfaatkan potensi daerahnya serta Meliono, Irmayanti. 2011. Understanding
mampu bersikap dan berperilaku sesuai The Nusantara Thought And local
dengan kearifan budaya lokalnya. Wisdom As An Aspect of The
Indonesian Education. Tawarikh
International Journal For
DAFTAR PUSTAKA
Historical Studies, 2 (2): 221-234
Antasari, Indah Wijaya. 2016. Dukungan
Orang Tua Dalam Membangun Nasir, N. S. dan Hand, V. M. 2006.
Literasi Anak. Edulib, 6 (2): 138- Exploring Sociocultural
146 Perspectives On Race, Culture,
and Learning. Review of
Dewi, R. 2007. Pengukuran Pengetahuan, Educational Research, 76, 449-475.
Sikap dan Kepedulian Siswa SMA
pada Lingkungan Hidup (Tesis). Rahayu, Triwati. 2016. Penumbuhan Budi
Jakarta: Program Pascasarjana Pekerti Melalui Gerakan Literasi
Universitas Indonesia Sekolah. Prosiding The
Progressive and Fun Education
Diana, Nirva. 2012. Manajemen Seminar, 57-66.
Pendidikan Berbasis Budaya Lokal
Lampung (Analisis Eksploratif Rosala, Dedi. 2016. Pembelajaran Seni
Mencari Basis Filosofi). Analisis, Budaya Berbasis Kearifan Lokal
84 (1): 183-208 Dalam Membangun Pendidikan
karakter di Sekolah Dasar. Ritme
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Jurnal Seni dan Desain Serta
Menengah. 2016. Panduan Pembelajarannya, 2 (1): 17-26
Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Rozikan, Muhamad. 2013. Menggagas
Jenderal Pendidikan Dasar dan Pendidikan Transformatif Berbasis
Menengah Kementerian Kearifan Lokal (Sebuah Ekspektasi
Pendidikan dan Kebudayaan Pada Kurikulum 2013). Prosiding
Seminar Nasional
Handayani, Warih. Etc. 2016. Science-
Based Thematic Cultural Art Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan,
Learning in Primary School (2013 Kebudayaan, dan Masyarakat
Curriculum). Harmonia Journal of Madani. Bandung: Remaja
Arts Research and Educational, 16 Rosdakarya.
(1): 14-23
Hartati, Tatat. 2016. Multimedia Dalam
Pengembangan Literasi di Sekolah
Dasar Terpencil di Jawa Barat.
Edutech, 15 (3): 301-310
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2015. Rencana Strategis

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

Anda mungkin juga menyukai