Anda di halaman 1dari 26

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN OLEH

GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN LUBAI ULU

Oleh:

YUDI SURANTO
NPM.1522019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Guru memiliki peran penting dalam proses pengajaran, setiap guru wajib

mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan baik dalam dunia pendidikan seperti

keterampilan dasar mengajar oleh guru agar dapat mengambil manfaatnya. Keterampilan dasar

mengajar sangat penting dikuasai oleh guru terutama untuk menciptakan suasana belajar yang

dinamis, maka dari iti guru harus merencanakan hal-hal yang dapat membuat siswa tertarik dan

siap mental dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga memberikan efek positif terhadap

kegiatan belajar. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Kunandar (2011:57) keterampilan

mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara profesional.

Selain keterampilan yang dilaksanakan oleh guru saat menyampaikan materi kepada siswa, juga

terdapat keterampilan yang perlu dilaksanakan untuk mempersiapkan siswa mengikuti

pembelajaran, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Menurut Marno (2012:76)

“bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran untuk

menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa”. Selain itu, terdapat

keterampilan menutup pelajaran yang bertujuan untuk melihat hasil pembelajaran yang telah

diikuti siswa dan membantu siswa untuk memiliki gambaran pengetahuan secara utuh terkait

materi yang telah dipelajari. Selain itu, keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan guru

untuk mengakhiri pelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran supaya

siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi dan hasil belajar yang telah

dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai

Ulu, ada beberapa guru telah melakukan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan

1
membuka pelajaran yang dilakukan guru dalam mengajar adalah menarik perhatian siswa dengan

menggunakan media alat bantu belajar berupa papan tulis akibatnya siswa cendrung bosan. Lalu

dalam keterampilan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu, meninjau kembali

materi yang sudah dibahas, mengevaluasi atau menilai siswa apakah sudah paham atau belum,

dan mendorong siswa dalam hasil yang siswa peroleh dengan memberi pujian, mendorong siswa

untuk lebih semangat dalam belajar. Dalam mengajar kesulitan yang dialami guru ketika

membuka pelajaran adalah guru harus bisa menciptakan prakondisi siap mental karena tidak

semua perhatian belajar siswa selalu tertuju pada hal-hal yang akan dipelajari, namun setiap guru

memiliki caranya sendiri untuk mengajak siswa agar perhatiannya tertuju pada pelajaran yang

akan dibahas. Berdasarkan pendapat guru-guru di sekolah tersebut dapat diketahui bahwa

pelaksanaan kegiatan membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai

dengan pedoman yang dilakukan, tetapi belum sepenuhnya.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, bahwa keterampilan membuka dan menutup

pelajaran sangat penting sebagai salah satu kunci keberhasilan guru dalam mencapai tujuan yang

diinginkan dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian keberhasilan guru dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimanakah pelaksaan

keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran oleh guru di SMP Negeri Se-

Kecamatan Lubai Ulu.

B. Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada bagaimana keterampilan membuka dan

menutup pelajaran oleh guru di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu.


C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

bagaimana pelaksanaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran oleh guru di SMP

Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan keterampilan membuka

dan menutup pelajaran oleh guru di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, memperkaya ilmu

dan perkembangan keilmuan dalam ilmu pendidikan dan referensi, khususnya

pengetahuan tentang keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

2. Praktis

a. Sekolah, sebagai masukan menambah wawasan dalam keterampilan dasar mengajar

disekolah.

b. Guru, sebagaii bahan masukan dan pertimbangan untuk menerapkan keterampilan

membuka dan menutup pelajaran.

c. Siswa, sebagai bahan masukan agar ditingkatkan lagi dalam belajar di sekolah.

d. Peneliti, untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan Strata-1 gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Baturaja.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian profesi

Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,

yang dapat melalui pendidikan dan latihan tertentu, menuntut persyaratan khusus, memiliki

tanggung jawab dan kode etik tertentu. Menurut Kunandar (2011: 46) mengartikan profesi

adalah seatu keahlian dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan

kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari

pendidikan akademis yang intensif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian seperti keterampilan tertentu.

2. Guru Profesional

Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan maksimal. Menurut Usman (2001:5) jabatan guru merupakan jabatan profesional,

pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara lain

jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus,

memerlukan persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang

berkesinambungan, merupakan karir hidup dan keanggotaan permanen, menentukan baku

perilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional, dan mempunyai kode

etik yang ditaati oleh anggotanya.

5
3. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran adalah dua aktivitas yang hampir tidak dapat dipisahkan satu

dari laiinya, terutama dalam prakteknya disekolah-sekolah. Bahkan apabila keduanya telah

digerakkan secara sadar dan bertujuan, maka rangkaian interaksi belajar mengajar akan segera

terjadi. Menurut Slameto (2013:2), Belajar adalah “proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam

diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap

perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahann dalam arti belajar. Dalam keseluruhan

proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti

bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana

proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Menurut Hamdani (2011:71) pembelajaran adalah “upaya guru menciptakan iklim dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam

agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa. Pada hakikatnya,

pembelajaran (belajar dan mengajar) merupakan “proses komunikasi” anatara guru dan siswa”.

Dimana komunikasi pada proses pembelajaran adalah siswa, sedangkan komunikatornya adalah

guru dan siswa. Menurut Hamalik (2014:57). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran
berdasarkan alat indera dan pengalamannya dan Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, apabila setelah belajar

peserta didik tidak ada perubahan dalam tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki

kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dikatakan bahwa

belajarnya belum sempurna. jadi belajar merupakan suatu upaya guru untuk menciptakan

pelayanan terhadap kemampuan kompetensi, minat dan bakat agar terjadi interaksi secara

optimal yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Keterampilan Guru Profesional

Menurut Usman (2011: 74) menjelaskan tentang keterampilan dasar mengajar yang harus

dikuasai oleh guru adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan bertanya (questioningg skills),


b. Keterampilan memberikan penguatan (reinforcement skills),
c. Keterampilan mengadakan variasi (variaton skills),
d. Keterampilan menjelaskan (explaning skills),
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure),
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
g. Keterampilan mengelola kelas, dan
h. Keterampilan mengajar perseorangan
Menurut Usman (2011: 74) Semua keterampilan mengajar tersebut sangatlah penting untuk
mencapai tujuan yang di inginkan guru dalam proses pembelajaran dan diuraikan sebagai
berikut:
1) Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya memainkan peran sangat penting sebab pertanyaan yang

tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak

positif terhadap siswa.


2) Keterampilan memberi penguatan (reinforcement skills)
Keterampilan memberi penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon,

apakah bersifat verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi

tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan

informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya

sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.

3) Keterampilan mengadakan variasi

Keterampilan mengadakan variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks

proses interaksi pelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga

dalam situasi pembelajaran, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme,

serta penuh partisipasi.

4) Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang

diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu

dengan yang laiinya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau

dengan sesuatu yang belum diketahui.

5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar

mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan di pelajari sehingga usaha

tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar, sedangkan

menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri

pelajaran atau kegiatan belajar dan mengajar.

6) Keterampilan membimbing diskusi kecil


Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang

teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka informal

dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau

pemecahan masalah.

7) Keterampilan mengelola kelas

Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan

dalam proses pembelajaran.

8) Keterampilan mengajar perseorangan

Ketera/mpilan mengajar perseorangan, secara fisik bentuk pengajaran ini ialah

bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang

untuk kelompok kecil, dan seorang untuk kelompok perseorangan. Ini tidak berarti

bahwa guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang

waktu belajar, melainkan guru banyak menghadapi banyak siswa yang terdiri dari

beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan maupun

secara kelompok.

Dari kedelapan keterampilan diatas dapat diketahui bahwa keterampilan yang harus
dikuasai adalah Keterampilan bertanya (questioningg skills), Keterampilan memberikan
penguatan (reinforcement skills), Keterampilan mengadakan variasi (variaton skills),
Keterampilan menjelaskan (explaning skills), Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
(set induction and closure), Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, Keterampilan
mengelola kelas, dan Keterampilan mengajar perseorangan.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Membuka Pelajaran

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan guru pada awal

pelajaran untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa.

Menurut Suyono (2013:233) membuka pelajaran dapat diartikan dengan aktivitas guru untuk

menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan atensi siswa agar terpusat kepada apa

yang akan dipelajari. Menurut Sardiman (2012:211) membuka pelajaran adalah seberapa

jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran

tertentu.

Menurut Marno (2012:77) beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka

dan menutup pelajaran adalah dengan (1) menarik perhatian siswa, (2) memotivasi siswa, (3)

memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar dan

indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja dan

pembagian waktu, (5) menanggapi suasana kelas. Usaha untuk menarik perhatian dan

motivasi siswa, guru dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/surat kabar/gambar-

gambar, dan kemudian guru dapat menceritakan kejadian aktual, atau guru dapat memberi

contoh atau pertandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya diperhatikannya semua cara itu

harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang akan dipelajari siswa.

Guru yang memiliki improvisasi seni atau cerita lucu yang relevan akan dapat menarik

perhatian dan motivasi siswa, namun cerita lucu pada awal pelajaran yang tidak relevan

dengan materi pelajaran serta dibuat-buat hanya menarik siswa sesaat.

Usaha untuk mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai

oleh siswa, guru hendaknya mengadakan apersepsi. Marno (2012:77) apersepsi adalah mata
rantai penghubung antara pengetahuan setiap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk

digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi

baru yang akan dipelajari siswa. Dalam membuka pelajaran, guru dapat mempergunakan

lebih dari satu cara sekaligus.

Dapat disimpulkan bahwa membuka pelajaran yang baik adalah apabila peserta didik

telah mempunyai peta kognitif atau skema mengenai keterkaitan inti-inti materi pokok atau

satuan-satuan bahasan yang menjadi pokok pembahasan. Dengan demikian, peta kognitif

bisa memudahkan siswa untuk memahami keterkaitan konsep, fakta, dalil, hukum, dan

prosedur secara utuh dari keseluruhan materi yang dipelajari.

1) Prinsip-Prinsip Penerapan Membuka Pelajaran

Menurut Marno (2012:78) terdapat prinsip-prinsip penerapan membuka pelajaran yakni

sebagai berikut:

a) Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan
keterampilan membuka pelajaran. Artinya cara guru dalam memilih dan menerapkan
komponen keterampilan membuka pelajaran mempunyai nilai yang sangat tepat bagi
siswa mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih jenis kegiatan untuk
membuka pelajaran, perlu mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan membuka
pelajaran tersebut.
a) Kontinu (berkesinambungan)
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu (berkesinambungan)
artinya, antara gagasan pembukaan dalam pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah.
Misalnya, pada saat menyusun persiapan mengajar, guru dapat mendata kompetensi dasar
dan materi pokok yang ada pada kurikulum, kemudian mengurutkan sesuai urutan logis
dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang abstrak ke yang konkrit oleh karena itu,
materi pokok yang sama dihilangkan atau materi yang tidak mendukung pencapaian
kompetensi dipangkas. Pengurutan materi pokok ini juga sangat membantu
kesinambungan materi pembelajaran dan terutama kesinambungan materi pembelajaran.
b) Feleksibel (Penggunaan Secara Luwes)
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-
putus atau lancar, Fluency (kelancaran) dalam susunan gagasasan, ide, atau cerita dapat
memudahkan peserta didik dalam mengkonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat
pula dengan mudah pengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari. Faktor penting
yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan pembuka adalah
pengusahaan bahan pembuka. Oleh karna itu, pengetahuan yang luas yang dimiliki guru
dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan membuka pelajaran. Dalam
konsep fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan
mengungkapkan gagasan, namun bisa bertanya, membawa benda model, menunjukkan
siswa untuk jadi model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang relevan dengan
pokok bahasan.
c) Antusiasme dan kehangatan dalam mengkomunikasikan gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dari guru dan hasil ini akan
berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Dengan antusiasme guru
dalam mengkomunikasikan gagasan pembuka, mendorong anak untuk menilai bahwa
pokok bahasan yang akan dipelajari mempunyai arti yang penting. Dengan demikian,
peserta didik akan tinggi perhatian dan minatnya, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi tingginya aktivitas belajar. Begitu pula dengan sikap hangat yang
ditampilkan oleh guru. Penampilan yang hangat dapat melahirkan respon terbuka, akrab,
dan simpatik dari anak. Antusiasme dapat ditujukkan misalnya dengan kabar peserta
didik, menanyakan teman mereka tidak bisa masuk, atau bercerita dikit yang dapat
menyentuh perasaan, atau kegiatan yang lain yang menunjukkan rasa simpatik dan
empatik dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan.
d) Prinsip-prinsip teknis penggunaan keterampilan dalam membuka pelajaran
Prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Singkat, pada, dan jelas
(2) Keterampilan tidak di ulang-ulang atau berbelit-belit
(3) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
(4) Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
(5) /Mengikat perhatian anak

Dalam prinsip membuka pelajaran maka guru membukanya dengan singkat, padat

dan jelas agar siswa lebih bersemangat di awal mulai belajar, selanjutnya keterampilan

guru tidak di ulang-ulang atau berbelit karena itu akan membuat siswa cenderung mudah

pusing, maka dari itu guru diharapkan tidak akan mengulang-ulang perkataannya, lalu

menggunakan bahasa yang mudah mengerti oleh siswa serta contoh atau ilustrasi

seperlunya upaya agar siswa lebih bisa memahami apa yang dijelaskan oleh guru, dan

guru harus memikat perhatian siswa agar siswa bisa lebih konsentrasi dalam belajar dan

fokus ke guru.
2) Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

Menurut Marno (2012:83) komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran

meliputi:

a) Membangkitkan Perhatian/ Minat siswa


Dalam upaya membangkitkan perhatian dan minat siswa untuk mengikuti hal-hal
yang akan dipelajari, ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh oleh guru antara lain:
(1) Variasi mengajar guru
(2) Penggunaan alat bantu mengajar
(3) Variasi dalam pola interaksi
b) Menimbulkan motivasi
Ada berbagai cara untuk menimbulkan motivasi belajar pada siswa, antara lain:
(1) Bersemangat dan antusias
(2) Menimbulkan rasa ingin tau
(3) Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan
(4) Memerhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa
c) Memberi acuan/ struktur
Cara memberikan acuan atau struktur dapat dilakukan guru, antara lain dengan:
(1) Mengemukakan kompetensi dasar, indikator hasil belajar, dan batas-batas tugas
(2) Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan
(3) Mengajuka pertanyaan pengarahan
d) Menunjukkan kaitan
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah:
(1) Mencari batu loncatan
(2) Mengusahakan kesinambungan
(3) Membandingkan atau mempertentangkan

b. Menutup Pelajaran

Menurut Marno (2012:90) keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk

mengakhiri pelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran supaya siswa

memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi dan hasil belajar yang telah

dipelajari. Sardiman (2012:221) akhir suatu pelajaran bukan berarti seluruh proses belajar atau

interaksi telah selesai sama sekali. Oleh karena itu, suatu kesan perpisahan yang baik pada akhir

pelajaran sangat diperlukan agar pada pertemuan dan pada kesempatan lain dapat diterima dan

berlangsung dengan baik. Sedangkan menurut Suyono (2013:233) menutup pelajaran adalah

aktivitas guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Hal ini terkait dengan pemberian
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian

siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka menutup pelajaran merupakan usaha guru untuk

memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, usaha untuk mengetahui

keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran, dan menemukan titik pangkal untuk pelajaran

berikutnya.

Menurut Marno (2012:91) adapun cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup

pelajaran antara lain:

1) Meninjau Kembali
Guru meninjau kembali, apakah inti peajaran telah diajarkan itu sudah dikuasai atau
belum. Adapun cara meninjau kembali:
a) Merangkum inti pelajaran
b) Membuat ringkasan
2) Mengevaluasi
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang
sudah diajarkan, guru melakukan penilain/evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah
sebagai berikut:
a) Mendemonstrasikan keterampilan
b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
c) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
d) Soal-soal tertulis atau lisan
3) Memberi dorongan psikologi atau sosial
Memberi dorongan psikologis atau sosial dapat dilakukan dengan cara antara lain:
a) Memuji hasil yang dicapai oleh peserta didik dengan memberikan pujian maupun
hadiah.
b) Mendorong untuk lebih semangat belajar mencapai kompetensi yang lebih tinggi
dengan ,menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari.
c) Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajar yang baru saja
dilaksanakan.
d) Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan
pencapaian kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
Menjelang akhir jam pelajaran atau pada setiap penggal kegiatan belajar, guru harus

melakukan kegiatan menutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang

pokok- pokok materi yang sudah di pelajari

c. Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran

Menurut Marno (2012:82) pelaksanaan kegiatan membuka dan menutup pelajaran tersebut

dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut:

MEMBUK MENUTUP
A P
P E
E L
L A
A J
J A
A R
R A
A N

Keterangan: Membuka Pelajaran


Inti Pelajaran

Menutup Pelajaran

Bagan 2.1 Pelaksanaan Kegiatan Membuka dan Menutup Pelajaran

Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada awal dan akhir pelajaran.

Artinya, sebelum guru menjelaskan materi yang akan disampaikan, terlebih dahulu harus

mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari.

Misalnya, dengan menimbulkan motivasi dan menunjukkan acuan/struktur pelajaran yang

menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar serta indikator hasil belajar. Demikian pula sebelum

mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru juga harus menutup pelajaran, misalnya dengan

memberikan rangkuman atau mengadakan evaluasi.


d. Panduan Observasi Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam membuka

dan menutup pelajaran mulai dari awal hingga akhir pelajaran. Adapun beberapa cara yang dapat

diusahakan dalam membuka dan menutup pelajaran, seperti halnya yang dikemukakan oleh

Marno (2012:93) mengenai panduan observasi keterampilan membuka dan menutup pelajaran

dapat digambarkan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.1 panduan Observasi Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Nama Praktikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kompetensi Dasar :
Tanggal/Waktu :
Komponen Penggunaan komentar
MEMBUKA PELAJARAN
A. Menarik perhatian siswa
1. Gaya mengajar
2. Penggunaan media mengajar
3. Pola interaksi yang bervariasi
B. Menimbulkan motivasi
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Menimbulkan rasa ingin tau
3. Memerhatikan ,minatt siswa
4. Mengemukakan ide yang
bertentngan
C. Memberi acuan
1. Mengmukakan tujuan
2. Mengemukakan batas-batas
tugas
3. Menyerahkan langkah-
langkah yang akan ditempuh
4. Mengingatkan masalah pokok
yang yang akan dibahas
D. Membuat kaitan
1. Membuat kaitan antar aspek
yang relevan
2. Membandingkan pengetahuan
baru dan yang diketahui siswa
3. Menjelaskan konsep dulu,
baru menjelaskan
MENUTUP PELAJARAN
A. Meninjau kembali
1. Menerangkan inti
2. Membuat ringkasan
B. Mengevaluasi
1. Demonstrasi keterampilan
2. Mengaplikasikan ide baru
3. Mengekspresikan pendapat
siswa
4. Memberi soal-soal tes
C. Memberi dorongan psikologi atau
sosial
D. Tindak lanjut

Marno (2012: 93)

B. Kajian Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Armayanti, Ria. 2014. Studi Deskriptif Keterampilan Guru

Dalam Melakukan Membuka Dan Menutup Pelajaran Di SD Negeri 03 Hulu Palik Bengkulu

Utara. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini yaitu guru telah melakukan gaya mengajar,

guru telah melakukan alat bantu mengajar, pola interaksi guru dan siswa terjalin sangat baik,

guru memberikan semangat dan antusias kepada siswa saat pembelajaran.

a. Persamaan

penelitian yang dilakukan oleh Ria Armayanti, dengan penelitian yang akan dilaksanakan

adalah sama melakukan penelitian keterampilan guru membuka dan menutup pelajaran.

b. Perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh Ria Armayanti adalah di SD Negeri 03 Hulu Palik

Bengkulu Utara, dan sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan adalah di SMP Negeri

Se-Kecamatan Lubai Ulu.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Supriatna dalam jurnal pendidikan Jasmani Indonesia

Volume: 11, Nomor: 1, bulan april tahun: 2015 Halaman: 66-71 dengan judul keterampilan

guru dalam membuka dan menutup pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan di
SMAN Se-Kota pontianak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai

keterampilan membuka dan menutup pelajaran, guru pendidikan jasmani SMAN yang

mengajar di kota Pontianak tergolong pada dua yaitu baik sekali sebesar 76,5% dan baik

sebesar 23.5%.

a. Persamaan

penelitian yang dilakukan oleh Eka Supriatna sama-sama melakukan penelitian kuantitatif

dan judul yang sama yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

b. Perbedaan

perbedaan dalam penelitian ini adalah penelitian yang di lakukan oleh Eka Supriatna

meneliti di SMAN sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah di SMP.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ulul Khakim dalam jurnal Pendidikan Teori, Penelitian,

Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 bulan september tahun 2016 halaman 1730-1734 dengan

judul pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran oleh guru kelas 1 sekolah dasar.

Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa guru kelas 1 telah melaksanakan membuka

dan menutup pelajaran dengan memenuhi komponen yang ada.

a. Persamaan

Penelitian yang dilakukan oleh Ulul Khakim sama-sama melakukan penelitian tentang

keterampilan membuka dan menutup pelajaran oleh guru.

b. Perbedaan

Penelitian yang dilakukan oleh Ulul khakim melakukan penelitian di sekolah dasar kelas 1

sedangkan penelitian yang akan dilakukan penelitian di SMP Negeri Se-kecamatan Lubai

Ulu.
C. Kerangka Konseptual

Bertitik tolak dari perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka aspek yang diteliti dalam

penelitian ini secara sistematis dapat dilihat pada bagan 1 berikut ini.

Guru di SMP Negeri Se-


Kecamatan Lubai Ulu

Keterampilan membuka dan


menutup pelajaran

Memberika
Menarik Menimbulkan n acuan Membuat Meninjau Mengevaluasi
perhatian motivasi kaitan kembali

Keterampilan Membuka dan menutup Pelajaran Oleh Guru di


SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu

Bagan 2.1. Kerangka Konseptual “Keterampilan Membuka dan menutup

Pelajaran Oleh Guru di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu”


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional Istilah

1. Keterampilan

Keterampilan guru merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Pada penelitian ini

keterampilan yang di teliti adalah Keterampilan Membuka dan menutup Pelajaran Oleh Guru di

SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan

guru adalah keterampilan seseorang yang pekerjaannya mengajar di Keterampilan Membuka dan

menutup Pelajaran Oleh Guru di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu.

2. Guru

Guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang

keguruan sehingga iya mampu mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan maksimal. Pada penelitian ini yang diteliti adalah sluruh guru yang ada di SMP

Negeri Se-kecamatan Lubai Ulu.

3. Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran ialah usaha guru mengkondisikan mental peserta didik

agar siap dalam menerima pelajaran. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah

kemampuan guru dalam mengakhiri kegiatan inti pelajaran”. Dalam penelitian ini yang diteliti

adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran di SMP Negeri Se-kecamatan Ulu.

22

B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif, Menurut Martono

(2012:20), penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah “penelitian yang

bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk

mencadarkan karakteristik individu atau kelompok dan menuturkan dan menafsirkan data yang

berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang

menggejala saat sekarang, hubungan antar variabel, dan lain-lain.

Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudjana dan

ibrahim (2009:64), metode deskriptif adalah “penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian deskriptif mengambil

masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada

saat penelitian dilaksanakan, maka penelitian deskriptif dalam pendidikan lebih berfungsi untuk

pemecahan masalah praktis pendidikan dalam penelitian ini peneliti berusaha memotret peristiwa

dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

metode deskriptif yaitu, mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-

masalah topik sebagaimana adanya dan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek

atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara

sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat.

Berdasarkan penjelasan yang ada diatas maka penelitian ini penelitian yang akan

berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah

aktual dan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian
deskriptif yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan

membuka dan menutup pelajaran oleh guru di SMP Negeri se-kecamatan Lubai Ulu.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sudjana (2009:84), populasi adalah “unit tempat diperolehnya informasi”.

Berdasarkan pengertian tersebut, populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri se-

kecamatan Lubai Ulu yang berjumlah 250 orang. Guru-guru tersebut tersebar di Sekolah

Menengah Pertama yang ada di SMP Negeri 1 Lubai Ulu, SMP Negeri 2 Lubai Ulu, SMP Negeri

3 Lubai Ulu, SMP Negeri 4 Lubai Ulu, SMP Negeri 5 Lubai Ulu.

2. Sampel

Dalam menentukan sampel pada penelitian deskriptif, perlu ditinjau terlebih dahulu

jumlah populasinya, sebagaimana dijelaskan oleh Sudjana (2009:83) bahwa:

Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%, tergantung setidaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data dan
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh penelitian, untuk yang resikonya besar
tentu saja hasilnya akan lebih baik.

Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk keperluan penelitian ini

penulis mengambil sampel sebanyak 25% dari total populasi atau 100x250= 62 sampel.

Berdasarkan pendapat di atas, sampel dalam penelitian ini sebagai berikut.


Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Guru
No Sebaran Guru
Populasi Sampel
1 SMP Negeri 1 Lubai Ulu 40 10
2 SMP Negeri 2 Lubai Ulu 68 17
3 SMP Negeri 3 Lubai Ulu 56 14
4 SMP Negeri 4 Lubai Ulu 48 12
5 SMP Negeri 5 Lubai Ulu 38 9
Jumlah 250 62
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lubai Ulu Tahun Pelajaran 2018/2019

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner. Menurut

Sudijono (2015:84) “ kuesioner juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian

hasil belajar”. Teknik ini dilakukan untuk melihat keterampilan membuka dan menutup pelajaran

di SMP Negeri se-kecamatan Lubai Ulu.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket. Menurut Menurut

Sugiyono (2011:142) angket adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Kuesioner ini juga sering disebut sebagai angket di mana dalam kuesioner tersebut terdapat

beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak

dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan.

Menurut Sugiyono (2010:93) Adapun dalam penghitungan angket digunakan skala Likert. Skala

yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2011:93), skala

likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Data yang telah terkumpul melalui angket,
kemudian penulis olah kedalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban

dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut didasarkan

pada ketentuan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Penilaian Skala Likert


Alternatif Skor
Selalu (SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-Kadang (KK) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Sumber : Sugiyono, 2011:94

E. Teknik Penganalisisan Data

Teknik penganalisisan data akan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

keterampilan guru secara keseluruhan. Menurut Sudijono (2011:43), perhitungan tahapan ini

dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

F
P = X 100 %
N

Keterangan:

p= persentase hasil yang diperoleh

f = Frekuensi guru

N = Jumlah sampel penelitian

Untuk menentukan persentase yang dilakukan guru, peneliti menggunakan penghitungan

persentase yang diadopsi dari Nurgiyantoro (2010:253). Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel

3.3 berikut.
Tabel 3.3. Skala Empat

Interval Persentasi Nilai Ubahan Skala Empat


Keterangan
Tingkat Penguasaan 1-4 D-4
86-100 4 4 Baik Sekali
76-85 3 3 Baik
56-74 2 2 Cukup
10-55 1 1 Kurang
(Nurgiyantoro:253)

Anda mungkin juga menyukai