Contoh Proposal Kuantitatif (Deskriptif)
Contoh Proposal Kuantitatif (Deskriptif)
Oleh:
YUDI SURANTO
NPM.1522019
Guru memiliki peran penting dalam proses pengajaran, setiap guru wajib
keterampilan dasar mengajar oleh guru agar dapat mengambil manfaatnya. Keterampilan dasar
mengajar sangat penting dikuasai oleh guru terutama untuk menciptakan suasana belajar yang
dinamis, maka dari iti guru harus merencanakan hal-hal yang dapat membuat siswa tertarik dan
siap mental dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga memberikan efek positif terhadap
kegiatan belajar. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Kunandar (2011:57) keterampilan
mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara profesional.
Selain keterampilan yang dilaksanakan oleh guru saat menyampaikan materi kepada siswa, juga
pembelajaran, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Menurut Marno (2012:76)
“bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa”. Selain itu, terdapat
keterampilan menutup pelajaran yang bertujuan untuk melihat hasil pembelajaran yang telah
diikuti siswa dan membantu siswa untuk memiliki gambaran pengetahuan secara utuh terkait
materi yang telah dipelajari. Selain itu, keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan guru
siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi dan hasil belajar yang telah
dipelajari.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai
Ulu, ada beberapa guru telah melakukan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan
1
membuka pelajaran yang dilakukan guru dalam mengajar adalah menarik perhatian siswa dengan
menggunakan media alat bantu belajar berupa papan tulis akibatnya siswa cendrung bosan. Lalu
dalam keterampilan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu, meninjau kembali
materi yang sudah dibahas, mengevaluasi atau menilai siswa apakah sudah paham atau belum,
dan mendorong siswa dalam hasil yang siswa peroleh dengan memberi pujian, mendorong siswa
untuk lebih semangat dalam belajar. Dalam mengajar kesulitan yang dialami guru ketika
membuka pelajaran adalah guru harus bisa menciptakan prakondisi siap mental karena tidak
semua perhatian belajar siswa selalu tertuju pada hal-hal yang akan dipelajari, namun setiap guru
memiliki caranya sendiri untuk mengajak siswa agar perhatiannya tertuju pada pelajaran yang
akan dibahas. Berdasarkan pendapat guru-guru di sekolah tersebut dapat diketahui bahwa
pelaksanaan kegiatan membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
pelajaran sangat penting sebagai salah satu kunci keberhasilan guru dalam mencapai tujuan yang
diinginkan dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimanakah pelaksaan
keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran oleh guru di SMP Negeri Se-
B. Batasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada bagaimana keterampilan membuka dan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
bagaimana pelaksanaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran oleh guru di SMP
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan keterampilan membuka
dan menutup pelajaran oleh guru di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
disekolah.
c. Siswa, sebagai bahan masukan agar ditingkatkan lagi dalam belajar di sekolah.
Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian profesi
Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,
yang dapat melalui pendidikan dan latihan tertentu, menuntut persyaratan khusus, memiliki
tanggung jawab dan kode etik tertentu. Menurut Kunandar (2011: 46) mengartikan profesi
adalah seatu keahlian dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan
kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang intensif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu bidang
2. Guru Profesional
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Menurut Usman (2001:5) jabatan guru merupakan jabatan profesional,
pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara lain
jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus,
memerlukan persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang
5
3. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran adalah dua aktivitas yang hampir tidak dapat dipisahkan satu
dari laiinya, terutama dalam prakteknya disekolah-sekolah. Bahkan apabila keduanya telah
digerakkan secara sadar dan bertujuan, maka rangkaian interaksi belajar mengajar akan segera
terjadi. Menurut Slameto (2013:2), Belajar adalah “proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam
diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap
perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahann dalam arti belajar. Dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
Menurut Hamdani (2011:71) pembelajaran adalah “upaya guru menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam
agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa. Pada hakikatnya,
pembelajaran (belajar dan mengajar) merupakan “proses komunikasi” anatara guru dan siswa”.
Dimana komunikasi pada proses pembelajaran adalah siswa, sedangkan komunikatornya adalah
guru dan siswa. Menurut Hamalik (2014:57). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran
berdasarkan alat indera dan pengalamannya dan Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, apabila setelah belajar
peserta didik tidak ada perubahan dalam tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki
kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dikatakan bahwa
belajarnya belum sempurna. jadi belajar merupakan suatu upaya guru untuk menciptakan
pelayanan terhadap kemampuan kompetensi, minat dan bakat agar terjadi interaksi secara
Menurut Usman (2011: 74) menjelaskan tentang keterampilan dasar mengajar yang harus
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak
apakah bersifat verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan
informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya
proses interaksi pelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga
4) Keterampilan menjelaskan
dengan yang laiinya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan di pelajari sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar, sedangkan
menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka informal
pemecahan masalah.
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan
bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang
untuk kelompok kecil, dan seorang untuk kelompok perseorangan. Ini tidak berarti
bahwa guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang
waktu belajar, melainkan guru banyak menghadapi banyak siswa yang terdiri dari
beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan maupun
secara kelompok.
Dari kedelapan keterampilan diatas dapat diketahui bahwa keterampilan yang harus
dikuasai adalah Keterampilan bertanya (questioningg skills), Keterampilan memberikan
penguatan (reinforcement skills), Keterampilan mengadakan variasi (variaton skills),
Keterampilan menjelaskan (explaning skills), Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
(set induction and closure), Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, Keterampilan
mengelola kelas, dan Keterampilan mengajar perseorangan.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan guru pada awal
pelajaran untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa.
Menurut Suyono (2013:233) membuka pelajaran dapat diartikan dengan aktivitas guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan atensi siswa agar terpusat kepada apa
yang akan dipelajari. Menurut Sardiman (2012:211) membuka pelajaran adalah seberapa
jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran
tertentu.
Menurut Marno (2012:77) beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka
dan menutup pelajaran adalah dengan (1) menarik perhatian siswa, (2) memotivasi siswa, (3)
memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja dan
pembagian waktu, (5) menanggapi suasana kelas. Usaha untuk menarik perhatian dan
motivasi siswa, guru dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/surat kabar/gambar-
gambar, dan kemudian guru dapat menceritakan kejadian aktual, atau guru dapat memberi
contoh atau pertandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya diperhatikannya semua cara itu
harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang akan dipelajari siswa.
Guru yang memiliki improvisasi seni atau cerita lucu yang relevan akan dapat menarik
perhatian dan motivasi siswa, namun cerita lucu pada awal pelajaran yang tidak relevan
Usaha untuk mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai
oleh siswa, guru hendaknya mengadakan apersepsi. Marno (2012:77) apersepsi adalah mata
rantai penghubung antara pengetahuan setiap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk
digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi
baru yang akan dipelajari siswa. Dalam membuka pelajaran, guru dapat mempergunakan
Dapat disimpulkan bahwa membuka pelajaran yang baik adalah apabila peserta didik
telah mempunyai peta kognitif atau skema mengenai keterkaitan inti-inti materi pokok atau
satuan-satuan bahasan yang menjadi pokok pembahasan. Dengan demikian, peta kognitif
bisa memudahkan siswa untuk memahami keterkaitan konsep, fakta, dalil, hukum, dan
sebagai berikut:
a) Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan
keterampilan membuka pelajaran. Artinya cara guru dalam memilih dan menerapkan
komponen keterampilan membuka pelajaran mempunyai nilai yang sangat tepat bagi
siswa mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih jenis kegiatan untuk
membuka pelajaran, perlu mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan membuka
pelajaran tersebut.
a) Kontinu (berkesinambungan)
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu (berkesinambungan)
artinya, antara gagasan pembukaan dalam pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah.
Misalnya, pada saat menyusun persiapan mengajar, guru dapat mendata kompetensi dasar
dan materi pokok yang ada pada kurikulum, kemudian mengurutkan sesuai urutan logis
dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang abstrak ke yang konkrit oleh karena itu,
materi pokok yang sama dihilangkan atau materi yang tidak mendukung pencapaian
kompetensi dipangkas. Pengurutan materi pokok ini juga sangat membantu
kesinambungan materi pembelajaran dan terutama kesinambungan materi pembelajaran.
b) Feleksibel (Penggunaan Secara Luwes)
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-
putus atau lancar, Fluency (kelancaran) dalam susunan gagasasan, ide, atau cerita dapat
memudahkan peserta didik dalam mengkonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat
pula dengan mudah pengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari. Faktor penting
yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan pembuka adalah
pengusahaan bahan pembuka. Oleh karna itu, pengetahuan yang luas yang dimiliki guru
dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan membuka pelajaran. Dalam
konsep fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan
mengungkapkan gagasan, namun bisa bertanya, membawa benda model, menunjukkan
siswa untuk jadi model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang relevan dengan
pokok bahasan.
c) Antusiasme dan kehangatan dalam mengkomunikasikan gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dari guru dan hasil ini akan
berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Dengan antusiasme guru
dalam mengkomunikasikan gagasan pembuka, mendorong anak untuk menilai bahwa
pokok bahasan yang akan dipelajari mempunyai arti yang penting. Dengan demikian,
peserta didik akan tinggi perhatian dan minatnya, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi tingginya aktivitas belajar. Begitu pula dengan sikap hangat yang
ditampilkan oleh guru. Penampilan yang hangat dapat melahirkan respon terbuka, akrab,
dan simpatik dari anak. Antusiasme dapat ditujukkan misalnya dengan kabar peserta
didik, menanyakan teman mereka tidak bisa masuk, atau bercerita dikit yang dapat
menyentuh perasaan, atau kegiatan yang lain yang menunjukkan rasa simpatik dan
empatik dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan.
d) Prinsip-prinsip teknis penggunaan keterampilan dalam membuka pelajaran
Prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Singkat, pada, dan jelas
(2) Keterampilan tidak di ulang-ulang atau berbelit-belit
(3) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
(4) Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
(5) /Mengikat perhatian anak
Dalam prinsip membuka pelajaran maka guru membukanya dengan singkat, padat
dan jelas agar siswa lebih bersemangat di awal mulai belajar, selanjutnya keterampilan
guru tidak di ulang-ulang atau berbelit karena itu akan membuat siswa cenderung mudah
pusing, maka dari itu guru diharapkan tidak akan mengulang-ulang perkataannya, lalu
menggunakan bahasa yang mudah mengerti oleh siswa serta contoh atau ilustrasi
seperlunya upaya agar siswa lebih bisa memahami apa yang dijelaskan oleh guru, dan
guru harus memikat perhatian siswa agar siswa bisa lebih konsentrasi dalam belajar dan
fokus ke guru.
2) Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
meliputi:
b. Menutup Pelajaran
Menurut Marno (2012:90) keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk
memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi dan hasil belajar yang telah
dipelajari. Sardiman (2012:221) akhir suatu pelajaran bukan berarti seluruh proses belajar atau
interaksi telah selesai sama sekali. Oleh karena itu, suatu kesan perpisahan yang baik pada akhir
pelajaran sangat diperlukan agar pada pertemuan dan pada kesempatan lain dapat diterima dan
berlangsung dengan baik. Sedangkan menurut Suyono (2013:233) menutup pelajaran adalah
aktivitas guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Hal ini terkait dengan pemberian
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka menutup pelajaran merupakan usaha guru untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, usaha untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran, dan menemukan titik pangkal untuk pelajaran
berikutnya.
Menurut Marno (2012:91) adapun cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup
1) Meninjau Kembali
Guru meninjau kembali, apakah inti peajaran telah diajarkan itu sudah dikuasai atau
belum. Adapun cara meninjau kembali:
a) Merangkum inti pelajaran
b) Membuat ringkasan
2) Mengevaluasi
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang
sudah diajarkan, guru melakukan penilain/evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah
sebagai berikut:
a) Mendemonstrasikan keterampilan
b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
c) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
d) Soal-soal tertulis atau lisan
3) Memberi dorongan psikologi atau sosial
Memberi dorongan psikologis atau sosial dapat dilakukan dengan cara antara lain:
a) Memuji hasil yang dicapai oleh peserta didik dengan memberikan pujian maupun
hadiah.
b) Mendorong untuk lebih semangat belajar mencapai kompetensi yang lebih tinggi
dengan ,menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari.
c) Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajar yang baru saja
dilaksanakan.
d) Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan
pencapaian kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
Menjelang akhir jam pelajaran atau pada setiap penggal kegiatan belajar, guru harus
melakukan kegiatan menutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang
Menurut Marno (2012:82) pelaksanaan kegiatan membuka dan menutup pelajaran tersebut
MEMBUK MENUTUP
A P
P E
E L
L A
A J
J A
A R
R A
A N
Menutup Pelajaran
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada awal dan akhir pelajaran.
Artinya, sebelum guru menjelaskan materi yang akan disampaikan, terlebih dahulu harus
mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari.
menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar serta indikator hasil belajar. Demikian pula sebelum
mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru juga harus menutup pelajaran, misalnya dengan
dan menutup pelajaran mulai dari awal hingga akhir pelajaran. Adapun beberapa cara yang dapat
diusahakan dalam membuka dan menutup pelajaran, seperti halnya yang dikemukakan oleh
Marno (2012:93) mengenai panduan observasi keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Nama Praktikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kompetensi Dasar :
Tanggal/Waktu :
Komponen Penggunaan komentar
MEMBUKA PELAJARAN
A. Menarik perhatian siswa
1. Gaya mengajar
2. Penggunaan media mengajar
3. Pola interaksi yang bervariasi
B. Menimbulkan motivasi
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Menimbulkan rasa ingin tau
3. Memerhatikan ,minatt siswa
4. Mengemukakan ide yang
bertentngan
C. Memberi acuan
1. Mengmukakan tujuan
2. Mengemukakan batas-batas
tugas
3. Menyerahkan langkah-
langkah yang akan ditempuh
4. Mengingatkan masalah pokok
yang yang akan dibahas
D. Membuat kaitan
1. Membuat kaitan antar aspek
yang relevan
2. Membandingkan pengetahuan
baru dan yang diketahui siswa
3. Menjelaskan konsep dulu,
baru menjelaskan
MENUTUP PELAJARAN
A. Meninjau kembali
1. Menerangkan inti
2. Membuat ringkasan
B. Mengevaluasi
1. Demonstrasi keterampilan
2. Mengaplikasikan ide baru
3. Mengekspresikan pendapat
siswa
4. Memberi soal-soal tes
C. Memberi dorongan psikologi atau
sosial
D. Tindak lanjut
1. Penelitian yang dilakukan oleh Armayanti, Ria. 2014. Studi Deskriptif Keterampilan Guru
Dalam Melakukan Membuka Dan Menutup Pelajaran Di SD Negeri 03 Hulu Palik Bengkulu
Utara. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini yaitu guru telah melakukan gaya mengajar,
guru telah melakukan alat bantu mengajar, pola interaksi guru dan siswa terjalin sangat baik,
a. Persamaan
penelitian yang dilakukan oleh Ria Armayanti, dengan penelitian yang akan dilaksanakan
adalah sama melakukan penelitian keterampilan guru membuka dan menutup pelajaran.
b. Perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh Ria Armayanti adalah di SD Negeri 03 Hulu Palik
Bengkulu Utara, dan sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan adalah di SMP Negeri
2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Supriatna dalam jurnal pendidikan Jasmani Indonesia
Volume: 11, Nomor: 1, bulan april tahun: 2015 Halaman: 66-71 dengan judul keterampilan
guru dalam membuka dan menutup pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan di
SMAN Se-Kota pontianak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, guru pendidikan jasmani SMAN yang
mengajar di kota Pontianak tergolong pada dua yaitu baik sekali sebesar 76,5% dan baik
sebesar 23.5%.
a. Persamaan
penelitian yang dilakukan oleh Eka Supriatna sama-sama melakukan penelitian kuantitatif
dan judul yang sama yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
b. Perbedaan
perbedaan dalam penelitian ini adalah penelitian yang di lakukan oleh Eka Supriatna
meneliti di SMAN sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah di SMP.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ulul Khakim dalam jurnal Pendidikan Teori, Penelitian,
Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 bulan september tahun 2016 halaman 1730-1734 dengan
judul pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran oleh guru kelas 1 sekolah dasar.
Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa guru kelas 1 telah melaksanakan membuka
a. Persamaan
Penelitian yang dilakukan oleh Ulul Khakim sama-sama melakukan penelitian tentang
b. Perbedaan
Penelitian yang dilakukan oleh Ulul khakim melakukan penelitian di sekolah dasar kelas 1
sedangkan penelitian yang akan dilakukan penelitian di SMP Negeri Se-kecamatan Lubai
Ulu.
C. Kerangka Konseptual
Bertitik tolak dari perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka aspek yang diteliti dalam
penelitian ini secara sistematis dapat dilihat pada bagan 1 berikut ini.
Memberika
Menarik Menimbulkan n acuan Membuat Meninjau Mengevaluasi
perhatian motivasi kaitan kembali
METODOLOGI PENELITIAN
1. Keterampilan
Keterampilan guru merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Pada penelitian ini
keterampilan yang di teliti adalah Keterampilan Membuka dan menutup Pelajaran Oleh Guru di
SMP Negeri Se-Kecamatan Lubai Ulu. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan
guru adalah keterampilan seseorang yang pekerjaannya mengajar di Keterampilan Membuka dan
2. Guru
Guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga iya mampu mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Pada penelitian ini yang diteliti adalah sluruh guru yang ada di SMP
Keterampilan membuka pelajaran ialah usaha guru mengkondisikan mental peserta didik
agar siap dalam menerima pelajaran. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah
kemampuan guru dalam mengakhiri kegiatan inti pelajaran”. Dalam penelitian ini yang diteliti
adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran di SMP Negeri Se-kecamatan Ulu.
22
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif, Menurut Martono
(2012:20), penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah “penelitian yang
mencadarkan karakteristik individu atau kelompok dan menuturkan dan menafsirkan data yang
berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang
Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudjana dan
ibrahim (2009:64), metode deskriptif adalah “penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian deskriptif mengambil
masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada
saat penelitian dilaksanakan, maka penelitian deskriptif dalam pendidikan lebih berfungsi untuk
pemecahan masalah praktis pendidikan dalam penelitian ini peneliti berusaha memotret peristiwa
dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
metode deskriptif yaitu, mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-
masalah topik sebagaimana adanya dan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek
atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara
Berdasarkan penjelasan yang ada diatas maka penelitian ini penelitian yang akan
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah
aktual dan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian
deskriptif yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan
membuka dan menutup pelajaran oleh guru di SMP Negeri se-kecamatan Lubai Ulu.
1. Populasi
Berdasarkan pengertian tersebut, populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri se-
kecamatan Lubai Ulu yang berjumlah 250 orang. Guru-guru tersebut tersebar di Sekolah
Menengah Pertama yang ada di SMP Negeri 1 Lubai Ulu, SMP Negeri 2 Lubai Ulu, SMP Negeri
3 Lubai Ulu, SMP Negeri 4 Lubai Ulu, SMP Negeri 5 Lubai Ulu.
2. Sampel
Dalam menentukan sampel pada penelitian deskriptif, perlu ditinjau terlebih dahulu
Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%, tergantung setidaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data dan
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh penelitian, untuk yang resikonya besar
tentu saja hasilnya akan lebih baik.
Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk keperluan penelitian ini
penulis mengambil sampel sebanyak 25% dari total populasi atau 100x250= 62 sampel.
Teknik pengumpulan data yang dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner. Menurut
Sudijono (2015:84) “ kuesioner juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian
hasil belajar”. Teknik ini dilakukan untuk melihat keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket. Menurut Menurut
Sugiyono (2011:142) angket adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Kuesioner ini juga sering disebut sebagai angket di mana dalam kuesioner tersebut terdapat
beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak
Menurut Sugiyono (2010:93) Adapun dalam penghitungan angket digunakan skala Likert. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2011:93), skala
likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Data yang telah terkumpul melalui angket,
kemudian penulis olah kedalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban
dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut didasarkan
keterampilan guru secara keseluruhan. Menurut Sudijono (2011:43), perhitungan tahapan ini
F
P = X 100 %
N
Keterangan:
f = Frekuensi guru
persentase yang diadopsi dari Nurgiyantoro (2010:253). Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel
3.3 berikut.
Tabel 3.3. Skala Empat