• Hal ini juga terkait dengan data jumlah terbitan buku yang
ada di Indonesia, kurang dari 18.000 buku per tahun.
Sementara Jepang, 40.000 buku per tahun, India dengan
60.000 per tahun, dan Cina 140.000 buku per tahun.
Mengapa Budaya Menulis Bangsa ini Rendah? (1)
• Masih kuatnya mentalitas tradisi budaya lisan, yang bahkan kini
lebih diperparah lagi dengan hadirnya “kelisanan tahap dua atau
lanjut”, yang terutama berbasiskan visual-digital.
• Ada kecenderungan pergeseran sistem kebudayaan modern
dengan arus utama yang semakin pragmatis-teknis-
instrumentalis, reduksionis, instan, bahkan cepat (bukannya
esensialis-eksistensialis), dengan prinsip efektivitas dan efisiensi,
demi mengejar segala hal. Segala sesuatu yang tak efektif dan
efisien akan dianggap tak bermakna dan ditinggalkan. Misalnya,
pelajaran mengarang sudah tak ada lagi. Pendidik bahasa tak lagi
mengajari menulis, melainkan lebih asyik jualan to be dan ejaan.
Mengapa Budaya Menulis Bangsa ini Rendah? (2)